You are on page 1of 32

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT AMBULANCE / TRANSPORTASI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat. Taufiq dan Hidayah
Nya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga buku Pedoman Pelayanan Ambulans
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang.
Dalam Pedoman ini diuraikan tentang pengertian dan tata laksana dalam memberikan
pelayanan Ambulans di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang.
Tidak lupa pula kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Ambulans Rumah Sakit
Umum ‘Aisyiyah Padang .

Padang

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
KEPUTUSAN DIREKTUR.....................................................................................................4
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PADANG.......................................................................4
DI RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PADANG......................................................................4
BAB 1.................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 7
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................7
B. TUJUAN PEDOMAN :................................................................................................. 7
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN...................................................................................7
D. BATASAN OPERASIONAL........................................................................................... 8
E. LANDASAN HUKUM...................................................................................................8
BAB II.................................................................................................................................... 9
STANDAR KETENAGAAN.......................................................................................................9
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA......................................................................9
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN......................................................................................... 9
C. PENGATURAN JAGA.................................................................................................. 9
BAB III................................................................................................................................. 10
STANDAR FASILITAS............................................................................................................10
A. DENAH RUANGAN...................................................................................................10
B. STANDAR FASILITAS ( GAMBARAN MOBIL )............................................................10
BAB IV................................................................................................................................. 14
TATA LAKSANA PELAYANAN...............................................................................................14
A. Tatalaksana Penggunan Ambulans Pasien Rawat Inap............................................14
B. Tatalaksana Penggunaan Ambulans Bagi Pasien di Luar Rumah Sakit Umum
‘Aisyiyah Padang.......................................................................................................14
C. Persyaratan Transportasi Pasien dengan Ambulans................................................14
D. Pemeliharaan Fasilitas Ambulans / Transportasi.....................................................15
BAB V..................................................................................................................................17
LOGISTIK.............................................................................................................................17
BAB VI.................................................................................................................................19
KESELAMATAN PASIEN.......................................................................................................19
BAB VII................................................................................................................................22
KESELAMATAN KERJA.........................................................................................................22
BAB VIII...............................................................................................................................26
PENGENDALIAN MUTU...................................................................................................... 26
BAB IX................................................................................................................................. 32
PENUTUP............................................................................................................................ 32
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PADANG

NOMOR :

Tentang :
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN AMBULANCE / TRANSPORTASI
DI RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PADANG

Bismillahirrahmanirrahiim

Direktur Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang, setelah :


Menimbang a. Bahwa untuk mewujudkan pengelolaan transportasi kendaraan
Rumah Rakit diperlukan sistem transportasi yang
komprehensif, efisien dan efektif maka perlu dibuat
pengaturan pelayanan kendaraan di Bagian Umum
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang
b. Bahwa sehubungan dengan butir ( 1 ) di atas, perlu
ditetapkan Pedoman Pelayanan Ambulance dengan
Mengingat melalui Surat Keputusan Direktur.
1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI No. 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah
4. Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang
Standar Akreditasi Rumah Sakit
5. SK PWA Sumatera Barat Nomor: 2510/SK-PWA/A/2021 tanggal 15
April 2021 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum
‘Aisyiyah Padang
6. Keputusan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Barat N0. 271/SK-
PWA/A/XI/2021 tentang Struktur Organisasi RSU ‘Aisyiyah Padang

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEMBERLAKUAN REVISI PEDOMAN PELAYANAN UNIT AMBULANCE


RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PADANG

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:


a. Ambulance adalah kendaraan atau unit transportasi medis yang dilengkapi dengan
peralatan medis untuk mengangkut, menangani pasien gawat darurat, memberikan
pertolongan pertama dan melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan
menuju rumah sakit rujukan.
b. Transportasi adalah kendaraan atau unit transportasi baik kendaraan ambulance
maupun kendaraan dinas.
c. Pelayanan Ambulance Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang adalah segala upaya yang
dilakukan untuk mengevakuasi pasien gawat darurat, yaitu evakuasi pasien yang tidak
mengalami ancaman jiwa dan korban dalam keadaan cukup baik/stabil/sudah
memungkinkan untuk dipindahkan.

Pasal 2
a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan ambulance kepada masyarakat secara
terus menerus selama 24 jam, 7 hari kerja.
b. Ambulance merupakan kendaraan roda empat dengan luas ruangan yang cukup
memadai untuk membawa pasien dalam keadaan berbaring beserta petugas medis
dan dapat melakukan tindakan medis yang diperlukan.

Pasal 3
a. Ambulance dilengkapi peralatan untuk monitoring dan pelayanan Bantuan Hidup
Dasar.
b. Ambulance harus memiliki penampilan dan dilakukan pemeliharaan yang baik karena
merupakan media promosi rumah sakit.
c. Pemeliharaan kendaraan dikelola oleh bagian rumah tangga.

Pasal 4
a. Pengangkutan pasien dari satu fasilitas pelayanan medik ke tempat lain untuk rujukan
atau melakukan pemeriksaan penunjang.
b. Untuk menjemput pasien dari suatu tempat ke Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang
c. Sasaran Untuk meningkatkam pelayanan dalam keamanan dan kenyamanan saat
melakukan transfer pasien, baik keluar rumah sakit ataupun kedalam rumah sakit
Pasal 5
a. Seluruh tindakan medis yang dilakukan di ambulance harus dilakukan pencatatan pada
berkas rekam medis pasien.
Pasal 6
a. Seluruh kegiatan ambulance dilakuan kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
secara rutin dan merupakan bagian dari pelaporan IGD
b. Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Padang


Pada tanggal : 20 Muharram 1445 H
07Agustus 2023 M

Tembusan :
1. Unit Terkait
2. Arsip
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan kegiatan pemindahan penumpang atau barang
dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan
(movement). Transportasi sangat memegang peranan penting dalam
pengembangan suatu Rumah Sakit. Proses transfer pasien dari atau ke rumah sakit
membutuhkan pelayanan transportasi khusus. Kendaraan yang dirancang khusus
untuk pengangkutan orang sakit dikenal dengan ambulans. Ambulans dapat berupa
kendaraan apa saja yang di dalamnya dirancang untuk pelayanan pasien selama
dalam perjalanan.
Di rumah sakit pelayanan transportasi, baik penggunaan transportasi
pasien, jenazah, dan operasional rumah sakit diseluruh unit terkait, dalam
melakukan tugas pengantaran maupun penjemputan masih terdapat kendala dan
belum sempurna. Namun usaha-usaha tetap dilakukan untuk menciptakan
transportasi rumah sakit yang baik, transportasi yang komprehensif, efisien dan
efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan pelayanan yang
berada di RSU ‘Aisyiyah Padang.

B. TUJUAN PEDOMAN :
1. Tujuan Umum
Pedoman pelayanan unit kendaraan ini bertujuan untuk menjadikan pelayanan
di bidang transportasi rumah sakit dapat berjalan optimal, efektif dan efisien
baik bagi pengemudi maupun semua pihak yang dilayani.
2. Tujuan Khusus
a. Supaya rumah sakit memiliki sistem pelayanan transportasi yang efektif dan
efisien.
b. Terciptanya budaya disiplin.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Mengantar pasien yang dirujuk dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain yang
dituju.
2. Menjemput pasien yang membutuhkan transportasi ke Rumah Sakit untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Mengantar pasien dari Rumah sakit ke rumah pasien.
4. Mengantar pasien rawat inap yang memerlukan transportasi ke luar Rumah
sakit dengan tujuan untuk pemeriksaan penunjang, tindakan medis.
5. Pelayanan Ambulance Kesehatan Masyarakat untuk kegiatan sosial.
6. Pelayanan m obil j enasah.
7. Melayani permintaan transportasi untuk seluruh kebutuhan rumah sakit.
8. Ketersediaan Pelayanan Ambulans.
9. Penyedia / Pendamping Pelayanan Ambulans.
10. Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulans Rumah Sakit.
11. Tidak Ada Kecelakaan Ambulans yang Menimbulkan Kecacatan / Kematian.
12. Kepuasan Pelanggan.

D. BATASAN OPERASIONAL
Bagian kendaraan adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan transportasi pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain yang di tuju, dari
rumah pasien ke rumah sakit, dari Rumah Sakit ke rumah pasien dan pelayanan
kegiatan sosial kesehatan masyarakat dengan cara aman selain itu memberikan
pelayanan bagi transportasi jenazah maupun kebutuhan transportasi rumah sakit

E. LANDASAN HUKUM
a. Undang - undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas
c. PP no 44 tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi
d. Undang - undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
e. Undang undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
f. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
g. Keputusan Menkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tantang Standar
Pelayanan Minimal RS (SPMRS)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


pengemudi yang baik adalah pengemudi yang memiliki tidak hanya kemampuan
teknis mengendarai dan pengetahuan berlalu-lintas tetapi juga kepribadian dan attitude
yang baik, apalagi pengemudi yang mengemudikan kendaraan khusus seperti
ambulance. Pengemudi yang ideal adalah yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki
kecakapan dalam mengemudikan kendaraannya, mengemudikan kendaraannya dengan
tenang, memahami rambu-rambu lalu lintas, dan tentu saja berkepribadian baik
sehingga bisa melayani dan menghargai penumpangnya.
berikut adalah jenis tenaga dan kemampuan dari setiap staf yang ada di bagian
kendaraan RSU ‘Aisyiyah Padang.

No Jenis Tenaga Pendidikan formal sertifikasi Jumlah


1. Kepala bagian S2 1
2. Kepala Subbag S1 1
3 Penanggung jawab SLTA 1
4 Pengemudi SLTA 3

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Jadwal dinas Jenis tenaga Jml Keterangan


Dinas pagi Kepala bagian 1
Kepala bagian Umum & Adm

Kepala sub bag. 1 Kepala sub bag. RT


Pengemudi 1 Petugas yang standby di pos
kendaraan
Dinas sore pengemudi 1

Dinas malam pengemudi 1

C. PENGATURAN JAGA

Jadwal Dinas Waktu


Dinas Pagi Pkl. 07.00 - 14.00 WIB
Dinas sore Pkl. 14.00 - 22.00 WIB
Dinas malam Pkl. 22.00 - 07.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR FASILITAS ( GAMBARAN MOBIL )


1. SPESIFIKASI MOBIL :
a. Ambulance Kegawat Daruratan ( Khusus menangani kedaruratan )
Yaitu pengangkutan pasien gawat darurat yang sudah distabilkan ke tempat
tindakan definitive / distabilkan rumah sakit
Nomer polisi W 7118 NA
Merk/type TOYOTA/ HIA CE
Jenis : Mobil penumpang
Model AMBULABCE
Tahun pembuatan/CC 2021/2494
Tahun perakitan
Isi silinder
Warna PUTIH
Nomer rangka JTFSS22P8MO193696
Nomer mesin 2KDB067459
NIK 8120214042225
Warba Tnkb : HITAM
Bahan Bakar SOLAR
No Bpkb Q-06715783
Ed no pol : 2026
b. Ambulance Transport ( Pengantaran dan Jemput pasien)
Yaitu untuk pengangkutan pasien yang tidak memerlukan perawatan khusus /
tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan
timbul kegawatan selama dalam perjalanan
Nama Polisi W 1527 TF
Merk/Type SUZUKI / GC415V APV DLX
Jenis Model MOBIL PENUMPANG / MINIBUS
Tahun Pembuatan 2011
Tahun Perakitan 2011
Isi Silinder 01493 CC
Warna ABU - ABU METALIK
Nomer rangka MHYGDN42VBJ956980
Nomer mesin GL5AID230906
Warna TNKB HITAM
Bahan bakar BENSIN
No BPKB —
ED No Pol 07 OKTOBER 2021

c. Kendaraan Dinas ( Pengantaran dan Jemput Perjalanan Dinas Staf )


Yaitu untuk perjalanan dinas staf rumah sakit baik didalam ataupun diluar kota.
Nama Polisi W 1480 YW
Merk/Type SUZUKI / AVI414F DX (4X2) MT
Jenis Model PENUMPANG 2017 2017 01373 CC
Tahun Pembuatan
Tahun Perakitan
Isi Silinder
Warna ABU - ABU METALIK
Nomer rangka MHYKZE81SHJ328799
Nomer mesin K14BT1269333
Warna TNKB HITAM
Bahan bakar BENSIN
No BPKB N04338436
ED No Pol 12 FEBRUARI 2023

d. Kendaraan Dinas ( Pengantaran dan Jemput Perjalanan Dinas Staf )


Yaitu untuk perjalanan dinas staf rumah sakit baik didalam ataupun diluar
kota.
W 1408 XB
Nomer polisi
TOYOTA/KIJANG INOVA 2.4 G MT
Merk/type Jenis
MOBIL PENUMPANG
model
MINI BUS
Tahun pembuatan/ 2021/2393
Tahun perakitan Isi silinder SILVER METALIC MHFJB3EMOM1083071 2GDC830299
Warna 8120214042225 HITAM
Nomer rangka SOLAR Q-06715780 2026
Nomer mesin
NIK SPESIFIKASI DAFTAR OBAT DAN ALAT
Warba Tnkb EMERGENCY KIT
Bahan Bakar
Yaitu Obat dan alat yang tersedia didalam
No Bpkb
kendaraan Ambulance Kegawat Daruratan.
Ed no pol
Ketersediaan dan Pemeliharaan Obat dan Alkes di
Ambulance kegawatan menjadi tanggung jawab
Instalasi Gawat Darurat. Obat

DAFTAR OBAT DAN ALKES TROLLEY EMERGENCY


IGD

NO NAMA OBAT / ALKES SATUAN JUMLAH EXP DATE


1 Nifedipin tab Tablet 4
2 Cortidex inj Ampul 3
3 Diphenhydramin HCI inj Ampul 2
4 Infus RL Botol 1
5 Infus D 5 % Botol 1
6 Infus NaCI 0.9 500 ml Botol 1
7 Spuit 1 cc Biji 2
8 Spuit 3 cc Biji 2
9 Spuit 5 cc Biji 2
10 Spuit 10 cc Biji 2
11 IV Cateter uk 18 Biji 1
12 IV Cateter uk 20 Biji 1
13 IV Cateter uk 22 Biji 1
14 IV Cateter uk 24 Biji 1
15 Neoflon uk 26 Biji s
16 Infus set Makro Piece 1
17 Infus set mikro Piece 1
18 Buret Set Piece 1
19 Ambu bag dewasa Piece 1
20 Ambu bag anak dan neo Piece 1
21 Jection risk anak Piece 1
22 Jection risk dewasa Piece 1
23 Mayo tube uk 000 Piece 1
24 Mayo tube uk 00 Piece 1
25 Mayo tube uk 0 Piece 1
26 Mayo tube uk 1 Piece 1
27 Mayo tube uk 2 Piece 1
28 Mayo tube uk 3 Piece 1
29 Mayo tube uk 4 Piece 1
30 Mayo tube uk 5 Piece 1
31 Suction cateter uk 6 Piece 1
32 Suction cateter uk 8 Piece 1
33 Suction cateter uk 10 Piece 1
34 Suction cateter uk 14 Piece 1
35 Suction cateter uk 16 Piece 1
36 Suction cateter uk 18 Piece 1
37 ETT 3 Piece 1
38 ETT 3.5 Piece 1
39 ETT 4 Piece 1
40 Masker reservoir dws Piece 1
41 Masker reservoir anak Piece 1
42 Masker O2 dws Piece 1
43 Masker O2 anak Piece 1
44 NGT uk 8 Piece 1
45 NGT uk 12 Piece 1
46 NGT uk 14 Piece 1
47 NGT uk 16 Piece 1
48 NGT uk 18 Piece 1
49 Aqua pro inj 10 ml Ampul 2
50 Alkohol Swab Biji 10
51 Leukomet IV film Biji 2
52 Tegaderm IV film Biji 2
53 Coverplast Biji 5
54 ISDN 5 MG / Farsorbid 5 mg Tablet 5
55 Ascardia tab Tablet 5
56 Oksigen Transport Tabung 2
57 AirPurifier Unit 1
58 Pasien Monitor Unit 1
59 Tensi Portable Unit 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Penggunan Ambulans Pasien Rawat Inap


1. Petugas ruangan memberikan informasi yang jelas kepada petugas receptionis dan
menyampaikan informasi membutuhan driver melalui group whatsapp PSC rumah sakit
(saat shift pagi, shift sore dan shift malam. Petugas receptionis langsung
menginformasikan kepada driver jaga untuk disambungkan ke ruangan yang order.
2. Bila driver satunya sedang tidak di tempat (sedang ada tugas ), maka petugas
receptionis langsung menghubungi koordinator driver untuk disambungkan ke ruangan
yang order.
3. Driver menghubungi petugas ruangan yang order untuk menanyakan informasikan
waktu keberangkatan, tujuan dan diagnose pasien (infeksius atau non infeksius).
4. Perawat ruangan menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa (bila di perlukan).
5. Selama kegiatan order tersebut diatas diperlukan perawat pendamping dari unit yang
merujuk.
6. Setelah pasien berada di IGD rumah sakit rujukan, kendaraan bisa melakukan
perjalanan pulang kembali.

B. Tatalaksana Penggunaan Ambulans Bagi Pasien di Luar Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah
Padang
1. Petugas Unit Gawat Darurat menerima permintaan ambulans dari keluarga pasien.
2. Perawat menanyakan kondisi dan kebutuhan pasien pada keluarga
3. Perawat menginformasikan kepada dokter jaga tentang kondisi pasien.
4. Perawat menginformasikan rencana penggunaan ambulans pada petugas receptionis
5. Petugas Receptionis menghubungi supir jaga untuk disambungkan dengan petugas
IGD
6. Supir menyiapkan fasilitas ambulans sesuai dengan kondisi pasien yang akan
dijemput.

C. Persyaratan Transportasi Pasien dengan Ambulans


1. Pasien sudah dalam kondisi baik yang stabil (sesuai dengan hasil pemeriksaan DPJP /
dokter penanggung jawab pelayanan).
2. Bila kondisi pasien sangat lemah dan terpasang alat bantu (ETT. Trakeostomi) dan lain-
lain harus tersedia monitor, suction, obat-obatan emergency dan harus didampingi
oleh dokter anastesi/dokter jaga.
3. Petugas medis / paramedis yang menyertai pasien harus duduk / mendampingi pasien.
4. Bila ada keluarga pasien yang ikut didalam ambulans diminta untuk duduk di bagian
depan / samping pengemudi.
5. Perawat / dokter harus memonitoring keadaan pasien selama dalam perjalanan sampai
ke tempat tujuan dengan mendokumentasikan hasil observasi yang sudah tersedia.
D. Pemeliharaan Fasilitas Ambulans / Transportasi
1. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas medis / BHP Medis di ambulans menjadi
tanggung jawab koordinator instalasi IGD.
2. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas non medis di ambulance / Transportasi
menjadi tanggungjawab Koordinator Ambulance / Transportasi.
3. Pembersihan mobil (bagian luar dan dalam) termasuk dekontaminasi menjadi
tanggung jawab unit ambulans / Transportasi (pengemudi yang sedang bertugas pada
shiftnya).
4. Perawatan dan pemeliharaan mobil dilakukan oleh petugas setiap shift.
5. Untuk kelengkapan alat tenun (laken, boven laken, selimut, bantal, dll) pada pasien
yang akan menggunakan ambulans harus disiapkan oleh perawat ruangan asal pasien
yang akan dirujuk.
6. Perawat ruangan yang akan membawa pasien dengan ambulans harus bertanggung
jawab atas penggunaan semua fasilitas medis / nonmedis yang ada di ambulans.
7. Bila ada kerusakan alat medis / non medis yang ada di ambulans setelah penggunaan
mobil ambulans harus segera dilaporkan ke koordinator IGD / PJ shift IGD yang
bertugas.
8. Bila ada kerusakan alat non medis yang ada dimobil setelah penggunaan mobil maka
petugas transportasi harus segera melaporkan ke Koordinator Transportasi
9. Setelah dilakukan pemeliharaan dan penggunaan mobil, petugas jaga
mendokumentasikan kegiatan ke dalam ceklist harian Transportasi.
10. Kepuasaan pasien terhadap pelayanan mobil selama proses transfer ditanyakan oleh
petugas yang melakukan transfer / perawat dan didokumentasikan di form transfer
eksternal
11. Setelah menggunakan lakukan pembersihan sesuai SPO.
E. SCREENING PETUGAS TERINFEKSI COVID 19
a. Skrining kepada petugas
Langkah-langkah yang dilakukan pada saat skrining adalah :
1) Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik
atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
• Semua petugas WAJIB menggunakan masker.
• Penilaian cepat (quick assessment COVID-19) :
a. Pengecekan suhu badan dengan menggunkan thermalgun
b. Melakukan pengisian kajian mandiri
2) Proses skrining tetap harus memperhatikan jarak antar individu > 1 meter.

3) Bila dari hasil skrining petugas Rumah Sakit dicurigai COVID-19 maka pasien/
pengunjung dan petugas Rumah Sakit tersebut diarahkan ke fasilitas triase
COVID-19.
4) Bila dari hasil skrining petugas Rumah Sakit tidak memenuhi kriteria kecurigaan
COVID-19, maka bisa langsung ke tempat yang ingin dituju.
5) Bila dari hasil skrining Petugas tidak memenuhi kriteria kecurigaan COVID-19
maka langsung diarahkan untuk lanjut ke triase IGD atau poliklinik rawat jalan
non COVID.
6) Bagi Petugas dalam keadaan gawat darurat yang tidak memungkinkan dilakukan
skrining, maka petugas tersebut dikelompokan ke dalam petugas suspek COVID-
19 sampai dapat dibuktikan hasilnya negatif.
7) Bangunan untuk tempat skrining dapat berupa bangunan sementara, bangunan
yang sudah ada, atau tenda sederhana. Untuk tempat skrining harus dipastikan
memiliki ventilasi alami yang memadai
8) Lokasi skrining :
• Pastikan lokasi sedekat mungkin dengan pintu masuk utama
Rumah Sakit guna memusatkan semua pintu masuk.
• Pastikan akses yang baik untuk petugas dengan keamanan
yang terjamin.
• Upayakan lokasi skrining cukup luas untuk menghindari antrian.
• Alur semua pasien, pengunjung dan petugas yang mengakses
bersifat satu arah.
BAB V
LOGISTIK

A. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN


Dalam menunjang transportasi pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain, atau
dari rumah pasien ke rumah sakit atau sebaliknya dengan pelayanan yang baik maka
diperlukan pengelolaan administrasi pelayanan Transportasi yang baik

B. PENYEDIAAN PERALATAN
Dalam penyediaan peralatan Transportasi di rumah sakit menggunakan
prosedur yang diterapkan di rumah sakit, yaitu melalui persetujuan Direktur dan
Kepala Bagian Umum dan Administrasi melalui bagian Tim Pengadaan / Kasubag RT
rumah sakit.

C. PEMELIHARAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR


1. Pemeliharaan kendaraan
Pemeliharaan kendaraan dimaksudkan untuk menjaga kondisi kendaraan baik
ambulance maupun mobil dinas rumah sakit dalam keadaan laik jalan dan siap
setiap saat dibutuhkan, maka dari itu diperlukan perawatan mobil rutin yang
meliputi
1.1 Pemeriksaan kondisi fisik Transportasi melalui pengecekan kesiapan
kendaraan dan kebersihan setiap kendaraan.
1.2 Ganti oli sesuai dengan pemakaian kendaraaan
1.3 Servis peralatan kendaraan baik servis rutin maupun servis yang
dikarenakan kerusakan kendaraan

2. Penyediaan bahan bakar


Pemeliharaan kendaraan meliputi juga pengisian bahan bakar kendaraan yang
dilakukan pengisian di tempat SPBU yang ditunjuk oleh rumah sakit maupun
SPBU lainnya.

3. Tata cara mengisian bahan bakar


2.1. Petugas kendaraan selalu mengecek pemakaian kendaraan termasuk
bahan bakar kendaraan, jika indikator BBM kendaraan sudah mencapai
setengah indikator, maka pengemudi ambulance wajib mengisikan bahan
bakar kendaraan ke SPBU yang telah ditunjuk / kerjasama dengan RSU
‘Aisyiyah Padang.
2.2. Petugas pengemudi ambulance minta Blangko pengisian BBM untuk
pengisian bahan bakar kendaraan ke petugas Bagian Umum dengan
membawa Blangko pengisian bahan bakar kendaraan yang telah terpakai
untuk diganti yang baru.
2.3. Jika dalam keadaan darurat atau ke luar kota yang melampaui perkiraan
pengisian bahan bakar, maka pengemudi ambulance mengajukan bon
sementara yang telah diketahui oleh Bagian Umum ke bagian kasir /
petugas administrasi, dan petugas kasir / administrasi memberikan uang
untuk pembelian bahan bakar kendaraan sesuai dengan bon sementara
untuk kebutuhan pengisian bahan bakar dan menandatangani penyerahan
uang.
2.4. Pengemudi transportasi melakukan pengisian di SPBU selama indikator
mencapai minimum (tidak mengganggu transportasi selama penggunaan
transportasi) untuk mendapatkan bahan bakar yang dibutuhkan dengan
meminta struk asli pembelian bahan bakar.
2.5. Pengemudi transportasi menyerahkan struk pembelian bahan bakar ke
bagian administrasi setelah mendapatkan persetujuan Bagian Umum.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem keselamatan pasien memiliki 6 sasaran,
yaitu ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir), peningkatan komunikasi
efektif (S-BAR), peningkatan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi
prosedur dan tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko
pasien jatuh (lihat gelang warna kuning pada pasien), adapun yang terdapat di
bagian kendaraan meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir, alamat)
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)
3. Pengendalian infeksi
4. Mengurangi resiko pasien jatuh

A. TUJUAN
Keselamatan pasien ini bertujuan antara lain
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja
yang aman, baik berupa materil maupun non material
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
4. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

B. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

B. PELAKSANAAN
Sistem keselamatan pasien
1. Ketepatan identifikasi pasien
Pasien yang akan menggunakan ambulance kegawatan darutan / transportasi
diidentifikasi terlebih dahulu menggunakan identitas pasien yang meliputi :
• Nama
• Tanggal lahir
• Alamat
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)
1.1. Petugas dari ruang perawatan / unit gawat darurat menginformasikan
permintaan penggunaan Ambulance kepada petugas transportsi melalui
telepon secara jelas
1.2. Petugas transportasi mencatat permintaan ambulance pada buku pesanan
dan mengklarifikasi kembali kepada bagian yang akan menggunakan
ambulance pada saat siap pengantaran atau penjemputan
1.3. Petugas kasir bangsal/ruang perawatan memberikan formulir permintaan
ambulance kepada keluarga pasien yang digunakan untuk pembayaran
administrasi ambulance dan diberikan kepada petugas ambulance untuk
pelayanan penggunaan ambulance sesuai tempat yang akan dituju
1.4. Petugas ambulance bersama perawat menyiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pengantaran atau penjemputan pasien
3. Pengendalian infeksi
3.1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja untuk mencegah infeksi silang
3.2. Pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan darah dan
cairan infeksi yang lain seperti masker, sarung tangan, googles dan apron
jika dibutuhkan
3.3. Pengelolaan jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan
3.4. Pembersihan ambulance setiap penggunaan pengantaran ataupun
penjemputan pasien
3.5. Pengelolaan limbah rumah sakit dan sanitasi ruangan

4. Mengurangi resiko pasien/jenasah jatuh


4.1. Rumah sakit menyediakan peralatan kesehatan yang dapat mengurangi
Resiko pasien/jenasah jatuh pada saat pemindahan pasien/ jenasah ke
dalam ambulance atau mobil jenasah, pada proses transfer maupun
pemindahan pasien/jenasah dari ambulance atau mobil jenasah
4.1.1. fasilitas Ambulance dan mobil jenasah yang sudah dilengkapi
dengan tempat untuk meletakan Brankar yang disebut dengan
Landasan. Landasan Brankar berfungsi untuk mempermudah
Brankar masuk dan keluar
4.1.2. Brankar dilengkapi dengan sabuk pengaman
4.2. Cara pemindahan pasien/ jenasah ke dalam maupun keluar
ambulance/mobil Jenasah yang tepat dan menghindari resiko pasien/
jenasah jatuh
Langkah langkah pelaksanaan Standard keselamatan pasien
1. Hak pasien
1.1. dalam penjemputan pasien atau pengantaran pasien terdapat dokter dan
atau pun perawat sesuai dengan keadaan pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
2.1. Memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap mengenai ambulance yang
digunakan dan biaya penggunaan ambulance
2.2. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
2.3. Memperlihatkan sikap mengormati dan tenggang rasa
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3.1. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh mencakup komunikasi antar
profesi kesehatan
4. Membangun budaya keselamatan pasien
5. Rumah sakit memimpin dan mendukung staf
6. Mengintegrasikan aktivitas pengolahan resiko dalam identifikasi pasien
7. Mengembangkan system pelaporan
8. Berbagi pengalaman dalam keselamatan pasien
9. Menerapkan solusi solusi untuk mencegah cidera
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah
satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini
yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:


a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan
kerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan


keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah
ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.

Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :


1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain

B. Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja.


Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
budayanya.
Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah
sebagaai berikut :
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan
sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari
kerja.
e. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan


terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai
akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk
teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.

C. Undang-undang Keselamatan Kerja


UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur
agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan
Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang
pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang
keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan
hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No.
14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga
negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak
menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa
tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UU Keselamatan Kerja dibatasi oleh adanya 3
unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang
harus dipenuhi adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.

UU Keselamatan Kerja bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-


undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil
yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UU
Keselamatan Kerja bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga
kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber
produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan
lancar.

D. Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan


Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation
Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan
kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para
pekerja.
d. Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm,
masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

• Alat-alat pelindung diri


Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar
terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari
resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan
ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang biasa dipakai
dalam melakukan dibagian kendaraan
a. Pakaian kerja digunakan setiap saat petugas bekerja
b. masker digunakan digunakan pada saat petugas membantu perawan atau
dokter atau petugas lain memasukkan pasie/ jenasah kedalam maupun
keluar kendaraan dan atau saat petugas kendaraan membantu
transportasi yang berhubungan dengan penyakit
c. sepatu boat digunakan saat petugas membersihkan kendaraan
d. sarung tangan (hand schoon) digunakan petugas ketika membantu
memindahkan pasien/jenasah kedalam maupun keluar kendaraan dan
selain itu juga digunakan petugas membersihkan kendaraan

• Program kebersihan tangan


kebersihan tangan sangat penting bagi petugas yang berada dibagian
kendaraan apalagi petugas berhubungan dengan pasien, jenasah maupun segala
sesuatu yang berada di lingkungan rumah sakit maka sangat penting bagi
petugas kendaraan untuk memperhatikan kebersihan tangan yang benar setiap
kali membantu pelayanan dibidang transportasi maupun setiap membersihkan
lingkungan kendaraan di rumah sakit maupun saat sebelum dan sesudah
membersihkan kendaraan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. INDIKATOR MUTU

Indikator KP Indikator Klinis Indikator management


Keterlambatan Pelayanan Ambulance /
Transportasi

1. Ketersediaan pelayanan ambulance / transportasi rumah sakit


Definisi operasional Cukup Jelas
Tujuan Tersedianya pelayanan ambulans jenazah yang dapat
diakses setiap waktu oleh pasien/ keluarga
Dimensi mutu Akses
Dasar pemikiran PMK no. 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan prasarana rumah sakit

Perdir No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Minimal Rumah Sakit Umum
Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam
satu bulan
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Formula pengukuran (Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance
dalam satu bulan dibagi Total waktu buka (dalam jam)
pelayanan ambulance dalam satu bulan)
Standar 24 jam
Metodologi Concurrent
pengumpulan data
Sumber data Formulir Moniting pelayanan ambulans
Penanggung j awab Kepala Bagian Umum
pengumpul data
Publikasi data ■ Bulanan :
- Laporan kepada Komite Mutu
■ Triwulan
- Laporan kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Semester
- Laporan Kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
- Laporan kepada Dewan Pengawas/Pemilik
2. Penyedia / pendamping pelayanan ambulance
Definisi operasional Cukup Jelas

Tujuan Tersedianya penyedia/ pendamping pelayanan ambulans

Dimensi mutu Akses

Dasar pemikiran Perdir No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum

Numerator

Denominator

Formula pengukuran

Standar Tersedia

Metodologi Concurrent
pengumpulan data

Sumber data Data kepegawaian

Penanggung jawab Kepala Bagian Umum


pengumpul data

Publikasi data
■ Bulanan :
- Laporan kepada Komite Mutu
■ Triwulan
- Laporan kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Semester
- LaporanKepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
- Laporan kepada Dewan Pengawas/Pemilik
3. Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulans Rumah Sakit
Definisi operasional Kecepatan memberikan pelayanan ambulans adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan ambulans diajukanoleh pasien/
keluarga pasien di rumah sakit sampai dengan tersedianya
ambulans.

Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan


kebutuhan pasien akan ambulans

Dimensi mutu 1. Kenyamanan


2. Keselamatan
Dasar pemikiran Perdir No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum

Numerator Total waktu pelayanan ambulans dalam satu bulan (dalam


menit)

Denominator Jumlah pelayanan rumah sakit yang memerlukan ambulans

Formula pengukuran Total waktu pelayanan ambulans dalam satu bulan (dalam
menit)

Jumlah pelayanan rumah sakit yang memerlukan ambulans

Standar < 30 menit

Metodologi Concurrent
pengumpulan data

Sumber data Formulir monitoring pelayanan ambulans

Penanggung jawab Kepala Bagian Umum


pengumpul data

Publikasi data
■ Bulanan :
- Laporan kepada Komite Mutu
■ Triwulan
- Laporan kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Semester
- Laporan Kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
- Laporan kepada Dewan Pengawas/Pemilik
4. Tidak ada kecelakaan ambulance yang menimbulkan kecacatan / kematian
Definisi operasional Kecelakaan yang terjadi pada ambulans yang menimbulkan
kecatatan atau kematian

Tujuan Tergambarnya pelayanan ambulans rumah sakit

Dimensi mutu Keselamatan

Dasar pemikiran Perdir No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum

Numerator Jumlah kejadian ambulans yang mengalami kecelakaan +


Jumlah ambulans yang mengalami kecelakaan namun tidak
menimbulkan cacat / kematian

Denominator Jumlah pelayanan ambulans

Formula pengukuran (Jumlah kejadian ambulans yang mengalami kecelakaan +


Jumlah ambulans yang mengalami kecelakaan namun tidak
menimbulkan cacat / kematian dibagi jumlah pelayanan
ambulans) x 100%
Standar 100%

Metodologi Concurrent
pengumpulan data

Sumber data Formulir monitoring pelayanan ambulans

Penanggung jawab Kepala Instalasi Penunjang Khusus


pengumpul data

Publikasi data
■ Bulanan :
- Laporan kepada Komite Mutu
■ Triwulan
- Laporan kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Semester
- Laporan Kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
- Laporan kepada Dewan Pengawas/Pemilik
5. Kepuasan pelanggan
Definisi operasional Kepuasan : pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
Kepuasan pelanggan dapat dicapai bila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini
dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan
mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM).

Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan keluarga :


kegiatan untuk mengukur tingkat kesenjangan pelayanan rumah
sakit yang diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di
rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman


pasien terhadap :

Fasilitas : sarana, prasarana, alat

SDM : dokter, perawat, petugas lain

Farmasi : kecepatan, sikap petugas, penjelasan penggunaan


obat

Servis : pendaftaran, ruang tunggu, pelayanan (kecepatan,


kemudahan, kenyamanan)

Tujuan Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan


pasien dan keluarga sebagai dasar upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu


memberikan kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Fokus kepada pasien

Kesinambungan

Dasar pemikiran
1. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang No 25 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Publik
3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya
pencegahan risiko jatuh

Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvei

Formula pengukuran Total NRR Tertimbang Unsur X nilai konversi interval terkecil
(25)

Standar > 76,61 (B=Baik)

Metodologi Survei
pengumpulan data

Sumber data Kuesioner kepuasan pasien

Penanggung jawab Humas


pengumpul data

Publikasi data
■ Bulanan :
- Laporan kepada Komite Mutu
■ Triwulan
- Laporan kepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Semester
- LaporanKepada Komite Mutu
- Laporan kepada Direktur
■ Laporan kepada Dewan Pengawas/Pemilik
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan di bidang kendaraan dibuat dengan harapan


meningkatkan pelayanan dibidang transportasi di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Padang
sehingga sasaran mutu yang terdapat dibagian kendaraan dapat terealisasi dengan baik.

Ditetapkan di : Padang
Pada tanggal : 27 Muharram 1445 H
14 Agustus 2023 M

You might also like