Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini dapat kita ketahui bahwa banyak sekali obat dengan
kandungan zat aktif yang sama khususnya gel dengan berbagai macam merk
yang ada di pasaran dan dengan adanya perbedaan pendapat dari pengguna
dan rohaniah pada manusia atau hewan. Obat dalam istilah dapat
Obat jadi ialah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam
bentuk kapsul, serbuk, cairan, salep, tablet, pil, dan suppositoria. Obat
Kesehatan Pemerintah adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan
generik berlogo yakni obat generik yang diproduksi oleh produsen yang telah
memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan yang
telah diberikan logo khusus. Sedangkan obat bermerk adalah obat jadi dengan
1
2
semakin cepat maka industri farmasi juga dituntut untuk membuat dan
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) menyatakan bahwa langkah utama untuk
menjamin mutu obat jadi adalah penerapan dan pelaksanaan Cara Pembuatan
Obat yang Baik dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi,
Jenis sediaan obat yang ada sediaan semi padat yang pada dasarnya
(gelones) terkadang disebut jelly yang merupakan system semi padat (masa
gelling agent / basis gel. Basis gel terdiri atas beberapa jenis yang meliputi
mengetahui produk dengan uji sifat fisik kita dapat mengkaji sediaan gel
dengan melakukan uji evaluasi gel diantaranya adalah organoleptis, uji pH,
uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji proteksi.
1. Bagaimana perbandingan uji sifat fisik beberapa merk dagang gel natrium
ada dipasaran?
masalah yaitu :
2. Pengujian hasil dari uji sifat fisik gel natrium diklofenak dipasaran yang
meliputi : uji organoleptis, uji pengukuran pH, uji homogenitas, uji daya
Tujuan khusus :
Tujuan umum :
Memberikan informasi mengenai uji sifat fisik sediaan gel natrium diklofenak
dipasaran.
4
3. Memberikan informasi ilmiah kepada pembaca tentang hasil uji sifat fisik
dari sediaan gel natrium diklofenak dipasaran yang baik berdasarkan dari
uji evaluasinya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Kata “gel” diturunkan dari bahasa “gelatin”, dan bila dilacak dari
berbentuk cairan seperti padatan yang tidak mengalir, namun elastik dan
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
(DepKes, 1995)
(DepKes, 1978)
Sediaan gel ini umumnya merupakan sediaan semi padat yang jernih
dan tembus cahaya yang mengandung zat aktif dalam keadaan terlarut.
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi kosmetik yaitu inert,
5
6
Penggolongan gel
Gel dibedakan menjadi gel fase tunggal dan gel fase ganda.
Gel dapat dibedakan menjadi gel hidrofobik (oleo gel) dan gel
paraffin cair dan polietilen atau minyak lemak dengan bahan pembentuk
gel koloidal silica atau aluminium atau zinc sabun. Basis gel hidrofilik
air yang rendah. Hidrogel merupakan sediaan yang dapat dioleskan, yang
dengan daya lekat tinggi. Pelepasan obatnya dinilai sangat bagus. Bahan
obatnya dilepas dalam waktu yang singkat dan nyaris sempurna dari
Gel dibedakan menjadi gel anorganik dan gel organik. Gel anorganik
biasanya berupa gel fase ganda, misalnya gel aluminium hidroksida dan
7
bentonit magma. Gel organik biasanya berupa gel fase tunggal dan
Untuk hidrogel :
pandang
d. Elastis
a. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik
penggunaan topikal.
Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air
yang dingin yang akan membentuk larutan yang kental dan pada
agent. Jenis bahan pembentuk gel ini terdiri atas macam golongan
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Sulaiman dkk, 2008).
1. Protein
Kolagen 0.2-0,4
Gelatin 2-15
2. Polisakarida
Agar 0,1-1
Tragakan 2-5
Starch 6
Na-CMC 4-6
4. Polimersintetik
Carbomer 0,5-2
Polaxomer 15-50
Polyacrylamide 4
5. Bahan anorganic
Bentonit 5
6. Surfaktan
Cetostearyl alcohol 10
Brij 96 40-60
2.1.6.1 Protein
kolagen.
2.1.6.2 Polisakarida
Starch (amilum)
rigid.
Tragakan
pertumbuhan mikroba.
mempunyai bau khas. Dapat larut dalam air, etanol (95%) dan
Aluminium Hidroksida
Bentonit
gel. Dengan uji ini dapat diketahui lamanya gel dapat melekat
gel dikatakan baik apa bila daya lekatnya besar pada tempat
sediaan gel yang dibuat. Dengan uji ini dapat diketahui sejauh
diclofenak sodium.
(Depkes, 1995)
2.2.2 Indikasi
2010).
2.2.5 Kelarutan
kloroform dan dalam eter (lebih dari 10.000 bagian pelarut yang
2.2.6 Pemerian
Absorpsi obat terutama tergantung pada keadaan fisiologi kulit dan sifat
fisika – kimia dari obat dan sedikit sekali tergantung pada dasar salep dimana
obat berada. Absorpsi melalui kulit dapat terjadi menembus daerah anatomi
seperti :
gelembung rambut.
e. Lama pemakaian.
2.4 Hipotesis
Diduga tidak ada perbedaan perbandingan uji sifat fisik beberapa merk
BAB III
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah dengan berbagai merk dagang gel natrium
Penelitian uji sifat fisik gel natrium diklofenak dipasaran ini dilakukan oleh
dari hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium dan data sekunder diambil
beredar dipasaran apotek daerah Kota Tegal dan sampelnya adalah tiga merk
dagang sediaan gel natrium diklofenak dari beberapa yang ada dan beredar
3.4.2 Variabel Terikat : Hasil uji sifat fisik gel natrium diklofenak
20
21
3.4.1 Alat :
2. Kaca arloji
3. Stopwatch
4. Pipet tetes
3.4.2 Bahan :
2. KOH
3. Parafin padat
4. Indikator PP
Uji daya sebar dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram sampel
yang diletakkan diatas kaca arlogi. Menimbang dahulu kaca yang lainnya,
kemudian meletakkan kaca tersebut diatas massa gel. Diamkan selama satu
gram beban tambahan diletakkan diatas kaca arloji. Diamkan selama satu
gram beban tambahan lagi. Diamkan selama satu menit. Mengukur berapa
Melepaskan beban dan catat waktu hingga kedua objeck glass terlepas
diatas objeck glass. Meletakkan objeck glass lain diatas sampel tersebut.
menit. Melepaskan beban dan catat waktu hingga kedua objeck glass
terlepas.
25
Pada kertas saring yang lain, buat suatu area (2,5 x 2,5 cm)
Mengoleskan kertas dengan sampel. Pada kertas saring yang lain, buat
suatu area (2,5 x 2,5 cm). Membasahi dengan paraffin padat yang telah