You are on page 1of 17
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA UPTD PUSKESMAS TAKALALA UPTD PUSKESMAS TAKALALA KECAMATAN MASRIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2023 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ; Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada BAB XiIKesehatan Kerja pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya Kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidupsehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pekerja dalam ayat tersebut termasuk tenaga kesehatan dan non Kesehatan yang bekerja di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesdes. Puskesmas ‘sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar merupakan iujung tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas berfungsi -sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan pusat pemberdayaan masyarakat. Sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki berbagai potensi bahaya yang berpengaruh buruk pada tenagakesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Puskesmas, pasien, pengunjung dan masyarakat ‘disekitarnya. Potensi bahaya tersebut meliputi golongan fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial. Khususnya golongan biologi merupakan bahaya potensi yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan di Puskesmas. Potensi bahaya golongan biologis tersebut antara Jain virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit, hewan pengerat. Virus dan bakteri merupakan potensi bahaya yang paling sering mengancam pada petugas Puskesmas. Hal tersebut terkait dengan masih tingginya prevalensi berbagai penyakit yang disebabkannya yakni TB Paru, Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS yang dapat menular dari pasien ke petugas Puskesmas selama menjalankan pekerjaan. Penyakit- penyakit tersebutdigolongkan dalam penyakit akibat kerja. Prevalensi TB pada kelompok yang pernah didiagnosis tertinggi adalah Papua sebesar 1,441% diikuti Banten sebesar 1,282% dan Sulawesi Utara sebesar 1,221% sedangkan prevalensi terendah: pada provinsi Lampung sebesar 0,27% diikuti Bali 0,306% dan DI Yogyakarta 0,311%. Pada tahun 2010 | Pada, tahun 2000, WHO mencatat kasus infeksi akibat tusukan jarum yang terkontaminasi virus yang diperkirakan mengakibatkan: a. terinfeksi virus Hepatitis B isebanyak 21 juta (32% dari semua infeksi baru), b. terinfeksi virus Hepatitis C ‘sebanyak 2 juta (40% dari semua infeksi baru), ¢. terinfeksi HIV sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh infeksi baru). Di Indonesia, jumlah penderita Hepatitis B dan C diperkirakan mencapai 30 juta orang. Sekitar 15 juta orang dari penderita Hepatitis Bdan C berpotensi menderita chronic liver diseases. Indonesia sendiri digolongkan ke dalam kelompok daerahdengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah sampai tinggi. Dari total sebanyak 5.870 kasus Hepatitis di Indonesia berdasarkan hasil pendataan tahap pertama yang dilakukan Oktober 2007 hingga 9 September 2008, 40% di antaranya berasal dari pengguna jarum suntik, Permasalahan kesehatan yang juga menjadi potensial risiko pada petugas Puskesmas saat ini berdasarkan kasus dengan menggunakan case rate AIDS dengan membandingkan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlah penduduk menurut provinsi tahun 2010 menunjukkan propinsi papua sebesar 173,69 diikuti oleh Bali 49,16 dan DKI 44,74 per 100.000 penduduk. Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas Puskesmas, sehingga diperlukan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan terhadap perlindungan kesehatan petugas Puskesmas khususnya petugas kesehatan yaitu mulai dari kegiatan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. Salah satu teknik pengelolaan risiko penularan penyakit di Puskesmas adalah dengan penerapan standard precaution. B, Tujuan 1. Umum Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk petugas Puskesmas, pasien, pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas. 2. Khusus a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas b. Teridentifikasinya potensi bahaya/risiko dan cara c. pengendaliannya d. Tersusunnya rencana kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas ¢. Terlaksananya kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas yang paripurna f. Terlaksananya monitoring dan evaluasi _kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas ©. Ruang Lingkeup D. Dasar Hukum 1 Puskesmas dan masalah nya. hn Kesehatan Kerja (K3) di Pengenalan potensi bahaya ¢i kesehatan yang ditimbulka Pelaksanaan Keselamatan Puskesmas Standard Precaution di Puskesmas Indikator keberhasilan : Undang-Undang Nomor |'29 ‘Tahun 1959 _ tentang Pembentukan Daerah-daeta t II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik, Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran}, Negara Republik Indonesia Nomor 1822); ! Undang Nomor 11 Tahuh 2020 tentang Cipta Kerja i Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lem Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 25 ffahun 2009 tentang Pelayanan Publi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan |'Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); |: Undang-Undang Nomor |.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); Peraturan, Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor'857);_ [! Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018. tentang Aplikasi Sarana, Prasarana Dan Alat Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1012); 11. 12. 16. Nomor 4 Tahun 2019 tentang * Mutu Pelayanan Dasar Pada Pemberdayaan Masy: it Bidang Kesehatan (Berita Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 999); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 ‘Tempat Praktik Mandiri Pusat Kesehatan Masy Kesehatan, Dan Unit Transfusi Darah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1054); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1207); BAB II PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH KESEHATAN YANG DITIMBULKANNYA A. Potensi Bahaya Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang beragam terhadap kesehatan. Potensi bahaya tersebut terdapat disetiap ruangan baik di dalam maupun di luar gedung yang dapat timbul dari lingkungan tempat kerja, proses kerja, cara kerja, alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja(KK). Tujuan pengenalan potensi bahaya di Puskesmas dan masalah kesehatan yang ditimbulkannya adalah agar petugasPuskesmas dapat melakukan pengendalian risiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan dari pekerjaannya (PAK dan KAK). Potensi bahaya di Puskesmas dapat di kelompokkan sebagaiberikut: 1. Potensi bahaya umum yaitu potensi bahaya yang sama terdapat di setiap ruangan seperti tabel di bawah ini: No. | Poiensi | Jenis Bahaya Wasalah Kesehatan’ Bahaya_ | “kecelakaan Kerja * Gangguan mata + Suhukelembaban | * Kepanasan, + Ventas: kedinginan + Stress, Pease - [+ Pengap 2 [Biolog | Lala, Kecoa, kus, Diare, Pes, Walaa, | rRyamuk. kucing Demam Bordaran \ - Typhoid, TORCH 3 [Eigoromi > Posisi Ouse ietalu | Gangguan | tama (> 6 jar) Muskuloskeletal | t + Posisi beri (8 am) Wo. | Patent Tenis wanays Tasalah Kesohatan’ Bahaya Kecelakaan Kerja 4 | Pelkososial| = Hubungansesama | |+ StresKorjo pelugasintempersonal + Bebankeria + Kelolahan Shi Kenia + Stes kerio + Kesejahteraan + Stes keria | Santas’ [+ Samoan non medis| + Penoemeran + Airbersin fingkungan, + damban penuaran penyakit Infeksi © [Gaya [> Pola maken + Ganggian gia Higup Olstraga + Penyakit tidak + Merokok ‘menuiar * Poriaku kerja * Gangguanparu + _PAKKAK 7 | Roriraxsi [> Bangunan Gindirg.| |» Kecelakaan akibat bangunan |” tengga, lanai, stap) ‘erimpa, tersendung, + Pinu masukikotuar temeleset * Tataleiakrvargan | [+ Terbentur, tertabrak | © Ukuranruangan + Kenyamanan | femargau + Toroeriur, Listik: kenyamanan + Kabeltercetypas temanggu + Instalasi yang tidak standar + Luke setrum + Huburgan ans * Luka baker, pondek kebakaran * Beban istik beriebihan Kebokaran Kebakaran Potensi bahaya khusus yai yang terdapat di ruang tertentu antara lain: fu potensi bahaya spesifik Torasr Potansl | — Janie Bahaya | — Nasal Kesohatan —] Bahay Dan Kecolakaan Kerja | [arama —|>—Kecesiaan |» Bandetaiam, [+ Terlusuk lesayat —] ova at rheas cara = Bitar Recbrgantsme [> Pendaren nfs (vr, baker a | =a Desettan, [> Gangguaa SSP Nera me > Egon era [+ Ta ToaTeTaT Disorser POGIgl —|>—Keaslaiaan |» Banda Tala, [> Terusuciasayat soya ‘at bets casera TFB Galafan. Reneuld Syndioe Keodingen gengquan Bendengeren. 7 Reais Tar + ‘Ganggusn SSP, amekam, Great cermatti, ‘Ste ove ‘hos + Bag Baki, ras [+ He Bar Hepatis 8, Hepatitis Cavans + ESSA 7 Wisklosketoat daorder [= Panesceat 7 Bre Fare [ Por RINE )>— Fok + Tar ast Ras + Darran, ganaaTa sso | a) 7 Hepotis &, Fepatts C.HIVADS, eka jamnur = Ergensa = washoiosatoa fe S_Patosoeal = Sis Raia ang] > Fisk + Tersuk to Tindaken ie RE ana stat + Hepat 8, Fapatis C,HVIAIDS, mee! faked = Eigenon!_— [+ Poss anagal [> —wastuiosttoar + Patososal [+ Sigs gowot [Stes a [Ruang UGO [= Fax = Benda tajam, |» Temusuk tersayat ‘iat mods = Desinfekian |» Dematits, ganggaan “ SSP. 3 Wea: Baier | > Hepatitis B patios CHVIADS, hieksi baker ~[ Post anggal [> —Muskulostoiaal + Shuast gawat |» Stes toy arurat Ruang > Fk = Benda tam, |» Tertusuk tersayar Persatinan ‘At meds. Rima + Desiniokian |» Dermat, canaguan SSF. 3 Balag [> Wis Baker, — [> Hopatiie Popa amu CHVIADS.rfekst + Exner | + Posisaigsl [+ Musnaobala + Bateson T= Stuns gowat —] = Sies hore cova aporsto: f+ Fs Santa gam, [> Toa wr tee immed Ap |" tata + Rima» Desieon | > Demat, reagen + Biology f= Vue, Baker Spora, Jomur, Paras = Ergonami [> Posts anggal slats. sum ‘esintektan + Balog | > Bakien, spor, parastt Ergonemi [+ Posie janggal ‘gerakan Derutang, langkat anghot = Pskososial [+ Kera menoion [+ Stas Rega | Ruana. + Fisk + Tata liak 1+ Kecelakaan vera, Konsultasi wangan tersandung, > Duduklama—/ + Miskoskeletal posts sais = Huoungan—f® petugas dengan pasien sudang Oba | «Fisk ‘Suh = Reisohan, arin fetembatlon, |" berengfumpukan rangantetaks | obmt some | >Re Deshieitan, [> Demat. | faruton,tanan |" keracunen bat bat > Baas, ivovsT amr, POS, Thus, Kbcoa)_|”_Tyoheia eigenen |= Aighatafigiat [> hus nuiod aaa 3 Poksosial_[+ Beban kkja [+ Stes Ker rowaang Aarts Fick Benda ten] Torka Moca ‘lat meds, ksilshan rusrgan somes, embagan! sth, fencana} aan, emp + Bag ‘Ws, Bacar — [> apa 8, PATA ' C, Infoksitakteri 7 eigenen |e mageatahgan [> wuskuostelait | Bisse coxa Fa ‘SunTRaipm: [> Kelwanan, TerusU Sobon:benca |” tesoyet ‘aie Ra Deb 7 Dea BST mata. =a Vins, Balai — [= hell verbena [+ —ergonaral—|+ Poss jangan’ | > Musiaioskeiois + Paes |= Fipaage [+ Stes Ker petugae Roang > Fk Kelembdgen, |» Retalahan mata, ‘Admintstrast omputer ota tari. encahajaan, | elelahan mata, toialetagruang | benuran 7 Ergonami [> Dudukidma |» Muskiloseletar © 62m) = Patesosal_[s Boban + Snes Rees | Ruang Rapat/+ Fiske Rauridoan > Reletahen saoahon komputer. ‘mata, beriwren peneangraan, taxa ota ang a bes {> & jam) musculoskeletal a + Fi ‘Senda gam, [> Luka sayat uk Perawotan slatmeds, ‘ue watahon ‘ents etamtaard cum! Jpencehaaon a ‘Desinioyan. —] > Camnate,gangglar meter SSP + Balogh [+s Basia [> Fis BPs damur spore |” C.HIVADS, ers! Soktesfamerocrs 7 EigeanT | > Paral atgga, [> Muialeskowtat enghal apa + Patassal |> Bebon igs, —]> Sie Kors Shia [rener 7 Fak = Ruang sempl, |» Gangguan lemosban |" uscuoskalta : vents pongap,terpeeset Dencahajaan, Sat : = Beker, araait [= lea Saaeriparast ikosaoal- T= Petlaki]-- |» Recalakaan mengguekan eat boner [oapur ——]> Fak [> eer + Dakvast gargavan sinupapes, |” pengiatcn nist pencthayan, | (ala terpeleset, itch, febataran, taburg ges. tetionen vents =k fees = Damnatts, Sata 27 Balog! [+ Baker pits, — [> eet batterie eco fis, fubing > Eigetemi T= Anat dngiat |» Gansquan b rrusevlosteet! j ang cues Fa es ‘oomtey Rate ab + Derte ath rn, Sssinedan + Biola = Yas Sper ‘= Infeksi virus, Bakteri, deme amar 7 EiperarT |= Ker igncton | + Maskar Sera angiat dng, 2 Paiasoser [> Beben iis [> Skea Kes Rosig—}> FR [= Team, GOES, Steril Ketelsnon Rm 2 Wiasl bath seam + Beg |» Vros, Spite, [> vera jams ft VsiBokerdsemur ~ Psikososial |» Hubunghn + Sires kere setugas|cengen bent [Sistem ° Kimia > _Cimban [7 * Dermailis, Pembuangan erocunan a ‘lr Limboh ”[—Bioegi [>was Bute —[> Typhoid, Dare | Sistomair [> Fie > Katingan [> Gargguan BersinSAB reson pendongeren a Ce) + Dern esineinan 3. Potensi Masalah Kesehatan aa di Luar Gedung Potensi masalah kesehatan dilihat pada contoh berikut kerja di luar gedung dapat Wiasatah Kesehatan No | JenisKegiatan | PotensiBahaya | _Kecelakaan Kerja 1 | Puskesmas = Kendaraan’ > Kecolakaan Kelling + Peralatan medis ‘wansportast Pusirg, terusux |» infeksi (Hepatitis, Jarum sunk HIV, cl) © Gangguan * Stes keria pslkososial 2 Taman > Biologl Parabi, |» Cacingan, infonal bokted) Daktor © Kimia(Pupua) [+ Keracunan, gangguan encernaan, 3} Ronjungan rumah [+ Rendaraan’ = Kecelakaan (PHNIGIaIUKS! | Tertusuk jarim ‘rensportasi Survelians) ‘sunt + infoksi (Hepat, : HIV, oi), PAK a pURea 7 Kéndaraan’ 7 Kecelakaan Posyandu.Pos |. Peralatanmedis, ‘wansporiasi UKK,Pos Lansia, |” tertusu aru = neksi Hepatitis, tt) mt HW, ot), PAK 3 | Fogaing > Laan > Garaguan (Pergasapan) organotostat perrapasan, ‘Keracunan, Luka baker BAB III PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. DI ome Kesehatan dan Keselamatan Kerja {K3) di Puskesmas dapat dilaksanakan melalui beberapa ap yang meliputi tahap Perencanaan, tahap pelaksanaan lan tahap pengawasan, pemantauan dan evaluasi. A. TAHAP PERENCANAAN 1 Komitmen dan Kebijakan K3 Puskesmas K3 di Puskesmas merupakan kesepakat seluruh pegawai bentuk kebijakan pelaksanaan K3, Keberh: Puskesmas sangat dij kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengingat bahwa Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Komitmen pelaksanaan K3 di Puskesmas diwujudkan dalam bentuk penandat an kesepakatan oleh seluruh pegawai Puskesmas setelah dilakukan sosialisasi oleh Kepala [Puskesmas pada saat K3 di Puskesmas menyangkut susunan tanggung jawab setiap rganisasi, tugas dan Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Kerja, Penanggung Jawab Sarana Prasarana. Tim K3 di Puskesmas melibatkanseluiuh koordinator ruangan dengan latar belakang pendidikan kesehatan yang berbeda seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, ahli gizi, sanitarian, asisten apoteker dan penyuluh Kesehatan. Tugas Tim K3 di Puskemas yakni memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengenai masalah-masalah yang berkaitan denganK3 dan membuat program K3 di Puskesmas. Fungsi dari Tim K3 ini mengumpulkan dan menganalisa seluruh data idan menginformasikan permasalah K3 di Puskestas, membantu kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan upaya promosi'K3, koreksi, pelatihan dan penelitian kecil tentang K3 di Puskesmas, melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan program K3, Semua pegawai Puskesmas terlibat dalam pelaksanaan K3 di Puskesmas. 3. Perencanaan K3 di Puskesmas. Setelah adanya komitmen ‘dan terbentuknya tim K3 di Puskesmas, bersama Kepala Puskemas membuat rencana kerja K3 di Puskesmas. Dalam perencanaan K3 Puskesmas Tim sebelumnya. melakukan identifikasi atau'Mapping potensi bahaya setiapruang di Puskesmas yakni administrasi, ruang pelayanan kesehatan dan ruangan lainnya serta tempat-tempat lain yang ada di lingkungan Puskesmas seperti sumur, ‘tempat pembuangan sampah, garasi dari berbagai golongan bahaya potensial dibandingkan dengan perencanaan yang ada. B. TAHAP PELAKSANAAN 1. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP), rambu, petunjuk K3 Agar pelaksanaan kegiatan K3 di Puskesmas berjalan sesuai dengan standar perlu disusun SOP meliputi: SOP cara kerja/pelayanan, SOP pengelolaan alat, ‘SOP penggunaan APD, SOP pengelolaan limbah, dil, Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan SOP, Sosialisasi SOP yang telah disusun pada seluruh jajaran petugas Puskesmas sesuai dengan tempat kerjanya. . Penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung dan menunjang pelaksanaan K3 di Puskesmas. 4. Pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat, - Pelayanan kesehatan kerja merupakan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan _kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus untuk petugas Kesehatan yang paling berisiko di Puskesmas seperti petugas Poli IGD dan laboratorium. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan dan perawatan pada petugas Puskemas yang menderita sakit termasuk peningkatan kesehatan fisik dan mental. - Mapping lingkungan tempat kerja (area yang dianggap berisiko dan berbahaya), - Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat, membuat rambu-rambu jalan keluar evakuasi apabilaterjadi bencana. 5. Pengelolaan alat berupa kegiatan penyediaan dan pemeliharaan peralatan Puskesmas agar layak digunakandengan selalu di kalibrasi dan sertifikasi 6. Pengelolaan limbah dilakukan seperti penyediaan fasilitasuntuk penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair dan gas, pengelolaan limbah medis dan non medis. 7. Peningkatan kemampuan sumber daya Merupakan kegiatan untuk ~—_—meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi petugas Puskesmas dalam bekerja yang sehat dan aman antara lain dengan mengirim pegawai Puskesmas mengikuti pelatihan tentang pencegahan infeksi, pelatihan tentang penatalaksanaan alat. 8. Penyediaan dukungansarana dan prasaranaK3 yang mendukungpelaksanaan kegiatan K3 di Puskesmas dengan menyediakan alat K3_ secara sederhana (APAR, APD, antiseptik, vaksin dll.) 9. Monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan pemantaun yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 dengan melakukan inspeksi dan pengujian sesuai dengan objeknya sehingga perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya di setiap ruang administrasi, ruang pelayanan kesehatan dan ruangan lainnya serta tempat-tempat lain yangada di lingkungan Puskesmas seperti sumur, tempat pembuangan sampah, garasi dari berbagai golongan C. TAHAP PENGAWASAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pengawasan dilakukan oleh Tim K3 Puskesmas secara berkala sesuai jadual yang sudah ditentukan dalam perencanaan. Pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan SOP, penggunaan APD, penyediaan kebutuhan sarana dan. prasarana, pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat, pengelolaan lat, pengelolaan _limbah, peningkatan kemampuan sumber daya, penyediaan dukungan sarana dan prasarana K3 (Alat Pemadam Api Ringan/APAR, APD), penilaian risiko (lama pajanan, frekuensi, durasi, intensitas). Bentuk pemantauan dilakukan dengan menggunakan instrumen sehingga didapatkan data pemantauan berkala sesuai dengan pelaksanaan kegiatan K3 di Puskesmas. BAB IV PENUTUP Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja pada UPTD Puskesmas Takalal merupakan upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Takalala yang dijadikan pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan kerja pada UPTD Puskesmas Takalala yang tertuang menjadi pedoman penyusunan pelaksanaan kegiatan, penguatan peran steakholder dalam pelaksanaan pencegahan dan peanggulangn terjadinya kecelakaan kerja pad UPTD Puskesmas Takalala. Dengan tersusunnyaPedoman ini diharapkan _nantinya palaksanaan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga arah pembangunan kesehatan lebih jelas sesuai Visi dan Misi yang telah disusun. Ditetapkan di: Takalala Pada tanggal : 25 Januari 2022 (UPTD PUSKESMAS TAKALALA

You might also like