You are on page 1of 12

PENDAFTARAN TANAH

By :
B. Tenriabeng Mursyid,SH.,MH.

Fakultas Hukum
Universitas Tadulako
Jaminan kepastian hukum di
bidang pertanahan memerlukan :

1. tersedianya perangkat hukum tertulis,


yang lengkap dan jelas serta
dilaksanakan secara konsisten;
2. penyelenggaraan pendaftaran tanah
yang efektif.
PENDAFTARAN TANAH
1. PENDAFTARAN TANAH SEBAGAI LEGAL
CADASTRE (RECHTSKADASTER)
ADALAH PENDAFTARAN TANAH DALAM
RANGKA MEMBERIKAN JAMINAN
KEPASTIAN HUKUM.

2. PENDAFTARAN TANAH SEBAGAI FISCAL


CADASTRE
ADALAH PENDAFTARAN TANAH DALAM
RANGKA KEPERLUAN PEMUNGUTAN
PAJAK.
PENDAFTARAN TANAH
SEBAGAI FISCAL CADASTRE

Sampai tahun 1961 :


1. untuk tanah-tanah hak barat: Verponding Eropa
2. untuk tanah-tanah hak milik adat di dalam kota:
Verponding Indonesia
3. untuk tanah-tanah hak milik adat di luar kota:
Landrente/Pajak Bumi

● Dasar Penentuan obyek : STATUS TANAH


● Wajib pajak : PEMEGANG HAK
atau PEMILIK
UU No. 12 Tahun 1985 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan
Pasal 4 ayat (1)
“Subyek pajak adalah orang/badan hukum yang
secara nyata mempunyai hak atas bumi,
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki, menguasai dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan.”
Penjelasan Pasal 4 ayat (1)
“Tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan
merupakan bukti pemilikan hak”
DASAR HUKUM

1. PASAL 19 UUPA;
2. PP NO. 24 TAHUN 1997 pengganti PP
NO. 10 TAHUN 1961 tentang
PENDAFTARAN TANAH;
3. PMNA/KABPN NO. 3 TAHUN 1997
tentang KETENTUAN PELAKSANAAN
PP NO. 24 TAHUN 1997 tentang
PENDAFTARAN TANAH.
PENDAFTARAN TANAH
Adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti
hak-haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah
ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
(Pasal 1 PP No. 24 Tahun 1997)
TUJUAN PENDAFTARAN TANAH
1. untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum kepada pemegang hak atas
suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan
hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah
dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
yang bersangkutan;
2. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan termasuk pemerintah agar
dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan suatu perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan
satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar;
3. untuk terselenggaranya tertib administrasi
pertanahan.
(Pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997)
OBYEK PENDAFTARAN TANAH

1. bidang-bidang tanah yang dipunyai


dengan hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan dan hak pakai;
2. tanah hak pengelolaan;
3. tanah wakaf;
4. hak milik atas satuan rumah susun;
5. hak tanggungan;
6. tanah Negara.

(Pasal 9 PP No 24 Tahun 1997)


ASAS PENDAFTARAN TANAH

1. sederhana;
2. aman;
3. terjangkau;
4. mutakhir;
5. terbuka.

(Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997)


FUNGSI PENDAFTARAN TANAH

A. DALAM RANGKA PERMOHONAN HAK


DAN PEMBEBANAN HAK
TANGGUNGAN
1. Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak /
lahirnya hak tanggungan;
2. Untuk keperluan pembuktian;

B. DALAM RANGKA JUAL BELI TANAH


1. Untuk memperkuat pembuktian;
2. Untuk memperluas pembuktian.
TERIMAKASIH...
Dilanjutkan Minggu Depan Untuk Materi Pendaftran Tanah II

You might also like