Professional Documents
Culture Documents
Muhamad Alfinnudin Cholil - AKL C2 - Zat Organik
Muhamad Alfinnudin Cholil - AKL C2 - Zat Organik
LINGKUNGAN
Pertemuan 5: Zat Organik
Disusun oleh:
NIM : 2000029190
Golongan : C2
ZAT ORGANIK
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menganalisis kualitas air tercemar limbah dengan
parameter zat organik
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan kualitas lingkungan dengan
parameter zat organik
B. Tinjauan Pustaka
Zat organik adalah bagian dari binatang atau tumbuh-tumbuhan
dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat
organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
menggunakan oksigen terlarut. Sisa dari zat organik yang dibuang ke
lingkungan disebut juga dengan limbah organik. Limbah organik adalah
sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga,
industri, pemukiman, peternakan, pertanian, dan perikanan. Bahan organik
biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur,
dan mineral lainnya (Halim Haitami, Rakhmina D, Fakhridani S 2016).
Karakteristik bahan organik yang membedakannya dari bahan
anorganik adalah sebagai berikut:
1. Mudah terbakar
2. Memiliki titik beku dan titik didih rendah
3. Biasanya lebih sukar larut dalam air
4. Bersifat isomerisme, beberapa jenis bahan organik memiliki rumus
molekul yang sama
5. Reaksi dengan senyawa lain berlangsung lambat karena terjadi bukan
dalam bentuk ion, melainkan dalam bentuk molekul
6. Sebagian besar dapat berperan sebagai sumber makanan bagi bakteri
(Saragi, 2016).
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Pipet ukur
2. Pipet volume
3. Labu erlenmeyer
4. Propipet
5. Batu didih
Bahan
1. Larutan H2SO4
2. Larutan KMnO4
3. Larutan Asam Oksalat
4. Aquadest
5. Sampel Air
D. Cara Kerja
Pemeriksaan Sampel
PERHITUNGAN
Keterangan:
N KMnO4 : 0,0098 N
BE KMnO4 : 31,6
Hasil Perhitungan
4. Air PDAM
1000
= x (10 ml + volume titrasi) x N KMnO 4) – (10 ml x N
volume sampel
Asam Oksalat) x BE KMnO4 x 1 mg/L
1000
= x (10 ml + 0,7) x 0,0098) – (10 ml x 0,01) x 31,6 x 1 mg/L
100
= 1.0486 – 3.16
= 2.11 mg/L
E. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini membahas tentang zat organik, kadar zat
organik yang tertinggi dalam praktikum kali ini adalah Air Minum
Kemasan dan Air Galon Bermerk dengan nilai kadar sama-sama 2,12
mg/L. Faktor penyebab tingginya zat organik di suatu kadar air adalah bisa
berasal dari alam, sintesa, fermentasi dan proses aktivitas bakteri yang
diurai secara tidak sempurna. Sumbernya sendiri bisa berasal alam yaitu
minyak, tumbuhan, lemak hewan, selulosa, pati, dan sebagainya. Adanya
bahan-bahan orgnaik dalam air erta hubungannya dengan terjadinya
perubahan sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau dan
rasa dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Standar kandungan bahan
organik dalam air minum menurut Dep. Kes. R.I maksimal yang
diperboleh adalah 10/mg/L. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat
ditimbulkan oleh penyimpangan terhadap standar ini adalah timbulnya bau
yang tidak sedap pada air minum, dan dapat menyebabkan sakit perut
(Saragi, 2016).
Untuk kadar nilai zat organik pada hasil pengamatan memiliki
perbedaan yaitu untuk air PAM/PDAM adalah sebesar 2,11 mg/L dan
untuk air sumur adalah 2,05 mg/L. Untuk air minum yaitu ada air minum
kemasan, air galon bermerk, dan air DAMIU juga memiliki perbedaan
nilai zat organik. Untuk air minum kemasan dan air galon bermerk sama-
sama memiliki kandungan zat organik sebesar 2,12 mg/L. Sedangkan nilai
air DAMIU adalah 2,10 mg/L. Tentu berdasarkan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Pengawasan Kualitas Air sudah
sesuai dikarenakan nilai ambang batas zat organik adalah 10 mg/L
F. KESIMPULAN
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai kke
titik tertentu. Penyebab utama pencemaran air adalah
pembuangan limbah cair yang mengandung zat pencemar
Kualitas lingkungan air jika kita melihat paramater air adalah
melihat nilai ambang batasnya yaitu 10 mg/L jika lebih dari itu
maka diindikasikan bahwa air tersebut tercemar
Daftar Pustaka
Agarwal, A., Prajapati, R. Singh, O.P., Raza, S.K, dan Thakur, L.K., 2015.
Pesticide Residue in Water-A Challenging Task in India. Env Monit Assess 187,
4287.
PerGub DIY NO.20, 2008, Peraturan Gubernur tentang Baku Mutu Air di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Salmin, “Oksigen terlarut (DO) Dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan,” Oseana, vol. 30, no. 3,
pp. 21–26, 2005.