TUGAS SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN RINGKASAN MATERI
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI
1. Antropologi dan Sifat Keilmuannya
Antropologi berasal dari bahasa yunani antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Antropologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari manusia yang beraneka warna, bentuk fisik masyarakat, dan budaya yang dihasilkan. Antropologi mempelajari budaya-budaya masyarakat dan mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Dalam bidang pendidikan, sosiologi lebih fokus pada relasi-relasi sosial pada masyarakat pendidikan, sedangkan antropologi lebih fokus pada aspek budaya atau nilai-nilai yang mendasari pendidikan. Kontribusi utama antropologi di bidang pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan yang sudah terverifikasi dengan menganalisis proses-proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan sosial budayanya. Antropologi sebagai ilmu sosial bersifat empirik deskriptif, artinyaantropologi berbicara apa adanya sesuai keadaan. Antropologi menggambarkan fenomena sosial dan perilaku manusia sebagai makhluk individu dan sosial dari etnis-etnis tertentu yang bisa dilihat (diobserve), diraba atau yang kasat mata. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya dalam masyarakat yang memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal dalam kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama. Dari definisi-definisi para ahli, dapat disusun pengertian sederhana Antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, pedidikan dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat. Antropologi tidak hanya mempelajari manusia yang sederhana dan masih tradisional. Akan tetapi, antropologi mempelajari manusia secara keseluruhan yaitu semua manusia yang pernah hidup sepanjang zaman, artinya yang pernah hidup pada masa lalu, masa kini, dan mungkin masa yang akan datang. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai homo sapiens dan makhluk sosial. Antropologi menggunakan tiga sifat kajian dalam menjelaskan perbedaan antara kelompok manusia: material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup. Antropologi juga memiliki sifat kajian empirik deskriptif, yang mendeskripsikan fenomena sosial dan perilaku manusia dalam berinteraksi, seperti kehidupan masyarakat Tengger dan suku-suku di pedalaman dalam berbagai aspek. Ilmu antropologi memiliki tiga sifat kerja utama dalam mengkaji perilaku manusia dalam konteks sosial budaya masyarakat atau etnis tertentu. Pertama, sifat komparatif memungkinkan ilmu ini untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan perilaku budaya pada berbagai etnis tanpa melakukan penilaian moral. Kedua, pendekatan lintas budaya memungkinkan antropologi untuk mempelajari perilaku budaya pada etnis dengan latar sosial dan budaya yang berbeda, termasuk interaksi antar individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Dan ketiga, sifat holistik menekankan pentingnya memahami keseluruhan dan keterkaitan antara berbagai aspek budaya dalam analisis perilaku manusia 2. Antropologi Pendidikan sebagai Disiplin Ilmu Antropologi pendidikan muncul di pertengahan abad ke-20 dengan tujuan memahami bagaimana pendidikan dapat mengubah masyarakat. Disiplin ini fokus pada identifikasi pola budaya belajar yang berkontribusi pada perubahan sosial dan mempertimbangkan budaya pembuat kebijakan pendidikan dalam konteks perubahan sosial budaya. Kontribusi antropologi terletak pada pemahaman pendidikan sebagai respons terhadap kebutuhan manusia dalam kerangka budaya. Antropologi pendidikan adalah cabang terbaru dalam ilmu antropologi. Antropologi pendidikan menggunakan teori dan metode untuk memahami pandangan dan tingkah laku masyarakat terkait pendidikan, dengan tujuan mendalamkan wawasan tentang pendidikan dari perspektif budaya dan memandangnya sebagai bagian dari produk budaya manusia. Dalam antropologi, pendidikan dikenal dengan beberapa konsep yang penting, yakni enculturation (pembudayaan/pewarisan), socialization (sosialisasi/pemasyarakatan), internalisasi, education (pendidikan), dan schooling (persekolahan). Enculturation adalah proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat. Proses enkulturatif bersifat kompleks dan berlangsung sepanjang hidup, tetapi proses tersebut berbeda-beda pada berbagai tahap dalam lingkaran kehidupan seseorang. Enkultrasi dan sosialisasi tampak berbeda-beda tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda, tujuannya sama, yaitu membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang individu berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam lingkungan terkecil (keluarga), kemudian dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang bertetangga dekat, dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas. Perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses penyesuaian diri (adaptasi) dengan lingkungan sosial. Sementara itu, menurut P.M.Laksono dkk., pendidikan merupakan jalan bagi proses pewarisan pengetahuan dan reproduksi sosial dari suatu masyarakat yang melibatkan orang- orang dari generasi yang berbeda. Sebagai hasil budaya, pendidikan memiliki relevansi dengan cara pandang masyarakat. Pengertian budaya sendiri menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Hubungan antara pendidikan dan budaya saling berkaitan Pendidikan bertujuan membentuk agar manusia dapat menunjukkan perilakunya sebagai mahluk yang berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu sarana atau media dari proses pembudayaan selain itu pendidikan dapat menaikan status sosial seseorang di dalam masyarakat. Pendidikan bukan sekedar proses mengembangkan intelektual semata akan tetapi lebih dari dan bahkan berlangsung sepanjang hayat. Modalitas pendidikan seperti lembaga pendidikan formal (sekolah), nonformal (seperti lembaga kursus) dan informal (keluarga dan lingkungan sosial) merupakan pusat pembudayaan, pusat kebudayaan, pusat transformasi pengetahuan, sikap dan kebiasaan- kebiasaan yang baik.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya
Donald Winnicott di milenium baru: Strategi, prinsip, dan model operasional yang mendasari pemikiran Donald Winnicott dan teori-teori perkembangan manusia