Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 3
DOSEN PENGAMPU :
Eko Rojana, M.A
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode membaca huruf Arab................................................ 3
B. Metode Iqro........................................................................... 5
C. Metode Qiro’ati..................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab telah lama masuk ke wilayah Indonesia. Yaitu bersamaan
dengan awal masuknya agama Islam ke nusantara. Sekarang ini bahasa Arab
dipelajari minimal khususnya di Indonesia berdasarkan dua alasan, yang
pertama alasan komunikasi, kedua tuntunan dan tuntutan dari agama karena
sangat erat kaitannya dengan berbagai bentuk peribadatan dalam Islam.
Disamping kedudukannya sebagai bahasa kitab suci al-Qur’an. Oleh karena
itu, sangat mungkin pengajaran bahasa Arab juga mulai berlangsung
bersamaan dengan tersebarnya Islam ke Indonesia, yakni sekitar abad ke
12M.1
Pada awalnya, kegiatan pengajaran bahasa Arab masih terbatas untuk
kepentingan bisa membaca Al-Qur’an yang ditulis dengan menggunakan
huruf Arab. Namun demikian, seiring dengan kebutuhan untuk memahami isi
kandungan al-Qur’an, Hadits dan buku-buku Islam lainnya yang masih ditulis
dengan bahasa Arab, maka pengajaran bahasa Arab tidak lagi sebatas untuk
bisa membaca huruf Arab, tetapi lebih dari itu yaitu untuk memahami dan
mendalami lebih jauh tentang ajaran-ajaran Islam. Sejak saat itu pengajaran
bahasa Arab diajarkan lebih serius berdampingan dengan pengajaran
pengetahuan keislaman lainnya, seperti Tauhid, Fiqh, Tafsir, Hadits, Akhlak
dan lain-lain.2 Dan pada dasarnya pengajaran bahasa Arab bertujuan agar
para pelajar atau siswa mempunyai keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan keterampilan menulis.
Mempelajari bahasa asing (Arab) tidaklah semudah mempelajari
bahasa ibu. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tepat untuk
mempermudah mempelajarinya. Metode merupakan faktor yang sangat
penting, karena menentukan sukses tidaknya tujuan pengajaran. Mulyanto
1
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa,
(Malang : Misykat, 2005) hlm. 23
2
Drs. H. Syamsuddin Asyrafi, MM, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pokja
Akademik, 2006), hlm. 56
1
Sumardi berpendapat bahwa dalam pengajaran bahasa, salah satu segi yang
sering disoroti orang adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program
pengajaran bahasa sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab
metodelah yang menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.3
Maka dengam latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas tentang
pembelajaran baca tulis arab yang meliputi metode membaca huruf arab, metode
Iqro dan metode Qiro’ati.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi
rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana metode mmbaca huruf arab?
2. Bagaimana metode Iqro?
3. Bagaimana metode Qiro’ati?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami metode membaca huruf arab
2. Untuk mengetahui dan mengenal metode Iqro
3. Untuk mengetahui dan mengenal metode Qiro’ati
BAB II
3
Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi
Metodologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974) hlm. 7
2
PEMBAHASAN
huruf. Huruf hijaiyah di mulai dari alif dan berakhir pada huruf ‘ya’secara
terpisah-pisah. Huruf hijaiyah merupakan huruf Alquran yang lazim dimulai
3
didik bisa dengan mudah mengenal serta memahami huruf hijaiyah.
Diantara beberapa metodenya ialah sebagai berikut:
4
2. Metode Pengelompokan Huruf
Metode pembelajaran dalama pengenalanan huruf Hijaiyah
selain dengan metode bermain seperti diuraikan di atas juga dapat
dilakukan dengan metode pengelompokan huruf. Adapun diantara
metode pengelompokan tersebut antara lain yaitu Berdasarkan bentuk
huruf serupa tapi tidak sama, Persamaan Bentuk Ekor, Berdasarkan Huruf
yang Tidak Bertitik, Berdasarkan Huruf yang Bertitik, Berdasarkan
Perbedaan Huruf Dalam Nada dan lain-lain.
B. Metode Iqro
Menurut Menteri Agama RI (1991) “Metode Iqro’ adalah cara cepat
belajar membaca Al-Qur’an”. Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Al-
Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku
panduan Iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap
demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang
bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-
Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan
nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih
bersifat individual.
Tujuan dari metode iqro' adalah untuk menyiapkan anak didik menjadi
generasi yang qur'ani yaitu generasi yang mencintai Al-Qur'an, komitmen
dengan Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai bacaan dan pandangan hidup
sehari-hari.
Menurut Rusdi Saska (2005:2) “Huruf adalah suatu tanda atau lambang
bunyi yang mempunyai bentuk dengan ciri-ciri tertentu, baik mempunyai titik
penyerta atau tidak”. Huruf Arab (huruf Al-Qur’an) secara alfabetis atau
urutan abjadnya disebut huruf Hijaiyah disingkat Rufyah yang di mulai dari
Alif sampai dengan Ya, sebagai huruf dasar atau asli berjumlah 29 huruf.
Sedangkan menurut Abdullah Assyafi’i (1992:9) huruf – huruf Hijaiyah itu
terdiri dari 28 huruf.
5
C. Metode Qiro’ati
1) Pengertian Metode Qiro’ati
Metode Qiroati ialah sebuah metode sederhana dalam belajar baca
tulis Al-Qur‟an yang tertua setelah Metode Baghdadiyah (Turutan) dan
terkemuka diantara berbagai metode pembelajaran Al-Qur‟an yang
terdapat di Indonesia. Setidaknya terdapat kurang lebih 74 metode
pembelajaran Al-Qur’an, tercatat di Jawa timur terdapat 34 metode, di
Jawa tengah terdapat 17 metode dan lainnya terdapat dibeberapa wilayah
di Indonesia. Metode Qiroati merupakan metode pembelajaran dalam Al-
Qur’an yang menekankan bacaan yang baik serta benar, meliputi
makharijul huruf washifatuha, bacaan tartil serta kaedah-kaedah yang
berlaku dalam ilmu tajwid.4
Metode Qiroati mulai dikenalkan penyusunnya yakni KH. Dahlan
Salim Zarkasyi di tahun 1963 di Semarang, Jawa tengah. Pada awalnya
metode tersebut disusun dalam bentuk buku kecil 10 jilid, akan tetapi
setelah itu disederhanakan menjadi 6 jilid untuk murid yang berada di
4
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati. (Semarang :
Koordinator Pendidikan Al-Qur‟an, 2000), 7-8.
6
tingkat TK, 4 jilid untuk murid yang berada di tingkat SD, 3 jilid untuk
murid yang berada di tingkat SMP atau SMA, serta 2 jilid untuk pelajar
yang berada di tingkat kuliah. Disisi lain juga terdapat buku praktis untuk
belajar bacaan Ghorib dan ilmu Tajwid yang diperuntukkan bagi santri
yang telah khatam materi tingkat dasar.5
5
Abdullah Habib, Achmad Chalimi, dkk., Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak TK Al-Qur’an
(Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin, 2000), 53
7
sampai tidur kembali), Mampu menulis Arab dengan baik dan
benar.6
Qiroati mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
metode lain, yaitu tidak di dijual secara bebas, guru-guru lewat
tashih dan pembinaan kelas TKQ/TPQ dalam disiplin yang sama.
Dalam Metode Qiroati disusun buku berdasarkan klasifikasi usia
mulai dari Pra TK (1 jilid), TK (6 jilid), SD (4 jilid), SMP/SMA
(3 jilid), dan Mahasiswa/Dewasa (2 jilid). Namun dalam
perkembangannya ternyata buku 6 jilid untuk usia TK yang
banyak dipergunakan dalam semua tingkatan usia. Ini
dikarenakan buku 6 jilid dianggap lebih mudah karena tulisannya
mudah dibaca serta banyak latihannya.
BAB III
6
Bunyamin Dahlan, Memahami Qiraaty (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudlatul
Mujawwidin, 2003), 3-4
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
9
Abdullah Habib, Achmad Chalimi, dkk., Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak TK
Al-Qur’an (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin,
2000),
10
11