You are on page 1of 7

EEICT e - ISSN: 2615 – 2169

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

Analisis Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Offgrid Untuk


Rumah Tinggal Di Kota Banjarbaru

Renaldy Rahman1
Prodi teknik elektro, Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
renaldyrahman08@gmail.com

Abstrak - Lebih dari 50 % kebutuhan energi yang sebagai pencahayaan, fasilitas umum,
ada saat ini menggunakan energi bahan bakar fosil keperluan rumah tangga, dan keperluan
seperti minyak bumi dan batubara. Namun industri. Revolusi industri 4.0 memaksa segala
persediaan energi tersebut semakin berkurang. Jika aspek kehidupan untuk berubah khususnya
tidak ditangani, kemungkinan akan terjadi krisis perubahan penggunaan renewable energy.
energi. Inovasi energi alternatif dari sumber Lebih dari 50 % kebutuhan energi yang ada
terbarukan sangatlah diperlukan, untuk memenuhi saat ini ditopang oleh energi bahan bakar fosil
kebutuhan energi salah satunya penggunaan PLTS seperti minyak bumi, batubara dan gas alam.
untuk keberlangsungan generasi masa depan. Kondisi persediaan energi yang ada saat ini
Dikawasan kota berpotensi besar sudah mulai berkurang. Jika tak segera
dikembangkannya PLTS Offgrid yang ditangani, kemungkinan tak terhindarkan
diaplikasikan pada atap bangunan. Dalam hal ini adanya krisis energi. Untuk itu inovasi tentang
yang dibahas adalah analisis perencanaan PLTS energi alternatif, terutama dari sumber daya
Offgrid untuk rumah tinggal tipe 45 di Kota yang tak terbatas sangatlah diperlukan, untuk
Banjarbaru yang berdekatan dengan garis memenuhi kebutuhan energi masyarakat di
khatulistiwa sehingga mendapat sinar matahari masa yang akan datang. Salah satu alternatif
melimpah. Metode penelitian menggunakan yang dapat diterapkan adalah inovasi
metode analisis kuantitatif, dengan menggunakan pemanfaatan sel surya. Sel surya adalah
teknik pengumpulan data literatur dan pengukuran perangkat yang dapat mengubah energi cahaya
yang selanjutnya diperhitungkan dengan rumus. matahari menjadi energi listrik dengan
Dengan total kebutuhan daya perharinya sebesar mengikuti prinsip photovoltaic. Selain itu, PT
8.108 W. Panel surya yang digunakan tipe PLN (Persero) melakukan transformasi yang
Monocrystalline 300 Wp sebanyak 8 buah. Jumlah disebut “Power Beyond Generations” yaitu
hari otonomi selama 3 hari, maka diperoleh biaya PLN mulai mengurangi pemakaian bahan
investasi awal sebesar Rp. 139.862.500 dan biaya bakar fosil dengan mulai menggunakan green
pemeliharaan tahunan selama periode 25 tahun energy seperti PLTS dan pembangkit listrik
sebesar Rp. 13.986.250. Hal tersebut sangat hybrid sebagai pembangkit masa depan yang
membantu masyarakat mengetahui perencanaan makin murah dan upaya menghadirkan energi
PLTS dari segi kebutuhan komponen, luas area ramah lingkungan untuk melindungi generasi
panel surya, dan nominal biaya yang diperlukan masa depan.
serta renewable energy. Dikawasan kota memiliki potensi
besar untuk dikembangkan PLTS yang dapat
Kata Kunci : PLTS, renewable energy, diaplikasikan pada atap bangunan. Sitem
Monocrystalline, Solar Cell PLTS dapat dilakukan dengan sistem offgrid,
dimana sistem PLTS offgrid yaitu PLTS yang
I. PENDAHULUAN berdiri sendiri tanpa terhubung dengan
Energi Listrik merupakan salah satu jaringan listrik lain seperti PLN dan
sumber kebutuhan dasar manusia yang harus memproduksi daya listrik harian secara
terpenuhi untuk mendorong aktivitas mandiri yang keunggulannya mudah jika ingin
kehidupan manusia, yaitu dapat digunakan diintegrasikan dengan sistem kelistrikan yang

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|1


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

sudah ada atau ingin menghasilkan listrik Tabel 1, Data Potensi Energi Surya dan Iklim
secara mandiri (offgrid) dan dapat Kabupaten Kota Banjarbaru Tahun 2019
memanfaatkan lahan yang ada yaitu atap
sehingga dapat mengurangi biaya investasi
lahan serta letak Kota Banjarabaru berdekatan
dengan garis khatulistiwa sehingga mendapat
sinar matahari melimpah.
Penelitian dengan judul Analisis
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Offgrid untuk rumah tinggal tipe 45 di daerah
Kota Banjarbaru dilakukan untuk membantu
masyarakat mengetahui perencanaan dalam
pembangunan PLTS Offgrid untuk rumah
tinggal tipe 45 dari segi kebutuhan komponen,
luas area panel surya, dan nominal biaya yang
diperlukan serta renewable energy.
Perencanaan sistem PLTS
II. Metode Penelitian menggunakan nilai tengah potensi energi
Metode penelitian menggunakan harian matahari selama periode tahun 2019
metode analisis kuantitatif, dengan sebesar 4,87 kWh/m2/hari dengan tujuannya
menggunakan teknik pengumpulan data agar saat insolasi harian matahari berada pada
literatur dan pengukuran yang selanjutnya nilai tidak terlalu tinggi, temperatur udara
diperhitungkan dengan rumus. harian menggunakan nilai rata-rata maksimum
Data primer, melalui Studi Literatur sebesar 33,4 oC agar temperatur berada pada
Pengumpulan data utama yang berupa nilai tertinggi.
spesifikasi dan referensi harga komponen
peralatan PLTS, potensi energi matahari dan 2. Kebutuhan Daya Rumah Tipe 45
iklim serta Pengukuran langsung kebutuhan Kebutuhan daya di dapat dari
daya rumah tipe 45. Data sekunder, didapat pengukuran daya peralatan elektronik
dari hasil analisis dan perumusan data yang dilakukan dengan mengambil sampling salah
dikumpulkan didapat dari jurnal dan penelitian satu rumah tipe 45 yang terletak di Kota
orang lain. Banjarbaru.

III. Hasil dan Pembahasan


1. Data Potensi Energi Surya dan Iklim
Data potensi energi surya dan iklim
pada wilayah Kota Banjarbaru sepanjang
tahun 2019 dari bulan Januari 2019 sampai
dengan Desember 2019 diperoleh dari data
iklim yang dikeluarkan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Kelas1 Banjarbaru sesuai dengan
tabel 1 di bawah ini : [1] Gambar 2 ; Denah Rumah Tipe 45

Luas rumah tipe 45 seluas 45,5 m2


dengan luas masing-masing atap rumah
sebesar 22,75 m2. Pengukuran kebutuhan
energi menggunakan Wattmeter dengan

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|2


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

mengukur daya peralatan elektronik dan lampu Pmpp= Daya keluaran maksimal dari panel
yang ada di rumah tipe 45 dimana jumlah titik surya
lampu berdasarkan luas ruangan [2] kemudian ∆t= Kenaikan suhu
dikalikan dengan jam terpasang atau jam
penggunaan dari setiap peralatan elektronik Penentuan daya keluaran maksimum
yang ada di rumah tipe 45 dengan dengan hasil panel surya pada saat temperatur panel
pengukuran berikut: surya naik menjadi 33,4oC, yang
diperhitungkan dengan persamaan berikut:
Tabel 2 Kebutuhan Daya Rumah Tipe 45
PMPP = 300 W P 8,4OC = 12,6 W (2)
Pmpp 33,4OC = PMPP ˗ POC
= 300 W – 12,6 W = 287,4 W

Penentuan nilai faktor koreksi


tempertur/TCF (Temperature Correction
Factor), diperhitungkan dengan persamaan
sebagai berikut:

𝑃𝑚𝑝𝑝 𝑡 oC
TCF =
𝑃𝑀𝑃𝑃 (3)
287,4 𝑊
= = 0,958
Pada perhitungan ini kebutuhan daya 300 𝑊
dikali 2 agar dapat mengantisipasi hari tanpa
sinar matahari selama 1 hari. Sehingga total Selanjutnya dapat menentukan luas PV
konsumsi daya menjadi 4.054 x 2= 8.108 Area, diperhitungkan dengan persamaan
Watt. berikut :
Eb = 8.108 Watt = 8,1 kWh
3. Analisis Aspek Teknik dan Komponen Gsr = 4,87 kWh/m2/hari
a. Perhitungan PV Area TCF = 0,958
Temperatur maksimum untuk wilayah ȠPV = 18 %
Kota Banjarbaru periode tahun 2019 adalah Ƞef = 95 % (diambil dari rata-rata
sebesar 33,4oC. Ada peningkatan suhu efisiensi komponen)
panel surya sebesar 8,4oC dari temperatur
E𝑏
standar pada panel surya sebesar 25oC. PV Area =
Kenaikan temperatur udara 1oC pada panel Gsr × 𝑇𝐶𝐹 × ȠPV × Ƞef
8,1
surya berakibat pada daya yang dihasilkan = (4)
panel surya berkurang sebesar 0,5 %. 4,87 × 0,958 × 0,18 ×0,95
8,1
Selanjutnya dapat diperhitungkan besar = = 10,16 m2
0,797
daya yang berkurang sesuai persamaan
berikut : [4]
E𝑏 = Energi yang dibangkitkan [kWh/hari]
PV Area = Luas permukaan panel surya [m2]
Pmpp = 300 W ∆t = 8,4 oC Gsr = Intensitas matahari harian [kW/m2/hari
P 8,4 oC = 0,5% per oC × Pmpp × ∆𝑡 (1) Gsr = Intensitas matahari harian [kW/m2/hari]
= 0,5 % × 300 W × 8,4 oC TCF= Temperature coefficient factor [%]
= 12,6 W ȠPV= Efisiensi panel surya [%]
Ƞef= Efisiensi keluaran [%] asumsi 0,9
P oC = Daya pada saat naik dari suhu standar

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|3


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

b. Perhitungan Wattpeak Vmpp = 32,2 𝑉 × 2 = 64,4 V


Besar daya yang dibangkitkan oleh PLTS, Impp = 9,31 𝐴 × 4 = 37,24 A]
diperhitungkan dengan persamaan berikut : Pmpp = 64,4 × 37,24 =2.398,25 W,
[4] dibulatkan = 2.500 W

PV area =10,16 ; PSI = 1000 ; ȠPV = 18 % Panel surya memiliki spesifikasi


Pwp = 𝑃𝑉 𝑎𝑟𝑒𝑎 × 𝑃𝑆𝐼 × ȠPV Panjang x lebar yaitu 1,64 x 0,99 = 1,623
= 9,7 × 1000 × 0,18 m2. Maka, luas PV area 8 buah panel surya
(5)
= 1.746 Wattpeak, adalah sebesar 1,623 x 8 = 12,98 m2. Luas
dibulatkan menjadi 2000 W atap rumah tipe 45 cukup untuk ditempati
array tersebut yaitu 45,5 m2 dan
Pwp = Daya yang dibangkitkan panel menghasilkan 2 rangkaian seri dan 4
PSI = Peak solar insolation adalah rangakaian paralel.
1.000 W/m2
d. Perhitungan Kapasitas Charge
ȠPV = Efisiensi panel surya [%]
Controler
Kapasitas Charge Controler dapat
Dari total kebutuhan harian sebesar
ditentukan dengan perhitungan sebagai
8.108 Watt per hari/24 jam dengan daya
berikut : [5]
yang dibangkitkan oleh panel surya sebesar
2000 W.
Demand watt = 2.500 W Safety Factor
= 1,25 Sistem Voltage (Vmpp) = 64,4
c. Perhitungan Jumlah Panel Surya
Panel surya yang digunakan tipe 𝐷𝑤 𝑥 𝑆𝑓
monocrystalline 300 Wp dengan besar daya Cscc =
𝑉𝑚𝑝𝑝
dibangkitkan 2.000 Watt, Perhitungan 2.500 × 1,25
jumlah panel surya diperhitungkan =
64,4
persamaan berikut : [4] = 48,52 A
PMPP = 300 W Cscc = Kapasitas dari charge controler
𝑃𝑤𝑝
Jumlah panel surya = [unit] Dw = Demand\ watt
𝑃𝑚𝑝𝑝
Sf = safety factor (factor kemanan)
2.000 (6)
= ditentukan sebesar 1,25
300
= 6,66 = 7 Unit
Kapasitas charger ntroler yang
Jumlah minimal panel surya adalah dipasang dengan nilai minimal 48,52 A atau
sebanyak 7 unit yang dihubungkan secara lebih. Besar daya maksimal dihasilkan
paralel 4 unit dan 2 unit dihubungkan seri panel surya yakni 2.500 watt dan besar arus
maka total dari panel surya adalah sebanyak keluaran 37,24 A. Sehingga Charge
8 buah. Panel surya yang digunakan tipe Controler yang digunakan pada PLTS
monocrystalline dengan Vmpp = 32,2 V, adalah tipe MPPT dengankapasitas minimal
Impp = 9,31 A dan Pmpp = 300 Wp per sesuai perhitungan yang mendekati Charge
panel surya dan Tegangan Solar Charge Controler yang beredar di pasaran yaitu
Controller antara 60-115 Vdc dengan arus sebesar 60 A sebanyak 1 buah dengan
maksimum 60A, yang diperhitungkan voltase 60-115 V dan daya 3200 W.
sebagai berikut :

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|4


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

e. Perhitungan Kapasitas Inverter Total jumlah baterai yang


Kapasitas inverter diperhitungkan dibutuhkan pada Pembangkit Listrik
persamaan berikut : [5] Tenaga Surya (PLTS) Offgrid untuk rumah
tinggal tipe 45 adalah sebanyak 4 × 4 = 16
Demand watt = 2.500 W Safety Factor buah.
= 1,25
CIv = D𝑤 x 𝑆𝑓 [watt] 4. Analisis Biaya PLTS
(9) a. Menentukan Biaya Komponen
= 2.500 × 1,25
= 3.125 W (Investasi Awal)
Kapasitas inverter harus di atas atau Biaya komponen didapat dari
mendekati 3.125 W. Sehingga kapasitas informasi harga dari PT. Wedosolar
inverter yang digunakan pada Pembangkit Indonesia. Biaya Komponen ini lah yang
Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah menjadi investasi awal dari PLTS sesuai
sebesar 4000 W dengan input power 48 V tabel 7 di bawah ini [3]
dan Votage 220 Vac sebanyak 1 buah.
Tabel 7 Harga Komponen PLTS PT. Wedosolar
f. Perhitungan Kapasitas Baterai Indonesia
Kapasitas baterai ditentukan
persamaan berikut : [6]
DN = 3 [7] D0D = 80 % = 0,8 ; Ƞef = 95 %
=0,95; Eday = 8.108; Vs = 48
𝐷𝑁 𝑥 𝐸𝑑𝑎𝑦
C=
𝑉𝑠 𝑥 𝐷0𝐷 𝑥 Ƞ𝑒𝑓
3 × 8.108 (10)
=
48 × 0,8 × 0,95
24.324
=
36,48 Sumber : Informasi Harga PT Wedosolar Indonesia
= 666,77 Ah
Berdasarkan tabel di atas, maka biaya
C = Kapasitas Baterai [Ampere-hour] investasi awal Pembangkit Listrik Tenaga
DN = Jumlah hari otonomi [hari] Surya (PLTS) Offgrid untuk rumah tinggal
ditentukan dengan 3 hari tipe 45 di Kota Banjarbaru adalah sebesar
Eday = Konsumsi Energi harian [kWh] 1a = Rp. 139.862.500.
Vs = Tegangan baterai [Volt]
D0D = maksimum pengosongan baterai
b. Perhitungan Biaya Operasional dan
[%]
Pemeliharaan
Biaya operasional PLTS dihitung
Kapasitas Baterai yang digunakan berdasarkan masa pakai baterai dengan
sesuai spesifikasi adalah sebesar 12 V – 200 perhitungan sebagai berikut : [8]
Ah. Sehingga dapat ditentukan jumlah
baterai yang diperlukan sebagai berikut :
Jumlah baterai yang disusun
48
seri = 12 = 4 buah
Jumlah baterai yang disusun Nb = 4 kali (penggantian baterai)
666,77 harga baterai = 73.600.000 (4.600.000 x16)
paralel = = 3,333 (4 buah)
200 Biaya Operasional = Nb x biaya baterai
= 4 × 73.600.000
= Rp. 294.400.000

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|5


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

Biaya pemeliharaan PLTS pertahun Faktor pemulihan modal (CRF) untuk


dihitung dengan persamaan sebagai berikut: mengkonversi semua arus kas biaya siklus
Biaya Pemeliharaan hidup menjadi serangkaian biaya tahunan
(A) = 1% x (Ia) dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
= 0,01 x (139.862.500) 𝑖 (1+𝑖)𝑛
(12) CRF =
= Rp. 1.398.625 (1+𝑖)𝑛 − 1
0,1 (1+0,1)25 (15)
=
c. Perhitungan Biaya Siklus Hidup (1+0,1)25 − 1
(LCC) 1,0834
= = 0,11
PLTS pada penelitian ini dapat 9,834
beroperasi selama 25 tahun sesuai dengan Perhitungan kWh Produksi Tahunan yang
masa pakai panel surya. Besar tingkat dibangkitkan pertahun sesuai persamaan
diskonto yang digunakan sebesar i=10,02 % berikut :
yang dihitung dengan persamaan berikut kWh harian = 8,1
berikut : nKWH = kWh harian × 365 (1 tahun) (16)
= 8,1 x 365 = 2.956 kWh
A = 1.398.625
n = 25 (masa penggunaan) Berdasarkan perhitungan LCC, CRF
(1+𝑖)𝑛 −1 dan kWH Tahunan di atas, maka dapat
AW = 𝐴[ ] ditentukan Biaya Energi (C0E), dengan
𝑖 (1+𝑖)𝑛
(1+0,1)25 −1 (13) perhitungan sebagai berikut :
= 1.398.625[ 25
]
0,1 (1+0,1)
𝐿𝐶𝐶 × 𝐶𝑅𝐹
= 1.398.625 x 10 = Rp. 13.986.250 C0E = (17)
LCC = Biaya Siklus Hidup 𝑛𝐾𝑊𝐻
448.248.750 × 0,11
Ct = Biaya Investasi awal dan Biaya =
2.956
Operasional 49.307.362
AW = Biaya nilai sekarang untuk total = = Rp. 16.680 /kWh
2.956
biaya pemeliharaan dan operasional
selama n tahun umur proyek Maka didapat biaya per kwh sebesar
Rp. 16.680 /kWh. Sehingga pemakaian
Biaya tetap pemeliharaan selama energi PLTS selama 1 hari rumah tipe 45
periode 25 tahun sebesar Rp. 13.986.250, sebesar = 7,74 x 16.680 = Rp 135.108 dan
maka dapat ditentukan biaya siklus hidup selama satu bulan sebesar = 135.108 x 30 =
(LCC) sebagai berikut : Rp. 4.053.240.
LCC = Ct+ AW
=(139.862.500 + 294.400.000 ) + IV. Kesimpulan
13.986.250 (14) Berdasarkan pengumpulan data dan
= Rp. 448.248.750 perhitungan kebutuhan energi harian rumah
Berdasarkan perhitungan di atas, tipe 45 sebesar 8.108 watt per hari dengan
maka didapat biaya siklus hidup (LCC) daya yang dibangkitkan sebesar 2.500 watt,
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan panel surya yang digunakan tipe
Offgrid sebesar Rp. 448.248.750. Monocrystalline 300 Wp sebanyak 8 Unit,
Solar Charge Controller MPPT 48 V dengan
d. Perhitungan Biaya Energi (Cost of arus 60 A dan daya 3200 watt sebanyak 1
Energy) buah, Inverter 48 V (220Vac) dengan arus 60
Perhitungan biaya energi sebagai berikut : A dan daya 4000 W sebanyak 1 buah, Baterai
[8] VRLA 12 V dengan daya 200 Ah sebanyak 16
buah dengan luas area array 8 buah panel

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|6


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

surya adalah sebesar 12,98 m2 , luas [4] Nafeh, A.E.A. 2009, “Design and
penempatan panel surya dengan luas atap Economic Analysis of a Stand-Alone PV
rumah tipe 45 cukup untuk ditempati panel System to Electrify a Remote Area
surya tersebut dengan luas rumah tipe 45 yaitu Household in Egypt. The Open
sebesar 45,5 m2 Renewable Energy Journal 2: 33-37,
Total Biaya yang dikeluarkan Rp. Cairo, Egypt: Electronics Research
448.248.750 dengan biaya energi per kWh Institute.
sebesar Rp. 16.680 dan per bulan sebesar Rp. [5] Muzzammir, Md. Naim dan Foraji,
4.053.240. Abdullah Al Masum. 2014, “An
Dalam pemilihan komponen Economic Analysis of Solar PV System
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar in Bangladesh”, Departement of
dapat memperhatikan harga masing-masing Electrical and Electronics Engineering,
komponen dengan memilih harga yang lebih Bangladesh: Daffodil International
murah namun tetap memerhatikan kualitas,
University.
sehingga total biaya investasi dan biaya
operasional penggantian baterai dapat lebih [6] Lynn, PA. 2010, Electricity form
murah Sunlight : An Introduction Photovoltaic,
London: Jhon Wiley & Sons, Ltd, hal
V. Referensi 163, 206-210.
[1] BMKG. 2020, Analisia Iklim dan Energi [7] Effendi, Muslimin Nur, Hidayat, Syarif
Matahari Kota Banjarbaru Tahun 2019, dan Syamsudin, Zalmadi. 2017.
BMKG Kelas 1 Banjarbaru, Banjarbaru. “Perencanaan Penggunaan PLTS di
Stasiun Kereta Api Cirebon Jawa Barat”,
[2] Faridha, Moethia dan Noor, M. 2018, Jurnal Energi & Kelistrikan Vol. 9 No 1,
“Analisis Perhitungan Pemakaian Energi Jakarta Barat: Sekolah Tinggi Teknik-
Lampu LED Pada Rumah Tinggal Tipe PLN
45 Selama Sebulan”, Jurnal EEICT Vol
1, Banjarmasin: Universitas Islam [8] Al-Qutub, R.W.A. 2010, “Treatment of
Kalimantan Muhammad Arsyad Al- Surface Water by Autonomous Solar
Banjari. Powered Membrane Cells”, Palestine:
An-Najah National University.
[3] Wedosolar Indonesia. 2020, Informasi
Harga Komponen PLTS, PT Wedosolar [9] BI. 2019, I.26 Suku Bunga Pinjaman
Indonesia, Jakarta. Rupiah yang diberikan Menurut
Kelompok Bank dan Jenis Pinjaman,
Bank Indonesia,Jakarta.

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|7

You might also like