Nama : Riki Mauladi

Kelas : 3D-TKE

NIM : 211734025

1. Mekanisme alat reverse osmosis (mengecek alat lagi &manualnya) diagramnya

berikut adalah diagram kerja selama proses percobaan

Alat reverse osmosis yang berada pada gambar diatas memiliki mekanisme kerja dan alur
kerjanya. Air pada feed akan melalui proses filtrasi awal yang mana pada filtrasi awal ini
memiliki dua filter. Biasanya pada filter awal ini bisa diis dengan filter berupa resin dan juga
karbon. Kemudian air yang telah melalui feed akan dipompakan aar memasuki filter kedua.
Pada filter ini bertujuan untuk memberikan efek pengamanan pada kinerja atau performa
membrane agar tidak cepat rusak. Setelah itu, Air yang melewati merupakan air yang sudah
ramah untuk menuju membrane. Air yang melewati membrane merupakan air permeat yang
memeiliki kontaminan lebih rendah sedangkan yang tak melalui membrane merupakan air
konsentrat yang cenderung memeiliki konsentrat lebih banyak.
2. Pengaruh parameter tekanan, TDS, pH, dan DHL

TEKANAN
Parameter takanan ini merupakan parameter yang memengaruhi proses system reverse
osmosis ini. Tekanan memengaruhi kecepatan flow dan juga berpengaruh pada
banyaknya permeat yang dihasilkan.

TDS
 TDS merupakan patokan mengenai jumlah zat atau mol yang terlarut ke dalam air.
Kadar TDS yang dibolehkan kadar maksimal yang diperbolehkan 500 mg/l sesuai
standar Permenkes no. 492 tahun 2010. “Persyaratan Kualitas Air Minum”.

Umumnya, syarat baku mutu air layak konsumsi sudah mendapatkan persyaratan oleh
Kementerian Kesehatan secara parameter fisik diantaranya tidak berbau, tidak berasa,
dan tidak berwarna. Parameter Mikrobiologis diantarnya E.Coli dan Total Bakteri
Koliform, serta Parameter Kimiawi diantarnya pH, Besi, Khlorida dll.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 mengenai

Persyaratan Kualitas Air Minum ditetapkan bahwa kadar maksimum Total Zat Padat
Terlarut/TDS dalam air minum adalah 1000ppm. Sementara air minum dalam kemasan
(AMDK) yang dijual di pasaran memiliki TDS dalam kisaran 60 ppm.

pH

Alkali dalam air alkali mengacu pada tingkat pH-nya. Adapun, tingkat pH adalah
angka yang mengukur seberapa asam atau basa suatu zat pada skala 0 sampai 14.
Misalnya, air dengan nilai pH 1 akan sangat asam dan nilai dengan pH 13 akan sangat
basa. Air alkali memiliki tingkat pH yang lebih tinggi daripada air minum biasa.
Beberapa orang percaya bahwa air alkali mampu menetralkan asam dalam tubuh.
Normalnya, pH air minum biasa adalah netral yaitu 7. Pada air alkali tingkat pH nya
bisa mencapai 8-9. Apakah manfaat air alkali hanya mitos atau fakta? Ketahuimitos
kesehatan tentang air ini.

DHL

Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-6989.1-2004, Air dan air limbah – Bagian 1:
Cara uji daya hantar listrik (DHL). SNI ini diterapkan untuk pengujian parameter-
parameter kualitas air dan air limbah. Peraturan yang digunakan sebagai dasar adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air,
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku
Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.SNI ini merupakan hasil revisi
dari butir 3.11 pada SNI 06-2413-1991, Metode pengujian kualitas fisika air. SNI ini
menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard Methods for
the Examination of Water and Waste

3. Hubungan kinerja reject dengan intensitas energi

Intensitas energi dirumuskan dengan energi yang digunakan per produk yang
dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam hal ini merupakan permeat yang mana
merupakan air yang tidak ter reject. Sehingga dapat dikatkan hubungan kinerja reject
dengan intensitas energi adalah Ketika rejectionnya tinggi, artinya banyak yang tertolah
oleh membrane. Namun, Ketika yang tertolak merupakan kontaminan sedangkan air
yang murni tidak tertolak, otomatis jumlah air pada permeat akan meningkat dengan
hasil atau kualitas yang bagus. Selain itu harga atau jumlah energi yang diperlukan juga
akan semakin sedikit. Hal tersbeut lah yang diaharapkan.