Professional Documents
Culture Documents
Tugas 2 Etika Bisnis
Tugas 2 Etika Bisnis
Menurut Oktario, dari 2016 hingga 2022, PDAM Tirta Krueng Meureudu sudah
mengumpulkan uang tagihan sebesar Rp 12.018.320.560. Namun, hanya Rp
11.228.355.465 yang disetorkan.
Adanya selisih pengumpulan uang tagihan dan jumlah disetor, kata Oktario,
diketahui Syamsul sebagai direktur. Syamsul dianggap tidak menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya secara profesional sebagaimana disyaratkan dalam
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Peendagri) Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organisasi dan
Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Dan Qanun Nomor 5 Tahun 2010
Tentang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Penetapan tersangka ini juga berdasarkan Laporan Hasil Audit Penghitungan
(LHAP) kerugian negara oleh Tim Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN) oleh Inspektorat Aceh terhadap dugaan Tindak pidana korupsi
Penyimpangan/Penyelewengan dalam pengelolaan penerimaan tagihan rekening
pelanggan PDAM Tirta Krueng Meureudu sejak 2016 hingga 2020 lalu.
“Dengan alat bukti yang cukup sesuai ketentuan Pasal 183 dan Pasal 184 Ayat (1)
KUHAP, penyidik menetapkan S B (Syamsul Bahri) selaku Direktur PDAM Tirta
Krueng Meureudu sebagai Tersangka dalam Perkara Dugaan Tindak Pidana
Korupsi ini," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga Selewengkan Uang
Tagihan Rp 712 Juta, Eks Direktur PDAM Pidie Jaya Jadi Tersangka", Klik untuk
baca: https://regional.kompas.com/read/2022/11/30/163414778/diduga-
selewengkan-uang-tagihan-rp-712-juta-eks-direktur-pdam-pidie-jaya?
page=all#page3.
Analisis Kasus :
CSR merupakan kewajiban asasi perusahaan yang tidak boleh dihindari. Dasar
argumentasinya adalah teori akuntabilitas korporasi. Dimana perusahaan harus
mempertanggungjawabkan semua konsekuensi yang ditimbulkan baik sengaja
meupun tidak sengaja kepada para pemangku kepentingan (stekholder). Dalam
kasus ini, Mantan Direktur Utama PDAM tidak menerapkan prinsip dasar
pelaksanaan CSR yaitu Akuntanbilitas yang dimana ialah mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Solusi:
1. Penyelidikan dan Penuntutan: Kasus penyelewengan harus diselidiki secara
cermat oleh pihak berwenang seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) atau
kepolisian. Jika ditemukan bukti yang cukup, pelaku harus dituntut sesuai hukum.