You are on page 1of 16

BANK SENTRAL

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bank dan Lembaga keuagan syariah

DOSEN PENGAMPU:

Rasyidah Bulqis, S.A.P., M.E

DISUSUN OLEH :

A RAHMAT HIDAYAT

(NIM: 2102010003)

SRI RAHAYU

(NIM: 2102010011)

NASRIANI

(NIM: 2102010024)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “ Bank Dan Lembaga Keuagan Syariah ”. Tujuan makalah ini

untuk memenuhi tugas dari Ibu, serta diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pembaca dan bagi penulis sendiri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rasyida Bulqis, S.A.P.,

M.E selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro Islam. yang sudah

mempercayakan tugas ini kepada penulis, sehingga sangat membantu penulis

untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima

kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi

pengetahuannya kepada penulis, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat

waktu.

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari

makalah ini.

Pinrang, 11 April 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. PENGERTIAN BANK SENTRAL...........................................................3
B. TUJUAN DARI BANK SENTRAL.........................................................6
C. BANK SENTRAL SEBAGAI LEMBAGA HEGEMONIK..................10
BAB 3....................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peranan bank sentral disetiap negara menjadi sangat penting sebab dunia
perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor
perbankan memiliki peran yang berpengaruh terhadap maju atau mundurnya
perekonomian dalam suatu negara.1 Bank sentral sangat berperan penting untuk
meminimalkan resiko-resiko dalam dunia perbankan serta memberi perlindungan
terhadap dana masyarakat yang ada pada lembaga perbankan. Bank sentral
menjaga agar tingkat inflasi terkendali dengan mengontrol keseimbangan antara
jumlah uang dan barang yang beredar pada masyarakat.
Bank sentral yang bertujuan untuk mengontrol kebijakan dan kestabilan
perekonomian dimiliki hampir disetiap negara. Indonesia adalah salah satu negara
yang mempunyai bank sentral dan disebut dengan Bank Indonesia. Bank
Indonesia menghadapi berbagai masalah dan mengalami pasang surut dalam
perkembangannya. Sejarah bank sentral sudah dimulai sebelum kedatangan
bangsa barat di Indonesia. Sejarah bank sentral berawal sejak Indonesia menjadi
jalur perdagangan internasional oleh para pedagang. Pada saat itu ada dua
kerajaan yaitu kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit yang mendominasi
perdagangan di Indonesia. Bangsa-bangsa Eropa memperluas wilayah jajahannya
pada abad ke-15 termasuk ke Indonesia. Negara-negara penjajah Indonesia antara
lain Spanyol, Portugis kemudian diikuti oleh Belanda, Inggris dan Prancis.
Kegiatan perdagangan tidak berhenti walaupun terjadi penjajahan di Indonesia.
Kegiatan perniagaan yang terjadi dengan pesat memicu tumbuhnya lembaga
pemberi jasa keuangan yang nantinya akan menjadi akar tumbuhnya lembaga
keuangan yang modern. Belanda menguasai komoditi perdagangan di Nusantara
setelah berhasil memperkuat armadanya. Lembaga bank dibentuk demi kelancaran
bisnis dan sistem pembayaran dan pada awalnya disebut dengan De Javasche
Bank.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari bank sentral.?

2. Apa tujuan dari bank sentral.?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian dari bank sentral.

2. Mengetahui konsep kesejahteraaan dalam ekonomi islam.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BANK SENTRAL


Bank sentral atau bank pusat disuatu negara,pada umumnya adalah sebuah

instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moniter diwilayah negara

tersebut. Bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang,

stabilitas sektor perbankkan, dan sistem finansial secara keseluruha.

Bank sentral menjadi sebuah lembaga yang sudah dimiliki oleh para pihak

swasta pada suatu pemerintahan negara, memiliki tanggung jawab atas

stabilitas mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor perbankkan dan

seluruh sistem keuangan pada sebuah negara. Bank sentral wajib menjaga agar

tingkat inflasi terkendali serta selalu dalam nilai meredah maupun pada posisi

optimal untuk perekonomian dengan bentuk mengontrol keseimbagan pada

jumlah barang serta uang.

Istilah bank sentral (central bank) pertama kali dipergunakan di Inggris

pada tahun 1873 oleh Walter Bagehot, editor majalah The Economist, yang

merujuk pada suatu bank yang mempunyai hak monopoli untuk menerbitkan

uang dan berkedudukan di Ibukota suatu negara. Namun, istilah tersebut baru

mulai digunakan secara populer dalam kurun waktu 6 (enam) dekade terakhir

ini.1

1
Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1997), h.
5

3
Bank sentral merupakan salah satu lembaga keuangan yang penting

sehingga hampir semua negara mempunyai bank sentral. Status bank sentral di

banyak negara adalah badan hukum milik negara. Apabila ada yang

mempunyai status hukum yang lain, bukan berarti terlepas dari pemerintah.

Dalam istilah perbankan disebut independet within the government, yang kurang

lebih berarti bebas terpimpin.2 Peter S. Rose memberi definisi bahwa Bank

Sentral adalah agen pemerintah yang mempunyai fungsi kebijakan publik

terpenting dalam pengawasan kegiatan sistem keuangan dan pengendalian

jumlah peredaran uang. Umumnya di berbagai negara, peranan Bank Sentral

dalam sistem keuangan dan perekonomian, meliputi: (a) mengontrol peredaran

uang; (b) menjaga stabilitas pasar uang dan pasar modal; (c) menjaga

mekanisme pembayaran; (d) mengawasi sistem perbankan; dan (e)

memberikan pinjaman terakhir (lender of the last resort (LoLR).

Keberadaan Bank sentral yang merupakan salah satu lembaga yang cukup

strategis bagi perekonomian suatu negara mengalami evolusi yang cukup

panjang, baik secara historis maupun secara konsepsi. Awal perkembangan

kelembagaan bank sentral terjadi pada pertengahan abad ke 17 dengan

didirikannya bank di Swedia dan di Inggris yang kemudian menjadi bank

sentral di negara tersebut. Bank sentral di dunia mulai tumbuh pesat sejak

awal abad 20 dan mencapai jumlah terbanyak pada akhir abad ke 20 sejalan

dengan semakin banyaknya negara yang merdeka baik di kawasan Afrika

maupun di Eropa Timur.

2
Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1997), h.
13

4
Secara konsepsi, perkembangan kelembagaan bank sentral tidak terlepas

dari hasil implementasi dari konsep free banking system dengan central

banking system. Konsep free banking system adalah sebuah sistem perbankan

tanpa bank sentral. Setiap bank bebas mengeluarkan bank note, menerima

deposit dan memberikan pinjaman/kredit. Tidak ada lembaga sentral dalam

konsep free banking system. Masing-masing bank dapat menyimpan deposit

atau giro di bank lain untuk memudahkan transaksi pembayaran. Sedangkan

dalam konsep central banking diciptakan suatu lembaga sentral dari bankbank

untuk sentralisasi pengeluaran bank note (mencegah kekisruhan alat

pembayaran dan sistem pembayaran), mengatur dan mengawai bank, serta

menjadi sumber pinjaman akhir.

Tumbuh dan berkembangnya bank sentral merupakan hal yang cukup

penting untuk dicermati lebih dalam, khususnya terkait dengan perkembangan

kelembagaan, tujuan, tugas dan peran bank sentral dengan semakin

berkembangnya ilmu ekonomi kelembagaan yang menekankan arti pentingnya

aspek kelembagaan dalam perekonomian.

Untuk memahami bagaimana strategisnya peran bank sentral dalam

perekonomian, dapat kita amati bagaimana situasi yang terjadi di Amerika

Serikat pada saat terjadinya serangan pada menara kembar World Trade

Center pada tanggal 11 September 2001. Seperti diketahui, pada saat itu

ekonomi Amerika Serikat terguncang hebat. Indeks bursa saham langsung

mengalami penurunan tajam, arus transaksi perdagangan dunia terguncang

karena banyaknya kontrak dagang dan mitra dagang yang tersendat karena

hancurnya gedung World Trade Center, bahkan pemerintah Amerika Serikat

5
sendiri seakan mengalami ketidakberdayaan karena mengalami kesulitan

dalam memberikan solusi yang harus dilakukan dalam waktu segera untuk

memulihkan perekonomian Amerika Serikat akibat kejadian tersebut.

Salah satu lembaga yang langsung mengambil peran dalam mendorong

pulihnya roda perekonomian saat itu adalah The Federal Reserve of America.

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat pada saat itu Alan Greenspan,

langsung mengeluarkan kebijakan penjaminan atas seluruh kewajiban

Amerika kepada pihak luar Amerika, termasuk mitra dagang di dalam negeri

sepanjang kontrak dagang dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan adanya jaminan dari bank sentral tersebut,

arus transaksi perdagangan dalam negeri dan antar negara yang tadinya

sempat terhenti mulai dapat berjalan lagi, dan pada akhirnya roda

perekonomian dapat bergerak menuju taraf normal sebagaimana sebelum

terjadinya serangan pada menara kembar.

B. TUJUAN DARI BANK SENTRAL


Tujuan bank sentral tidak dapat dipisahkan dari latar belakang

pembentukan dan sejarah perkembangan bank sentral itu sendiri.

Pembentukan Sveriges Riskbank Swedia pada tahun 1656, yang baru mulai

beroperasi pada tahun 1668 dan kemudian dicatat dalam sejarah sebagai bank

sentral pertama dan tertua di dunia, mempunyai tujuan untuk membiayai

pengeluaran pemerintah (militer).3 Selanjutnya, pada tahun 1694 didirikan

Bank of England (BoE) dengan tujuan untuk menjaga nilai atau konversi uang

sebagai alat pembayaran yang sah terhadap emas dan perak. Untuk tujuan

3
Magdir Ismail, Bank Indonesia, ( Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia, 2007), h. 51.

6
tersebut di atas, BoE memiliki kewenangan tunggal dalam menerbitkan uang

kertas Inggris. Dengan tujuan dan fungsi ini, maka BoE disebut sebagai bank

of issue atau bank sirkulasi.4 Perkembangan BoE memiliki peran penting

dalam sejarah dan perekembangan kebanksentralan dunia sebagaimaa

dikemukakan oleh Sayers “The early history of a central banking sia of course

almost entirely the history of central banking in England”. Di samping itu,

tujuan lainnya dari BoE adalah memelihara monopoli penerbitan uang kertas

dalam rangka menguatkan jaminan yang menyatu dengan negara yaitu

bertindak sebagai bankir bagi negara, melakukan pengelolaan utang secara

nasional, bahkan termasuk pembiayaan perang dan perluasan daerah jajahan.

Oleh karena BoE melakukan kegiatan bisnis perbankan di samping

monopoli penerbitan uang kertas, maka berdasarkan Bank Charter Ac 1844,

kedua fungsi tersebut dipisahkan, namun keduanya tetap dilaksanakan oleh

BoE, yaitu penerbitan uang kertas ditangani oleh unit kerja (departement)

tersendiri dan operasi perbankan ditangani oleh departement yang lain. Untuk

tugas yang kedua (operasi perbankan), BoE bertindak sebagai “bank of

banks”. Dalam hal terdapat bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka

pendek (likuidias) dan tidak dapat lagi memperoleh pinjaman dari bank lain,

maka bank tersebut akan kembali kepada BoE dalam periode abad ke-19 yang

kemudian dikenal dengan fungsi “lender of the last resort” sebagai bagian dari

peran BoE dalam menjaga nilai uang Inggris (poundsterling) dalam

perekonomian “London”.5 Dalam menjalankan fungsi bank of issue dan

4
Magdir Ismail, Bank Indonesia, ( Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia, 2007), h. 46.

5
Antonio Fazio, Role and Independence of Central Banks, (t.t, t.p, 1993), h.123.

7
pemeliharaan atas kestabilan nilai dari poundsterling terhadap harga emas,

serta fungsi pengendalian likuiditas bank sebagai bagian dari fungsi sebagai

lender of the last resort tersebut, maka BoE dinyatakan sebagai institusi yang

memulai menjalankan peran sebagai ‘bank sentral’.6 Seperti dikemukakan

oleh Walter Bagehot bahwa “money will not manage itself”, maka kebutuhan

akan uang dalam membiayai seluruh kegiatan ekonomi seiring dengan

berkembangnya perekonomian, menuntut adanya fungsi regulasi di bidang

moneter oleh bank sentral. Di Amerika Serikat, tujuan The U.S. Federal

Reserve System (The Fed) sebagaimana tercermin dalam preambul Federal

Reserve Act 1913 yang ditandatangani oleh Presiden Woodrow Wilson pada

tanggal 23 Desember 1913 adalah “... to furnish an elastic currency, to afford

means of rediscounting paper, to establish a more effective supervision of

banking in The United States...”. Dalam perkembangan terakhir, khususnya

setelah krisis keuangan menimpa Amerika yang kemudian berdampak secara

global, dilakukan penguatan pada tujuan The Fed tersebut, khususnya dalam

memelihara stabilitas sistem keuangan.

Rumusan tujuan bank sentral di seluruh dunia tidak semua sama. Namun,

secara umum dapat ditarik sebuah benang merah bahwa tujuan bank sentral

adalah untuk kepentingan perekonomian suatu bangsa dan konsisten dengan

kebijakan perekonomian pemerintah (for the economic interst of the nation,

consistent with the government economic policy). Berdasarkan survei yang

dilakukan oleh BIS terhadap 47 bank sentral di seluruh dunia, bank sentral

memiliki tujuan: (a) kebijakan moneter; (b) stabilitas sistem keuangan; (c)

6
Ibid.

8
ketenagakerjaan, pertumbuhan dan kesejahteraan; (d) mendukung kebijakan

pemerintah; dan (e) pencapaian laba. Dari kelima tujuan tersebut, tujuan yang

berkaitan dengan kebijakan moneter adalah yang paling dominan.

Sebagian besar tujuan kebijakan moneter dari bank sentral di seluruh dunia

yang disurvei oleh BIS adalah kestabilan harga. Hal ini didorong oleh

konsensus bahwa kestabilan harga merupakan dasar atau prasyarat bagi

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Adapun tujuan kestabilan harga

tersebut dapat dituangkan dalam bentuk tujuan tunggal (single objective) atau

dalam bentuk tujuan yang utama/dominan (dominant or overidding objective).

Pelajaran berharga yang dialami Indonesia dari krisis keuangan tahun

1998 dan krisis global 2008 adalah bahwa biaya penanganan krisis dirasakan

sangat signifikan. Biaya crisis recovery menjadi semakin berat karena

diperlukan waktu yang cukup lama untuk membangkitkan kembali

kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tersebut membuktikan

bahwa sistem keuangan yang tidak stabil dapat memberikan dampak luas pada

sektor riil dan tugas menjaga kestabilan harga yang semakin sulit. Oleh karena

itu, dipandang perlu bagi pembuat kebijakan dalam memantau stabilitas sistem

keuangan termasuk pengawasan dan peraturan yang pruden, manajemen

likuiditas, kebijakan moneter, dan manajemen krisis.

Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap berbagai

gejolak. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas perekonomian yang secara

umum dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang tidak

menguntungkan. Kondisikondisi tersebut misalnya transmisi kebijakan

9
moneter menjadi tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter

menjadi tidak efektif. Contoh lainnya adalah fungsi intermediasi tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat yang pada

akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.7

Di berbagai negara umumnya peranan bank sentral di dalam sistem


keuangan dan perekonomian meliputi:

a. mengontrol peredaran uang.

b. menjaga stabilisasi pasar uang dan pasar modal.

c. memberikan jasa peminjaman terakhir (lender of last resort). Atau,

bertindak sebagai bankir bank umum dalam negeri (banker as bank).

d. menjaga mekanisme pembayaran.

e. mengawasi sistem perbankan.

Jadi singkatnya Tujuan bank sentral adalah untuk mencapai dan

memelihara kestabilan rupiah. Adapun kestabilan nilai rupiah yang dimaksud

adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin dari

perkembangan laju inflasi serta kestabilan mata uang negara lain. Instrumen

yang digunakan untuk mencapai dan memelihara nilai rupiah tersebut melalui

Bank Indonesia adalah bank sentral.

C. BANK SENTRAL SEBAGAI LEMBAGA HEGEMONIK


Secara kelembagaan, bank sentral dapat dikategorikan sebagai lembaga

hegemonik karena lembaga tersebut memiliki kewenangan atau otoritas

7
Rachbini, Bank Indonesia: Menuju Independensi Bank Indonesia, (Jakarta: t.p, 2000), h. 30

10
tertentu pada suatu wilayah tertentu. Dalam hal ini, kewenangan yang dimiliki

oleh bank sentral adalah kewenangan untuk menerbitkan, mengatur dan

memelihara kestabilan mata uang dalam suatu wilayah tertentu.8

Pengakuan atas kewenangan ini adalah bersifat mengikat. Adapun sifat

mengikatnya dapat disebabkan oleh undang-undang, atau karena pengakuan

secara sukarela. Pengakuan publik terhadap hegemonik kelembagaan bank

sentral di suatu negara pada umumnya didasarkan pada adanya ketentuan

undang-undang yang mengikat warga atau masyarakat suatu negara atau

kawasan. Penggunaan mata uang Euro di kawasan Eropa misalnya, adalah

berlaku dan mengikat warga negara di beberapa negara karena adanya

penetapan undang-undang. Kondisi tersebut dapat menjadi contoh pengakuan

hegemoni terhadap bank sentral Eropa oleh masyarakat ekonomi Eropa karena

adanya penetapan undang-undang.

Pengakuan secara sukarela biasanya lebih didasarkan pertimbangan

kepentingan ekonomi. Salah satu contoh adalah kesepakatan untuk

menggunakan mata uang tertentu sebagai alat transaksi pembayaran antar dua

negara atau lebih. Demikian pula dengan penggunaan US Dolar sebagai alat

pembayaran oleh negara-negara di luar Amerika Serikat, merupakan bentuk

nyata dari pengakuan sukarela atas hegemoni bank sentral Amerika Serikat.

8
Rachbini, Bank Indonesia: Menuju Independensi Bank Indonesia, (Jakarta: t.p, 2000), h. 30

11
BAB 3

KESIMPULAN

Bank sentral atau bank pusat disuatu negara,pada umumnya adalah sebuah

instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moniter diwilayah negara

tersebut. Bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang,

stabilitas sektor perbankkan, dan sistem finansial secara keseluruha.

Bank sentral menjadi sebuah lembaga yang sudah dimiliki oleh para pihak

swasta pada suatu pemerintahan negara, memiliki tanggung jawab atas

stabilitas mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor perbankkan dan

seluruh sistem keuangan pada sebuah negara.

Tujuan bank sentral adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan

rupiah. Adapun kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai

rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi

serta kestabilan mata uang negara lain. Instrumen yang digunakan untuk

mencapai dan memelihara nilai rupiah tersebut melalui Bank Indonesia adalah

bank sentral.

Secara kelembagaan, bank sentral dapat dikategorikan sebagai lembaga

hegemonik karena lembaga tersebut memiliki kewenangan atau otoritas

tertentu pada suatu wilayah tertentu. Dalam hal ini, kewenangan yang dimiliki

oleh bank sentral adalah kewenangan untuk menerbitkan, mengatur dan

memelihara kestabilan mata uang dalam suatu wilayah tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman

Pressindo, 1997), h. 5

Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman

Pressindo, 1997), h. 13

Magdir Ismail, Bank Indonesia, ( Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia, 2007), h.

51.

Antonio Fazio, Role and Independence of Central Banks, (t.t, t.p, 1993), h.123.

Rachbini, Bank Indonesia: Menuju Independensi Bank Indonesia, (Jakarta: t.p,

2000), h. 30

Raharjo, Sejarah Bank Indonesia, (Jakarta: t.p, 1997), h. 27

13

You might also like