You are on page 1of 7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam


penelitian beserta penjelasan singkat pada setiap tahapannya.

Mulai

Observasi

Wawancara Identifikasi Job Identifikasi Alur


Stakeholder Description Penanganan
Perawat Pasien

Pengukuran Data Beban Kerja :


1. Pengukuran beban kerja mental menggunakan
metode NASA-TLX (Task Load Index)
2. Pengukuran tingkat burnout menggunakan
kuesioner MBI-HSS (Maslach Burnout
Inventory - Human Service Survey)

Perhitungan Beban Kerja :


1. Perhitungan skor beban kerja mental
2. Perhitungan tingkat burnout

Pengkategorian skor beban kerja mental dan tingkat burnout

Analisis dan Interpretasi Hasil

Usulan Perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

commit toMetodologi
Gambar 3.1 Flowchart user Penelitian

III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.1 Observasi
Observasi merupakan tahap untuk mengetahui keadaan dan proses
sebenarnya yang terjadi di tempat penelitian dengan cara wawancara dan melihat
kondisi tempat penelitian secara langsung. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui
keadaan di rumah sakit yang memiliki beban kerja tinggi. Observasi dilakukan
dengan 3 tahap, yaitu wawancara dengan stakeholder, identifikasi job description
perawat, dan identifikasi alur penanganan pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1
RSUD Karanganyar.

3.1.1 Wawancara dengan Stakeholder


Wawancara dengan stakeholder dilakukan untuk mendapatkan gambaran
dan informasi terhadap keadaan yang ada di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD
Karanganyar, jumlah perawat yang bertugas, kelengkapan fasilitas yang ada
didalam bangsal bedah, jumlah rata-rata pasien yang dirawat tiap harinya, jenis
pelayanan, shift kerja, serta keluhan-keluhan yang dirasakan perawat selama
menjalankan tugasnya. Stakeholder yang menjadi narasumber adalah perawat
kepala ruangan, beberapa perawat tetap, dan mahasiswa praktek. Dalam
pelaksanaan wawancara, alat yang dibutuhkan adalah recorder, alat tulis, dan
daftar pertanyaan. Informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan
stakeholder digunakan untuk mengetahui gambaran dan informasi Bangsal Bedah
Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar. Hasil dari tahap ini adalah rekap
wawancara mengenai gambaran dan informasi Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD
Kabupaten Karanganyar.

3.1.2 Identifikasi Job Description Perawat


Identifikasi job description perawat perlu diketahui untuk memahami tugas-
tugas perawat baik perawat kepala ruangan maupun perawat pelaksana (asosiate)
pada Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar, serta
mengidentifikasi kemungkinan kelelahan mental yang berasal dari uraian tugas
yang diterima. Identifikasi uraian tugas dilakukan dengan wawancara kepada
perawat kepala ruangan dan beberapa perawat pelaksana (associate) serta mencari
sumber lain dari buku, jurnal,commit to user
maupun website. Setelah menguraikan job

III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

description perawat, tahap selanjutnya yaitu mengkonfirmasi ulang ke kepala


ruang Bangsal Bedah Kanthil 1 untuk memastikan job description yang
diterapkan oleh perawat. Dalam pelaksanaan tahap ini, alat yang dibutuhkan
adalah daftar pertanyaan, alat tulis, dan recorder. Hasil dari tahap ini adalah
lembar identifikasi uraian tugas perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD
Kabupaten Karanganyar.

3.1.3 Identifikasi Alur Penanganan Pasien


Identifikasi alur penanganan pasien digunakan untuk memahami bagaimana
diagram alur (flowchart) yang diterapkan rumah sakit dari awal pasien masuk
hingga dinyatakan sembuh dan diijinkan dokter untuk pulang dari rumah sakit.
Identifikasi diagram alur (flowchart) ini dilakukan dengan wawancara perawat
kepala ruang dan mengamati secara langsung sistem kerja yang dimulai dari pra
operasi hingga pasca operasi, serta mengkonfirmasi ulang kepada beberapa
keluarga pasien. Dalam melakukan identifikasi diagram alur (flowchart) ini
digunakan alat tulis, daftar pertanyaan, dan recorder. Hasil yang didapat adalah
berupa diagram alur (flowchart) penanganan pasien dari pra operasi hingga pasien
dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang.

3.2 Pengukuran Data Beban Kerja


Pengukuran data beban kerja dilakukan dengan dua metode, yaitu pengukuran
beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) dan
pengukuran tingkat burnout perawat menggunakan kuisioner Maslach Burnout
Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS).

3.2.1 Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Menggunakan Metode


NASA-Task Load Index (NASA – TLX)
Pengukuran beban kerja mental dilakukan dengan membuat kuisioner
NASA-TLX (Task Load Index) dan menyebarkan kuisioner kepada seluruh
perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Karanganyar. NASA-TLX (Task Load
Index) merupakan prosedur rating multidimensional yang membagi workload atas
commityaitu
dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, to user
Mental Demand, Physical Demand,

III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation. Pengukuran beban


kerja mental ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh mental
perawat bangsal bedah dalam menjalankan tugas-tugasnya. Alat yang digunakan
dalam pengukuran beban kerja mental ini adalah alat tulis dan kuisioner NASA-
TLX (Task Load Index) yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Hasil dari
pengukuran beban kerja mental ini berupa kuisioner yang disebarkan kepada
seluruh perawat bangsal bedah. Kuisioner NASA-TLX (Task Load Index) dapat
dilihat selengkapnya pada Lampiran L-1.

3.2.2 Pengukuran Tingkat Burnout Perawat Menggunakan Kuisioner


Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS)
Pengukuran tingkat burnout yang dirasakan oleh seluruh perawat bangsal
bedah diukur dengan menggunakan instrumen kuisioner Maslach Burnout
Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) yang disebarkan pada seluruh
perawat bangsal bedah. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui
tingkat burnout yang dialami oleh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD
Kabupaten Karanganyar. Dalam pelaksanaan pengukuran tingkat burnout ini alat
yang digunakan adalah kuisioner Maslach Burnout Inventory – Human Service
Survey (MBI-HSS) yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya dan alat tulis.
Hasil dari pengukuran ini adalah daftar pertanyaan kuisioner Maslach Burnout
Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) yang disebar kepada seluruh
perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Karanganyar. Kuisioner Maslach
Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) dapat dilihat
selengkapnya pada Lampiran L-2.

3.3 Perhitungan Beban Kerja Perawat


Perhitungan beban kerja perawat dilakukan dengan menggunakan
perhitungan rata-rata skor beban kerja mental dan perhitungan skala burnout
masing-masing perawat.

commit to user

III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.3.1 Perhitungan Rata-Rata Skor Beban Kerja Mental Masing-masing


Perawat
Perhitungan rata-rata skor beban kerja mental masing-masing perawat
dilakukan dengan tiga tahap, pertama menghitung pembobotan (paired
comparison), kedua pemberian rating atau skala (event scoring), dan yang ketiga
perhitungan weighted workload (WWL).
1. Pembobotan (Paired Comparison)
Dalam tahap ini, perawat diminta untuk membandingkan dua dimensi
(deskriptor) yang berbeda dengan metode perbandingan berpasangan. Total
perbandingan berpasangan untuk keseluruhan dimensi (6 dimensi) yaitu 15.
Kuesioner disebar ke seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten
Karanganyar sebanyak 13 perawat. Perawat atau responden diminta untuk
memilih dengan cara melingkari (O) pada salah satu pasangan indikator yang
menurut mereka lebih dominan mempengaruhi beban kerja mental. Data beban
kerja mental dengan metode NASA-TLX (Task Load Index) menggunakan enam
indikator yang diukur untuk mengetahui seberapa besar beban kerja mental yang
dialami oleh perawat. Adapun indikator tersebut adalah Mental Demand (MD),
Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Own Performance (OP), Effort
(EF), dan Frustation Level (FR) Dengan demikian, dihasilkan rekapitulasi bobot
dari kuisioner NASA-TLX (Task Load Index) pada perawat bangsal bedah dengan
enam nilai dari enam indikator.
2. Pemberian Rating atau Skala (Event Scoring)
Pemberian rating atau skala (event scoring) merupakan tahapan selanjutnya
setelah dilakukannya tahap pembobotan (paired comparison). Pada tahap ini,
perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar di minta untuk
mengisi kuesioner dengan memberikan rating pada skala 0 - 100 yang diberikan
pada setiap indikator sesuai dengan keadaan yang dialami oleh perawat. Hasilnya
adalah rekapitulasi rating deskriptor beban kerja mental perawat Bangsal Bedah
Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dari enam indikator.
3. Perhitungan Weighted Workload (WWL)
Skor akhir dari beban kerja mental NASA-TLX (Task Load Index) atau yang
commit
disebut dengan weighted workload to user
(WWL) diperoleh dengan mengalikan bobot

III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan rating setiap dimensi (deskriptor). Kemudian nilai weighted workload


(WWL) masing-masing deskriptor dijumlahkan dan dibagi dengan 15 dan hasil
akhirnya didapatkan nilai weighted workload (WWL) akhir yang merupakan nilai
beban kerja mental perawat. Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan nilai dari
beban kerja mental pada masing-masing perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD
Kabupaten Karanganyar. Hasil perhitungan rata-rata weighted workload (WWL)
ini kemudian dikonversikan kedalam tiga kategori, yaitu kategori rendah (WWL
lebih kecil dari 50), kategori sedang (WWL berada pada nilai 50 – 80), dan
kategori tinggi (WWL lebih besar dari 80) (Purba, 2015).

3.3.2 Perhitungan Tingkat Burnout Masing-masing Perawat


Sebelum melakukan perhitungan hasil kuisioner Maslach Burnout Inventory
– Human Service Survey (MBI-HSS), dilakukan pengelompokkan item pernyataan
yang bersifat favorable dan non favorable serta pengelompokkan distribusi item
pernyataan berdasarkan dimensi burnout. Item favorabel, yaitu berisi konsep
keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut yang diukur. Sedangkan item
non favorabel, yaitu item yang isinya tidak mendukung atau tidak
menggambarkan ciri-ciri atribut yang dikur. Setelah selesai pengelompokkan item
favorabel dan non favorabel, dilakukan penyamaan skor jawaban kuisioner
dengan skala asertivitas (favorabel dan non favorabel), hal ini bertujuan untuk
menyamakan kedudukan suatu atribut (Azwar, 2012). Setelah tahap penyamaan
skor jawaban selesai, kemudian dilakukan perhitungan hasil dari kuisioner
burnout serta kategorisasi tingkat burnout perawat. Kuesioner Maslach Burnout
Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) tersebut akan membantu perawat
untuk mengetahui perasaan dan kondisi kerja yang selama ini dialami. Kuesioner
tersebut disebarkan kepada seluruh responden atau perawat yang bertugas di
Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dengan meminta mereka
untuk memilih jawaban yang mereka rasakan dengan skala 0 - 6. Hasil dari tahap
ini, yaitu distribusi item pernyataan berdasarkan dimensi burnout dan rekapitulasi
perhitungan tingkat burnout perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten
Karanganyar.
commit to user

III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.4 Pengkategorian Skor Beban Kerja Mental dan Tingkat Burnout Perawat
Pengkategorian beban kerja mental dan tingkat burnout masing-masing
perawat dilakukan setelah diketahui hasil dari skor beban kerja mental dan
burnout masing-masing perawat. Skor beban kerja mental perawat dihitung untuk
digunakan dalam pengklasifikasian beban kerja mental yang dirasakan perawat
bangsal bedah berdasarkan tinggi rendahnya beban yang diterima. Kategori beban
kerja mental terdapat tiga kategori, yaitu kategori beban kerja mental rendah
(WWL lebih kecil dari 50), kategori sedang (WWL berada pada nilai (50 – 80) ,
dan kategori tinggi (WWL lebih besar dari 80) (Purba, 2015). Sedangkan
pengkategorian tingkat burnout pada masing-masing perawat dilakukan dengan
melihat hasil dari total jawaban kuisioner yang telah disamakan levelnya dengan
item favorabel dan non favorabel. Hasil yang didapat pada tahap ini adalah
lembar rekapitulasi dari klasifikasi skor beban kerja mental dan kategori tingkat
burnout yang dialami perawat bangsal bedah.

3.5 Analisis dan Interpretasi Hasil


Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap pengolahan data yang telah
dilakukan. Analisis dilakukan dari hasil identifikasi uraian tugas, pengolahan
beban kerja mental dan burnout yang terjadi pada masing-masing perawat, serta
analisis beban kerja mental dan tingkat burnout pada perawat berdasarkan kinerja
perawat.

3.6 Usulan Perbaikan


Pada tahap ini, dilakukan usulan perbaikan untuk mengajukan usulan yang
dapat diterapkan oleh pihak manajemen RSUD Kabupaten Karanganyar untuk
meminimalisir beban kerja mental dan burnout perawat Bangsal Bedah Kanthil 1.

3.7 Kesimpulan dan Saran


Tahapan ini merupakan tahapan penarikan kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan. Selain penarikan kesimpulan pada tahapan ini juga diberikan
saran baik untuk pihak rumah sakit maupun untuk penelitian selanjutnya.
commit to user

III-7

You might also like