Professional Documents
Culture Documents
NIM : 36121053
Kelas : 2B D3 Akuntansi
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan mengeluarkan berbagai jenis biaya guna menjalankan
operasional. Penggunaannya dalam jumlah besar, sehingga biasanya biaya ini tertagih tiap periode
tertentu saja.
Selain terkait biaya, banyak pula perusahaan yang memiliki tagihan atas pinjaman modal eksternal,
atau sederhananya disebut sebagai utang.
Kedua jenis tagihan ini dalam proses pelaporan neraca laba/rugi biasanya dijadikan satu, dan
dinamai “liabilitas”.
Jadi jika didefinisikan, liabilitas adalah suatu kewajiban yang menjadi tanggungan perusahaan,
baik berasal dari internal maupun eksternal, dan harus segera dibayarkan sebelum jatuh tempo
pembayaran.
Liabilitas dapat memiliki bentuk dan nilai sama dengan aset, baik berupa modal maupun barang.
Hal inilah yang sering membuat pengusaha salah paham dan menganggap liabilitas sebagai aset.
Padahal faktanya, aset dan liabilitas adalah dua hal berbeda.
Aset adalah sumber-sumber ekonomi untuk menjalankan laju bisnis dan memastikan pertambahan
nilai kekayaan bagi perusahaan. Aset ada dua jenis, yaitu:
1. Aset lancar (mudah dicairkan), misalnya sertifikat tanah, mesin, gedung, brand, dan
sebagainya.
2. Aset tak lancar (sulit dicairkan), misalnya surat berharga, piutang, kas, barang dagangan,
dan sebagainya.
Sementara itu, liabilitas adalah sumber-sumber ekonomi untuk menjalankan laju bisnis yang perlu
dibayar perusahaan ke pihak eksternal dalam tempo tertentu.
Liabilitas tidak dapat ditinggalkan, karena akan menimbulkan masalah. Sementara itu, aset adalah
hak milik perusahaan (atau investor) sehingga dapat dikelola sesuka hati demi kemajuan
perusahaan.
Aset termasuk sumber daya keuangan yang memiliki manfaat ekonomi di masa depan.
Sementara liabilitas adalah hal yang wajib dilunasi dalam waktu dekat.
Nilai aset setiap tahun mengalami depresiasi atau penurunan, sedangkan liabilitas nilainya
tidak akan berkurang dan bisa bertambah karena suku bunga.
Pada neraca keuangan, aset berada di bagian kanan, dan liabilitas berada di sisi kiri.
Karakteristik Liabilitas
Setelah memahami apa itu liabilitas, kali ini kita akan mempelajari karakteristik liabilitas, yaitu:
Secara garis besar, ada dua jenis liabilitas, yaitu liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka
pendek. Penjelasan lengkap tentang keduanya adalah sebagai berikut.
Contoh liabilitas jangka panjang misalnya utang bank, utang hipotik, utang obligasi,
kredit noveltasi, utang subduersi, utang pemegang saham, dan utang sewa.
Contoh liabilitas jangka pendek antara lain kredit rekening koran, tagihan listrik, tagihan
air, cicilan mesin, dan pajak penghasilan (PPh).
Dalam neraca keuangan, pelaporan liabilitas jangka pendek biasanya digabung menjadi
satu. Misalnya tagihan listrik 3 bulan sekali, maka dalam neraca keuangan adalah total
pembayaran yang dilakukan 4 kali dalam setahun.
Salah satu fungsi liabilitas adalah membantu untuk menganalisis laporan keuangan dan
menyimpulkan kondisi perusahaan di akhir tahun pelaporan.
Apabila liabilitas lebih besar daripada ekuitas, maka artinya sebagian besar aset perusahaan
terbiayai dengan hak milik eksternal. Kondisi seperti ini tentunya tidak sehat untuk perusahaan.
Oleh karena itu, guna mengantisipasi rasio liabilitas - aset tidak seimbang, analisis liabilitas adalah
sesuatu yang perlu Anda lakukan, berikut ini komponennya.
Apabila jumlah utang mencapai 50% atau lebih, maka keuangan perusahaan dalam kondisi
tidak sehat. Sehingga di tahun berikutnya perusahaan perlu berusaha mengurangi liabilitas
atau meningkatkan ekuitas.
Jumlah ideal untuk rasio utang adalah 40%, atau kurang dari itu. Semakin rendah rasio
utang terhadap aset, maka operasional perusahaan juga akan semakin aman.