You are on page 1of 66

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Mata Kuliah :
KEPERAWATAN JIWA

Dosen pembimbing

Dr. Hj. Lilik Ma’rifatul Azizah, S. Kep. Ns., M. Kes

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Ricki Candra Setiawan


2. Nava Fadilla Febryan
3. Florensya Oktavian
4. Brigita Aulia Juliana
5. Rizky Aulia Putri
6. Uswatun khasanah

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 390

1
TINJAUAN KASUS

3.1 TRIGER CASE


Ibu anisa umur 35 thn di bawah ke RSJ oleh keluarganya dgn alasan klien
mudah emosi, gelisah, tampak bingung, susah tidur dan sering bicara sendiri
dan kata yang dibicarakan tidak jelas( tidak ada artinya) Keluarga mengatakan
sudah 2 bulan bu anisa di tinggal mati oleh suami dan anaknya karna
kecelakaan mobil yang ditumpangi mereka, insiden kecelakaan itu hanya ibu
anisa yg selamat. Sejak saat itulah bu anisa selalu murung, mudah emosi, dan
suka bicara sendiri. Bu anisa mengatakan saat hendak mau tidur malam sering
mendengar suara anak dan suaminya meminta tolong, tapi suara itu tiba"
menghilang, dan terkadang Bu anisa mendengar ada suara seakan akan
menyalahkan ibu Nisa sebagai penyebab dalam kecelakaan itu, sehingga Bu
anisa ketakutan dan melempar barang barang di dekatnya ketika mendengar
suara bisikan bisikan tersebut. Sejak 1 bulan kematian suami dan anaknya bu
anisa tinggal dgn kakak nya karna khawatir dgn keadaan bu nisa yg seperti itu,
bahkan bu nisa tidak mau keluar rumah karna kalau keluar rumah bu nisa
merasa semua orang menertawakan bu nisa padahal tidak. Hasil pemeriksaan
TTV 150/100mmhg, ND: 100x menit, RR: 27x/menit.
3.2 TERAPI MODALITAS YANG COCOK PADA KLIEN HALUSINASI
1. Terapi kelompok
Dengan terapi kelompok perawat dapat berinteraksi dengan sekelompok
klien secarateratur, sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan hubungan interpersonal, mengubah perilaku maladaptif
(TUK 1,3,4,5,6)
2. Terapi individual
Dengan terapi individual klien dapat menjalin hubungan terstruktur antara
perawat dengan klien untuk mengubah perilaku klien. Sehingga dapat
mengembangkan kemampuan klien dalam menyelesaikan konflik

2
enderitakan penderitaan emosional, dan klien dapat meenuhi kebutuhan
dirinya. (TUK 1,2,34,5)
3. Terapi lingkungan
Dengan terapi lingkungan perawat dapat menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga mendorong
komunikasi dan pembuatan keputusan belajar keterampilan dan perilaku
yang baru (TUK 2, 4)
4. Terapi kognitif
Bertujuan mengembangkan pola pikir yang rasional, mengidentifikasi
stimulus dan keyakinan yang tidak akurat dengan realita. Membiasakan
diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap
stimulus. Mengembalikan perilaku dengan cara mengubah pola berpikir,
dan apa yang dirasakan klien bisa dibantah
5. Terapi keluarga
Dengan adanya dorongan keluarga dengan cara keluargaharus sering
berinteraksi dengan klien untuk meningkatkan fungsi keluarga keluarga
harus meyakinkan bahwa apa yang di dengar tidak nyata.
3.3 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang sesuai dengan klien halusinasi
1. TAK yang cocok untuk pasien halusinasi
Membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, stimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaptive. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita,
memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya.
Katakteristik klien:
Mengontrol halusinasi, dengan terapi tersebut klien yang mengalami
halusinasi dapat mengontrol halusinasinya. Aktivitas digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensasi klien, kemudian diobservasi reaksi
sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
eksresi muka, ucapan. TAKSP membantu klien yang mengalami

3
kemunduran orientasi dalam upaya memotivasi proses piker serta
mengurangi maladaptive.
2. Tujuan
a. Tujuan umum :
Selesai melakukan TAKSP sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal
halusinasi.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4) Klien mengenal perasaannya saat terjadi halusinasi.
3. Alat dan bahan
1) Media
a. Spidol
b. Papan tulis/white board/flipchart
2) Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran atau stimulasi CO Leader
4. Peran perawat
Leader
Observer

Pasien Pasien

Pasien Pasien

Fasilitator Fasilitator

Pasien
Pasien

Pasien 4
3.4 Proses Keperawatan Jiwa

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang rawat : Tanggal dirawat/MRS :

I. Identitas

1) Identitas Klien

Nama : ny. anisa

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Status : menikah

Pendidikan :-

Alamat : Mojoketo

No. Rm : 01234

Tanggal masuk : 12 juni 2020

2) Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Alamat : Mojokerto
Hubungan dengan klien : kakak kandung

5
II. Alasan Masuk

Keluhan Utama : klien mengatakan kerap kali mendengar suara anak dan
suaminya minta tolong dan bisikan bisikan seakan akan ibu anisa penyebab
kecelakaan itu dan juga sering merasa tidak tenang dan melempar barang-barang
dan memukul mukul benda ketika bisikan itu terjadi

III. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan sudah 2 bulan klien di


tinggal mati oleh suami dan anaknya karena kecelakaan mobil yg di tumpangi
mereka. Dan hanya klien yang selamat dari kecelakaan tersebut

2. Pengobatan sebelumnya : Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi


maupun menggunakan obat obatan sebelumnya.

3. Trauma :

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya Fisik Tahun - - -

Aniaya seksual Tahun - - -

Penolakan Tahun - - -

Kekerasan dalam keluarga Tahun - - -

Tindakan kriminal Tahun - - -

Lain – lain Tahun - - -

Jelaskan No 1,2,3 : Klien mengatakan ia merasa takut dengan bisikan bisikan


yang di dengarnya

Masalah Keperawatan :

6
O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Osindroma trauma
perkosaan

O Berduka antisipasi O Risiko tinggi kekerasan

O Berduka disfungsional O lain –lain

O Respon pasca trauma

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa? O Ada V Tidak ada

Bila ada : Hubungan keluarga : .....................................................

Gejala : .................................................................

Riwayat pengobatan : ..................................................

Masalah Keperawatan :

O koping keluarga tidak efektif :ketidakmampuan O Risiko Tinggi


Kekerasan

O Koping keluarga tidak efektif : Kompromi O Lain-lain, jelaskan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

Klien mengatakan bahwa ia pernah menjadi prajurit perang yang sering


membunuh lawan yang akan membunuhnya

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pertumbuhan dan perkembangan V Respon pasca trauma

O Berduka antisipasi O Sindroma trauma


perkosaan

O Berduka disfungsional O Lain-lain, jelaskan...........

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD : 140/100 mmHg N: 80x/mnt S: 37,4℃ P:


24x/mnt.

7
2. Ukuran : Berat Badan ( BB ) : 55 Kg. Tinggi Badan ( TB ) : 160 cm

3. Keluhan fisik : klien mengatakan merasa sangat pusing dan sering kabur
pandangannya

4. Pemeriksaan Fisik (Fokus)

5. Pola Kesehatan

Jelaskan : .................................................................................................................

............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi perubahan suhu tubuh O Perubahan perlindungan

O Defisit Volume cairan O Kerusakan integritas


jaringan

O Perubahan Volume cairan O Perubahan membran


mukosa oral

O Risiko tinggi terhadap infeksi O Kerusakan integritas kulit

V Perubahan nutrisi: <kebutuhan tubuh O Perubahan eliminasi feses

O Perubahan nutrisi : >kebutuhan tubuh O Perubahan pola eliminasi


uri

O Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhan tubuh

O Lain – lain, jelaskan ................

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram :

8
: Klien : Perempuan

: Laki- laki

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

O Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan O koping keluarga tidak


efektif :kompromi

O Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan O lain-lain,


jelaskan ..........................

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri :

b. Identitas diri :

c. Peran :

d. Ideal diri :

e. Harga diri : Klien merasa

Masalah Keperawatan :

O Pengabaian unilateral O Harga diri rendah kronik

O Gangguan citra tubuh O Harga diri rendah situasi

O Gangguan identitas diri O Lain-lain, jelaskan ....................

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti :

b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :

c. Hambatan dalam berhbungan dengan orang lain :

9
Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Isolasi sosial

O Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain,


jelaskan : ............................

4. Spiritual:

a. Nilai dan keyakinan :

b. Kegiatan Ibadah :

Masalah Keperawatan : O Disstress spiritual O Lain-lain,


jelaskan ..........................

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan, toilet


training dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakh klien :

V Tidak rapi O Penggunaan pakaian tidak sesuai

O Cara berpakaian tidak seperti biasanya O Lain-lain, jelaskan ...................

Jelaskan : Klien berpenampilan tidak rapi dan pakaian yang digunakan tidak
sesuai.

Masalah Keperawatan :

O Sindroma defisit perawatan diri ( makan, mandi, toilet training,


instrumentasi )

O Lain – lain,
jelaskan, ...........................................................................................

10
2. Pembicaraan :

O Cepat O Keras OGagap OInkoherensi OApatis O lambat O Membisu

O Tidak mampu memulai pembicaraan OLain-


lain,jelaskan. ...................................

Jelaskan : klien menjelaskan dengan sedikit tergagap karena ketakutan

Masalah Keperawatan : O Kerusakan Komunikasi O Kerusakan


kom.verbal

3. Aktifitas Motorik

O Lesu V Tegang O Gelisah O Agitasi TIK O Grimas O Tremor

O Kompulsif O Lain – lain,


jelaskan : ...............................................................

Jelaskan : Klien tampak tegang dan juga ketakutan

Masalah Keperawatan : O Risiko tinggi cidera OKerusakan mobilitas


fisik

O Defisit aktivitas deversional/hiburan

4. Afek dan Emosi

a. Afek : O Datar O Tumpul V Labil O Tidak sesuai O Lain-lain,


jelaskan ......

Jelaskan : klien berbicara dengan tergagap dan juga tegang

Masalah Keperawatan :

O Risiko tinggi cidera O Kerusakan komunikasi verbal

O Kerusakan komunikasi V Kerusakan interaksi sosial O Lain-lain,


jelaskan...

11
b. Alam perasaan ( emosi ) : O Sedih V Ketakutan O Putus asa

O Kuatir O Gembira OLain –lain, jelaskan

Jelaskan : wajah klien tampak tegang dan ketakutan dengan bisikan yang di
dengarnya

Masalah keperawatan :

O Risiko tinggi cidera O Risiko diri menciderai diri O Risiko diri


menganiaya diri O Ansietas V Ketakutan O Isolasi sosial

O ketidakberdayaan ORisiko tinggi mutilasi diri OLain-lain,


jelaskan : ............................................

5. Interaksi selama wawancara : O Bermusuhan O Tidak kooperatif O


Mudah tersinggung V Kontak mata kurang O Defensif O Curiga O
Lain-lain,

Jelaskan : klien selalu berbicara sambil menunduk dan ketakutan tidak mau
kontak mata secara langsung.

Masalah Keperawatan :

O Kerusakan komunikasi O Risiko tinggi penganiayaan diri

V Kerusakan interaksi sosial O Risiko tinggi mutilasi diri

O Isoalsi sosial O Risiko tinggi kekerasan

O Risiko membahayakan diri O Lain-lain,


jelaskan......................................

6. Persepsi – Sensori :

Apakah ada gangguan : O ada V tidak ada

Halusinasi : V Pendengaran OPenglihatan OPerabaan OPengecapan O


Penghidu

12
Illusi : O ada V Tidak ada O lain-lain,
jelaskan : ................................................

Jelaskan : klien Terjadi gangguang halusianasi pendengaran

Masalah Keperawatan : V Perubahan Persepsi Sensori ( pendengaran,


penghilatan, perabaan, pengecapan, ppenghidu ) O lain-lain,
jelaskan :...............

7. Proses Pikir:

a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :

O Sirkumtasial O Tangensial O Blocking O Kehilangan asosiasi

O Flight of idea O Pengulangan pembicaraan/perseverasi O lain-lain,


jelaskan : perseverasi yaitu pembicaraan yang berulang-ulang

Jelaskan :

b. Isi Pikir :

O Obsesi O Hipokondria O Depersonalisasi O Pikiran Magis O Ide


terkait

Waham : O Agama O Somatik O Kebesaran O Curiga O Nihilistik


O Sisip pikir O Siar pikir O Kontrol Pikir O Lain –lain,
jelaskan : .................

Jelaskan : .......................................................................................................
......

Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir,


jelaskan ..............................

8. Tingkat Kesadaran :

13
O Bingung O Sedasi O Stupor O Lain-lain,
jelaskan ...................................

Adakah gangguan orientasi ( disorientasi ) : O Waktu O Orang O


Tempat

Jelaskan : ......................................................................................................
.

Masalah Keperawatan : O Risiko tinggi cidera O Perubahan Proses pikir,


jelaskan ............O Lain-lain,
jelaskan .................................................................

9. Memori :

O Ganggun daya ingat jangka panjang O Gangguan daya jangka


menengah

O Gangguan daya ingat jangka pendek O Koafabulasi O Lain-lain,


jelaskan...

Jelaskan : ..........................................................................................................
...

Masalah Keperawatan : O Perubahan proses pikir,


jelaskan .............................

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung :

O Mudah beralih V tidak mampu berkonsentrasi O tidak mampu


berhitung sederhana O Lain-lain,
jelaskan ....................................................................

Jelaskan : klien tidak mendengarkan intruksi

Masalah Keperawatan :

14
O Perubahan proses piker, jelaskan ………. O Isolasi social O Lain-lain,
jelaskan
……………………………………………………………………….

11. Kemampuan penilaian :

O Gangguan ringan O gangguan bermakna O Lain –lain,


jelaskan ..............

Jelaskan : klien dapat mengambil kepuusan yang sederhana sedangkan


pada keputusan yang berat klien membutuhkan bantuan orang lain

12. Daya tilik diri :

O mengingkari penyakit yang diderita O Menyalahkan hal-hal diluar


dirinya V Lain-lain, jelaskan menyalahkan diri sendiri

Jelaskan : klien ketakutan dengan bisikan yang di dengarnya

Masalah Keperawatan :

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

V Perubahan proses pikir, jelaskan : klien merasa mendengar bisikan


bisikan dari korban pada saat perang

O Ketidakpatuhan O Lain-lain,
jelaskan .....................................................

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :


Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

Makanan V

Keamanan V

Peawatan kesehatan V

15
Pakaian V

Transportasi V

Tempat tinggal V

Keuangan V

Lain-lain

Jelaskan : Klien perlu dorongan dari keluarganya dalam melakukan


aktivitas sehari-hari s

Masalah Keperawatan :

V Perubahan pemeliharaan kesehatan O Perilaku mencari bantuan


kesehatan

O Lain-lain, jelaskan
………………………………………………………….

2. Kegitan Hidup sehari-hari ( ADL ) :


a. Perawatan Diri :

Kegiatan hidup sehari- hari Bantuan Total Bantuan


Minimal

Mandi - -

Kebersihan - V

Makan - V

Buang air kecil / BAK - -

Buang air Besar / BAB - -

Ganti pakaian - -

16
Jelaskan : klien hanya perlu bantuan minimal dalam melakukan kebersihan
dan makan karena klien memerlukan dorongan dalam melakukan hal itu

Masalah Keperawatan :

O Perubahan pemeliharaan kesehatan O Sindroma deficit perawatan diri

O Perubahan eliminasi feses O Perubahan eliminasi urin

V Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah O Lain – lain

Jelaskan : .......................................................................................................
.....

b. Nutrisi :

* Apakah anda puas dengan pola makan anda? O Puas V Tidak puas

Bila tidak puas, jelaskan : karena klien merasa tidak nafsu makan

* Apakah anda makan memisahkan diri ? O Ya VTidak

Bila ya,
jelaskan : ...........................................................................................

* Frekuensi makan sehari : 1 X

* Nafsu makan : Menurun

* Berat Badan : O Meningkat V Menurun

BB saat ini : 45 Kg, BB terendah : 43 Kg, BB tertinggi : 47 Kg

Jelaskan : klien mengatakan tidak nafsu makan

Masalah keperawatan :

V Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh

O Perubahan Nutrisi : > kebutuhan tubuh

17
O Perubahan Nutrisi : potensial > kebutuhan tubuh

O Lain – lain,
jelaskan .......................................................................................

c. Tidur :

* Apakah ada masalah tidur? O Tidak ada V Ada, jelaskan klien


mengalami insomnia

* Apakah merasa segar setelah bangun tidur? OSegar V Tidak segar,


jelaskan klien merasa pusing saat bangun tidur

* Apakah ada kebiasaan tidur siang? O Ya, lamanya : ....jam, VTidak

* Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur?

O Ada, jelaskan : .................... V Tidak ada

* Tidur malam jam : 23.30 bangun jam : 04.00 rata – rata tidur malam : 3-
4 jam

* Apakah ada gangguan tidur? V Sulit untuk tidur O Bangun terlalu pagi

OSamnambulisme OTerbangun saat tidur Ogelisah saat tidur

OBerbicara saat tidur O Lain – lain,


jelaskan : .........................................

Jelaskan : klien merasa sulit tidur karena teringat saat-sata biasa dia
tidur dengan suami

Masalah Keperawatan : V Gangguan Pola Tidur, spesifiknya insomnia

3. Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :


- Mengantisipasi kehidupan sehari – hari : O Ya V Tidak
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : V Ya O
Tidak

18
- Mengatur penggunaan obat : O Ya V Tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan : O Ya V Tidak
Jelaskan : klien dapat mengmbil keputusan sederhana secara mandiri
sedangkan keputusan yang berat dia membutuhan bantuan otang lain

Masalah Keperawatan :

O Konflik pengambilan keputusan O Ketidakpatuhan

O Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

O Lain-lain, jelaskan.............................

4. Klien memiliki sistem pendukung :


- Keluarga : V Ya O Tidak - Teman sejawad : O Ya O Tidak

- Terapis : O Ya O Tidak - Kelompok Sosial : O Ya O Tidak

Jelaskan : klien hanya memiliki sistem pendukung keluarga yaitu ketiga


anak lelakinya

Masalah Keperawatan : O Perilaku mencari bantuan kesehatan O Lain –


lain, jelaskan ...............................

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?

V Ya/menikmati O Tidak menikmati,


jelaskan ..................................................

Masalah keperawatan: O Defisit aktifitas devesional/hiburan O Laina,


jelaskan.

VIII. MEKANISME KOPING

19
Adaptif Mal adaptif

- Bicara dengan orang lain - Minum alkohol

- Mampumenyelesaikan V Reaksi lambat/berlebihan


masalah

- Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan

- Aktifitas konstruktif V Menghindar

- Olah raga - Menciderai diri

Lain - lain Lain – lain

Jelaskan : perilaku klien menuju ke perilaku mal adaptif

Masalah keperawatan :

O Kegiatan penyesuaian O Koping individu tidak efektif ( defensif )

O Koping individu tidak efektif ( menyangkal ) O lain – lain, jelaskan…

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

O Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

O Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya ……………………

O Masalah dengan pendidikan, spesifiknya ......................................................

O Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya .........................................................

O Masalah dengan perumahan, spesifiknya .....................................................

O Masalah dengan ekonomi, spesifiknya ..........................................................

O Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya .......................................

O Masalah lainya, spesifiknya ..........................................................................

Masalah Keperawatan :

20
Operubahan pemeliharaan kesehatan Oenuresis maturasi

Operubahan pada eliminasi urin Oketidakberdayaan

Operubahan pada eliminasi urin ( retensi uri ) Okeputusasaan

Operubahan pada eliminasi urin ( inkontinensia total ) O perubahan kinerja


peran

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia disfungsional) Osindroma stres


relokasi

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia refleks) O Perilaku mencari bantuan

Operubahan eliminasi urin(inkontinensia stres) Ogangguan konsep diri

O gangguan konsep diri ( Gg. Citra tubuh )

O gangguan konsep diri ( Gg. Identitas diri )

O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri )

O gangguan konsep diri ( gg. Harga diri rendah kronik )

O gangguan konsep diri ( Gg. Harga diri rendah situasional )

O lain – lain,
jelaskan ............................................................................................

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang


kurang tentang suatu hal?

O Penyakit/gangguan jiwa O sistem pendukung O faktor presipitasi O


koping

21
O penyakit fisik O obat – obatan Olain-lain,
jelaskan............................................

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

O perilaku mencari bantuan kesehatan O penatalaksanaan terapeutik tidak


efektif

O ketidakpuasan O kurang pengetahuan


( spesifiknya )........

XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa
medik : .......................................................................................................

Terapi
medik : ...........................................................................................................

Masalah Keperawatan :

O efek terapi obat-obatan O efek terapi anti ansietas

O efek merugikan terapi anti depresi O efek terapi anti spikotik

O Masalah kolaboratif/potensial komplikasi: multisistem,


spesifiknya.....................

1. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

1. Subyektif : Perubahan presepsi


sensori : halusinasi
a. Klien megatakan mendengar suara
pendengaran
anak dan suaminya serta bisikan dari

22
luar seakan akan klien penyebabnya

Obyektif

a. Klien tampak bingung


b. Muka tegang
c. Mulut berbicara sendiri dan ketakutan
Subyektif Resiko tinggi prilaku
kekerasan
Klien mengatakan ada biskan dan
ketakutan jadi dia melempar dan memukul
barang barang yang ada di sekitarnya

Objektif

Klien melempar dan merusak barang barang


yang ada di sekitarnya

Klien memukul mukul barang di sekitar nya

Subyektif Isolasi sosial : menarik


dir
Klien menngatakan takut karena bisikan
biskan yang di dengarnya

Objektif

Klien tampak ketakutan dan tidak


menghiraukan orang di sekitarnya

Kontak mata kurang

Klien sering menyendiri seakan


bersembunyi

2. POHON MASALAH

23
Akibat
Resiko Tinggi
Kekerasan

Masalah utama
Perubahan Sensori
Perseptual
halusinasi

Penyebab
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

3. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan persepsi sensori, halusinasi pendengaran

2. Harga diri rendah.

3. Respon pasca trauma.

4. Kekerasan, resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan


lingkungan.

5. Isolasi social, menarik diri

6. Resiko tinggi perilaku kekerasan, mencederai diri sendiri

4. Rencana Keperawatan ( Tuk)

Rencana Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran

24
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
TUK 1 : Klien mampu membina 1. Bina hubungan Hubungan saling
Klien dapat hubungan saling percaya saling percaya percaya
membina dengan perawat, dengan dengan merupakan
hubungan saling kriteria hasil : menggunakan langkah awal
percaya dengan - Mebalas sapaan prinsip komunikasi menentukan
perawat. perawat terapeutik : keberhasilan
- Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan rencana
bersahabat dan senang ramah baik verbal selanjutnya.
- Ada kontak mata maupun non verbal Untuk
- Mau berjabat tangan b. Perkenalkan diri mengurangi
- Mau menyebutkan dengan sopan kontak klien
nama c. Tanyakan nama dengan
- Klien mau duduk lengkap klien dan halusinasinya
berdampingan dengan nama panggilan dengan mengenal
perawat kesukaan klien halusinasi akan
- Klien mau d. Jelaskan maksud membantu
mengutarakan masalah dan tujuan interaksi mengurangi dan
yang dihadapi e. Berikan perhatian menghilangkan
pada klien, halusinasinya.
perhatikan
kebutuhan
dasarnya
2. Beri kesempatan
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
3. Dengarkan ungkapan
klien dengan empati

25
TUK 2 : Klien mampu mengenali 1. Adakan kontak Mengetahui
Klien dapat halusinasinya dengan sering dan singkat apakah halusinasi
mengenali kriteria hasil : secara bertahap datang dan
halusinasinya. - Klien dapat 2. Tanyakan apa yang menentukan
menyebutkan waktu, didengar dari tindakan yang
timbulnya halusinasi halusinasinya tepat atas
- Klien dapat 3. Tanyakan kapan halusinasinya.
mengidentifikasi kapan halusinasinya Mengenalkan
frekuensi situasi saat datang pada klien
terjadi halusinasi 4. Tanyakan isi terhadap
- Klien dapat halusinasinya halusinasinya dan
mengungkapkan 5. Bantu klien mengidentifikasi
perasaannya mengenalkan faktor pencetus
halusinasinya halusinasinya.
6. Diskusikan dengan Menentukan
klien apa yang tindakan yang
dirasakan jika sesuai bagi klien
terjadi halusinasi untuk mengontrol
(marah, sedih, halusinasinya.
takut, senang) beri
kesempatan
mengungkapkannya

TUK 3 : - Klien dapat 1. Identifikasi


Klien dapat mengidentifikasi bersama klien
mengontrol tindakan yang tindakan yang
halusinasinya. dilakukan untuk biasa dilakukan
mengendalikan bila terjadi
halusinasinya halusinasi
- Klien dapat 2. Diskusikan

26
menunjukkan cara manfaat dan cara
baru untuk yang digunakan
mengontrol klien, jika
halusinasinya. bermanfaat beri
ujian
3. Diskusikan cara
baik memutus atau
mengontrol
halusinasi
4. Bantu klien
memilih dan
melatih cara
memutus
halusinasi secara
bertahap
5. Beri kesempatan
untuk melakukan
cara yang dilatih.
Evaluasi hasilnya
dan beri pujian
jika berhasil
6. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas
kelompok
TUK4 : 1. Keluarga dapat 1. Anjurkan klien 1. Partisipasi klien
Klien dapat membina hubungan bicara dengan dalam kegiatan
menggunakan saling percaya dokter tentang tersebut
obat dengan dengan perawat manfaat dan efek membantu klien
benar untuk 2. Keluarga dapat samping obat beraktivitas
mengendalikan menyebutkan 2. Diskusikan akibat sehingga

27
halusinasinya pengertian, tanda, berhenti obat halusinasi tidak
tindakan untuk tanpa konsultasi 2. Meningkatkan
mengalihkan 3. Bantu klien pengetahuan
halusinasi menggunakan keluarga tentang
3. Klien dan keluarga obat dengan obat.
dapat menyebutkan prinsip 5 benar 3. Membantu
manfaat, dosis dan mempercepat
efek samping obat. penyembuhan
Klien minum obat dan memastikan
secara teratur obat sudah
4. Klien dapat diminum oleh
informasi tentang klien.
manfaat dan efek 4. Meningkatkan
samping obat pengetahuan
5. Klien dapat tentang manfaat
memahami akibat dan efek
berhenti minum samping
obat tanpa obat.Mengetahui
konsultasi reaksi setelah
Klien dapat minum obat.
menyebutkan prinsip 5 Ketepatan
benar penggunaan obat. prinsip 5 benar
minum obat
membantu
penyembuhan
dan menghindari
kesalahan
minum obat
serta membantu
tercapainya
standar

28
.

29
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : MEMBANTU PASIEN MENGENAL


HALUSINASI, MENJELASKAN CARA-CARA MENGONTROL
HALUSINASI, MENGAJARKAN PASIEN MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN CARA PERTAMA : MENGHARDIK HALUSINASI

nama : intan ayu bella


Pertemuan :1
Sp/Dx :1/ halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : ibu A

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan mendengar suara-suara seseorang yang menyalahkan
atas kematian suami dan anaknya. Klien ketakutan dan melempar-lempar
barang.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
 Pasien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
 Pasien dapat mengontrol halusinasinya
 Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
4. Tindakan Keperawatan.
 Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
 Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
30
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Mempakat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu
pasien

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu ! Perkenalkan bu nama saya
perawat A. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam
14:00 siang nanti. Nama ibu siapa?” “ibu senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?
3. Kontrak
Topik :
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini ibu dengar tetapi tak tampak wujudnya?
Waktu :
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 30 menit saja”
Tempat :
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,
Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang- bincang”
Tujuan :
“Agar ibu dapat mengetahui kehaluan yang dirasakan dan cara
mengatasinya”
2. Fase Kerja
“”Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering ibu dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”

31
”Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?
” ibu A , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu
bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi.
Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu A
sudah bisa”
3. Fase Terminasi
 Evaluasi
" Bagaimana perasaan ibu A setelah peragaan latihan tadi?
" Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut !
 Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
"ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu
selama 3 kali sehari yaitu jam 90:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi
buku kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal keegiatan harian
yang telah kita buat tadi ya bu? . Jika ibu melakukanya secara mandiri
maka ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat W, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba bu ulangi?
Naah bagus bu"
 Kontrak yang akan dating
 Topik :
" Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain "
 Waktu:

32
" ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau dua jam lagi?
 Tempat :
"ibu maunya dimana kita latihan? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah bu , saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : MELATIH PASIEN MENGONTROL


HALUSINASI DENGAN CARA KEDUA: BERCAKAP-CAKAP DENGAN
ORANG LAIN

nama : ainun rohma


Pertemuan :2
Sp/Dx : 2/halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : ibu A

Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Klien sudah mengenal isi halusinasinya suara yg tidak ada wujudnya dan
sudah berlatih menghardik bila suara itu muncul.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
4. Tindakan Keperawatan.
 Evaluasi ke jadwal harian
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
 Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan
harian klien.
Strategi kominukasi
1. Fase Orientasi.

 Salam Terapeutik
33
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi BU !
 Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah Halusinasinya masih muncul?
Apakah ibu telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal
kegiatan harian ibu? bagus sekali bu. "
 Kontrak
Topik :
"Baiklah sesuai janji kita tadi hari ini kita akan belajar cara kedua dari
empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain, Apakah bersedia?"
Waktu :
“Kita akan latihan selama 20 menit."
Tempat :
“Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. ”
2. Fase Kerja .
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah jika ibu
mulai mendengar suara-suara, langsung saja ibu A cari teman untuk diajak
berbicara. Minta teman ibu untuk berbicara dengan ibu. contohnya begini
mbak : tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar suara-suara. Ayo
kita ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya ibu
katakan: dik, ayo ngobrol dengan kakak. kakak sedang dengar suara-suara.
Begitu bu. Coba ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus!
Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bu A!”
3. Terminasi.
 Evaluasi :
"Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih tentang cara mengontrol
suara-suara dengan bercakap-cakap. Jadi sudah berapa cara yang kita latih
untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus sekali bu. mari kita
masukan kedalam jadwal kegiatan harian ya bu. "
 Rencana Tindak Lanjut (RTL) :

34
"berapa kali ibu akan bercakap-cakap. Ya, dua kali bu . jam berapa saja
bu? baiklah bu , jam 09:00 dan 16:00. Jangan lupa ibu lakukan cara yang
kedua agar suara-suara yang ibu dengarkan tidak mengganggu ibu A lagi."
a) Kontrak yang akan datang. :
Topik :
"Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
manfaat bercakap-cakap dan berlatih cara ketiga untuk mengontrol suara-
suara atau halusinasi ibu yaitu dengan cara aktivitas terjadwal? "
Waktu:
"ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? "
Tempat :
"ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau dsini lagi
? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu A.
saya permisi Assalamualaikum WR,WB."

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : MELATIH PASIEN MENGONTROL


HALUSINASI DENGAN CARA KETIGA : MELAKSANAKAN AKTIVITAS
TERJADWAL

nama : meylinia rahmawati


Pertemuan :3
Sp/Dx : 3/halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : ibu A

Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Klien sudah berlatih cara mengontrol halusinasi cara yg kedua yaitu bercakap
dengan orang lain saat halusinasi muncul. Pasien masih mendengar suara itu
dimalam hari tetapi hanya sebentar.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
35
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
4. Tindakan Keperawatan.
 Evaluasi ke jadwal harian
 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
yang mampu klien lakukan.
 Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan
harian klien.

Strategi komunikasi
1. Fase Orientasi.

 Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi bu !
 Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah Halusinasinya masih muncul?
Apakah ibu telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Bagaimana hasilnya?
Bagus !
 Kontrak
Topik :
" Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. , Apakah
bersedia?"
Waktu :
“Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit ?"
Tempat :
“Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. ”
2. Fase Kerja .
“Apa saja yang biasa ibu A lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih satu kegiatan hari ini. Mari kita
merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibu dapat mengalihkan suara yang
didengar. Dimana kamar tidur ibu? nah kalau kita akan merapikan tempat tidur,
kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Bagus sekali sekarang kita
36
pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas.. ya sekarang bagian kaki, tarik
dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan
letakkan dibagian atas kepala selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan
letakan dibawah kaki. Bagus sekali ibu. Ibu A dapat melakukannya dengan
baik dan rapi
3. Terminasi.
 Evaluasi
"Bagaimana perasaan ibu setelah kita membereskan tempat tidur apakah
selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? Coba sebutkan 3 cara
yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. "
 Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
"Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Coba lakukan
sesuai jadwal ya! (Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada
pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai
malam) "
 Kontrak yang akan datang.
Topik :
"Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara
minum obat yang baik serta guna obat. apakah ibu bersedia?."
Waktu:
"Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 siang??"
Tempat :
"Di ruang makan ya! Sampai jumpa. saya permisi Assalamualaikum
WR,WB."

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELATIH PASIEN


MENGGUNAKAN OBAT SECARA TERATUR
nama : iskarima
Pertemuan :4
Sp/Dx : 4/ halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : Ibu A

37
Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Pasien sudah jarang mendenagr suara halusinasinya. Sudah mampu
mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan
membuat jadual harian
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
Mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat dan
teratur.
4. Tindakan Keperawatan.
 Evaluasi ke jadwal harian
 Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
 Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
 Jelaskan akibat bila putus obat.
 Jelaskan cara mendapatkan obat.
 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas.
Strategi kominukasi
1. Fase Orientasi.

 Salam Terapeutik
Asalamualaikum bu.. selamat pagi.. masih ingat dengan saya?
 Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu A hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah
jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum
obat?
 Kontrak
Topik :
" Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu A
minum"
Waktu :
38
“ Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. "
Tempat :
“Di sini saja ya bu?”."
2. Fase Kerja .
“ibu A adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah
suara-suara berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara
yang ibu A dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa
macam obat yang ibu A minum? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang
warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari
jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah
jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar
tenang.Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, ibu A akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis
ibu A bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. ibu juga harus teliti
saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu A
harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya ibu. Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan
tepat jamnya. m ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan harus cukup minum 10 gelas per hari. Sekarang kita memasukan waktu
meminum obat kedalam jadwal ya bu. cara mengisi jadwalnya adalah jika ibu
minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi
dengan M atinya mandiri, jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat
atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum
obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya. Mengerti ibu? coba ibu
ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, ibu sudah mengerti.
3. Terminasi.
 Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu A setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba
sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum
obatnya pada jadwal kegiatan ibu A.
39
 Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga
kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. "
 Kontrak yang akan datang.
Topik :
"Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara
yang telah kita bicarakan. Kontrak yang akan datang.
Waktu:
"Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Selamat
pagi.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 5 : MENGEVALUASI PASIEN


LATIHAN MENGHARDIK, MINUM OBAT, BERCAKAP-CAKAP,

DAN MELAKUKAN KEGIATAN HARIAN.

nama : nuri lailatul


Pertemuan :5
Sp/Dx : 5/ halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : ibu .A
Proses keperawatan
1. Kondisi klien : Pasien masih terkadang-kadang terlihat tertawa sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
Mengevaluasi dan Mengontrol halusinasi pendengaran dengan cara yang telah
di ajarkan.
4. Tindakan Keperawatan.
Membina hubungan saling percaya
1) Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap, dan melakukan kegiatan harian. Kemudian beri pasien pujian.
2) Melatih pasien kegiatan harian.
3) Menilai kemampuan pasien yang telah mandiri.
4) Menilai apakah halusinasi pasien terkontrol.

A. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


40
1. Orientasi
a) Salam terapeutik

Selamat siang Pak X. Bagaimana perasaan Pak X siang ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?
Berkurangkan suara-suaranya”

b) Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?” “Oh iya, tadi pagi ibu bangun jam
berapa? Kegiatan apa saja yang sudah ibu lakukan? Dan apakah ibu
sudah mandi?”

c) Kontrak : topik, waktu, tempat


Topik : “Saya ingin mengobrol dengan ibu, saya akan
menanyakan mengenai latihan yang telah kita lakukan
kemarin, apakah ibu bersedia?”.

Waktu : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya,


apakah ibu bersedia?”

Tempat : “Ibu mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini saja?”

2. Kerja
“Ibu, Apakah Halusinasinya Masih Muncul? Apakah Ibu Sudah Melakukan
Cara-Cara Yang Sudah Kita Pelajari Untuk Menghilangkan Suara-Suara
Yang Mengganggu? Coba Saya Lihat Jadwal Kegiatan Harian Ibu? Bagus
Sekali Bu, Sekarang Coba Saya Lihat Obatnya. Ya Bagus Sekali Ibu Minum
Obat Dengan Teratur Dan Latihan Menghardik Suara-Suara Juga Dilakukan
Dengan Teratur. Dan Ibu Juga Sudah Bisa Berbincang Dengan Orang Lain
Ketika Suara-Suara Datang. Coba Sekarang Praktikkan Cara Menghardik
Suara- Suara Yang Telah Kita Pelajari. Kemudian Jelaskan Kembali Pada
Saya Cara Minum Obat Dengan Benar. Dan Praktikkan Cara Bercakap-
Cakap Dengan Orang Lain. Serta Praktikkan Kembali Kegiatan-Kegiatan
Yang Sudah Diajarkan Kemaren. Bagus Sekali Bu”.

“Nah Selain Itu, Masih Banyak Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Seperti
Melakukan Kegiatan Kebersihan Diri, Baik Ibu, Ibu Bagus Sekali Sudah
Dapat melakukan apa yang saya ajarkan dan ibu pelajari, bagus sekali ibu
sudah bisa menerapkannya dengan baik dan benar. Sekarang kegiatan
41
latihan kita sudah selesai, jadi ibu bisa menerapkan apa yang sudah saya
ajarkan untuk ibu lakukan sehari hari. Jadi kita masukkan ya ke dalam
jadwal kegiatan ibu”.

3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif :“Bagaimana perasaan ibu A setelah kita latihan tadi?”
b) Evaluasi objektif :“Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk
mengontrol suara-suara dan kegiatan yang sudah
diajarkan? Coba ibu sebutkan. Bagus sekali bu”

c) Rencana tindak lanjut :“Baiklah, selanjutnya coba ibu A


praktikkan cara yang kita diskusikan tadi
ketika suara-suara itu muncul kembali dan
jangan lupa untuk melakukan cara-cara yang
sudah diajarkan tadi agar suara-suara yang
ibu dengarkan tidak mengganggu ibu lagi”

d) Kontrak : topik, waktu, tempat


“Ibu nanti kita jadwalkan kembali untuk waktunya bersama tim
kesehatan lainnya untuk ibu konsultasi dan tempatnya nanti bisa disini
saja serta bisa direncanakan kembali perihal masalah ibu”.“Bagus sekali
ibu hari ini kerjasamanya” “Wassalamualaikum Bu”

42
TINDAKAN KEPERAWATAN KEPADA KELUARGA

1. Tujuan :
 Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien
 Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
2. Tindakan Keperawatan :
 Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien
di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk
sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di
rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat
pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun
demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh
bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu
menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di
rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi
adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga

43
SP 1 Keluarga : Pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)


nama : lela sugianti
Pertemuan : 6
Sp/Dx : 1 keluarga / halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : Ibu A

Proses keperawatan
1. Fase prainteraksi

Kondisi : klien sudah berlatih cara mengontrol halusinasi dirumah sakit


dan memanfaatkan obat dengan . Keluarga mengunjungi klien dan
terlihat sedih dan bingung dengan kondisi klien

Diagnosa kep : perubahan presepsi sensori; halusinasi pendengaran

Tujuan khusus : TUK 5

Intervensi : SP 1 Keluarga

2. fase orientasi

“ Selamat pagi Pak A “Saya perawat S, perawat yang merawat adek Pak
A.”
“Bagaimana perasaan Pak A hari ini? Apa pendapat Pak A adek Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang adek Pak A alami
dan bantuan apa yang Pak A bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara?
Berapa lama waktu pak A ? Bagaimana kalau 30 menit”

3. fase kerja
“Apa yang ibu N rasakan menjadi masalah dalam merawat bu A, Apa yang
ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh adek ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
44
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa
sebab”
“Jadi kalau adek Bapak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya
suara itu tidak ada.”
“Kalau adek ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya
bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.
Ada beberapa cara untuk membantu adek ibu agar bisa mengendalikan
halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan adekibu N ,
jangan membantah halusinasi atau menyokongnya.
Katakan saja bu percaya bahwa bu A, tersebut memang mendengar suara
atau melihat bayangan, tetapi Pak A sendiri tidak mendengar atau
melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan adek ibu melamun dan sendiri, karena kalau
melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-
cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat
bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih adek ibu untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong ibu pantau pelaksanaan dan
berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu adek ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan
obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih
adek ibu untuk minum secara teratur. Jadi ibu dapat mengingatkan
kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya
untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari
pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP

gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang
biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya
sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah
kekambuhan
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi
adek ibu dengan cara menepuk punggung bu A . Kemudian suruhlah ibu A

45
menghardik suara tersebut. Bu A sudah saya ajarkan cara menghardik
halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi ibu A . Sambil menepuk
punggung bu A, katakan: “Dek , sedang apa ?nisa ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Tutup
telinga adek dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang,dek”
”Sekarang coba ibu N praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus bu.
4. fase terminasi

“Bagaimana perasaan ibu N setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan


halusinasi bu A?”
“Sekarang coba ibu N sebutkan kembali tiga cara merawat adek ibu ?
”Bagus sekali bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan adek ibu”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi.

SP 2 Keluarga : melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien

Stratgi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( SPTK)

nama : inna octavia


Pertemuan : 7
Sp/Dx : 2 keluarga / halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : Ibu A

Proses keperawatan

1. Fase Prainteraksi
Kondisi: Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang kondisi klien dan cara
merawatnya dirumah

46
Diagnosa Kep: Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus: TUK 5
Intervensi: SP 2 Keluarga

2. Fase Orientasi:
“ Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan ibu N pagi ini?”
”Apakah ibu N masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi ibu A yang
sedang mengalami halusinasi? Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan adek ibu N”. ”Mari kita datangi bu
A”
3. Fase Kerja:
” Selamat pagi ibu A” ibu A ”, ibu N sangat ingin membantu ibu A
mengendalikan suara-suara yang sering ibu dengar. Untuk itu pagi ini kakak bu
A datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang ibu A dengar.
Ibu A nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum
sendiri, maka anak ibu N akan mengingatkan Sekarang,coba bu N peragakan cara
memutus halusinasi yang sedang Di alami seperti yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Tepuk punggung ibu A lalu suruh ibu A mengusir suara dengan
menutup telinga dan menghardik suara tersebut” Bagus sekali!Bagaimana bu A ?
Senang dibantu kakaknya? Nah ibu N X ingin melihat jadwal harian ibu A.
(Pasien memperlihatkan dan dorong kakak memberikan pujian) Baiklah, sekarang
saya dan ibu N ke ruang perawat dulu”
4. Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu N setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung
Dihadapa bu A ?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya bu. Ibu dapat melakukan cara itu bila
adek ibu
mengalami halusinasi”.“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk
membicarakan tentang jadwal kegiatan harian ibu A untuk persiapan di rumah.
Jam berapa ibu bisa datang?Tempatnyadi sini ya. Sampai jumpa.”

47
SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

nama : uswatun hasanah


Pertemuan :8
Sp/Dx : 3 keluarga/ halusinasi pendengaran
Ruangan : Anggrek
Nama Klien : ibu A
Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Keluarga sudah mengerti cara merawat pasien dirumah dan sudah mulai dilatih
langsung ke pasien. Kondisi pasien sudah mulai tidak mendengar suara
halusinasinya lagi.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
untuk membantu Ibu A agar bisa mengendalikan halusinasi.
Strategi kominukasi
1. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak/Bu, karena besok Ibu A sudah boleh pulang, maka sesuai
janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual Pak X selama
dirumah”
 Evaluasi/validasi
“Bagaimana Bapak/Ibu selama membesuk apakah sudah terus melatih cara
merawat ibu A?”

Topik :
"Sekarang kita bicarakan jadwal ibu A dirumah ya Bapak/Ibu”’
Waktu :
“ Berapa lama Bapak/Ibu memiliki waktu luang? Bagaimana jika 30 menit?”
Tempat :
“Baiklah mari kita bicarakan diruang perawat ya Bapak/Ibu”

48
 Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan dirumah.
Coba Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan dirumah. Siapa yang kira-kira
yang akan memotivasi dan mengingatkan?” Bapak/Ibu jadwal yang sudah
dibuat oleh ibu A dirumah saki, tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
aktivitas mau pun jadwal minum obat”
“Selama dirumah tolong diperhatikan juga perilaku yang ditampilkan oleh
anak Bapak/Ibu. Misalnya jika ibu A terus menerus mendengarkan suara yang
menganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku yang membahayakan oranglain. Jika hal ini terjadi
Bapak/Ibu bisa menghubungi suster dipuskesmas terdekat dari rumah
Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0321)765xxx, suster ini nanti
yang akan membantu memantau perkembangan ibu A selama dirumah”
 Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi tentang jadwal dan
perencanaan selama dirumah? Apakah ada yang kurang dipahami?”
“Diingat-ingat apa yang kita diskusikan tadi ya Pak/Bu”
“Baik kalau begitu, terima kasih atas kerjasamanya selama ini ya Bapak/Ibu.
Besok ibu A sudah boleh pulang, semoga keadaannya semakin membaik.
Saya pamit ya Pak/Bu. Permisi selamat pagi

49
BAB V
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

tak STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI I: MENGENAL HALUSINASI

1. Topik
Sesi 1 : mengenal halusinasi dan menghardik
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya
b. Tujuan (untuk mencapai TUK 2)
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
3. Landasan teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktifitas mempersepsikan sebagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
4. Klien
a) Karakteristik/ kriteria klien
 klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 klien yang mengalami perubahan persepsi
b) Proses seleksi
 mengobservasi klien yang masuk kriteria
 mengidentifikasi yang masuk kriteria
 mengumpulkan klien yang masuk kriteria
5. Pengorganisasian
 Waktu
a. Hari/tanggal : Senin, 17 Agustus 2020
b. Jam : 10.00
c. Acara : 80 menit
3. Pembukaan : 5 menit
50
4. Perkenalan pada klien : 10 menit
5. Perkenalan TAK : 10 menit
6. Persiapan : 10 menit
7. Pelaksanaan : 40 menit
8. Penutup : 5 menit
d. Tempat : Aula
Jumlah pasien : 4-6 orang
 Tim terapis
Leader :
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Co. Leader :
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegitan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
a. Memotivasi peserta dalam aktifitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegitan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan dalam
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
a. Mengamati semua proses kegitan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
Setting
1) Kelompok berada di ruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar

51
CO Leader

Observer

Leader

Pasien pasien

Pasien
Pasien

c. Alat
1) Sound system

Fasilitator Fasilitator

pasien
Pasien
Pasien

 METODE dan Media


a. Media
1) Spidol
2) Papan tulis (white board)
d. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab

52
e. Langkah-langkah Kegiatan
1) Persiapan
i. Memilih Klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan
Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi.
ii. Membuat kontrak dengan klien
iii. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
i. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam
ii. Evaluasi validasi: Terapis menanyakan perasaan Peserta hari ini
iii. Kontrak:
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2. Terapis menjelaskan aturan main:
a. Masing-masing Klien memperkenalkan diri: nama,
nama panggilan
b. Jika ada Klien yang akan meninggalkan kelompok,
harus meminta izin pada Terapis
c. Lama kegiatan 45 menit
d. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Kerja
i. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis, serah jarum jam.
ii. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi
yang mereka alami dengan menceritakan:
1. Isi halusinasi
2. Waktu terjadinya
3. Frekuensi halusinasi
4. Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
iii. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara
berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri Terapis,
seterusnya bergiliran searah jarum jam.

53
iv. Saat seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, setelah
cerita selesai Terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya
sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
v. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat
giliran.
vi. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, Terapis
memberikan pujian.
4) Terminasi
i. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota
kelompok.
ii. Rencana Tindak Lanjut
1. Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami
halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain
iii. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi
2. Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan
tempat TAK berikutnya
f. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan isi
halusinasi
2 Menyebutkan waktu
halusinasi
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan
bila halusinasi timbul

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

54
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 3)


1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok di tempat yang tenang
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Lama kegiatan 45 menit
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta
izin

55
3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah dengan
jarum jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi
dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan
pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menhardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan menhardik
halusinasi dimulai dari peserta di sebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah
dipelajari jika halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi

56
halusinasi dengan
mengahardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

57
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI III: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN cara


BERCAKAP-CAKAP dengan orang lain

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 3,4)


1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyaman
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi;
a. Salam: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah, dan minum obat secara teratur)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit
3) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan
b) Bila klien ingin ke luar dari kelompok, harus meminta izin pada
terapis
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
searah jarum jam sampai semua klien mendapatkan giliran.
c. Terapis memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-tanda
halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari
klien yang duduk di sebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai semua
mendapatkan giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi;
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan
orang lain bila mulai mengalami halusinasi
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang
mulai mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan Datang:
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan pentingnya
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul

59
2 Menyebutkan cara bercakap-
cakap
3 Memperagakan saat mulai
percakapan

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

60
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MELAKUKAN
AKTIVITAS TERJADWAL
Tujuan (Untuk mencapai TUK 4)
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi:
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
1) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis

61
3) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah
pensil untuk masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam
mencegah terjadinya halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya di papan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas
dari bangun pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil
menyusun jadwal
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah
berhasil menyusun jadwal
4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun
jadwal
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut: terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal
aktivitas tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan pentingnya
aktivitas dalam
mencegah halusinasi
2 Membuat jadwal
kegiatan harian

62
Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

63
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI V: mengontrol halusinasi dengan CARA patuh MINUM OBAT

A. Tujuan (Untuk mencapai TUK 5)


1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada di ruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL
TAK sebelumnya).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:

64
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama waktu TAK 60 menit
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada
masing-masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai
anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidak minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secar teratur
f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat,
benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat
sesuai contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat,
cara menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan
efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien
masing-masing. Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah
kiri terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap
kali klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yang saat itu bertugas

65
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No. Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkan pentingnya minum
obat secara teratur
2 Menyebutkan akibat jika tidak
minum obat secara teratur
3 Menyebutkan jenis obat
4 Menyebutkan dosis obat
5 Menyebutkan waktu minum obat
6 Menyebutkan cara minum obat
yang tepat
7 Menyebutkan efek terapi obat
8 Menyebutkan efek samping obat
Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan =

66

You might also like