Professional Documents
Culture Documents
Makalah Fisiologi Hewan
Makalah Fisiologi Hewan
TAKSONOMI HEWAN
OLEH:
NAMA : NURFADILA
STAMBUK : A 221 17 035
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
Hewan, binatang, fauna, margasatwa, atau satwa adalah
organisme eukariotik multiseluler yang membentuk kerajaan biologi Animalia.
Dengan sedikit pengecualian, hewan mengkonsumsi bahan organik, menghirup
oksigen, dapat bergerak,bereproduksi secara seksual, dan tumbuh dari bola sel yang
berongga, blastula, selama perkembangan embrio. Lebih dari 1,5
juta spesies hewan yang masih hidup telah dideskripsikan—sekitar 1 juta
adalah serangga—tetapi diperkirakan ada lebih dari 7 juta spesies hewan secara
total. Hewan memiliki panjang dari 8,5 mikrometer sampai 33,6 meter dan
memilikiinteraksi yang rumit dengan satu sama lain dan lingkungannya,
membentuk jaring-jaring makanan yang rumit. Studi tentang hewan disebut zoologi.
Sebagian besar spesies hewan yang hidup diklasifikasikan dalam Bilateria, klad yang
anggotanya memiliki bangun tubuhsimetris bilateral. Bilateria mencakup protostoma
—di dalamnya terdapat banyak kelompok invertebrata, seperti nematoda,artropoda,
dan moluska—dan deuterostoma, yang
mencakup echinodermata dan chordata (termasuk vertebrata). Bentuk kehidupan
yang ditafsirkan sebagai binatang purba ada dalam biota
Ediakara dari Prakambrium akhir. Filum hewan modern menjadi jelas dalam catatan
fosil sebagai spesies laut selama ledakan Kambrium sekitar 542 juta tahun yang lalu.
6,331 kelompok gen yang dimiliki semua hewan hidup telah diidentifikasi; ini mungkin
muncul dari satu nenek moyang yang sama yang hidup 650 juta tahun yang lalu.
Aristoteles membagi hewan menjadi hewan yang memiliki darah dan hewan yang
tidak. Carolus Linnaeus menciptakanklasifikasi biologi hierarkis pertama untuk
hewan pada tahun 1758 dengan Systema Naturae-nya, yang dikembangkan
olehJean-Baptiste Lamarck menjadi 14 filum pada tahun 1809. Pada akhir 1800-
an, Ernst Haeckel membagi kerajaan hewan menjadi Metazoa multiseluler (sekarang
merupakan sinonim dari Animalia) dan Protozoa, organisme bersel tunggal yang
tidak lagi dianggap sebagai hewan. Pada zaman modern, klasifikasi hewan
mengandalkan teknik-teknik canggih, sepertifilogenetik molekuler, yang efektif dalam
menunjukkan hubungan evolusi antara taksa binatang.
OLEH:
KELOMPOK 10
UNIVERSITA TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan, taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata Fisiologi Hewan yang membahas “alat
indra penciuman, pengecap dan kulit”, Insya Allah dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
telaah kurikulum dan agar kami juga dapat memahami lebih jelas tentang hakikat
kurikulum.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang...........................................................................................
2. Rumusan masalah......................................................................................
3. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
F. Anatomi Hidung..........................................................................
G. Persyarafan Pada Hidung...........................................................
H. Fisiologi Hidung.........................................................................
I. Mekanisme kerja pada penciuman/pembau.................................
J. Gangguan pada penciuman/pembau............................................
1. Kesimpulan.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Alat indera dalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagi alat penerima informasi,
informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor
diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang di terimanya, seperti
kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang
cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima
rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula
beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor.
Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia. Eksoreseptor yang kita kenal ada
lima macam, yaitu indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), peraba
(kulit), pengecap (lidah), dan pembau/penciuman (hidung). Untuk lebih
memahami kelima eksoreseptor tersebut, maka kami akan membahasnya dalam
sistem indera. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas lebih dalam
mengenai sistem indera penciuman(hidung), pengecap (lidah), dan peraba (kulit).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Hidung
Hidung adalah reseptor atau penerima rangsangan yang memiliki
kemampuan untuk mendeteksi dan juga merespon berbagai macam bau dari luar
tubuh. Indra penciuman atau bagian-bagian hidung ini merupakan indra yang
sangat sensitif karena mempunyai struktur sel yang langsung berhubungan dengan
sistem pernapasan dan saluran tenggorokan yang terdiri dari lubang hidung dan
rongga hidung dimana rongga hidung tersebut tersusun atas tulang dan tengkorak.
Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar menonjol pada
garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat dibedakan
atas tiga bagian yaitu: paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan,
dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang
paling bawah adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan
Hidung Luar
Bagian puncak hidung biasanya disebut apeks. Agak keatas dan belakang dari
apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kepangkal
hidung dan menyatu dengan dahi. Bridge (pangkal hidung), yaitu yang dibentuk
oleh os nasal kiri dan kanan. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari
apeks, yaitu diposterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari
kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai
dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang
dari atas kebawah yang disebut filtrum. Yang bersebelahan dengan kolumela
adalah nares anterior atau nostril (Lubang hidung) kanan dan kiri, sebelah latero-
superior dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung. Cavum nasi
(rongga hidung) adalah suatu rongga berbentuk terowongan tempat lewatnya
udara pernapasan, yang dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi
cavum nasi kanan dan kiri. Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang
rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
Hidung Dalam
Hidung terdiri atas bagian-bagian berikut: lubang hidung dan rongga hidung.
Rongga hidung memiliki permukaan yang selalu basah yang disebut selaput
lendir, selaput lendir di dalam hidung adalah bagian yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus. Pada selaput lendir rongga hidung sebelah atas terdapat
serabut saraf pembau. Serabut saraf pembau pada setiap ujungnya memiliki
rambut-rambut halus (silia) untuk menerima rangsang bau-bauan yang biasanya
berupa gas atau uap. Apabila bau dari suatu zat masuk melalui lubang hidung
kemudian mengenai indera pembau, maka akan menimbulkan rangsangan yang
kemudian diteruskan ke serabut saraf otak yang dimana berfungsi untuk
mengirimkan sinyal yang diterima oleh reseptor/ serabut saraf pembau lalu
meneruskannya ke saraf pembau lalu ke otak untuk diterjemahkan. Dalam hal
tertentu indera pembau bekerjasama dengan indera pengecap untuk menimbulkan
kesan tertentu. Pada saat sakit flu (pilek atau selesma), selaput lendir tertutupi
oleh lendir tebal sehingga kepekaan indera menjadi berkurang akibatnya kurang
nafsu makan.
C. Fisiologi Hidung
Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar
dapat digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung
memiliki epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang
mempunyai tiga macam sel-sel syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel
olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan melembabkan udara inspirasi akan
melindungi saluran napas dibawahnya dari kerusakan. Partikel yang besarnya 5-6
mikrometer atau lebih, 85 % -90% disaring didalam hidung dengan bantuan TMS
Hidung dapat mencium berbagai macam bau karena di dalam rongga hidung
terdapat serabut saraf pembau yang terdiri dari jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-
sel pembau tersebut mempunyai rambut-rambut di ujungnya serta diliputi oleh
selaput lendir yang berfungsi untuk melembabkan rongga hidung.
Saat kita bernapas, yaitu menghirup udara dari luar, molekul-molekul bau
yang melayang di udara akan ikut masuk ke dalam rongga hidung dan bertemu
dengan sel-sel pembau. Sel-sel pembau tersebut akan terangsang dan merubah
rangsangan tersebut menjadi Sinyal yang kemudian mengirimkannya ke Otak
melalui Saraf Pembau. Dengan demikian kita dapat mencium berbagai macam bau
dari udara luar.
Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu :
1. Sebagai jalan nafas,
Udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka
media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, dan
seterusnya. Pada ekspirasi terjadi hal sebaliknya.
2. Alat pengatur kondisi udara,
Mukus pada hidung berfungsi untuk mengatur kondisi udara
3. Penyaring udara,
Mukus pada hidung berfungsi sebagai penyaring dan pelindung udara
inspirasi dari debu dan bakteri bersama rambut hidung, dan silia.
4. Sebagai indra penghidu,
Fungsi utama hidung adalah sebagai organ penghidu, dilakukan oleh saraf
olfaktorius.
5. Untuk resonansi suara,
Fungsi sinus paranasal antara lain sebagai pengatur kondisi udara,
sebgai penahan suhu, membantu keseimbangan kepala, membantu
resonansi suara, sebagai peredam perubahan tekanan udara, membantu
produksi mukus dan sebagainya.
6. Turut membantu proses bicara,
7. Reflek nasal.
Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap
dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa
hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti
bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma
makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut
saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda
dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.
4. Deviated Septum
Lubang hidung dipisahkan oleh sebuah sekat yang disebut septum.
Normalnya, sekat ini akanmembagi secara rata besar lubang hidung seseorang.
Tapi pada kasus abnormal, sekat ini membagi secara tidak rata dan menyebabkan
salah satu lubang hidung lebih besar. Pada kasus yang ringan gejala tidak akan
muncul, tapi pada tingkat yang lebih serius, ini dapat mengganggu pernafasan dan
diperlukannya tindakan operasi.
5. Rhinitis
Pembengkakan dan peradangan pada jaringan lendir inilah yang disebut
rhinitis. Rhinitis yang akut biasa disebabkan oleh virus sedangkan pada yang
ringan, ini bisa terjadi karena alergi. Gejalanya bisa berupa hidung tersumbat,
bersin, demam ringan, mata berair dan batuk. Penggunaan humidifier bisa
meringankan gejala rhinitis ini. Sedangkan pengobatan lainnya adalah untuk
mengatasi peradangan dan pemyumbatan.
6. Polip
Anda pasti sudah familiar dengan ini. Polip adalah jaringan berlebih yang
tumbuh di dalam hidung. Biasanya ada di hidung bagian atas dan dapat tumbuh
membesar. Semakin membesarnya polip dapat menyebabkan gangguan
pernafasan dan ditandai dengan semakin sering bernafas dengan mulut,
berkurangnya kemampuan membau, dan ingusan. Operasi diperlukan apabila
polip sampai menghalangi jalan udara saat Anda bernafas.
7. Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit
ini disebabkan karena penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor,
polyp, reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau
atrophi, gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun
cortex otak karena benturan kepala ataupun tumor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra
pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-
sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut
saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung
beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan
di udara,
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang
di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat
dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket.
Cara kerja indera penciuman yaitu indera penciuman mendeteksi zat yang
melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory
epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada
bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya
sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah
yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang
telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau
menyengatnya bau selokan.
Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu (1)Sebagai jalan
nafas, (2) Alat pengatur kondisi udara, (3) Penyaring udara, (4) Sebagai indra
penghidu, (5) Untuk resonansi suara, (6) Turut membantu proses bicara,(7) Reflek
nasa.
DAFTAR PUSTAKA