You are on page 1of 5

BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2023


UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PEMERIKSAAN SELAPUT DARA PADA KASUS KEKERASAN


SEKSUAL

OLEH:

Husnul Khatimah (70700121040)

Residen Pembimbing
dr. Yosephine S
Supervisor Pembimbing
dr. Denny Mathius, Sp.F.,M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN


KLINIK BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Husnul Khatimah 70700121040

Judul Referat : Pemeriksaan Selapaut Dara Pada Kasus Kekesrasan Seksual

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran UIN Alauddin Makassar.

Makassar, Juni 2023


Mengetahui,

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

dr. Denny Mathius, Sp.F.,M.Kes dr. Yoshephine S


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referta yang
berjudul“Pemeriksaan Selaput Dara Pada Kasus Kekerasan Seksual”. Salam dan
Shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang telah
menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Referat ini penulis susun sebagai salah satu tugas dalam
Kepaniteraan Klinik pada Departemen Forensik & Medikolegal Program Profesi Dokter UIN
Alauddin Makassar.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, rasa hormat dan penghargaan atas
bimbingan dan arahan selama penyusunan referat ini kepada dr. Denny Mathius, Sp.F selaku
supervisor serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar referat ini kelak
bisa bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang ilmu kesehatan anak. Semoga
Allah SWT. senantiasa melindungi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Makassar, 06 Juni 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang universal, kejahatan ini dapat


ditemukan diseluruh dunia, pada tiap tingkatan masyarakat, tidak memandang usia maupun
jenis kelamin. Besarnya insiden yang dilaporkan di setiap negara berbeda – beda. Kasus
kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja, dalam berbagai kebudayaan, pada semua lapisan
masyarakat di setiap negara di dunia. Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa pada
beberapa negara terdapat percobaan “perkosaan” yang dialami oleh satu dari lima perempuan. Di
Indonesia, 62% dari semua kasus pelanggaran terhadap anak adalah termasuk kejahatan seksual.

Aspek medikolegal pemeriksaan selaput dara (hymen), pada korban dugaan


‘perkosaan’ adalah sangat penting, oleh karena itu dikeluarkan oleh WHO memeriksa selaput
dara pada korban dugaan ‘perkosaan’, yang isinya pada pemeriksaan selaput dara dapat
diuraikan bentuk selaput dara, kemudian dideskripsikan penampilannya apakah terdapat
celah, benjolan, takik, penebalan adanya penebalan ataupun penipisan pada di tepi lubang
selaput dara, serta apakah terdapat sisa-sisa selaput dara.

Di indonesia menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas


Perempuan) sejak tahun 1998 sampai 2011 tercatat 93.960 kasus kekerasan seksual terhadap
perempuan di seluruh Indonesia. Dengan demikian rata- rata ada 20 perempuan yang menjadi
korban kekerasan seksual tiap harinya. Hal yang mungkin mengejutkan adalah bahwa adalah
lebih dari ¾ dari jumlah kasus tersebut (70,11%) dilakukan oleh orang yang masih memiliki
hubungan dengan korban. Terdapat dugaan kuat bahwa angka -angka tersebut merupakan
fenomena gunung es, yaitu jumlah kasus yang dilaporkan juah lebih sedikit daripada jumlah
kejadian sebenarnya di masyarakat. Banyak korban enggan melapor mungkin karenamalu,
takut disalahkan, mengalami trauma psikis, atau karena tidak tahu harus melapor ke mana.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran hukum di Indonesia, jumlah kasus kekerasan


seksual yang dilaporkan pun mengalami peningkatan. Pelaporan tentu hanya merupakan
langkah awal dari rangkaian panjang dalam mengungkapkan suatu kasus kekerasan seksual.
Salah satu komponen penting dalam pengungkapan kasus kekerasan seksual adalah visum et
repertum yang dapat memperjelas perkara dengan pemaparan dan intepretasi bukti bukti fisik
kekerasan seksual. Dokter, sebagai pihak yang dianggap ahli mengenai tubuh manusia,
tentunya memiliki peranyang besar dalam pembuatan visum et repertum dan membuat terang
suatu perkarabagi aparat penegak hukum. Karena itu, hendaknya setiap dokter – baik yang
berada di kota besar maupun di daerah terpencil, baik yang berpraktik di rumah sakit maupun
tempat praktik pribadi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dalam
melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan korban kekerasan seksual.

You might also like