Professional Documents
Culture Documents
33333-Article Text-78290-1-10-20190821
33333-Article Text-78290-1-10-20190821
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning pada Materi Gerak Lurus untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Dyah Isna Nurhayati, Dwi Yulianti , Budi Naini Mindyarto
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
Abstract
This research aims to produce teaching materials based Problem Based Learning to improve students’ ability
of communication and collaboration. This research used R&D method with the procedure of: introduction, plan
program, product development. Trial design with one-Group pretest-posttest design, the subjects research class X
MIPA 4 of SMA N 1 Juwana. This study aims to describe the characteristics of PBL-based teaching materials,
test the level of feasibility, increase the ability of written communication, oral and collaboration, and student
responses to teaching materials. The level of advisability and legibility in teaching material examine by the
questionnaire and fill in the blank test. The data of ability improvement in written communication taken through
the result of pretest and posttest, while the ability in spoken communication and collaboration taken through the
result of observation. Students’ response was taken through questionnaire after learning process. The results
showed that the teaching materials based Problem Based Learning has a level of feasibility and good readability
level and can improve students’ ability of communication and collaboration.
209
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
pembelajaran berdampak pada tidak yaitu define atau studi pendahuluan, design
terbiasanya siswa untuk berkomunikasi atau rancangan, development atau
terutama di depan kelas. Biasanya guru pengembangan dan dissemination atau
hanya terpaku pada buku pelajaran yang memperluas (Sugiyono, 2015:37). Dalam
tidak mengaktifkan kemampuan komunikasi penelitian ini hanya sampai pada tahap
dan kolaborasi siswa dan dalam proses development atau pengembangan.
pembelajaran guru yang masih Metode yang digunakan dalam
menggunakan metode konvensional yang penelitian ini terdiri dari tes tertulis, angket,
membuat siswa menjadi bosan dalam dan observasi. Tes tertulis terdiri dari tes
mengikuti pembelajaran. rumpang untuk menguji keterbacaan bahan
Fisika merupakan pengetahuan yang ajar, serta tes uraian untuk menguji
dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan komunikasi tertulis yang telah
salah satunya materi fisika yaitu gerak lurus. melalui uji validitas, reliabilitas, tingkat
Gerak lurus merupakan salah satu materi kesukaran dan daya beda. Peningkatan
fisika yang terdapat dalam bidang mekanika, kemampuan komunikasi tertulis dilihat dari
dan dalam pengaplikasiannya dapat hasil nilai pretest–posttest yang diuji dengan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. menggunakan uji gain. Angket yang
Penggunaan bahan ajar berbasis PBL yang digunakan berupa angket uji kelayakan dan
merupakan model pembelajaran yang sesuai angket respon siswa. Observasi untuk
dengan kurikulum 2013, diharapkan dengan mengetahui kemampuan komunikasi lisan
adanya bahan ajar berbasis PBL, siswa dapat dan kolaborasi. Kemampuan komunikasi
melakukan penyelidikan secara langsung lisan dan kolaborasi menggunakan nilai
dan memahami konsep materi gerak lurus presentase dan peningkatan kemampuan
serta mengembangkan kemampuan dilihat dari perubahan nilai pada tiap
komunikasi dan kolaborasi. pertemuannya.
Tujuan penelitian ini adalah
menentukan tingkat kelayakan bahan ajar HASIL DAN PEMBAHASAN
fisika berbasis PBL dalam proses
pembelajaran, mendeskripsikan Susunan Bahan Ajar
pembelajaran berbantuan bahan ajar Bahan ajar yang dikembangkan dalam
berbasis PBL dapat meningkatkan penelitian ini merupakan salah satu panduan
kemampuan komunikasi tertulis, belajar yang disajikan dalam bentuk cetak
komunikasi lisan dan kolaborasi siswa, serta yang mencakup materi gerak lurus. Bahan
mendeskripsikan respon siswa terhadap ajar disusun berdasarkan kompetensi inti
pembelajaran dengan menggunakan bahan dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013.
ajar berbasis PBL. Bahan ajar terdiri dari tiga bagian yaitu
pendahuluan, isi, dan penutup yang berisi 33
METODE halaman.
Bagian pendahuluan, terdiri atas
Subjek penelitian adalah siswa kelas X halaman depan, kata pengantar, daftar isi,
MIPA 4 SMA Negeri 1 Juwana. Metode petunjuk penggunaan bahan ajar, peta
penelitian yang digunakan adalah metode konsep, kompetensi dasar dan indikator.
penelitian dan pengembangan (Research and Bagian isi berisi tujuan pembelajaran,
Development). Penelitian ini menggunakan apersepsi materi yang berkaitan dengan
desain yang dikemukakan oleh Thiagarajan kegiatan sehari-hari dan simulasi untuk
dengan langkah – langkah yang disingkat 4D,
210
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Tabel 1. Hasil Analisis Kelayakan Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning
No Aspek Skor (%) Kriteria
1 Isi 84,64 Sangat layak
2 Penyajian 87,50 Sangat layak
3 Kebahasaan 77,86 Sangat layak
Rata-rata skor 83,64 Sangat layak
211
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Aspek kelayakan isi terdiri dari sesuai dengan kemampuan bahasa siswa
kesesuaian materi, keakuratan materi, sasaran dan istilah yang digunakan
kemutakhiran materi, dan karakteristik mendukung konsep secara akurat, sehingga
Problem Based Learning. Sejalan dengan dapat memotivasi belajar siswa dan
pemikiran Sugiyono (2014), isi bahan ajar memudahkan siswa dalam memahami
harus sesuai dengan kurikulum. Bahan ajar materi pembelajaran.
memuat judul, mata pelajaran, SK, KD,
indikator, pentujuk belajar, tujuan yang Hasil Uji Keterbacaan
akan dicapai dan materi. Hasil analisis data diperoleh skor
Aspek kelayakan penyajian terdiri dari keterbacaan sebesar 89,56%. Berdasarkan
unsur teknik penyajian, penyajian skor keterbacaan, bahan ajar yang
pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. dikembangkan dalam penelitian ini
Penyajian bahan ajar yang berwarna termasuk dalam bahan ajar yang memiliki
bertujuan agar bahan ajar mempunyai daya tingkat keterbacaan yang tinggi. Tingginya
tarik untuk dibaca, gambar tidak hanya tingkat keterbacaan tersebut menunjukkan
dimaksudkan untuk memperjelas materi bahwa bahan ajar berbasis Problem Based
saja, melainkan agar siswa merasa senang Learning kelas X SMA materi gerak lurus
dan mudah ketika mempelajari bahan ajar. mudah untuk dipahami pembaca. Hal
Sesuai dengan pernyataan Lestari (2017) tersebut sesuai dengan pendapat El-Masri
yang menyatakan bahwa materi (2010), yang menyatakan bahwa tingkat
pembelajaran harus disajikan dan kemahiran bahasa siswa mempengaruhi
diorganisasikan menjadi urutan yang tingkat pemahaman siswa dan mendorong
bermakna mulai dari kedalaman materi siswa lebih aktif dalam mengembangkan
serta tingkat kesulitannya, dan ilustrasi kemampuannya.
maupun gambar sangat penting dalam
memudahkan pemahaman materi Hasil Uji Gain
pembelajaran. Peningkatan kemampuan komunikasi
Aspek kebahasaan meliputi lugas, tertulis diperoleh melalui soal uraian yang
komunikatif, kesesuaian siswa, keruntutan diujikan sebelum (pretest) dan sesudah
dan kesatuan gagasan. Hal ini dikarenakan (posttest) diberikan perlakuan yaitu
bahasa yang digunakan pada bahan ajar pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis Problem Based Learning sesuai berbasis Problem Based Learning. Hasil
dengan tingkat kemampuan siswa SMA, analisis uji gain untuk peningkatan
kalimat yang tidak berbelit-belit, dan kemampuan komunikasi tertulis dalam
langsung pada informasi yang ingin kategori sedang. Peningkatan kemampuan
disampaikan sehingga mudah dipahami. komunikasi tertulis tiap aspek pada kelas X
Seperti penjelasan Mustafa (2016) MIPA 4 yang terdapat pada Tabel 2.
menyebut- kan bahasa yang digunakan
212
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
213
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
sesudah menggunakan bahan ajar tertulis adalah Sig.≥ 0,05, Ho diterima. Hasil
berbasis PBL. uji beda rata-rata kemapuan komunikasi
Kriteria dalam uji beda rata-rata tertulis kelas X MIPA 4 dapat dilihat pada
peningkatan kemampuan komunikasi Tabel 3.
214
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Hasil Respon Siswa terhadap Bahan Ajar sehari-hari untuk diterapkan dalam
Respon siswa setelah menggunakan pembelajaran di kelas.
bahan ajar diketahui dengan angket yang
diisi siswa setelah pembelajaran berakhir. Kemampuan Kolaborasi
Respon siswa meliputi aspek bahasa, materi Kemampuan kolaborasi diperoleh
dan ketertarikan. Hasil respon siswa dapat melalui observasi saat proses pembelajaran
dilihat pada Tabel 5. berlangsung pada kegiatan diskusi. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Wulandari
Tabel 5. Analisis Aspek Respon Siswa et al. (2015) pelaksanaan kegiatan observasi
terhadap Bahan Ajar dilakukan pada saat siswa melakukan
Indikator aktivitas kerja kelompok, dengan mencatat
Skor (%) Kriteria
Respon Siswa dan mengamati proses pembelajaran yang
Bahasa 75,69 Baik berlangsung sesuai poin-poin yang telah
Materi 78,36 Baik tersedia dalam lembar observasi. Tujuannya
Ketertarikan 78,06 Baik untuk melihat jelasnya kemampuan siswa
Rata-rata 77,37 Baik dalam melakukan kerjasama didalam
kelompok yang telah ditentukan untuk
Indikator bahasa, materi dan mencapai tujuan bersama. Hasil observasi
ketertarikan termasuk dalam kategori baik. kemampuan kolaborasi disajikan pada Tabel
Indikator bahasa menunjukkan 6.
penggunaaan bahasa dalam bahan ajar
Problem Based Learning mudah dipahami, Tabel 6. Hasil Observasi Kemampuan
Kolaborasi
dengan bahasa dan huruf yang digunakan
Kelas X MIPA 4
sederhana dan mudah dibaca. Indikator
Pertemuan Pertemuan
Pada indikator materi, kebutuhan siswa
Indikator 1 71,11% 77,78%
ditunjukkan oleh penyajian materi yang
Indikator 2 86,67% 84,44%
mudah dipahami siswa. Siswa lebih mudah
Indikator 3 68,89% 73,33%
mengambil ide-ide, dan dapat Rata-rata 75,56% 78,52%
menghubungkan isi pembelajaran dengan
hal-hal yang mereka lihat dalam kehidupan Catatan:
sehari-hari sehingga dapat mengembangkan Indikator 1: Setiap anggota kelompok
kemampuan komunikasi dan kolaborasi. bekerja secara efektif dan
Dengan adanya bahan ajar berbasis PBL menghormati setiap anggota
dapat melatih siswa untuk belajar menjadi kelompoknya.
rekan kerja yang baik, meningkatkan rasa Indikator 2: Setiap anggota kelompok dapat
tanggungjawab, dan dapat menyelesaikan menyesuaikan diri dengan
masalah dengan baik (Sunardi, 2018). mudah dan saling membantu
Sesuai dengan penelitian yang sesama anggota kelompok untuk
dilakukan Sulardi et al. (2017), mencapai tujuan bersama.
pembelajaran menggunakan bahan ajar Indikator 3: Setiap anggota kelompok
berbasis PBL dapat mendorong, berbagi tugas dan mengerjakan
menginspirasi, dan membiasakan siswa tugas yang
menggunakan permasalahan atau terbiasa
menanggapi serta menyelesaikan masalah Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara berkelompok, dengan tujuan
215
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa aspek kelayakan, (3) aspek kelayakan
dalam memecahkan suatu permasalahan. kebahasaan. Tingkat kelayakan bahan ajar
Bekerja dalam kelompok sangat berada dalam kategori sangat layak sebesar
menguntungkan karena siswa dapat 83,64%. Tingkat keterbacaan bahan ajar
berinteraksi dengan siswa lainnya serta berbasis PBL kelas X SMA pada materi gerak
dapat bertukar pendapat untuk memperoleh lurus termasuk dalam kategori mudah
solusi permasalahan dalam diskusi. Selain dipahami siswa dengan skor keterbacaan
itu, siswa juga dapat membandingkan hasil sebesar 89,56%.
kerjanya dengan anggota yang lain. Penggunaan bahan ajar berbasis PBL di
Pembiasaan sikap kerjasama inilah yang dalam proses pembelajaran dapat
membawa perubahan sikap ke arah yang meningkatkan kemampuan komunikasi
lebih baik. Siswa yang belajar kelompok akan tertulis, komunikasi lisan dan kolaborasi
belajar mengingat apa yang telah dipelajari siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi
secara lebih baik dibandingkan dengan tertulis siswa berada dalam kategori sedang
belajar sendiri. Hal ini sesuai dengan sebesar 0,44, untuk kemampuan komunikasi
pendapat Maasawet (2011) menyatakan lisan siswa berada dalam kategori baik, dan
dalam bekerjasama dapat mengembangkan kemampuan kolaborasi siswa berada dalam
tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan kriteria tinggi. Respon siswa setelah
komunikasi yang baik, meningkatkan minat, menggunakan bahan ajar berbasis PBL
percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap termasuk dalam kategori baik. Respon baik
toleransi terhadap pebedaan individu. ini ditinjau dari aspek bahasa, materi, dan
Menurut Van Leeuwen (2015) menyatakan ketertarikan siswa.
dengan cara kolaborasi atau kerja kelompok Berdasarkan hasil penelitian, saran
menyelesaikan tugas, siswa ditantang untuk yang dapat disampaikan adalah pada lembar
berbagi ide, mengekspresikan pemikiran kegiatan diskusi dalam bahan ajar
mereka, dan terlibat dalam diskusi. hendaknya lebih memberikan keterangan
yang jelas kepada siswa sehingga waktu
SIMPULAN pembelajaran lebih efektif dan tidak
digunakan untuk banyak bertanya kepada
Dari penelitian yang sudah guru. Pada penggunaan contoh
dilaksanakan dapat diambil kesimpulan permasalahan dalam bahan ajar dibuat lebih
sebagai berikut: Bahan ajar berbasis Problem riil sehingga lebih menarik perhatian siswa.
Based Learning (PBL) pada materi gerak Peningkatan kemampuan komunikasi
lurus termasuk dalam kriteria sangat layak tertulis dalam penelitian ini masih dalam
digunakan sebagai media pembelajaran kategori sedang, sehingga diperlukan
siswa. Aspek kelayakan bahan ajar berbasis penelitian lebih lanjut pada pembahasan
PBL terdiri dari: (1) aspek kelayakan isi, (2) materi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, S., Hudha, M.N., & Rismawati, A. 2017. Alamiah, U.S., & Afriansyah, E. A.
Pengembangan modul pembelajaran 2017.Perbandingan Kemampuan
fisika berbasis problem based learning Komunikasi matematis Siswa Antara
untuk meningkatkan kemampuan Yang mendapat Model pembelajaran
pemecahan masalah fisika. Science Problem Based Learning Dengan
Education Journal, 1(1): 36-51. Pendekatan Realistic Mathematics
Education Dan Open-Ended. Jurnal
216
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Kusumam, A., Mukhidin, M., & Hasan, B. 2016. Saputra, H. 2013. Studi Tentang Kemampuan
Pengembangan Bahan Ajar Mata Berkomunikasi Guru Dalam
Pelajaran Dasar dan Pengukuran Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Listrik untuk Sekolah Menengah Pada Kegiatan Belajar Mengajar Di
Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi SDN 017 Kota Samarinda. E- Journal
dan Kejuruan, 23(1): 28-39. Ilmu Komunikasi, tahun, 1(1): 290-300.
217
Dyah Isna Nurhayati / Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Sugito, S., Susilowati, S. M. E., Hartono, H., & International Journal of Active
Supartono, S. 2017. Enhancing Learning, 3(2).
Students’ Communication Skills
through Problem Posing and Van Leeuwen, A., Janssen, J., Erkens, G., &
Presentation. International Journal of Brekelmans, M. 2015. Teacher
Evaluation and Research in Education, regulation of cognitive activities
6(1): 17-22. during student collaboration: Effects
of learning analytics. Science Direct,
Sugiyono, E. I. 2014. Pengembangan Bahan Ajar 90: 80-94.
Menyimak Berbasis Multimedia
Interaktif Dalam Model Belajar Wahyudi, B. S., Hariyadi, S., & Hariani, S. A.
Mandiri Untuk Sekolah Menengah 2014.Pengembangan Bahan Ajr
Pertama. Jurnal Pendidikan Bahasa Berbasis Model Probelm Based
dan Sastra Indonesia, 3(2). Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk
Sugiyono.2015. Metode Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penelitian&Pengembangan R&D. Kelas X Di SMA Negeri
Bandung: Alfabeta. Grujuganbondowoso. Pancaran
Pendidikan, 3(3): 83-92.
Sulardi, S., Nur, M., & Widodo, W. 2017.
Pengembangan Perangkat Wulandari, B., Arifin, F., & Irmawati, D. (2015).
Pembelajaran Fisika Model Problem Peningkatan kemampuan kerjasama
Based Learning (PBL) Untuk Melatih dalam tim melalui pembelajaran
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. berbasis lesson study. Elinvo (Journal
Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, Electronics, Informatics, and Vocational
5(1): 802-810. Education), 1(1), 9-16.
Sunardi, S., & Gunarhadi, G. (2018). The Yulianti, D. (2017). Problem-Based Learning
Implementatyion Off Problem Based Model Used to Scientific Approach
Learning Model (PBL) on Teachers and Based Worksheet for Physics to
Students Grade Five Elementary Develop Senior High School Students
Schools in Surakarta City. Characters. Journal of Physics:
Conference Series, 824(1): 09-12.
218