You are on page 1of 2

Nama : Nabila Malikhatus Sholikhah

NIM : 22303241053

TUGAS SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN RINGKASAN MATERI


PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI

1. Antropologi dan Sifat Keilmuannya


Antropologi berasal dari bahasa yunani antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti
ilmu. Antropologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari manusia yang beraneka warna, bentuk fisik
masyarakat, dan budaya yang dihasilkan. Antropologi mempelajari budaya-budaya masyarakat dan
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Dalam bidang pendidikan, sosiologi lebih fokus pada relasi-relasi sosial pada masyarakat
pendidikan, sedangkan antropologi lebih fokus pada aspek budaya atau nilai-nilai yang mendasari
pendidikan. Kontribusi utama antropologi di bidang pendidikan adalah menghimpun sejumlah
pengetahuan yang sudah terverifikasi dengan menganalisis proses-proses pendidikan yang berbeda-beda
dalam lingkungan sosial budayanya.
Antropologi sebagai ilmu sosial bersifat empirik deskriptif, artinyaantropologi berbicara apa
adanya sesuai keadaan. Antropologi menggambarkan fenomena sosial dan perilaku manusia sebagai
makhluk individu dan sosial dari etnis-etnis tertentu yang bisa dilihat (diobserve), diraba atau yang kasat
mata. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya dalam masyarakat yang memusatkan
pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal dalam kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah
yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
Dari definisi-definisi para ahli, dapat disusun pengertian sederhana Antropologi, yaitu sebuah
ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik
berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, pedidikan dan berbagai
pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Antropologi tidak hanya mempelajari manusia yang sederhana dan masih tradisional. Akan
tetapi, antropologi mempelajari manusia secara keseluruhan yaitu semua manusia yang pernah hidup
sepanjang zaman, artinya yang pernah hidup pada masa lalu, masa kini, dan mungkin masa yang akan
datang. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai homo
sapiens dan makhluk sosial.
Antropologi menggunakan tiga sifat kajian dalam menjelaskan perbedaan antara kelompok
manusia: material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup. Antropologi juga memiliki sifat
kajian empirik deskriptif, yang mendeskripsikan fenomena sosial dan perilaku manusia dalam
berinteraksi, seperti kehidupan masyarakat Tengger dan suku-suku di pedalaman dalam berbagai aspek.
Ilmu antropologi memiliki tiga sifat kerja utama dalam mengkaji perilaku manusia dalam konteks
sosial budaya masyarakat atau etnis tertentu. Pertama, sifat komparatif memungkinkan ilmu ini untuk
mendeskripsikan persamaan dan perbedaan perilaku budaya pada berbagai etnis tanpa melakukan
penilaian moral. Kedua, pendekatan lintas budaya memungkinkan antropologi untuk mempelajari
perilaku budaya pada etnis dengan latar sosial dan budaya yang berbeda, termasuk interaksi antar
individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Dan ketiga, sifat holistik menekankan pentingnya
memahami keseluruhan dan keterkaitan antara berbagai aspek budaya dalam analisis perilaku manusia
2. Antropologi Pendidikan sebagai Disiplin Ilmu
Antropologi pendidikan muncul di pertengahan abad ke-20 dengan tujuan memahami bagaimana
pendidikan dapat mengubah masyarakat. Disiplin ini fokus pada identifikasi pola budaya belajar yang
berkontribusi pada perubahan sosial dan mempertimbangkan budaya pembuat kebijakan pendidikan
dalam konteks perubahan sosial budaya. Kontribusi antropologi terletak pada pemahaman pendidikan
sebagai respons terhadap kebutuhan manusia dalam kerangka budaya.
Antropologi pendidikan adalah cabang terbaru dalam ilmu antropologi. Antropologi pendidikan
menggunakan teori dan metode untuk memahami pandangan dan tingkah laku masyarakat terkait
pendidikan, dengan tujuan mendalamkan wawasan tentang pendidikan dari perspektif budaya dan
memandangnya sebagai bagian dari produk budaya manusia.
Dalam antropologi, pendidikan dikenal dengan beberapa konsep yang penting, yakni enculturation
(pembudayaan/pewarisan), socialization (sosialisasi/pemasyarakatan), internalisasi, education
(pendidikan), dan schooling (persekolahan). Enculturation adalah proses bagi seorang baik secara sadar
maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat. Proses enkulturatif bersifat kompleks
dan berlangsung sepanjang hidup, tetapi proses tersebut berbeda-beda pada berbagai tahap dalam
lingkaran kehidupan seseorang.
Enkultrasi dan sosialisasi tampak berbeda-beda tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda,
tujuannya sama, yaitu membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang individu
berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam
lingkungan terkecil (keluarga), kemudian dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang
bertetangga dekat, dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas. Perbedaan
antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu
melakukan proses penyesuaian diri (adaptasi) dengan lingkungan sosial.
Sementara itu, menurut P.M.Laksono dkk., pendidikan merupakan jalan bagi proses pewarisan
pengetahuan dan reproduksi sosial dari suatu masyarakat yang melibatkan orang- orang dari generasi
yang berbeda. Sebagai hasil budaya, pendidikan memiliki relevansi dengan cara pandang masyarakat.
Pengertian budaya sendiri menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Hubungan antara pendidikan dan budaya saling berkaitan Pendidikan bertujuan membentuk agar
manusia dapat menunjukkan perilakunya sebagai mahluk yang berbudaya yang mampu bersosialisasi
dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Sehingga
sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu sarana atau media dari proses pembudayaan
selain itu pendidikan dapat menaikan status sosial seseorang di dalam masyarakat.
Pendidikan bukan sekedar proses mengembangkan intelektual semata akan tetapi lebih dari dan
bahkan berlangsung sepanjang hayat. Modalitas pendidikan seperti lembaga pendidikan formal
(sekolah), nonformal (seperti lembaga kursus) dan informal (keluarga dan lingkungan sosial) merupakan
pusat pembudayaan, pusat kebudayaan, pusat transformasi pengetahuan, sikap dan kebiasaan-
kebiasaan yang baik.

You might also like