Professional Documents
Culture Documents
Proposal 6
Proposal 6
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
BAIQ ULNA SASTRAWANTI
NIM: 01022160
kulit tanpa menimbulkan penyakit pada inang disebut dengan flora normal.
berlebihan. (Afifurrahman et al., 2014). Salah satu flora normal pada kulit adalah
staphylococcus hominis.
antibiotik memerlukan produk baru yang memiliki potensi tinggi. Salah satu
alternatif yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan zat aktif pembunuh bakteri
yang terkandung dalam tanaman obat. Biji kopi dilaporkan memiliki aktivitas
malas untuk mencuci, sehingga lebih memilih untuk melaundry pakaian mereka
daripada mencuci sendiri. Namun proses pencucian yang tidak higienis (karena
pada pakaian juga bisa menimbulkan gatal-gatal, alergi, bahkan penyakit yang
(Menezes, 2020).
pakaian dan bisa menyebabkan bau. Aroma yang tidak sedap pada badan
seseorang.
satunya dalam bentuk parfum laundry. Pada pembuatan parfum, bahan pewangi
terdiri dari bahan alami dan bahan sintesis (Nurulya, 2021). Biji Kopi merupakan
salah satu penghasil minyak atsiri yang mengandung senyawa volatil sehingga
memiliki aroma yang khas (Celis, Piedrahita & Pini, 2015). Aroma yang
dikeluarkan dari biji Kopi akan menghasilkan wangi alami yang dapat
(Nurulya, 2021).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yaqin dan Nurmilawati (2015)
25%, 50% dan 100% menunjukkan bahwa terdapat zona hambat terhadap
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari masalah, maka perlu adanya
pembatasan masalah :
1. Uji aktivitas antibakteri parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea
dan 15%
2. Ekstraksi biji kopi robusta (coffea robusta) dengan metode maserasi etanol
70%
4. evaluasi sediaan parfum laundry antibakteri ekstrak biji kopi robusta (coffea
robusta) terdiri dari uji organoleptis, pH, bobot jenis, uji homogenitas, uji
1. Menguji aktivitas antibakteri parfum laundry ekstrak biji Kopi robusta (coffea
Staphylococcus hominis.
3. Menguji sediaan parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea robusta)
hominis.
1. Apakah sediaan parfum laundry dari ekstrak biji kopi robusta (coffea
Staphylococcus hominis?
2. Pada konsentrasi berapakah sediaan parfum laundry ekstrak biji kopi robusta
3. Apakah sediaan parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea robusta)
memenuhi persyaratan?
I.5 Tujuan Penelitian
hominis
2. Untuk mengetahui konsetrasi parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea
3. Untuk mengetahui sediaan parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea
I.6 Hipotesa
H0 : Parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea robusta) tidak memiliki
Pengumpulan Bahan
Pengumpulan Data
Analisa Data
Kesimpulan
II.1 Kopi
famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuh dengan tegak,
bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat
telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan dengan batang,
Tanaman ini merupakan jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh di mana-
mana, kecuali tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur sangat dingin atau
daerah tandus yang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Indonesia memiliki 3
jenis kopi yang dikembangkan, yaitu kopi arabika (Coffea arabica), kopi robusta
(Coffea robusta), dan kopi liberika (Coffea liberica). Namun, pada umumnya
penduduk Indonesia lebih banyak menanam kopi jenis robusta, sedangkan kopi
Kopi robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent,
seorang pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada
juga di daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai
Kingdom : Phylum
Divisio : Spermathophyta
Sub Divisiao : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Genus : Coffea
Species : Coffea canephora (Darwish, 1991 dalam
Chamidah, 2012).
Tanaman kopi akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Bunga ini
akan keluar dari sela-sela daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini
Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 bagian
lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp) dan lapisan kulit tanduk
(endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi memiliki dua biji, tetapi kadang-
kadang hanya mengandung 1 butir atau bahkan tidak berbiji sama sekali. Biji ini
terdiri atas kulit biji dan endosperm. Endosperm merupakan bagian yang bisa
II.2 Simplisia
Simplisia atau herbal yaitu bahan alam yang telah dikeringkan yang
dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 600C (Ditjen POM,
2008). Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk
(Gunawan, 2010).
1. Simplisia Nabati
Simplisa nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman (Nurhayati, 2008). Yang dimaksud dengan eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara
Simplisia Hewani Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan (Meilisa, 2009) dan belum berupa zat
3. Simplisia Mineral
Simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
yang telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni
(Meilisa, 2009).
seperti: umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, waktu panen
2. Sortasi Basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar.
asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta
mikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dan
tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal (Sakinah, 2015).
3. Pencucian
yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih,
misalnya air dan mata air, air sumur dan PDAM, karena air untuk mencuci sangat
mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang
digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan
simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut
mudah larut dalam air yang mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam
4. Perajangan
waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga menyebabkan
dengan pisau, dengan alat mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis
5. Pengeringan
bila kadar airnya dapat mencapai kurang dan 10%. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dari proses pengeringan adalah suhu pengeringan, lembaban udara,
waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Suhu yang terbaik pada
pengeringan adalah tidak melebihi 600, tetapi bahan aktif yang tidak tahan
mungkin, misalnya 300 sampai 450. Terdapat dua cara pengeringan yaitu
2015).
6. Sortasi Kering
pengeringan. ukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong atau bahan yang
7. Pengepakan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya. Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan
sebagai pembungkus simplisia adalah harus inert, artinya tidak bereaksi dengan
bahan lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran
mikroba, kotoran, serangga, penguapan bahan aktif serta dari pengaruh cahaya,
8. Pemeriksaan Mutu
kadar air yang tepat, tidak berjamur, tidak mengandung lendir, tidak berubah
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif melalui proses
sehingga zat aktif pada ekstrak menjadi pekat. Bentuk dari ekstrak yang
dihasilkan dapat berupa ekstrak kental atau ekstrak kering tergantung jumlah
1. Ekstrak Cair
Adalah ekstrak hasil penyarian bahan alam dan masih mengandung pelarut.
2. Ekstrak Kental
Adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan, dan tidak mengandung
cairan penyari lagi, tetapi konsistensinya tetap cair pada suhu kamar.
3. Ekstral Kering
Adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan tidak mengandung
komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut organik yang
digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan selanjutnya akan
masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan
terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk selanjutnya berdifusi
masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi zat aktif antara di dalam sel dengan konsentrasi zat aktif di luar sel
(Marjoni, 2016).
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan komponen
1. Cara Dingin
senyawa yang terdapat dalam simplisia yang tidak tahan terhadap panas atau
bersifat thermolabil (Marjoni, 2016). Ekstraksi secara dingin dapat dilakukan
a. Maserasi
cara merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama waktu tertentu
b. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara
2. Cara Panas
dalam simplisia sudah dipastikan tahan panas (Marjoni, 2016). Metode ekstraksi
a. Seduhan
b. Coque (Penggondokan)
menggunakan api langsung dan hasilya dapat langsung digunakan sebagai obat
baik secara keseluruhan termasuk ampasnya atau hanya hasil godokannya saja
tanpa ampas.
c. Infusa
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia
nabati dengan air pada suhu 90°C se-lama 15 menit. Kecuali dinyatakar lain,
penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90°C sambil sekali-sekali
diaduk. Serkai selagi panas menggunakan kain flanel, tambahkan air panas
d. Digestasi
Digestasi adalah proses ekstraksi yang cara kerjanya hampir sama dengan
40°C. Metoda ini biasanya digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada suhu
biasa.
e. Dekokta
pada dekokta lebih lama dibanding metoda infusa, yaitu 30 menit dihitung setelah
suhu mencapai 90°C. Metoda ini sudah sangat jarang digunakan karena selain
proses penyariannya yang kurang sempurna dan juga tidak dapat digunakan untuk
f. Refluks
Refluks merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih pelarut
selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik
g. Soxhletasi
II.3.3 Pelarut
1. Pengertian Pelarut
Zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Kesuksean
senyawa biologis aktif dari bahan tumbuhan sangat tergantung pada jenis pelarut
yang digunakan dalam perosesdur ekstraksi yaitu toksisitas dari pelarut yang
rendah, mudah menguap dalam suhu yang rendah, dapat mengekstraksi senyawa
Pemilihan pelarut juga tergantung pada senyawa yang ditargetkan. Factor yang
2. Air
air adalah salah satu pelarut yang mudah, murah dan dipakai secara luas
oleh masyarakat. Pada suhu kamar, air merupakan pelarut yang baik untuk
melarutkan berbagai macam zat seperti: garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-
3. Etanol
Nama lain etanol yaitu etil alcohol, etil hidroksida, garam alcohol, metil
karbonil, rumus molekul C2H6O dan berat molekul 46,07. Etanol atau alcohol
atau merupakan cairan bening, mudah mengalir, sedikit mudah menguap, bau
yang khas dan rasa yan terbakar. Larut dalam klorofom, eter, gliserin dan air
dengan kenaikan suhu dan kontraksi volume. Larutan etanol dalam berbagai
1. Uji Saponin
kemudian tambahkan HCl 1N. bila busa yang dihasilkan dapat bertahan selama 10
menit dengan ketinggian 1-3 cm maka ekstrak positif mengandung saponin (Sangi
et al., 2008).
2. Uji Alkaloid
0,5 mL HCl 2% dan larutan dibagi ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda.
ditambahkan 2-3 tetes reagen Mayer. Hasil positif alkaloid apabila terbentuk
endapan warna merah bata, merah, jingga (dengan reagen dragendroff), dan
2008).
3. Uji Flavonoid
dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amilalkohol.
4. Uji Tanin
II.5 Parfum
yang terdiri dari bahan alami atau sintetik dan fiksatif. Parfum dibuat dengan cara
mencampurkan berbagai macam zat atau bahan kimia, baik yang alami maupun
Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak essensial dan senyawa
memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek atau ruangan. Parfum adalah
campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Zat
pewangi dapat berasal dari minyak atsiri atau dibuat sintetis. Jumlah dan tipe
pelarut yang bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah suatu parfum
dianggap sebagai ekstrak parfum, Eau de parfum, Eau de toilette, atau Eau de
1. Zat Pewangi
Komponen pewangi terdiri dari bahan kimia yang diperoleh dari minyak
atsiri atau secara sintetis. Pada umunya parfum mengandung bahan pewangi
2. Zat Pengikat
Zat pengikat adalah suatu senyawa yang memiliki daya menguap lebih
rendah dari zat pewangi serta dapat menghambat kecepatan penguapan zat
pewangi. Wangi parfum akan cepat menguap apabila tanpa zat pengikat. Zat
pengikat yang ideal adalah zat yang larut sempurna dalam etanol atau minyak 12
atsiri, berwujud cair, mudah digunakan dalam parfum dan berada dalam keadaan
murni.
Bahan pelarut yang baik digunakan adalah etil alkohol. Fungsi bahan pelarut
ini adalah menurunkan konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai konsentrasi
harga bibit minyak wangi memang sangat mahal dan takaran jualnya dalam
milliliter (cc).
4. Bahan Pelembab
Bahan ini biasa digunakan dalam formulasi body mist. Formulasi ini
didalamnya.
5. Solubilizer
minyak wangi dan alkohol atau air. Ditambahkannya solubilizer akan bisa
sebagai berikut:
2. Eau de Parfum : biasanya memiliki 8-16% konsentrat bahan wewangian hal ini
penggunaannya tidak lama. Jenis ini biasanya memiliki kadar alkohol tinggi.
4. Eau de Cologne : wanginya hanya sebentar karena biasanya terdiri dari 2-4%
konsentrat bahan wewangian. Parfum ini juga biasanya memiliki kadar alkohol
bahan alami dan bahan kimia. Parfum berbahan alami tak lain menggunakan
minyak atsiri yang dapat dari bermacam-macam tumbuhan juga sekresi binatang.
Parfum berbahan dasar kimia banyak dibuat dengan produk isolat yang diturunkan
langsung dari masing-masing minyak atsiri melalui reaksi kimia atau berbahan
dasar dari golongan ester, aldehida, dan lain-lain (Meidina dkk, 2015).
evaluasi mutu parfum antara lain uji organoleptik, uji homogenitas, uji ketahanan
1. Uji Organoleptik
indera manusia sebagai alat ukur terhadap penelitian suatu produk. Indera manusia
adalah instrumen yang digunakan dalam analisis sensor, terdiri dari indera
bisa dilakukan dengan melihat bentuk, ukuran, kejernihan, kekeruhan, warna, dan
sifat-sifat permukaan dengan indera penglihatan. Bau atau aroma merupakan sifat
sensori yang paling sulit untuk diklasifikasikan dan diperjelas karena ragamnya
yang begitu besar. Penciuman dapat dilakukan terhadap produk secara langsung.
Proses penginderaan terdiri dari tiga tahap, yaitu adanya rangsangan terhadap
indera oleh suatu benda, akan diteruskan oleh saraf-saraf dan datanya di proses
oleh otak sehingga kita memperoleh kesan tertentu terhadap benda tersebut
2. Uji Homogenitas
Uji ini untuk mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak,
sediaan tersebut terbentuk dua lapisan atau tidak yang terlihat pada beaker glass.
wangi yang dialami suatu sediaan. Uji ketahanan wangi dilakukan untuk
mengetahui umur pemakaian dan ketahanan wangi selama pemakaian dengan cara
mencium wangi pada 2 jam, 3 jam dan 4 jam setelah penyemprotan pada kertas
tester (Surbakti dan Swadana, 2018). Hasil dikatakan memenuhi syarat apabila
stelah jam keempat aroma parfum masih dapat terdeteksi oleh indra penciuman
jenis adalah: “perbandingan bobot zat diudara pada suhu yang telah ditetapkan
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penetapan bobot jenis
piknometer dan bobot air, kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot
piknometer yang telah diisi. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh
dengan membagi bobot zat dengan air dalam piknometer”. Pengamatan uji
dilakukan dengan membandingkan nilai bobot jenis sediaan dengan bobot jenis
pada SNI 16-4949-1998 tentang sediaan parfum yaitu 0,7-1,2 (machfudz F, 2008)
5. Uji Kesukaan
dkk, 2010).
II.6 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok besar
Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran
kebanyakan uni selular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti awl, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Bakteri tersebar dan menghuni hampir semua tempat:
di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan organisme lain. Kebanyakan dari
Ramadhani, 2020).
Domain : bacteria
Phylum : firmicutes
Class : bacilli
Order : bacillales
Family : staphylococcaceae
Genus : staphylococcus
Species : s. Hominis
II.7 Antibakteri
perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan bakteri yang diuji, kemudian
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya area
(zona) jernih disekitar kertas cakram yang menunjukan ada tidaknya pertumbuhan
2. E-test
Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba
dari kadar terendah hingga tertinggi dn diletakkan pada permukaan media agar
Pada metode ini sampel uji berupa agen mikroba yang diletakkan pada parit
yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur daan mikroba uji ( maksimal 6 macam) digoreskan kea
agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi
Media pembenihan agar padat yang telah dicampur dengan bakteri uji
dibuat sumur kemudian diisikan zat antibakteri dan diinkubasi pada suhu 370C
selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya zona jernih disekitar sumur yang
-maserasi - Alkaloid
- Flavonoid
- etanol 70% - Saponin
- Tanin
- Uji Organoleptik
- Uji Homogenitas
Evaluasi
- Uji Ketahanan Wangi
Parfum
Parfum Laundry - Uji Nilai Bobot Jenis
Antibakteri - Uji Kesukaan
Ekstrak Biji Kopi
Robusta
III.2.1 Populasi
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Natoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah adalah
dengan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Hal ini
berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk
digunakan pada penelitian kali ini berasal dari tanaman Kopi yang diambil di
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
memiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian
dalam penelitian ini adalah parfum laundry ekstrak biji kopi robusta (coffea
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas antibakteri
parfum laundry ekstrak biji kopi robusta pada bakteri Staphylococcus hominis
3. Variabel Kontrol
Variabel ini terutama digunakan pada metode eksperimen yang bersifat membuat
a. Kontrol Positif
b. Kontrol Negatif
netral atau variabel dengan perlakuan netral dalam penelitian. Kontrol negatif
X1
X2
X3
Y
K+
K-
yang sedang diteliti, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul
akibat perlakuan yang telah diberikan dan untuk memperoleh data (Notoatmodjo,
2012).
III.4 Alat dan Bahan Penelitian
steril, kapas, kasa perkamen, jarum ose, inkubator, spuit, jangka sorong.
aquadest, nutrient agar, lugol, alkohol, sapranin, kristal violet, kontrol positif,
kontrol negatif.
kebenaran dari biji Kopi robusta (coffea robusta). Determinasi tanaman dilakukan
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dipilih biji kopi yang
pengeringan
6. Setelah itu dilakukan pengepakan dan pengemasan agar simplisia terhindar dari
1. Masukkan 200 gram biji kopi robusta yang sudah kering ke dalam bejana
maserasi.
3. Kemudian didiamkan selama 3x24 jam dan setiap 1x24 jam dilakukan
4. Kemudian hasil ekstraksi diperas dan disaring dengan kain planel sehingga
kental.
6. Catat hasil dan hitung Rendemen
1. Uji Saponin
busa, kemudian tambahkan HCl 1N. bila busa yang dihasilkan dapat bertahan
2. Uji Alkaloid
ditambahkan 0,5 mL HCl 2% dan larutan dibagi ke dalam 2 buah tabung reaksi
yang berbeda. Kemudian tabung I ditambah 2-3 tetes reagen Dragendroff dan
tabung II ditambahkan 2-3 tetes reagen Mayer. Hasil positif alkaloid apabila
warna kuning hingga merah menunjukan adanya flavonoid (Sangi et al., 2008).
ditandai dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan
4. Uji Tanin
Tabel III. 5.5 Rancangan formulasi Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi
Robusta (coffea robusta)
Formula %
Bahan yang digunkan Keterangan
X1 X2 X3 K(-)
Ekstrak biji kopi robusta Pewangi 10 12,5 15 0
a. Campurkan ekstrak biji kopi robusta dengan dipropylen Glikol, aduk hingga
homogen
c. Selanjutnya campur hasil campuran ekstrak biji kopi robusta dan dipropylen
semprot.
1. Uji Organoleptis
indera manusia sebagai alat ukur terhadap penelitian suatu produk. Penilaian
kualitas sensorik bisa dilakukan dengan melihat bentuk, kejernihan, warna, dan
Uji ini untuk mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak,
sediaan tersebut terbentuk dua lapisan atau tidak yang terlihat pada beaker glass.
Uji Ketahanan Wangi Uji ketahanan wangi dapat diketahui dari seberapa
banyak kehilangan wangi yang dialami suatu sediaan. Uji ketahanan wangi
pemakaian dengan cara mencium wangi pada 2 jam, 3 jam dan 4 jam setelah
jenis adalah: “perbandingan bobot zat diudara pada suhu yang telah ditetapkan
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penetapan bobot jenis
piknometer dan bobot air, kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot
piknometer yang telah diisi. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh
dengan membagi bobot zat dengan air dalam piknometer”. Pengamatan uji
dilakukan dengan membandingkan nilai bobot jenis sediaan dengan bobot jenis
5. Uji Kesukaan
Uji kesukaan disebut uji hedonik. Panelis diminta tanggapan pribadinya tentang
c. Memasukkan alat dan bahan yang akan disterilkan yang telah di susun dalam
rak autoklaf.
f. Klep pengaman yaitu tempat uap air keluar untuk menjaga stabilitas tekanan
tetap dibuka sampai terlihat ada uap air yang keluar ditandai dengan adanya air
menetes.
i. Bila jarum telah menunjukan suhu 121ºC maka klep akan berbunyi, biarkan
selama 15 menit.
j. Stelah sterilisasi selesai, api dimatikan dan biarkan jarum kembali ketitik nol
dengan sendirinya.
2. Aquadest (ml) 17 51 17
d. Memanaskan larutan nutrient agar sambil diaduk sampai larutan nutrient agar
f. Lakukan sterlisasi
sebanyak 5 ml
Cara Kerja Peremajaan Bakteri :
d. Memanaskan larutan Nutrien agar sambil di aduk sampai larutan nutrien jernih
dan homogen.
e. Menutup mulut erlemenyer dengan kapas berlemak dan kassa steril kemudian
f. Melakukan sterilisasi.
3) Pembuatan Mc.Farland
b. Disiapkan labu ukur 100 ml yang berisi aquadest 50 ml. dipipet H2SO4
tanda batas
Approximate
Mc Farland BaCl2 1% (mL) H2SO4 1% (mL) bacterial
suspension/Ml
0,5 0,05 9,95 1,5 x 108
1,0 0,1 9,90 3,0 x 108
2,0 0,2 9,80 6,0 x 108
3,0 0,3 9,7 9,0 x 108
4,0 0,4 9,6 1,2 x 108
5,0 0,5 9,5 1,5 x 108
6,0 0,6 9,4 1,8 x 108
7,0 0,7 9,3 2,1 x 108
8,0 0,8 9,2 2,4 x 108
9,0 0,9 9,1 2,7 x 108
10,0 1,0 9,0 3,0 x 108
autoklaf.
b. Pada bagian luar cawan, memberikan tanda nomer kelompok atau perlakuan.
agar merata pada permukaan media, kemudian menutup cawan biakan hingga
hominis
kembali
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas diameter
ditunjukkan dengan adanya area bening disekeliling situs tempat pada lempeng
sudah jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi. Adapun sumber data yang
dan pengelolaan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh (Sugiyono,
2017). Uji ini dilakukan menggunakan SPSS (Statistical product and Service
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam
pengujian formalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman
empiris beberapa pakar statistic, data yang banyaknya 30 angka (n>30) maka
besar, namun untuk memberikan kapasitas data yang dimiliki berdistribusi normal
atau tidak sebaiknya uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih
dari 30 bisa berdistribusi normal, demikian sebaliknya dengan data yang kurang
dari 30 belum tentu berdistribusi normal, untuk itu perlu pembuktian. Uji statistik
distribitusi atau lebih. Uji homogeny dilakukan untuk mengetahui apakah data
komparatif (pembandingan) lebih dari dua rata-rata. Anava lebih dikenal dengan
uji-F (Fisher Test), sedangkan arti dari variasi atau varian ini asal usulnya dari
pengertian konsep “Mean Squer” atau kuadrat rerata (KR), rumus sistematisnya :
JK
KR=
db
Dimana :
Jk= Jumlah kuadrat (Some of square)
a=5% nilai sig. Menunjukan tingkat signifikan dari pengujian yang dilakukan
1. jika nilai signifikansi > a (0,05), maka H0 ditolak yang menunjukan tidak ada
2. jika nilai signifikansi < a (0,05), maka H0 ditolak yang menunjukan ada
Uji statistic Post Hoc atau uji beda antar perlakuan, bila nilai signifikansi <
0,05 maka terdapat perbedaan secara signifikansi antara perlakuan satu dengan
yang lain dan apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang
III.8.1 Hasil Evaluasi Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi Robusta (coffea
robusta)
X1
X2
X3
K+
K-
Keterangan :
X1 : Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi Robusta dengan Konsentrasi 10%
X2 : Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi Robusta dengan Kosentrasi 12,5%
X3 : Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi Robusta dengan Konsentrasi 15%
K+ : Kontrol Positif (Kispray Fine Parfum Glamorous Gold)
K- : Kontrol Negatif (Aquadest)
Tabel III. 8.3 Daya Aktivitas Antibakteri Parfum Laundry Ekstrak Biji Kopi