You are on page 1of 18

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pendidikan Islam

1. Pengertian Model Pendidikan Islam

Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:296)

adalah rencana, cara, representasi atau deskripsi yang menjelaskan

suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa

penyederhanaan atau idealisasi.

Menurut Bukharu Umar (2007: 26) pendidikan adalah bimbingan

secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju kepribadian

yang lebih baik pada hakikatnya mengarah kepada pembentukan

manusia yang ideal. Manusia yang ideal adalah manusia yang

sempurna akhlaknya, yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan

nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlak yang baik.

Sedangkan menurut Asy-Syabany (2001:526)

Pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong

serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-

nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pibadi

yang ideal, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun

perbuatan.

5
Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
6

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model

pendidikan Islam adalah bentuk atau cara yang dilakukan pendidik

terhadap peserta didik untuk mengajak peserta didik agar menjadi

peserta didik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam bentuk

kajian atau pelatihan.

2. Manfaat Model Pendidikan Islam

Adapun manfaat Model Pendidikan Islam

(https://karwapi.wordpress.com) yaitu :

a. Meningkatkan pengetahuan Peserta didik dalam bidang keagamaan

b. Mempermudah peserta didik untuk mendapatkan ilmu agama Islam

c. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik.

B. Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2009:287) yang dimaksud dengan

ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan di luar jam

pelajaran biasa, kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-

sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-

sekolah yang masuk sore. Bahkan ada beberapa sekolah yang

menyelenggarakan hari khusus dalam menyelenggarakanekstrakurikuler

misalnya hari Jum’at atau Sabtu selama sehari penuh tidak adak

kegiatan pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk

mengmbangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
7

sekelompok siswa, misalnya pelatihan qiroatul Qur’an, pelatihan seni

musik marawis, pelatihan dakwah, dan sebagainya.

Sedangkan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

memberikan pengertian bahwa kegiatan Ekstrakurikuler adalah

“Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,

dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah agar lebih memperkaya

dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah

dipelajari dalam berbagai mata pelajaran dalam kurikulum” (Kurikulum

SMK 2011, Depdikbud:6)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka untuk menunjang

realisasi kurikulum agar dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan

kemampuan peserta didik dalam menghayati apa yang telah dipelajari

dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler

Tujuan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan

Menengah (2011 : 24) meliputi :

a. Kegiatan tersebut harus dapat meningkatkan kemampuan siswa

beraspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Kegiatan tersebut harus dapat mengembangkan bakat dan minat

siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal dan membedakan hubungan antara satu

mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
8

Adapun ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler ialah berupa

kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung

program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi dan minatnya

serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan

program kokurikuler (Suryosubroto, 2009: 228)

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler diharapkan mampu mengembangkan minat dan bakat

siswa dan dapat meningkatkan beberapa aspek meliputi aspek kognitf,

afektif, dan psikomotorik.

3. Asas Pelaksanaan Ekstrakurikuler

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Kurikulum

SMK 2011, Depdikbud :7)

a. Harus dapat meningkatkan pengayaan pengetahuan siswa, baik ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik.

b. Memberikan tempat serta mendorong penyaluran bakat dan minat

siswa, sehingga siswa akan terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan

yang positif.

c. Ada perencanaan, persiapan dan pembiayaan yang telah

diperhitungkan sehingga program ekstrakurikuler dapat mencapai

tujuan.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
9

4. Jenis Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien (Suryosubroto, 2009: 228) kegiatan

ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan

periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus seperti

kajian rutin keislaman, tadarus rutin Al-Qur’an, kultum siswa dan

sebagainya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik

adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu

saja, seperti: penerimaan anggota baru rohis, pelatihan blog dakwah,

reorganisasi rohani Islam, peringatan hari besar Islam (PHBI).

Ekstrakurikuler yang ada di sekolah tidak selalu ada disetiap sekolah.

Hal ini menjadi kearifan lokal sekolah menyelenggarakan

ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler yang ada di sekolah terdapat beberapa macam

ekstrakurikuler antara lain :

a. Rohani Islam (Rohis)

b. Palang Merah Remaja (PMR)

c. Hisbul Wathan/Pramuka

d. Tapak Suci/Bela Diri

5. Rohani Islam

Keberadaan Rohani Islam di sekolah yang tergabung dalam jenis

ekstrakurikuler keagamaan menjadi aktualisasi dan ekspresi bebas

kepada siswa yang minat dan berpotensi dibidang keagamaan. Rohani

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
10

Islam menjadi ajang aktualisasi siswa untuk memperdalam dan

mengembangkan wawasan keIslaman di sekolah.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2003 :960)

Rohani Islam terdiri dari dua kata yaitu : “Rohani” dan “Islam”.

Masing-masing kata mempunyai makna sebagai berikut :

a. Kata Rohis mempunyai beberapa pengertian yaitu :

1) Jiwa, anugerah yang berfungsi menghidupkan, menambahkan

dan membiakan. Sangat erat kaitannya dengan akal yang

mengandung unsur berfikir, mempertimbangkan dan

mengingatkan serta menduduki tingkat tertinggi dalam diri

manusia.

2) Hati, secara bahasa bermakna bolak balik. Hati merupakan

unsur yang mengandung rasa, keinginan, kehendak dan sifat yan

baik seperti : pengasih, penyayang, pemaaf, lemah lembut dan

sebagainya. Hati juga mengandung unsur benci, dengki,

cemburu, sedih dan semacamnya.

3) Nafsu, unsur halus yang mengandung kemauan suka dan hasrat

baik untuk sesuatu yang terpuji maupun yang tercela. Nafsu

dibagi menjadi tiga yaitu nafsu muthmainnah (nafsu yang

tenang), nafsu lawwamah (nafsu yang mengkritik dosa sendiri),

dan nafsu amarah.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
11

4) Gabungan dari unsur-unsur yang abstrak (ghaib), yang

mencerminkan sikap mental seseorang yang berdampak pada

perilaku positif maupun perilaku negatif.

b. Islam berasal dari bahasa arab Salima dan Aslama yang artinya

selamat, patuh, tunduk, dan berserah diri kepada Allah SWT.

Sedangkan menurut istilah, Islam adalah agama yang diwahyukan

Allah SWT, kepada Nabi Muhammad saw untuk menjadi panduan

hidup bagi umat manusia, agar bahagia, sejahtera dunia dan akhirat.

(Depdikbud, 2003 :960)

Sedangkan menurut Muhammad Quth bahwa Rohani adalah pusat

eksistensi manusia dan menjadi titik perhatian pandangan Islam.

Rohani adalah landasan, tempat sandaran eksistensi itu seluruhnya

serta dengan rohani itulah seluruh alam ini saling berhubungan. Ia

merupakan pemelihara kehidupan manusia dan ia merupakan

penuntun pada kebenaran. (Muhammad Quth, 2003 : 56)

Sementara Islam adalah agama tauhid yaitu agama Allah SWT

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang mengajarkan

keimanan bahwa tidak ada ilah (tuhan yang berhak di sembah)

selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, itulah

syari’at yang di ajarkannya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Rohani

Islam adalah kegiatan pendidikan, pembinaan dan pengembangan

potensi peserta didik muslim agar menjadi insan yang beriman dan

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
12

bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab sebagaimana dijelaskan pada tujuan pendidikan

nasional.

6. Fungsi Rohani Islam

Menurut (Kementrian Agama, 2015 : 11) kegiatan rohani Islam

berfungsi sebagai wadah untuk memperdalam pengetahuan ajaran-

ajaran Islam serta sebagai sarana untuk mengaktualisasikan ajaran-

ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Agar pelajaran agama

Islam tidak hanya sampai pada kognitif saja melainkan lebih dari itu

yaitu samapai afektif dan psikomotorik yang ditandai dengan praktek-

praktek keagamaan seperti : sholat, puasa, zakat dan lain sebagainya

yang dilakukan oleh para pelajar sesuai dengan pengalaman belajar

yang telah mereka dapatkan.

Allah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah : 148

   


     
       

          

 
Artinya :
“dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan
dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah maha kuasa atas
segala sesuatu”.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
13

7. Prinsip dasar Pengembangan Rohis

Dalam menyelenggarakan Rohis di sekolah seyogyanya memperhatikan

prinsip-prinsip dasar (Kementrian Agama, 2015 : 11) yaitu :

a. Prinsip keyakinan/aqidah (ideologis) merupakan kualitas orang

muslim terhadap kebenaran agamanya.

b. Prinsip pengetahuan (intelektual) merupakan perwujudan tingkat

pemahaman seorang muslim terhadap ajaran agamanya.

c. Prinsip peribadatan (ritualistik) merupakan perwujudan tingkat

kepatuhan manusia dalam menjalankan perintah atau amaliah

ritual.

d. Prinsip penghayatan (exsperiensial)merupakan perwujudan tingkat

penghayatan yang mendalam dalam melaksanakan perintah agama.

e. Prinsip pengalaman (konsekuensial) merupakan cerminan dan

keyakinan (dimensi ideologis), dan kepatuhan menjalankan

perintah (dimensi ritualistik).

f. Prinsip pembiasaan (habitualistik) merupakan perwujudan tingkat

pembiasaan diri di dalam mengamalkan ajaran agama secara

komitmen, konsekuen, dan kontinyu.

g. Prinsip keteladanan (providing model) merupakan perwujudan dari

contoh keteladanan dalam mengamalkan ajaran agama baik

perkataan, sikap dan perbuatan secara komperhensif (syumuliyah).

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
14

h. Prinsip saling menghargai dan menghormati keberagamaan

(tolerance) merupakan perwujudan seorang muslim sebagai

makhluk sosial.

Rohis sebagai bagian dari kegiatan pengembangan diri, harusnya

memperhatikan prinsip dasar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas,

juga memperhatikan bentuk-bentuk kegiatannya memenuhi

ketercapaian kompetensi sebagai berikut (Kementrian Agama, 2015:

13)

a. Memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang

mantap.

b. Memiliki pengetahuan dan wawasan keagamaan yang luas

c. Memilki kesadaran beribadah yang baik.

d. Memilki akhlak yang mulia.

e. Memilki kesadaran untuk berorganisasi.

f. Memilki kemampuan untuk mengirganisir tugas sehari-hari.

g. Memilki ketrampilan berbahasa yang santun.

h. Memilki kesadaran menaati peraturan.

i. Memilki sifat toleran, humanis dan demokratis.

j. Memilki ketrampilan pengelolaan diri.

8. Tujuan Rohani Islam

Tujuan bimbingan Islam secara garis besar menurut Aunur Rahim Fiqih

(2011: 38), di bagi menjadi dua yaitu tujan secara umum dan tujuan

secara khusus, yaitu sebagai berikut :

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
15

a. Tujuan Umum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagian di dunia dan di akherat.

b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2) Membantu individu menghadapi masalah yang di hadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik menjadi lebih baik.

Sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan

orang lain

C. Kader Mubaligh Muhammadiyah

1. Pengertian Kader

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2007 : 488 ) kader merupakan

“orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam

pemerintahan, partai, dsb”.

Dari pengertian kader diatas dapat disimpulkan bahwa kader adalah

seseorang yang berperan penting dan dapat diharapkan dalam suatu

organisasi untuk memajukan atau mengembangkan sayap organisasi.

Kader adalah termasuk orang-orang yang dibutuhkan dalam

menjalankan suatu organisasi. Maka sebelum seseorang menjadi kader

terlebih dahulu mereka dibekali ilmu dengan metode atau model yang

variatif.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
16

2. Mubaligh Muhammadiyah

Mubaligh berasal dari kata balagho menjadi ism Fa’il yaitu Mubaligho

yang artinya menyampai atau orang yang menyampaikan. Mubaligh

adalah pembawa ilmu yang berkewajiban menyampaikan semua ilmu

yang dimiliki.

Menurut Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi (2006: 21- 22), mubaligh

adalah seorang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan

serta perbuatan yang dilakukan baik secara individu atau lewat

organisasi maupun lembaga.

Sedangkan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang besar di

Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad

saw, sehingga Muhammadiyah dikenal sebagai orang-orang yang

menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Mubaligh

Muhammadiyah adalah seorang yang aktif di organisasi

Muhammadiyah yang menyeru kepada kebaikan dan

meninggalkankemungkaran.

Dalam Qs. Al-imran :104 Allah SWT berfirman :

        

 
           

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
17

Artinya :

“Dan hendaklah di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada


kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.

Siapa yang memilki kemampuan (dengan ilmu dan amal) dalam

menyeru pada kebajikan dan yang ma’ruf, maka ayat tersebut menjadi

dasar dalam melanjutkan dakwah (kerisalahan para Nabi dan Rosul).

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mubaligh wajib

menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

3. Syarat dan ciri Mubaligh Muhammadiyah

Menurut Faizah dan Lalu Muchsin (2006 : 91) syarat Mubaligh

Muhammadiyah yaitu sesuai dengan ketauladanan Nabi dalam

berdakwah, dan syarat itu merupakan sifat wajib bagi Nabi dan Rosull

yaitu :

a. Memiliki sifat shiddiq yang artinya benar. Benar perkataannya,

benar pemikirannya, dan benar tingkah lakunya menurut Allah dan

Rosul-Nya.

b. Memilki sifat amanah yang artinya terpercaya. Tugas mubaligh

benar-benar di aplikasikan dalam keseharian dan tanggung jawab

segala tindak-tanduknya dimata Allah dan masyarakat luas.

c. Memilki sifat tabligh yang artinya menyampaikan (tidak

menyembunyikan yang hak). Seorang mubaligh hendaknya mampu

menyampaikan yang haq (benar) dan yang bathil (rusak atau salah),

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
18

dan tidak luntur dalam kondisi apapun yang terpenting mampu

membawa pencerahan bagi umat.

d. Memilki sifat fatonah yang artinya cerdas dan tidak jumud (beku)

dalam pemahaman. Seorang mubaligh hendaknya cerdas dalam

melihat dan memahami problematika (permasalahan) yang terjadi

di tengah-tengah umat.

Sedangkan ciri Mubaligh Muhammadiyah menrut Lalu

Muchsin dan Faizah (2006 : 99) meliputi :

a. Memahami perinip Islam yang sebenar-benarnya

b. Menghargai perbedaan dalam pemahaman yang diyakini oleh

sebagian umat.

c. Lebih mengedepankan Uswatun Khasanah (ketauladanan yang

baik) dalam berbagai hal ketika seruan tidak di indahkan maka

mubaligh tidak memaksakan kehendaknya agar Mad’u atau

umat yang hendak diluruskan (dimurnikan) untuk

mengikutinya.

d. Tidak kenal menyerah dalam mencerahkan umat.

e. Senantiasa belajar dan terus belajar memahami Islam yang

sebenar-benarnya agar Islam rohmatan lil alamin (Islam

membagi rahmat bagi alam semesta), dapat terwujud dengan

mempelajari terus menerus Al Qur’an dan As Sunnah dan tidak

taqlid (fanatik buta).

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
19

4. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitiam berjudul Model Pendidikan Islam dalam Ekstrakurikuler

Rohani Islam Untuk Membentuk Kade Mubaligh Muhammadiyah di

SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang Tahun Ajaran 2015/2016 tidak

hanya di ambil dari sumber-sumber buku, akan tetapi ada yang

mengambil dari sumber-sumber penelitian terdahulu sebagai sumber

rujukan. Sumber rujukan itu berupa hasil pebelitian yang di sebut

Skripsi. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti ambil

rujukannya yaitu :

a. Skripsi Havidz Cahya Pratama (1006010010, UMP) Tahun 2014

yang berjudul efektifitas mengikuti ekstrakurikuler rohani Islam

terhadap prestasi belajar siswa tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrakurikuler rohani

Islam terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMK N I Purwokerto.

Subjek dalam penelitian ini dalah pengurus Rohis SMK N I

Purwokerto yang berjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data

menggunakan angket untuk mengukur seberapa efektif mengikuti

ekstrakurikuler rohani Islam terhadap prestasi belajar. Wawancara

untuk mengetahui keterangan atau pendapatnya mengenai

ekstrakurikulerRohani Islam terhadap prestasi belajar, dan

dokumentasi untuk mengambil data nilai Raport prestasi belajar

pada semester genap pada pengurus rohani Islam.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
20

Perhitungan analisis data uji prasyarat menggunakan uji validitas,

relibilitas, serta uju hipotesis dengan uji-t sampel dan analisis

regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mengikuti

ekstrakurikuler rohani Islam di dapat nilai uji-t sampel 9,564<harga

tabel 1,691. Dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di dapat nilai uji-t sampel 6,153> harga t tabel 1,691.

Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dari jenis judul yaitu

mengenai Ekstrakurikuler Rohani Islam. Akan tetapi ada beberapa

perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian peneliti , yaitu

dari jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, subjek

penelitian dan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner.

Sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan

dokumentasi, observasi dan wawancara.

b. Sripsi Muhammad Saeful Khaq (UMP :2015) dengan judul

Efektifitas pengkaderan Taruna Melati I Ikatan Pelajar

Muammadiyah Cabang Patikraja dalam membentuk karakter siswa

(Studi kasus MTs Muhammadiyah Patikraja).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengkaderan

Taruna Melati I Ikatan Pelajar Muhammadiyah Cabang Patikraja

efektif dalam membentuk karakter siswa. Adapun subjek penelitian

ini adalah siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Patikraja sebagai

sumber untuk mendapatkan data secara langsung melalui metode

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
21

pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi,

wawancara, dokumentasi, dan angket. Sedangkan untuk analisis

datanya menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dengan

menggunakan metode pengumpulan data triangulasi yang bersifat

deduktif kualitatif dengan langkah analisis reduksi data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan : siswa yang mengikuti Taruna

Melati I Ikatan Pelajar Muhammadiyah Patikraja mengalami

peningkatan sikap dan karakternya setelah mendapatkan materi

tentang aqidah Islam, ibadah remaja muslim, kemuhamadiyahan,

ke –IPM an, keorganisasian dan akhlak. Dibuktikan dari

peningkatan 35 siswa yang shalat 5 waktu sehari meningkat

menjadi 60 siswa, dari 42 siswa yang hormat dan patuh kepada

orang tua dan guru meningkat menjadi 67 siswa, dari 51 siswa yang

disiplin dan bertanggung jawab meningkat menjadi 54 siswa, dari

30 siswa yang bersikap jujur meningkat menjadi 32 siswa, dari 20

siswa yang memilki sifat percaya diri meningkat menjadi 53 siswa,

dari 30 siswa yang memiliki kemandirian meningkat menjadi 56

siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu sama-sama jenis deskriptif kualitatif. Sedangkan

perbedaannya yaitu dari segi subjek penelitian dan metode

pengumpulan datanya. Pengumpulan data dalam penelitian ini

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016
22

menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan angket.

Sedangak peneliti hanya menggunakan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi.

Model Pendidikan Islam..., Titin Prihatiningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

You might also like