You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159


Juni 2018

UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK


MELALUI BERCERITA DI KELAS I SEKOLAH DASAR LAM ILIE
KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

Doni Febrio, Muhammad Idham, Soedirman Z.


Donifebrio13@yahoo.com

ABSTRAK

Dalam konteks ini upaya guru mengembangkan kemampuan berbahasa anak


melalui bercerita di kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri,
Kabupaten Aceh Besar. Permasalahan pada penelitian adalah Bagaimana Upaya
Guru Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bercerita di Kelas I
Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar?.
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru pengembangan
kemampuan berbahasa anak melalui cerita di kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie,
Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Adapun
subjek dalam penelitian ini 1 orang guru kelas I. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan lembar observasi dengan 18 aspek yang diamati, dan wawancara
dengan pertanyaan sebanyak 11 pertanyaan yang diajukan yang terkait upaya guru
mengembangkan kemampuan berbahasa anak melalui bercerita,
Berdasarkan hasil analisis data temuan penelitian ini dapat dipaparkan
sebagai berikut. Pertama, setelah dilakukan observasi terhadap 1 orang guru kelas I
dan wawancara terkait upaya guru mengembangkan kemampuan berbahasa anak
melalui bercerita. Dari 18 aspek yang diamati melalui observasi terdapat 15 aspek
yang diterapkan oleh guru kelas dan 3 aspek tidak dilakukan, ini mengakibatkan
tidak semua anak mampu berbahasa dengan baik dan benar, dan hasil analisis data
yang kedua berupa hasil wawancara dari upaya guru mengembangkan kemampuan
berbahasa anak melalui bercerita. masih terdapat kekurangan dalam pengembangan
kemampuan berbahasa anak sehingga anak tidak mampu menguasai kemampuan
berbahasa dengan tepat. Simpulan dari upaya guru mengembangkan kemampuan
berbahasa anak melalui bercerita belum tercapainya tujuan pembelajaran di kelas I
Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

Kata Kunci: Upaya Guru, Kemampuan Berbahasa Anak, Bercerita

PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan diperlukannya
peningkatan mutu pendidikan baik berupa sarana dan prasarana untuk belajar,
kualitas pendidik atau guru, serta lingkungan belajar yang kondusif untuk belajar.

153
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

Dibutuhkan inovasi baru atau pembaharuan dalam pembelajaran dengan Sikap


profesional harus dimiliki oleh tenaga pengajar. pendidik yang profesional adalah
pendidik yang dapat melakukan tugas yang dimilikinya secara baik dan penuh rasa
tanggung jawab. Pengalaman merupakan hal yang penting yang harus dimiliki guru.
Dengan pengalaman pendidik dapat mengerti bagaimana menangani dan
mengaktifkan belajar anak didiknya dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Khususnya Provinsi Aceh memiliki kebudayaan, adat istiadat, dan bahasa daerah
yang berbeda, mengenai tentang bahasa di daerah Aceh ada sekitar 12 bahasa.
Masyarakat Aceh sehari-harinya menggunakan bahasa tersendiri di tiap daerah.
Setiap tata cara yang dimiliki guru dari setiap daerah satu dengan daerah lain,
berbeda. Lingkungan secara khusus meminta seluruh manusia membuat kebiasaan
agar bertahan hidup di alam tersebut, dan manusia dengan akalnya menselaraskan
hidupnya sesuai dengan keinginan lingkungan alam dimana ia berada. Seperti
berbahasa, alatkomunikasi agar dimengerti pemakai, jadi bahasa adalah vokal.
Beberapa contoh perbedaan cara guru mengajar seperti daerah Aceh Besar cenderung
menggunakan bahasa Aceh selain bahasa Indonesia.
Pada kenyataannya dari observasi yang dilakukan peneliti pada saat Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) sebelumnya di Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie
Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar saat anak diminta untuk menceritakan pengalaman
atau kejadian di depan kelas, sebagian besar anak tidak mampu menceritakan
pengalaman/kejadian itu secara urut dan runtut. Siswa akan menunggu stimulasi
berupa pertanyaan dari guru. Kemampuan anak dalam menjawab ataupun
menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca sebelumnya, sebagian besar belum
mampu menjabarkannya dengan benar. anak hanya akan mengucapkan satu atau dua
kata saja, bukan berupa kalimat. Hal itu disebabkan oleh kekurangan bahan atau
kurang mengerti terhadap kosa kata yang akan diceritakannya. Selain itu, anak juga
dalam berbicara atau berbahasa masih belum benar menempatkan kalimat apa yang
diucapkannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak kurang terampilan dalam berkata
Indonesia yang baik dan benar, sehingga anak Kelas I di Sekolah Dasar Negeri Lam
Ilie Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar dalam berbahasa belum
berkembang secara optimal.

154
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

Pada Sekolah Dasar khususnya pada anak yang berada di kelas I, peneliti
mencoba membahas tentang pentingnya bercerita bagi perkembangan bahasa anak,
apakah manfaat bercerita dan lain sebagainya.
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik
untuk mengadakan suatu penelitian tentang upaya guru mengembangkan
kemampuan berbahasa anak melalui bercerita dikelas I Sekolah Dasar Negeri Lam
Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

METODE PENELITIAN
Pengamatan ini memakai bentuk kualitatif dengan penelitian secara
deskriptif. Arikunto (2010:3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut
Sugiyono (2014:15), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan
kepada targettertentu,meningkatsendirinya dan tidak ada pembohongan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sugiyono (2014:207) mengatakan
bentuk deskriptif ialah percobaan menggunakan pada proses data menggunakan cara
atau menggambarkan data yang didapat apa adanya tanpa bermaksud membuat
simpulan berlaku untuk umum atau perseorangan. Pengambilan jenis penelitian
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu upaya guru mengembangkan kemampuan
berbahasa anak melalui bercerita di kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie,
Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.
Adapun lokasinya di Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri,
Kabupaten Aceh Besar. Alasan pengambilan tempat penelitian Di Sekolah Dasar
Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, kabupaten Aceh Besar. Sebagai tempat
peneliti melakukan Praktik Pengalaman Lapangan sebelumnya sehingga
memudahkan peneliti memahami keadaan sekitar dan mendapatkan izin dari pihak
sekolah. Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik total
sampling. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru

155
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

kelas I di Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar.
Menurut Sudijono (2010: 29), observasi merupakan acuan mengabungkan
materi-materi keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan amatan dan
penulisan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan. Sedangkan menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2014:203),
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan. Adapun observasi dalam penelitian ini yaitu
mengamati langsung kegiatan upaya guru mengembangkan kemampuan berbahasa
anak melalui bercerita di kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie Kecamatan
Indrapuri, Kabupaten Aceh.Sugiyono (2010:193), wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Pengumpulan data dengan teknik wawancara berguna dalam penelitian,
karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam karena peneliti mempunyai
peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh informasi yang diperoleh dari
informan dan melalui teknik wawancara peneliti juga mempunyai peluang untuk
dapat mengetahui bagaimana upaya guru mengembangkan kemampuan berbahasa
anak kelas I. Tujuan dari wawancara itu sendiri adalah mengumpulkan informasi dan
bukannya untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden. Wawancara
adalah tanya jawab langsung peneliti dengan narasumber atau informan yang
berlangsung secara lisan. Sedangkan yang menjadi kemungkinan pemilik informasi
tenaga pengajar kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie Kecamatan Indrapuri,
Kabupaten Aceh Besar. Adapun pertanyaan yang akan di pertanyakan terdiri dari 11
pertanyaan yang ditujukan kepada 1 orang guru kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam
Ilie Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Untuk memproses data, peneliti
memakai tahapan secara urut dan interaksionis dengan pendekatan deskriptif
kualitatif yang bersifat naratif, yaitu menekankan penjelasan serta penguraian data
melalui cerita tentang peristiwa yang diteliti penulis memakai bahasa yang baik agar

156
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

hasil penelitian jelas dan mudah dipahami.. Sedangkan menurut Sudjana (2002: 45),
penelitian ini mengunakan proses kualitatif deskriptif non statistik, bagian reduksi
data, dan sajian data dilaksanakan secara bersamaan dengan tatacara pengumpulan
data. setelah data terkumpul maka tiga bentuk analisis (1) Reduksi data Data yang
telah dibutuhkan benar-benar terkumpul dipilih dan dikelompokkan berdasarkan data
yang mirip atau sama. Kemudian data ini diorganisasikan untuk mendapatkan
kesimpulan data sebagai bahan penyajian data. Penyusunan data dilakukan dengan
pertimbangan penyusunan data sebagai berikut. (2) Penyajian data Setelah
diorganisasikan selanjutnya data disajikan dalam uraian-uraian naratif disertai
dengan bagan atau tabel untuk memperjelaskan penyajian data. (3) Pengambilan
kesimpulan Setelah data disajikan maka dilakukan penarikan kesimpulan atau
verifikasi untuk lebih jelasnya proses pengumpulan data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi serta interaksi dari ketiga keomponen tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengumpulan data dalam peneltian ini dilakukan setelah mendapatkan izin
dari kepala Seklah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar, berdasarkan surat permohonan melakukan Penelitian dari fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan (FKIP) Unsyiah Kepada Dinas Penddikan Aceh Besar.
Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei
2017 pada Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar, dengan subjek penelitian berjumlah 1 orang guru kelas I Sekolah Dasar
Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Pengumpulan data
pada penelitian ini, peneliti lakukan dengan cara melakukan observasi terhadap guru
yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan melakukan wawancara
kepada guru kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri,
Kabupaten Aceh Besar. Observasi dan Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
pengumpulan data. Data dari observasi untuk mengetahui ada atau tidaknya
permasalahan yang terkait terhadap upaya guru dalam mengembangkan

157
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

Berbahasa anak melalui bercerita, penilaian dari observasi ini meliputi item
dari penjelasan guru terhadap materi yang diberikan, keaktifan proses pembelajaran
terhadap anak, dan penggunaan alat peraga yang di gunakan. Wawancara
dilaksanakan setelah pelaksanaan observasi dilakukan, pertanyaan wawancara yang
diberikan sebanyak 11 pertanyaan.
Hasil observasi yang telah dilakukan, makadapat diketahui peneliti
melakukan pengamatan terhadap NA guru kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie,
Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Observasi yang peneliti lakukan
terhadap guru guna mengetahui hasil dari pembelajaran tersebut dapat menunjang
kemampuan anak dalam berbahasa yang baik dan benar di kelas I. Tiga aspek yang
diamati adalah 1) persiapan mengajar, 2) penjelasan guru, 3) keaktifan proses
pembelajaran.Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa persiapan mengajar guru di
kelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar, selama pembelajaran akan membuat kurangnya semangat anak dalam
mengikuti proses pembelajaran, karena ada hal-hal yang belum dijalankan guru, dari
hal ini tujuan pembelajaran akan kurang tercapai. Selain itu Dari hasil ini dapat
disimpulan bahwa cara guru menyampaikan penjelasan terhadap anak didik di kelas I
Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar,
selama pembelajaran kurang efektif karena ada hal-hal yang belum dijalankan guru
dan dari hal ini tujuan pembelajaran akan kurang tercapai serta berdampak juga
terhadap kemampuan anak dalam berbahasa. Sedangkandari hasil ini penulis
mengambil kesimpulan bahwa dalam keaktifan proses pembelajaran yang diberikan
guru masih sangat kurang sehingga suasana dalam proses pembelajaran kurang
menyenangkan dan kurang efektif.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa Upaya guru mengembangkan kemampuan berbahasa anak
melalui bercerita dikelas I Sekolah Dasar Negeri Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri,

158
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 3, 153-159
Juni 2018

Kabupaten Aceh Besar. Hal ini dapat dilihat dari kekurangan dalam pengembangan
kemampuan berbahasa anak sehingga anak tidak mampu menguasai kemampuan
berbahasa dengan tepat. Guru belum sepenuhnya mengaplikasikan atau menerapkan
dari tahapan-tahapan pembelajaran tersebut seperti item atau aspek terhadap
persiapan mengajar guru, penjelasan guru, dan keaktifan proses pembelajaran,
sehingga berdampak terhadap kemampuan anak, ketidakmampuan anak terlihat jelas
saat anak diminta oleh guru untuk bercerita.
Dari hal tersebut dapat dilihat dari cara guru yang mengajar tampak jelas
masih banyak kekurangan dalam pemberian pengembangan, penguatan, serta contoh-
contoh yang diberikan kepada anak kurang bervariasi sehingga anak kurang tertarik
terhadap penjelasan guru. Ini berakibatkan anak kurang mampu menerima apa yang
dijelaskan guru sehingga anak kurang mampu mengaplikasikan berbahasa dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari. 2012. Membaca dan Menulis. Banda Aceh.


Dalman.2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Garafido persada.
FKIP Unsyiah. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh
Ningsih, Sri, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.

159

You might also like