You are on page 1of 68

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum


Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian, fungsi, jenis dan
klasifikasi hotel berdasarkan studi dari beberapa literatur yang telah dilakukan.

II.1.1 Pengertian Hotel


Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium,
yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan guest house dengan mansion house yang
berkembang saat itu, maka rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada
masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan
dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan, tuntutan terhadap
kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada
hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni
penghilanganhuruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa
hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat
untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan,
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang
untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.
Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
No. Km 94 / HK.10 / MPTT-87 menerangkan bahwa Hotel adalah salah satu
jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

6
7

II.1.2 Fungsi Hotel


Fungsi hotel yang utamanya adalah menyediakan fasilitas-fasilitas jasa
akomodasi bagi orang-orang yang melakukan perjalanan (travelling public).
Fasilitas yang semula menyediakan kamar untuk menginap, maka sesuai
dengan perkembangan kebutuhan mayarakat sekarang ini hotel-hotel yang
cukup besar mencoba memenuhi segala kebutuhan tamu-tamunya.

II.1.3 Jenis Hotel


1) City/Bisnis Hotel

Hotel yang berlokasi di pusat kota, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat


yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City
hotel juga disebut sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku
bsnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh
hotel tersebut.

2) Resort Hotel

Hotel Resort adalah hotel yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian
besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha.

3) Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian
kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel-hotel ini
berlokasi di daerah-daerah tenangm, terutama karena diperuntukkan bagi
masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.

4) Motor Hotel

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau sepanjang jalan raya yang


menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran di jalan
raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan
sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan
dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu
hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
8

Tabel 1. Ruang Persyaratan Lokasi dan Penekanan Pasar

Tipe Hotel Lobby Kafe dan Restoran Konferensi dan Fasilitas


bar/Lounge Ruang Rekreasi
Serbaguna

City atau Besar: Sedang:dirancang Biasanya luas Sedang:klub


Bisnis Hotel untuk menarik dihotel besar: kesehatan
mengesankan
bukan penduduk mungkin
biasanya standar yang
termasuk
termasuk toko- tinggi, layanan
kolam
toko bisnis
inetrnal

Hotel Pinggir Sedang:lounge Sedang:tergantung Sedang Biasanya


Kota hotel yang pada persaingan terbatas pada
besar ruang
kebugaran,
kolam renang
diluar

Hotel Resort Besar;pusat Besar:kafe, Tergantung pada Tergantung


kegiatan, restoran, bar dan pasar, hotel pada iklim:
termasuk toko- lounge konvensi
wilayah
toko membutuhkan
terutama
ruang dansa
eksternal
besar
tetapi
sebagian
besar
diperlukan
untuk spa

Condominium Kecil:front Luas:beberapa Kecil tapi dapat Perencanaan


office pilihan restoran. menampung untuk area
9

penanganan Lounge yang besar pengunjung rekreasi.


bagasi konferensi Dibangun
lainnya fasilitas
seperti klub
kesehatan

Mountain Sedang:dengan Luas:kafe, restoran, Biasanya kecil Klub


Resort daerah untuk bar dan lounge kesehatan
peralatan dan kolam
internal

Hotel Besar:service Besar:restoran dan Beberapa Biasanya


Konvensi dan tempat lounge pertemuan klub
rekreasi ballroom besar kesehatan
dan ruang yang besar
serbaguna dan kolam
renang di
dalam
ruangan

Sumber: Hotel, Motel and Condominium:

Design, Planning and Maintenance, Fred Lawson (1976)

II.1.4 Klasifikasi Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem pengelompokkan
hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran
penilaian tertentu. Menurut Dinas Pariwisata Daerah menentukan bahwa hotel
berbintang merupakan suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan
atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang
yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan pelayanan
dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi
persyaratan sebagai hotel berbintang. Persyaratan tersebut antara lain
mencakup:
10

1) Persyaratan fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan

2) Bentuk pelayanan yang diberikan (service)

3) Kualitas tenaga kerja seperti pendidikan dan kesejahteraan karyawan

4) Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti lapangan tenis,
kolam renang, dan diskotik

5) Jumlah kamar yang tersedia

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada


peraturan pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Hotel
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, seperti:

1. Dari segi sistem penjualan harga kamar

a. European plan hotel adalah hotel dengan biaya untuk harga kamar saja.
Keistimewaan: Praktis, banyak digunakan di hotel, memudahkan sistem
billing. Semua sistem pemasaran kamar kebanyakan menggunakan sistem
ini.
b. American plan hotel adalah hotel dengan perencanaan biaya termasuk
harga kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu:
• Full American plan (FAP) adalah harga kamar termasuk tiga kalimakan
sehari (sarapan, makan siang dan makan malam).
• Modified American plan (MAP) adalah harga kamar termasuk dua kali
makan sehari, yaitu:
Kamar + makan pagi + makan siang

Kamar + makan pagi + makan malam

c. Continental plan hotel adalah hotel dengan perencanaan harga kamar


sudah termasuk dengan continental breakfast.
d. Bermuda plan hotel adalah hotel dengan perencanaan harga kamar yang
sudah termasuk dengan American breakfast.
2. Dari segi lokasi hotel :
11

a. City hotel merupakan hotel yang terletak di kota-kota besar terutama ibu
kota.
b. Urban hotel merupakan hotel yang terletak di dekat kota.
c. Suburb hotel merupakan hotel yang terletak di daerah pinggiran
d. Resort hotel merupakan hotel yang terletak di daerah peristirahatan,
seperti:
• Beach hotel di beach resort.
• Mountain hotel di mountain resort.
• Lake hotel di lake resort.
e. Airport hotel merupakan hotel yang terletak di area pelabuhan udara.

3. Dari segi lamanya tamu hotel tinggal

a. Transit hotel merupakan hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata


semalam.
b. Residential hotel merupakan hotel dengan lama tinggal tamu yang cukup
lama
c. Semi-residential hotel merupakan hotel dengan lama tinggal tamu lebih
dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek.
4. Dari segi aktivitas tamu hotel dan segi lainnya :
a. Sport hotel merupakan hotel yang merupakan bagian dari satu kompleks
olah raga, misalnya The Century Park Hotel – Senayan.
b. Convention hotel merupakan hotel yang menjadi bagian dari komplek
konvensional.
c. Budget motel merupakan motel yang biasa pembangunannya relatif
rendah.
5. Dari segi jumlah kamar (kapasitas):
a. Small hotel merupakan hotel dengan jumlah kamar yang kecil (maksimum
25 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan angka kunjungan
yang rendah.
b. Medium hotel merupakan hotel dengan jumlah kamar yang sedang (sekitar
29-299 kamar). Hotel ini biasanya di daerah dengan angka kunjungan
sedang.
12

c. Large hotel merupakan hotel dengan jumlah kamar yang besar (minimum
300 kamar). Hotel ini biasanya dibangun di daerah dengan angka
kunjungan yang tinggi.

Kutipan dalam buku Time Saver Standart, Endy Marlina (2008:72),


hotel dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tingkatan yang kemudian
dinyatakan dalam sebutan bintang dan melati, dimana masing-masing tingkatan
terbagi lagi atas 5 sub tingkatan, yaitu:

1) Hotel melati satu (*)


2) Hotel melati dua (**)
3) Hotel berbintang tiga (***)
4) Hotel berbintang empat (****)
5) Hotel berbintang lima (*****)

Kutipan dalam SK:Kep-22/U/VI/78, Dirjen Pariwisata, Sugiarto dan


Sulartiningrum (1996) menyatakan bahwa hotel berdasarkan tingkatan atau
bintang dibedakan menjadi:

Tabel 2. Hotel Berdasarkan Tingkatan

Kelas Hotel Persyaratan Hotel

Hotel berbintang satu • Jumlah kamar standard minimal 15 kamar

• Kamar mandi di dalam

• Luas kamar standard minimal 20 m2

Hotel berbintang dua • Jumlah kamar standard minimal 20 kamar

• Kamar mandi di dalam

• Luas kamar standard minimal 22 m2

• Memiliki kamar suite minimal satu kamar


13

• Luas kamar suite minimal 44 m2

Hotel berbintang tiga • Jumlah kamar standard minimal 30 kamar

• Kamar mandi di dalam

• Luas kamar standard minimal 24 m2

• Memiliki kamar suite minimal dua kamar

• Luas kamar suite minimal 48 m2

Hotel berbintang empat • Jumlah kamar standard minimal 50 kamar

• Kamar mandi di dalam

• Luas kamar standard minimal 24 m2

• Memiliki kamar suite minimal tiga kamar

• Luas kamar suite minimal 48 m2

Hotel berbintang lima • Jumlah kamar standard minimal 100 kamar

• Kamar mandi di dalam

• Luas kamar standard minimal 26 m2

• Memiliki kamar suite minimal empat kamar

• Luas kamar suite minimal 52 m2

Sumber: SK Menteri Perhubungan No. PM. 10/P.V.301/Pht/77 tanggal 22 Desember


1977
14

Tabel 3. Klasifikasi Standard Hotel Bintang

Fasilitas Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel


Bintang I Bintang II Bintang III Bintang IV Bintang V

Kamar Tidur Minimal15 Minimal 20 Minimal 30 Minimal 50 Minimal


kamar kamar kamar kamar 100 kamar

- 1kamar suite 2kamar suite 3 kamar suite 4 kamar


Suite
suite
Standar Luas
2 2 2 2 2 2 2 2
20m2 – 28
Kamar 18m -20m 18 m – 24m 18m – 26 m 18m – 28 m
m2

Luas Kamar Tunggal 14 m2 16 m2 18 m2 24 m2 26 m2

Ganda - 22 m2 24 m2 48 m2 52 m2

Ruang makan Perlu Perlu Perlu Wajib Wajib


(Restaurant) minima1 minimal 1 minimal 1 Minimal 2 Minimal 2

Bar dan Coffee Shop Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib


Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

Function Room - - Wajib Wajib Wajib


Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1

Wajib Wajib Wajib


Prefunction Prefunction Prefunctio
Room Room n Room

Rekreasi dan Olahraga Dianjurkan Dianjurkan Perlu kolam Wajib Kolam Wajib
minimal 1 kolam renang renang renang kolam
sarana renang
Dianjurkan + Dianjurkan + Dianjurkan +
lainnya
1 jenis sarana 2 jenis sarana 2 jenis sarana Perlu + 2
lain lain lain jenis
15

sarana lain

Taman Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib

Air 150 liter 300 liter 500 liter 750 liter 750 liter

Ruang yang disewakan Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib


minima1 minimal 1 minimal 3 minimal 4 minimal 5

Lounge - - Wajib Wajib Wajib

Saluran komunikasi Perlu min.1 Perlu min.2 Perlu min.3 Perlu min.4 Perlu
min.6

Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi no. 14/U/II/1988

Organisasi Hotel Berdasarkan Zoning Ruang


Organisasi berdasarkan zoning ruang, hotel dapat dibagi menjadi 3 area
aktivitas, yaitu:
1. Area Privat
Merupakan area yang bersifat eksklusif dan digunakan untuk kegiatan pribadi
dimana tidak semua orang dapat masuk ke dalamnya tanpa izin dari pihak yang
menggunakannya atau memilikinya, seperti kamar tidur, kantor pengelola, dan
lain-lain.

2. Area Semipublik
Merupakan area transisi antara area publik dan area privat, yang dimiliki
bersama oleh sejumlah orang yang memiliki kepentingan yang sama, seperti
lobby, restoran, function room, dan lain-lain.
3. Area Publik

Merupakan area yang terbuka untuk umum, dimana semua orang dapat
mengakses dan menggunakan ruang tersebut, seperti taman, area parkir,
pedestrian, dan lain-lain.Merupakan area pertemuan antara karyawan dengan
tamu dan juga tamu dengan tamu
16

4. Servis
Merupakan area berupa fasilitas toilet, area khusus untuk karyawan, dan
mekanikal.

Secara fungsional, hotel ini mempunyai 2 bagian utama, antara lain:


1. Front of the house (sektor depan hotel)
Merupakan ruang-ruang yang ada di hotel akan tetapi tidak berhubungan
langsung dengan pengguna hotel, seperti ruang registrasi tamu, servis
penyimpanan kunci (pada hotel berbintang), kasir, ruang administrasi, lobby,
fasilitas transportasi vertikal mekanik/elevator), guest room, fasilitas restoran,
koridor, kamar mandi guest room. Terdiri dari private area dan public area.
Yang termasuk dalam area front of the house yaitu
Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap
a. Public Space Area
Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema
yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat
kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi
jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.
b. Lobby
Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, mengurus
administrasi dan keuangan yang bersangkutan dengan penyewaan kamar.
Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:
1. Entrance hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau dengan
ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang
cukup luas
2. Front desk / Reception desk
Terdiri atas ruang - ruang personil front desk yang berfungsi untuk
proses dan mengelola administrasi pengunjung
3. Guest elevator
17

Sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area
menuju guest room atau fungsi lainnya di atas.
4. Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai
sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk
kegunaan pengunjung
5. Seating Area
Wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang.
Sarana ini sangat berguna untuk kontak sosial di antara pengunjung.
6. Retail Area
menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari
7. Support function
sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain
seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain.
8. Consession space
Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel
berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan
bagian dari publik area, yang antara lain terdiri dari travel agent,
perawatan kecantikan / salon, toko buku dan majalah, money changer,
toko souvenir.
9. Food and Beverages outlets
Berupa restoran, coffee shop, lounge, bar
10. Ruang Serbaguna
Difungsikan untuk acara publik seperti acara pertemuan, seminar,
pernikahan, dan lain-lain
11. Area rekreasi
Daerah yang dipergunakan pengunjung untuk berekreasi, berolahraga,
santai dan lain-lain, yang antara lain swimming pool, food court, retail
area, fitness dan sarana olah raga, taman, Spa dan sauna, kolam kanal
buatan dan lain sebagainya.
2. Back of the house (sektor belakang hotel)
18

Merupakan ruang-ruang yang ada di hotel dan berhubungan langsung dengan


pengguna hotel, seperti : laundry, housekeeping, food & beverage dan ruang
mekanikal. Serta area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan
area tamu.Yang termasuk back of the house yaitu:
a. Daerah dapur dan gudang (food and storages area)
Merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman. Terdapat
gudang kering dan gudang basah, disesuaikan dengan kebutuhan makanan
dan minuman yang dimasukkan.
b. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum
Merupakan tempat turun-naik barang dari dan ke dalam mobil pengangkut
c. Daerah pegawai atau staff hotel (employees area)
Merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk karyawan, gudang, dll
d. Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping)
Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi
sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang
digunakan untuk melayani tamu dan juga karyawan. Pada area house
keeping, terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang, tempat
menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll. Yang disiapkan untuk melayani
tamu hotel.
e. Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area)
Berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa
untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari teori mengenai jenis hotel di atas
adalah pada perancangan ini, akan dibuat hotel kapsul yang lokasinya berada di
kawasan Menteng yang merupakan kawasan Cikini Raya. Jenis hotel yang
cocok untuk dirancang pada daerah ini termasuk dalam kategori hotel
berklasifikasi bintang dua Penentuan bintang dua dikarenakan lokasi tapak
yang menempati kawasan bisnis pusat di Jakarta.
19

II.1.5 Pengertian Hotel Bintang Dua


Menurut Abbott & Lewry (2002) menjabarkan bahwa hotel bintang dua
adalah Hotel menyediakan akomodasi dengan standar yang lebih tinggi (seperti
televisi dan telepon dalam kamar). Setiap kamar dilengkapi dengan kamar
mandi pribadi.

II.1.6 Persyaratan Hotel Bintang Dua


Klasifikasi hotel bintang dua secara garis besar dibedakan menjadi 5
bagian berdasarkan, yaitu tempat didirikan atau lokasi, fasilitas, harga, tipe
kamar, dan istilah kamar menurut letak serta kegunaannya. Dibawah sebagai
berikut:

1. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berdekatan dengan pemberhentian


transportasi laut, bandara, serta terminal kereta api.

2. Fasilitas

Mayoritas tamu tinggal hanya beberapa aktivitas kerjaan singgah yaitu kurang
dari 24 jam sampai 2 malam. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area
privasi. Pada umumnya mempunyai standar ruang sebagai berikut

a. Kamar Tidur
• Minimum 20 kamar dengan luas 22 m2/ kamar
• Minimum terdapat 2 kamar suite dengan luas 44 m2/kamar
• Floor to floor minimum 2,6 meter untuk kamar
b. Ruang Makan atau Restoran
Tidak berdampingan dengan lobi
c. Lobi
• Luas minimum 30 m2
• Toilet minimum 1
• Lebar koridor minimum 1,6 meter
d. Utilitas
20

• Terdapat transportasi vertikal


• Air bersih tersedia 500 liter/orang/hari
• Instalasi air panas/dingin
• Telepon lokal dan interlokal
• Tersedia jaringan komunikasi PABX
• Tersedia televisi, radio
3. Sasaran Pengunjung

a. Bussiness Traveller, yaitu tamu hotel yang melakukan perjalanan kerja


misalnya dagang, seminar, dinas, dan sebagainya.

b. Pleasure Traveller, yaitu tamu hotel yang melakukan perjalanan rekreasi

c. Bussiness Traveller Treasure, yaitu tamu hotel yang melakukan perjalanan


kerja sekaligus mencari kesenangan atau rekreasi

Sasaran yang ingin dijangkau adalah kalangan Bussiness Traveller,


yaitu tamu hotel yang melakukan perjalanan kerja misalnya dagang, seminar,
dinas, dan sebagainya. Karena kawasan Cikini merupakan rata-rata kalangan
perdagangan.

4. Tipe kamar

a. Single room

Yaitu dalam satu kamar, terdapat satu tempat tidur untuk satu orang tamu

b. Twin room

Yaitu dalam satu kamar, terdapat dua tempat tidur untuk dua orang tamu

c. Double room

Yaitu dalam satu kamar, terdapat satu tempat tidur untuk dua orang tamu

d. Triple room
21

Yaitu dalam satu kamar, terdapat double bed atau twin bed untuk dua
orang tamu dan ditambah extra bed (untuk tiga orang tamu)

e. Junior Suite room

Yaitu satu kamar besar terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu

f. Suite room

Yaitu kamar yang terdiri dari dua kamar tidur untuk dua orang ditambah
ruang tamu, ruang makan dan ruang dapur kecil

g. President Suite room

Yaitu terdiri dari tiga kamar besar meliputi kamar tidur, kamar tamu,
kamar makan (kamar rapat) dan dapur keci.

Hotel bintang dua ini memiliki kapasitas hunian maksimum 150 kamar
menunjukkan jumlah medium kamar tidur. Rata–rata tipe kamarnya hanya
menyediakan twin kamar dan double kamar.

Sistem pengelolaan hotel bintang dua, yaitu

1) Kutipan dalam buku Time Saver Standards For Building Types Mc Graw Hill
Book Co.1973 (Hal. 719), Joseph de Chiara menegaskan bahwa pengelolaan
hotel harus ditunjang oleh struktur organisasi yang konseptual dari besarnya
hotel, kelengkapan sarana dan fasilitas hotel dan tipe hotel. Struktur organisasi
hotel secara umum yang telah dibuat oleh P & J Mason. Koordinasi antara
bagian dalam hotel dapat dibedakan atas Front of the house (Sektor Depan
Hotel) dan Back of the house (Sektor Belakang Hotel).

2) Kutipan dalam buku Towards On Integrated Approach To Hotel Design, Great


Britain:New University Education, 1986 (hal.28), Roger Doswell menegaskan
bahwa keberhasilan pengelolaan hotel ditentukan oleh lima unsur penting yaitu
lokasi, fasilitas, pelayanan, kesan, dan tarif. Kutipan dalam buku Hotel
Planning and Design, New York:Whitney Library Of Design, 1990 (hal.216),
Walter A. Rules, F.A.I.A and Richard H.Penner menegaskan bahwa pelayanan
22

yang dimaksud baik dari segi manusianya maupun dari peralatannya penerapan
teknologi modern pada beberapa bidang utama secara komputerisasi dapat
menjadi nilai tambah hotel meliputi pengolahan informasi, telekomunikasi,
control energy, sistem keamanan, dan sistem audio-video.

II.1.7 Hotel Kapsul


Kutipan dalam artikel Jalan-jalan, Kompas (2011) menegaskan bahwa
Hotel Kapsul adalah salah satu gaya akomodasi unik yang mengedepankan
efisiensi ruang dengan tidak meninggalkan kenyamanan.

Perbedaannya dibandingkan dengan hotel adalah waktu check-in


mereka yang biasanya dimulai dari pukul 5 sore sedangkan untuk waktu check-
out sendiri hampir sama yaitu jam 10 pagi. Kenyamanan di hotel kapsul sangat
rendah dikarenakan fasilitas yang minim serta sempitnya ruang-ruang untuk
beraktivitas didalam unit kapsul.

Walapun kecil dan sedikit tidak manusiawi tetapi fasilitas hotel kapsul
tidak kalah dengan hotel lainnya, di dalamnya ada TV, akses internet (baik
melalui kabel LAN maupun Wireless), radio, jam dan lampu baca.

II.1.8 Karakter dan Fungsi Hotel Kapsul


Tipikal dari karakter hotel kapsul ini umum-nya ruangan terdiri dari 2
bagian, bagian 1 menjadi ruang untuk publik (public lounge space) biasanya
sudah bisa di lihat begitu kita masuk hotel ini. Kemudian juga termasuk kamar
mandi umum dan ruang privasi untuk tidur (Capsules sleeping room).
Sementara desain atau rancangan kapsulnya sendiri terinspirasi dari desan
kokpit pesawat jet.

Gambar 1. Unit Kapsul Room Privat dan Unit Kapsul Bersama

Sumber: google image search


23

Fungsi utama hotel kapsul ini sebagai tempat beristirahat sementara


bukan untuk ditinggali dalam waktu yang lama. Hotel kapsul ditinjau dari
lokasi berdasarkan dengan fasilitas, yaitu:

1) Lobi
Sama halnya dengan hotel konvensional, setelah melewati entrance, terdapat
lobi. Lobi berfungsi sebagai tempat mengurus segala administrasi hotel seperti
check in dan check out penginapan

2) Kamar Mandi dan Ruang Ganti


Kamar mandi dapat dikatagorikan sebagai sarana publik maupun sarana privat
berdasarkan perletakannya. Mayoritas hotel kapsul yang sudah ada di jepang,
meletakan kamar mandinya di luar unit sewa sehingga menjadi kamar mandi
umum/publik. Namun, jika hotel kapsul tersebut memiliki ciri sama dengan
hotel bintang tiga, maka akan terdapat kamar mandi di dalam unit sewa,
sehingga sifatnya berubah menjadi privat khusus pengguna unit tersebut saja.

3) Loker Penyimpanan
Karena unit hotel kapsul relatif kecil, maka terdapat fasilitas loker
penyimpanan yang berfungsi sebagai pengganti lemari. Hal ini bersifat
opsional sesuai kebijakan penyedia hotel dan kebutuhan tamu jika dirasa perlu
mengadakan area loker khusus.

Gambar 2. Ruang Loker Bersifat Publik

Sumber: google image search

Sama halnya dengan kamar mandi, ruang loker bisa dikatagorikan sebagai
ruang privat jika diletakan di dalam unit kapsul.
24

4) Ruang Komunal dan Fasilitas Lainya.


Fasilitas tambahan seperti ruang baca, restoran, ruang duduk, sauna dan spa
dan lain-lain tersedia pula dalam hotel kapsul. Berikut beberapa contoh
diantaranya.

Gambar 3. Ruang Baca, Ruang Tunggu dan Fasilitas Lainnya

Sumber: google image search

Fasilitas standar hotel klasifikasi bintang dua yang umum dan harus terdapat pada
masing–masing jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut :

1) Fasilitas dalam unit:


a. Kamar mandi privat (bathroom) dan perlengkapannya
b. Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)
c. Lemari pakaian (cupboard)
d. Rak untuk menyimpan barang (luggage rack)
e. Telepon, lampu, AC
f. Radio dan Televisi, koneksi internet
g. Meja rias atau tulis (dressing table) dan kursi.
h. Stationeries
2) Fasilitas keseluruhan hotel
a. Lobi atau customer service
b. Ruang tunggu
c. ATM
d. Restoran, cafe, bar, lounge
e. Retail Toko (Toko merchandise, money changer, toko tiket pesawat)
f. Taman
25

II.2 Tinjauan Khusus


Topik perancangan ini adalah “ Sustainable Design “ dan tema yang digunakan
adalah mengenai pengoptimalisasian kenyamanan thermal pada perancangan pasif

II.2.1 Definisi Sustainable Design


Menurut Williamson, Radford, dan Bennetts 70 menyatakan bahwa
sustainability bertujuan untuk mendesain sebuah lingkungan dimana manusia
dan lingkungan dapat bertahan hidup. Keseluruhan untuk mencapai tujuan
tersebut, “sustainable” desain dengan sustainability–nya merupakan faktor
yang penting. Menurut The Philosophy of Sustainable Design (Jason F.
McLennan, 2004, p4) menyatakan bahwa “sustainable design is a design
philosophy that seek to maximize the quality of the built environment, while
minimizing or eliminating negative impact to the natural environment”. Dalam
arti, desain berkelanjutan adalah filosofi desain yang berusaha untuk
memaksimalkan kualitas lingkungan binaan, dan meminimalkan atau
menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan alam.
Tujuan dari sustainable adalah lebih bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan juga terhadap manusia. Untuk menggambarkan sebuah desain
berkelanjutan terdapat beberapa cara, yaitu:
1) Mengurangi
2) Menggunakan kembali
3) Daur ulang
4) Memperbaharui

Dari standar bangunan hijau dan sustainable yang digunakan oleh


beberapa Negara, seluruhnya mengacu kepada 3 aspek utama, yaitu:

1) Environmental sustainability
meliputi integrasi ekosistem, biodiversitas, kepekaan kapasitas. Beberapa
aspek lingkungan yang berkelanjutan terdiri dari faktor pemilihan dan
pengolahan tapak, konservasi air, penghematan energi buatan, penggunaan
energi terbarukan, penggunaan material yang berkelanjutan, pengolahan
limbah, dan pengaplikasian perkembangan teknologi
26

2) Social sustainability
Meliputi identitas kultur masyarakat suatu kawasan tersebut, upaya
pemberdayaan masyarakat sekitar, aksesbilitas, kestabilan lingkungan dan
keadilan bagi masyarakatnya.

3) Economical sustainability
Meliputi pertumbuhan perekonomian, pertumbuhan penduduk yang
mempengaruhi segala pertumbuhan kawasan tersebut, produktivitas, serta
pengembangan dan penyebaran.

Gambar 4. Skema Sustainable

Sumber: 2010/09/sustainable-development.html
Menurut Brundtland Commision berpendapat bahwa “sustainable
design is meeting the needs of the present without compromising the needs of
the future” desain yang berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengorbankan kebutuhan masa depan. Namun sustainable design lebih
memikirkan bagaimana bangunan ini berjalan ke depannya, bertahan,
berkembang dan bertahan hidup. Desain bangunan diharapkan seperti mahluk
hidup yang memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada di sekitar tapak
adalah kunci dari sustainable design, bagaimana mengatur pola hubungan
antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya sehingga pengguna
bisa merasakan kenyamanan.
Prinsip Sustainable Design

Menurut Tri Harso Karyono(2010) dalam bukunya Green Architecture


prinsip-prinsip Sustainable adalah :
1. Memperhatikan pada iklim Setempat
27

a. Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengaturan iklim


b. Melakukan antisipasi terhadap problematik yang ditimbulkan iklim
setempat untuk dipecahkan secara ilmiah.
2. Efisiensi lahan
a. Menggunakan lahan secara efisien, tidak semua lahan perlu dijadikan
bangunan atau ditutupi dengan bangunan.
3. Substitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
a. Pemanfaatan energi surya
b. Renewable energy, menggunakan alternatif lain untuk mendapatkan hasil
energi seperti memanfaatkan energi surya.
c. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui digunakan secara
efisien dan digunakan dengan teknologi yang tepat.
d. Memajukan penggunaan energi alternatif.
4. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang hemat
energi.
a. Penggunaan bahan bangunan yang sustainable
b. Optimalisasi penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan.
c. Penggunaan sisa-sisa bahan bangunan.
5. Pembentukan peredaran yang utuh antara penyedia dan pembuang bahan
bangunan energi dan air.
a. Gas kotor, limbah air dan sampah dihindari sejauh mungkin
b. Mendaur ulang limbah yang digunakan kembali(air kotor diprogres untuk
menyiram kebun)
c. Memperhatikan pada air minum dan air limbah
d. Perhatian pada pangan sampah
6. Hemat energi secara menyeluruh
a. Meminimalkan “Perolehan panas” radiasi matahari yang jatuh mengenai
bangunan, dapat dilakukan 2 cara :
12. Menghalangi radiasi matahari langsung pada dinding transparan yang
dapat mengakibatkan suhu dalam bangunan.
28

13. Mengurangi radiasi matahari langsung ke bangunan denga cara


membuat dinding berlapis yang diberi ventilasi pada rongganya,
Menempatkan ruang-ruang service pada sisi timur dan barat.

Dalam pembahasan sustainable design menurut Tri Harso Karyono


memiliki 6 prinsip, saya mengambil 1 prinsip yang akan diterapkan yaitu
memperhatikan iklim setempat pada perancangan secara pasif untuk mencapai
kenyamanan termal

II.2.2 Iklim Tropis


Climate (iklim) berasal dari bahasa yunani, kelima yang berdasarkan
kamus oxford bearti region (daerah) dengan kondisi, suhu, kelembaban, angin,
cahaya matahari. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi berbagai
parameter fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik geografis
kawasan tertentu. Sedangkan cuaca adalah keadaan lingkungan atmosfir pada
suatu masa tertentu dan suatu lokasi tertentu. Secara keseluruhan, kutipan
dalam buku Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick menjelaskan iklim
merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan
daerah tertentu.
Tropis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“tropikos” yang berarti garis balik yang meliputi sekitar 40% dari luas seluruh
permukaan bumi. Balik ini adalah garis lintang 23°27’ Utara dan Selatan.
Daerah tropis didefinisikan sebagai daerah yang terletak diantara garis
isotherm 20° di sebelah bumi Utara dan Selatan (Lippsmeier, 1994).

Tabel 4. Ciri Bangunan Sesuai Iklim

Iklim Ciri/ kriteria Bangunan

Tropis Pada iklim tropis, bangunan akan


didesain dengan banyak bukaan.
Bangunan didesain dengan megutamakan
pembayangan agar bangunan tidak terlalu
29

panas.

Sub tropis Pada iklim tropis, bangunan akan


menggunakan balkon atau beranda
sebagai salah satu strategi perancangan.
Dinding bangunan akan lebih tebal.

Dingin Pada iklim dingin, bangunan akan


memiliki ruangan peralihan sebelum
benar-benar masuk ke dalam rumah.

Sumber : Sue Roaf, Manuel Fuentes and Stephanie Thomas, Ecohouse


Berdasarkan kutipan dalam buku Bangunan Tropis, Lippsmeier
menyatakan bahwa iklim digolongkan menjadi iklim makro dan iklim mikro.
1) Iklim makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu. Iklim
tersebut menurut sifat digolongkan menjadi 3 yaitu daerah tropis lembab,
daerah tropis kering dan daerah pegunungan.
2) Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi.
Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu tropis lembab dimana daerah

Dalam bukunya Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick (2007) 16


menjelaskan bahwa Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca
dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat
diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut. Sesuai
dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim
biasanya digolongkan atas iklim makro dan iklim mikro.

Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu tropis lembab dimana daerah


beriklim ini mengalami hujan dan kelembapan tinggi dengan suhu yang hampir
selalu tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat, dan
pertukaran panas kecil karena tingginya kelembapan. Masalah umum yang
didapati dalam iklim ini yaitu panas. Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa,
maka Indonesia tergolong wilayah beriklim tropis lembab. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS), Jakarta terletak pada posisi 6°LS dan 106°BT dan
30

beriklim tropis lembab. Hal-hal penting yang harus diperhatikan di Indonesia


dengan iklim tropis basah yaitu, bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak
yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara
yang baik, orientasi utara-selatan untuk mencegah pemanasan fasade yang
lebih lebar, lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang, ruang sekitar
bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi udara, persiapan
penyaluran air hujan dari atap dan halaman, dan bangunan ringan dengan daya
serap panas yang rendah tidak menyenangkan. Penguapan sedikit, karena
gerakan udara lambat.
Sementara Iklim mikro, menurut Heinz Frick, merupakan iklim di
lapisan udara dekat permukaan bumi (tinggi ± 2.0 m). Di sini gerak udara lebih
kecil karena permukaan bumi yang kasar dan perbedaan suhu lebih besar.
Menurut Lippsmeier (1980:28) menyatakan bahwa karakteristik iklim
panas lembab (warm humid climate)

1. Landscape, rain forest (hutan hujan) terdapat sepanjang pesisir pantai dan
dataran rendah daerah equatoe pada daerah sekitar 15 LU hingga 15 LS

2. Kondisi tanah merupakan tanah merah atau coklat yang tertutup rumput

3. Tumbuhan, zona ini tumbuhan sangat bervariasi dan lebat sepanjang tahun.
Tumbuhan tumbuh dengan cepat karena terpengaruh curah hujan yang tinggi
dan suhu udara yang panas

4. Musim. Pada bulan “panas” kondisi panas dan lembab sampai basah. Pada
belahan utara, bulan “dingin” terjadi pada bulan Desember-Januari, bulan
“panas” terjadi pada Mei sampai Agustus. Pada belahan selatan bulan “dingin”
terjadi pada bulan April sampai Juli, bulan “panas” terjadi pada Oktober
sampai Febuari

5. Kondisi langit, hampir sepanjang tahun keadaan langit berawan. Lingkungan


awan berkisar 60%-90%. Luminance (lumansi) maksimal bisa mencapai 7000
cd/m2 sedangkan luminasi minimal 850cd/m2
31

6. Radiasi dan panas matahari, pada daerah tropis radiasi matahari dikategorikan
tinggi. Sebagian dipantulkan dan sebagian disebarkan oleh selimut awan,
meskipun demikian sebagian radiasi yang mencapai permukaan bumi
mempunyai dampak yang besar dalam mempengaruhi suhu udara

7. Temperatur udara terjadi fluktuasi perbedaan temperatur harian dan tahunan.


Rata-rata temperatur maksimum tahunan adalah 30,5. Temperatur rata-rata
tahunan untuk malam hari adalah 25 tetapi pada umumnya berkisar 21-27.
Sedangkan selama siang hari berkisar 27-32 kadang-kadang lebih dari 32

8. Curah hujan sangat tinggi selama 1tahun, umumnya menjadi sangat tinggi
dalam beberapa tahun tertentu. Tinggi curah hujan tahunan berkisar antara
2000-5000 mm, pada musim hujan dapat bertambah. Sampai 500 mm dalam
sebulan. Bahkan pada saat badai bisa mencapai 100 mm perjam

9. Kelembaban dikenal sebagai RH (Relative humidity), umumnya rata-rata tinggi


kelembaban adalah sekitar 75%, tetapi kisaran kelembabannya adalah 55%
sampai hampir 100%. Absolute humidity antara 25-30 mb

10. Pergerakan udara umumnya kecepatan angin rendah, tetapi angin kencang
dapat terjadi selama musim hujan. Arah angin biasanya hanya satu atau dua.

11. Karakteristik khusus, tinggi kelembaban mempercepat pertumbuhan alga dan


lumut, bahan bangunan organic membusuk dengan cepat dan banyaknya
serangga. Evaporasi tubuh terjadi dalam jumlah kecil karena tingginya
kelembaban dan kurangnya pergerakan udara (angin)

Permasalahan Iklim Tropis

Permasalahan Iklim Tropis Lembab pada lingkungan binaan yang


mengantisipasi problematik yang ditimbulkan oleh iklim tropis basah:

 Menerapkan Konsep Bangunan Tropis

Ciri-ciri bangunan tropis:


32

1. Atap yang sebagian besar runcing keatas, walaupun ada pula yang
melengkung.

2. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias dan cahaya


berlebihan.

3. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lubang-lubang angin.

4. Banyak menggunakan material alam, seperti: Kayu, Batu, bambu, dll.

5. Dinding, lantai dll biasanya menggunakan warna-warna alam.

6. Tumbuh-tumbuhan, air dll disekitar bangunan sedapat mungkin didesain


agar menjadi satu kesatuan dengan bangunan.

7. Ukuran dan tataruang bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.

8. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.

Kriteria Perencanaan Pada Iklim Tropis Lembab

Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo dalam kutipan “Bangunan Arsitektur


Yang Ramah Lingkungan Menurut Konsep Arsitektur Tropis”, permasalahan
yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab
adalah :
1) Mendapatkan kenyamanan termal
Panas yang tidak menyenangkan menyebabkan kenyamanan fisik terganggu
akibat suhu di luar bangunan diatas kondisi kenyamanan termal yang
dibutuhkan oleh manusia.
Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material
yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang
menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar
menerima panas adalah atap.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
• Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
33

• Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga


dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama
untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang
warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan
menyebabkan temperatur permukaan naik.Sehingga akan jauh lebih besar dari
temperatur udara luar.
2) Aliran Udara (angin)
Kegunaan ventilasi adalah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk


pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi
konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau

2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan termal, mengeluarkan


panas,membantu mendinginkan bagian dalam bangunan

Aliran udara terjadi karena adanya gaya termal yaitu terdapat perbedaan
temperatur antara udara didalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi
antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki.
Kelembapan udara yang tinggi menyebabkan udara di Cikini Raya cenderung
lembab dan tidak nyaman, oleh karena itu diperlukan analisa yang membahas
tentang angin. Angin dapat mengurangi kelembapan udara di tapak dan dapat
membantu menyejukan bangunan secara alami. Penempatan bukaan, besaran
bukaan yang tepat dan orientasi bangunan, bentuk bangunan dapat
mempengaruhi penghawaan alami yang baik.
3) Radiasi panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk
mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan
termal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering
34

kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah
dari atap.
4) Penerangan Alami Pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
1. Cahaya matahari langsung.
2. Cahaya matahari difus

II.2.3 Perancangan Secara Pasif


Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui
pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi
matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu
mengantisipasi permasalahan iklim luar.
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya
dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena
radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan
penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya
akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.

II.2.4 Perancangan Pasif Dari Sisi Penghawaan


Dalam pengaplikasian teori-teori penghawaan alami pada bangunan,
menurut Prianto (2007) berpendapat bahwa semakin maju dan serba modern,
kehadiran listrik sudah menjadi kebutuhan primer kehidupan manusia. Segala
kelengkapan kebutuhan hidup kini mengkonsumsi energi listrik, bahkan untuk
tempat berlindungpun (rumah/bangunan) dalam usaha menciptakan
kenyamanan. Seiring dengan terjadinya pemanasan bumi yang terjadi akhir-
akhir ini, maka tak ayal bila sebagian orang membutuhkan penghawaan buatan
seperti AC untuk menjaga suhu ruangan tetap nyaman.

Semakin buruknya iklim dan cuaca bumi dimasa sekarang ini, membuat
sebagian bangunan membutuhkan penghawaan buatan seperti AC untuk
menjaga kenyamanan suhu termal. Namun, hal ini menjadi masalah besar
karena penghawaan buatan pada nyatanya menghabiskan 40-50% dari
35

kebutuhan keseluruhan listrik pada bangunan. Hal ini bisa dicegah jika
bangunan memiliki sistem sirkulasi penghawaan alami yang baik sehingga
ruangan tetap sejuk tanpa harus menggunakan penghawaan buatan.

Penghawaan alami merupakan sirkulasi udara dengan cara memasukkan


udara dari luar ke dalam ruang. Menurut Prasasto Satwiko (2004) menyatakan
bahwa ventilasi (lt. Venus, wind, angin) adalah aliran udara, baik di ruang
terbuka maupun tertutup (di dalam ruangan).

Mengacu pada pendapat Tri Harso Karyono (2009) bahwa pengurangan


radiasi matahari pada bangunan dapat dilakukan dengan menciptakan
pembayangan oleh bangunan lain di sekitarnya, atau dengan pembayangan
pohon besar di sekitar bangunan. Jika perolehan panas matahari dapat
diminimalkan, maka suhu udara didalam bangunan akan rendah. Dari pendapat
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan AC dapat diminimalisir
tetapi tetap menjaga kenyamanan suhu termal

1. Orientasi Bangunan

2. Ventilasi Silang

3. Vegetasi

II.2.5 Ventilasi
Ventilasi adalah tempat pertukaran udara yang digunakan untuk
memelihara dan menciptakan udara sesuai dengan kebutuhan atau kenyamanan.
Definisi lain menyebutkan bahwan ventilasi adalah pergerakan udara masuk ke
dan keluar dari ruang tertutup. Alasan perlunya ventilasi antara lain adalah:

1. Memanaskan atau mendinginkan udara dalam ruangan


2. Mengeluarkan kontaminan
3 Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara
4. Pertukaran udara untuk penyegaran
5. Mencegah terjadinya kebakaran atau peledakan
Jenis-Jenis Ventilasi
36

1. Ventilasi Umum
Dari suatu ruang kerja dikeluarkan melalui bukaan atau lubang pada dinding
dan memasukkan udara segar melalui bukaan pada dinding lain
2. Ventilasi Buatan
Penggantian udara terjadi dengan bantuan alat mekanik seperti kipas angin
(fan), penyedot udara (blower),exhauster.
3. Ventilasi Lokal
Pembuangan udara dilakukan langsung dari sumber kontaminan melalui
corong (hood) pengisap yang dipasang dan ditempatkan dekat sumber
kontaminan. Dari corong pengisap kontaminan disalurkan dalam pipa (duct)
menggunakan penyedot udara (blower) kemudian kontaminan dipisahkan
oleh sistem pembersih udara.Udara bersih selanjutnya dibuang ke atmosfir.
4. Ventilasi Pengendalian Suhu Udara
Pengendalian suhu bertujuan untuk penyegaran udara dalam lingkungan
kerja, dilaksanakan dengan menurunkan panas dengan cara mengalirkan
udara segar dan dingin menggantikan udara panas dalam ruang kerja.
Ventilasi Umum
Ventilasi alami adalah proses pergantian udara secara alami (tidak
melibatkan peralatan mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenal
dengan air conditioner atau AC). Kualitas ventilasi alami sangat tergantung pada
kualitas udara lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman akan iklim dan cuaca
menjadi sangat penting. Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari
bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan:

1. Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan
yang membutuhkan ventilasi
2. Arah yang menghadap ke:
a.Halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah yang terbuka
keatas.
b.Teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau
c. Ruang yang bersebelahan
37

Menurut Broadbent (1973), Pencapaian sistem ventilasi alami ini dapat


dicapai dengan memperhatikan beberapa hal berikut

• site dan keadaan tapak

• bentuk dan desain bangunan

• perencanaan dan desain interior

Gambar 5. Letak Bukaan dan Pergerakan Angin

Sumber: Givoni, B. 1981

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa letak bukaan dapat


menentukan bagaimana pergerakan udara dapat menyentuh ujung-ujung
ruangan atau tidak. Letak bukaan yang bersebrangan ujung ke ujung umumnya
dapat membantu pergerakan udara dengan lebih baik. Dan adanya pembatas
pada ruangan dapat mempersempit ruang aliran udara, sehingga
memungkinkan terjadinya angin mati pada titik-titik tertentu. Bentuk bangunan
bersama dengan lokasi ventilasi bukaan menentukan cara ventilasi alamiah
operasi. Ada 3 penerapan prinsip ventilasi yang berbeda untuk ventilasi alami,
yaitu:

1) Single- ventilasi sisi


38

Gambar 6. Ventilasi sisi (Single Ventilation)

Single ventilasi bergantung pada bukaan yang hanya terdapat pada satu sisi
saja. Udara segar yang memasuki ruangan melalui sisi yang sama dengan udara
yang keluar.Dengan bukaan pada ventilasi tunggal tersebut, pendorong utama
ketika musim kemarau adalah turbulensi angin. Kenyamanan termal
bergantung pada perbedaan suhu antara bagian dalam dan luar bangunan, jarak
vertikal antara bukaan dan daerah bukaan.

2) Cross ventilasi

Cross-ventilation atau ventilasi silang terjadi ketika udara mengalir di antara


dua sisi selubung bangunan, melalui angin yang disebabkan karena perbedaan
tekanan antara keduanya.

Gambar 7. Ventilasi Silang (Cross Ventilation)

3) Stack ventilasi (ventilasi atap)


39

Gambar 8. Ventilasi Atap (Stack Ventilation)

Ventilasi atap terjadi di mana kekuatan pendorong menyebabkan arus udara


keluar dari gedung., dan menarik udara segar melalui vebtilasi pada tingkat
rendah. Merancang outlet yang disebablan oleh perbedaan tekanan, dapat
meningkatkan efektivitas ventilasi silang. Hal tersebut dapat dicapai
diantaranya dengan, menyesuaikan tinggi lantai dengan tinggi langit-langit,
memiringkan profil dari atap atau menerapkan cerobong (atrium).

Prinsip-Prinsip Ventilasi Alami

1) Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Horisontal

Gambar 9 Skema Sistem Ventilasi Horisontal

Sumber: wordpress.com

Perancangan tata ruang yang benar harus dengan memperhatikan kelancaran


sirkulasi atau pengaliran udara yang dapat melalui seluruh ruang-ruang yang
40

dirancang. Kelancaran aliran/ sirkulasi udara pada suatu susunan ruang bisa
diperoleh dengan:

1. Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang-bidang yang saling


berseberangan (cross ventilation),

2. Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing ruang, karena udara


akan mengalir dari daerah dengan suhu rendah (yang mempunyai tekanan
tinggi) ke daerah dengan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan rendah).

Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu
dipikirkan

1. Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan
didirikan

2. Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang yang dapat


menghasilkan ruang dengan kondisi suhu ruang yang bervariasi, untuk
mengarahkan dan memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan upaya
pengolahan pelubangan-pelubangan yang berbeda-beda.

Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan
ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak
nyaman. Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya
semacam louvre atau kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi
tersebut berfungsi sebagai sarana untuk membelokkan dan memperlambat
kecepatan angin yang masuk ruangan, sehingga ruangan bisa terasa nyaman.
Menurut Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya louvre atau
kisi-kisi tersebut, dapat mengurangi kecepatan angin dari 9-40 km/jam menjadi
5–7,5 km/jam.

2) Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Vertikal


41

Gambar 10 Skema Sistem Ventilasi Vertikal

Sumber: wordpress.com

Mangunwijaya (1980:153) menyebutkan bahwa prinsip perancangan ventilasi


vertikal adalah berdasarkan suatu teori bahwa udara kotor dan kering akan
selalu mengalir keatas secara alamiah, sedangkan udara segar dengan berat
jenis yang lebih besar akan selalu mengalir kebawah atau selalu mendekati
lantai.

Prinsip diatas harus diperhatikan dalam upaya perancangan tata ruang,


sehingga pembuangan udara kotor keluar ruangan dan suplai udara segar ke
dalam ruangan dapat terpenuhi.

Penerapan prinsip-prinsip tersebut pada perancangan fisik ruang mencakup


yaitu:

1. Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit, yang memungkinkan


udara kotor dan kering bisa menerobos keluar ruangan secara vertikal,

2. Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan genting yang masih
mempunyai sela-sela.

3. Penerapan “skylight”, yaitu upaya memanfaatkan sinar matahari dengan


sistem pencahayaan dari atap, yang dikombinasikan dengan lubang-lubang
ventilasi vertikal pada daerah tersebut, dengan demikian panas akibat
adanya radiasi sinar matahari dari skylight bisa berfungsi sebagai penyedot
42

udara, hal ini disebabkan didaerah tersebut terjadi tekanan udara rendah
akibat timbulnya kenaikan suhu udara,

Mangunwijaya juga menyebutkan bahwa, perencanaan penghawaan alami pada


perencanaan bangunan akan lebih efektif apabila merupakan penggabungan
antara sistem ventilasi horisontal dengan sistem ventilasi vertikal, karena kedua
sistem tersebut akan saling menunjang. Berdasarkan penelitian, upaya tersebut
ternyata bisa menaikkan tingkat keberhasilan 10% dibandingkan apabila sistem
tersebut diterapkan secara terpisah.

Manfaat Ventilasi

Untuk kenyamanan, ventilasi berguna dalam proses pendinginan udara


dan pencegahan peningkatan kelembaban udara (khususnya di daerah tropika
basah) seperti Indonesia. Aplikasi ventilasi alami dalam aspek perancangan
yaitu dengan menurunkan suhu panas dalam ruangan bangunan, yaitu dengan:
- Perancangan orientasi bangunan dengan bentuk memanjang, dan orientasi
ke arah Utara-Selatan, sehingga sisi bangunan yang pendek menghadap
arah Timur-Barat yang menerima radiasi matahari langsung.
- Pemaksimalan pada bukaan-bukaan pada ruangan bangunan menggunakan
jendela,maupun pintu. Penghawaan alami membutuhkan inlet dan outlet
sehingga dapat terhjadi aliran pengudaraan. Sebisa mungkin outlet harus
lebih besar daripada inlet,agar terjadi pertukaran udara. Aliran udara yang
mengalir, tidak hanya dipengaruhi oleh bukaan-bukaan saja. Melainkan
juga dipengaruhi oleh penempatan-penempatan tanaman di
sekitarnya,udara akan berbelok jika vegetasi atu tanaman menghalangi
sirkulasi udara.
- Ventilasi silang

Keefektifan tingkat penghawaan dalam suatu bangunan ditentukan oleh


ventilation flow rates (rate ventilasi) yang dihitung sebagai jumlah udara
per m3 yang dapat dialirkan ke dalam bangunan atau ruangan setiap
jamnya. Hal ini lebih dikenal dengan istilah rate air change per hour. Rate
air change per hour tidak memiliki satuan namun sangat tergantung pada
43

volume ruangan atau bangunan yang akan dialiri udara. Menurut Moore
(1993) menjelaskan bahwa khusus untuk bangunan di negara tropis
lembab disarankan pemakaian 30 ach sebagai standar. Cooling ventilation
sangat penting artinya bagi bangunan yang berada di negara tropis lembab
dengan rata-rata suhu harian tinggi. Ventilasi akan lebih lancar bila
didukung dengan kecepatan udara yang memadai. Pada kondisi udara
hampir tidak bergerak (kecepatan sangat kecil atau 0 m/det), desain
jendela harus mampu mendorong terjadinya pergerakan yang lebih cepat
atau memperbesar kecepatan udara.

II.2.6 Bukaan Jendela


Kata jendela “Window” berasal dari Old Norse vindauga, asal kata
vindr "wind" dan auga "eye". Kata "Vindauga" masih digunakan di Icelandic,
dialek bangsa Norwegia yang digunakan untuk menyebut window. Kata
window dikenal pada awal abad 13, dimaksudkan kepada lubang tanpa kaca
pada bagian dalam atap. Secara historis “windows” dirancang dengan
permukaan paralel pada dinding vertikal bangunan. Rancangannya
membolehkan cahaya matahari dan panas menekan masuk kedalam bangunan.
Rancangan umum kemiringannya kira-kira 45-35 derajat dari sudut datangnya
cahaya matahari.

Gambar 11. Jenis-jenis jendela

Sumber: Gelfand Partners Architect

Menurut Mary Guzowski rancangan dan bentuk jendela adalah


pertimbangan yang paling akhir. Ukuran, posisi, karakteristik seksional, dan
berhubungan dengan permukaan lainnya akhirnya mendefinisikan pengalaman
luminasi di dalam ruang. Jendela memainkan banyak peran dan mengambil
44

banyak tugas. Jendela dapat ditempatkan didalam, penyaring dari bagian luar,
bingkai dari pemandangan dan banyak lainnya. Banyak program, estetika dan
faktor pengalaman dipertimbangkan dalam menentukan bentuk jendela yang
sesuai.

Ukuran Jendela
Gambar 12. Tipe jendela dan Area Efektif yang Mengalirkan Udara

Sumber: Christina E. Mediastika. 2002


Perhatian selalu kepada ukuran jendela (atau Glazing Area/daerah kaca)
karena dampak dari daerah kaca pada konsumsi energi. Ukuran jendela dan
pengaruhnya pada pencahayaan alami harus selalu dipertimbangkan dari
perspektif yang lebih luas dimana mungkin termasuk hubungan pada lokasi,
potensi lokasi atau mood dari cahaya, kenyamanan manusia, wayfinding,
artikulasi dari bentuk, dan relief visual.

Jendela yang kecil secara tipikal menciptakan kutub yang berbeda dari
pencahayaan yang menghadirkan ruang dengan irama dari cahaya dan
bayangan. Jendela yang kecil mendefinisikan batasan antara bagian dalam dan
bagian luar yang mana ditekankan oleh kontras antara Massa dan Dinding dan
daerah kecil dari kaca. Apabila ukuran jendela ditambah akan bersesuaian
dengan pengurangan keduanya kontras cahaya dan bayangan dan batasan
antara bagian dalam dan bagian luar. Jendela yang kecil dapat digunakan untuk
membingkai pemandangan tertentu atau hubungan pada bagian luar, fokus
45

perhatian pada tampilan lingkungan yang spesial atau unik. Sebaliknya ukuran
jendela yang besar menciptakan kekurangan batasan diskriminasi antara bagian
luar dan bagian dalam-hal itu memasukkan lokasi dan landscape kepada
interior.

Posisi Jendela

Posisi jendela pada dinding atau plafon berpengaruh bagaimana cahaya


akan didistribusikan dan hubungan apa yang akan terjadi dengan pekerjaan,
aktivitas dan pengalaman dalam ruang. Jendela rendah, sebagai contoh,
menyediakan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari pemantulan
cahaya dari tanah, yang mana dapat dilangsungkan kembali dari permukaan
eksterior dan lantai untuk membawa cahaya kedalam ruang (mengasumsikan
bahwa warna-cahaya permukaan digunakan dan lantai tidak dihalangi oleh
objek). Posisi jendela yang rendah, kesempatan yang terbaik untuk
memberikan hubungan visual langsung kepada lokasi dan landscape. Posisi
jendela yang sedang sangat populer untuk mengkombinasikan pemandangan,
pemantulan cahaya, dan optimalisasi lokasi untuk ventilasi dalam yang dekat
dengan penghuni. Apabila tinggi jendela ditambah, menjadi sangat privasi.
Jendela yang tinggi menggantikan hubungan visual dari bumi menuju langit,
yang juga membolehkan cahaya untuk menekan kedalam pada ruang. Harus
lebih hati-hati dengan jendela yang tinggi karena permukaan dibawah jendela
mungkin keluar dari pembayangan, dapat menciptakan kontras yang berlebihan
antara jendela dan dinding.

II.2.7 Kenyamanan Termal


Menurut Frick (2008:74) menyatakan bahwa kenyamanan termal adalah
suatu kondisi termal yang dirasakan oleh manusia yang dikondisikan oleh
lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Faktor-faktor alam yang
pasti mempengaruhi kenyamanan termal bagi manusia yaitu suhu udara,
kelembaban dan pergerakan udara. Menurut Heinz Frick (2008) tiga faktor
dominan tersebut biasanya sudah dikondisikan oleh desain bangunan.
46

Karakteristik Kenyamanan Termal

Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008,


p32-42) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan:

1. Aktivitas pengguna
Tubuh akan terus melakukan metabolism dan menghasilkan panas yang akan
terus dipancarkan. Kita memproduksi panas paling minimum pada saat kita
tertidur. Berdasarkan aktivitas maka bisa di mulai dari duduk, berjalan, berlari
maka akan meningkat produksi panasnya.

Gambar 13. Koefisien Metabolisme Terhadap Aktivitas Manusia

(1 met =18.4Btu/h ft2])

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

2. Jenis Pakaian
Pakaian juga menentukan bagaimana melepaskan panas dari tubuh, seperti
yang kita ketahui bila kita memakai pakaian yang bersifat insulator maka kita
tetap bisa memakainya dengan nyaman pada suhu yang lebih rendah.
47

Gambar 14. Daftar Insulation dari Jenis Pakaian

(clo 0.88°Fft2h/Btu)

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

3. Suhu udara (Temperature), ºC


Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal bagi tubuh, karena suhu
di kepala maupun di kaki akan mengalami perbedaan. Namun untuk daerah
tropis suhu ideal tubuh berada di kisaran 24-28°C.
4. Radiasi suhu
Panas yang ditularkan dari benda yang lebih panas ke benda yang dingin tidak
dipengaruhi oleh ruang intervensi.Semua benda mempunyai koefisien dalam
memancarkan radiasi panas. Dalam bangunan, lantai langit-langit, dinding
hampir mempunyai suhu yang sama. Namun apabila seseorang sedang duduk
dekat jendela akan terasa bagaimana panas terkonveksi lewat kaca.
5. Kelembaban (Relative Humidity), %
• Kelembaban rendah :indikasi dari kelembaban rendah adalah kulit kering
dan mata kering.
• Kelembaban tinggi: apabila konsentrasi air dalam udara begitu tinggi, secara
teknis bisa hingga 100% pada 16°C.
6. Kecepatan udara
Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan semakin besar efek
pendinginan, dan kecepatan minimal yang dibutuhkan sekitar 0.2m/s.
• 0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara.
• 0.25 – 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa.
• 1.0 – 1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan.
• Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan
48

Apabila tidak mencapai kondisi ideal ada hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk setidaknya mendekati tingkat kenyamanan maksimum :
• Peningkatan kecepatan udara
Kecepatan udara bisa mempercepat proses pendingian bila kecepatannya
antara 0.8-1m/s bisa menurunkan hingga 2.8°C..misalnya suhu yang bisa
diterima antara 21.6-26.6°C maka kisarannya bisa diperluas hingga 21.6-
29.4°C.
Dalam contoh, gerakan udara di dekat permukaan tanah dapat bersifat sangat
berbeda dengan gerakan di tempat yang tinggi. Bentuk topografi yang berbukit,
vegetasi dan tentunya bangunan dapat menghambat atau membelokkan gerakan
udara. Misalnya sebuah hutan tebal di daerah tropika basah dan di daerah
dengan angin musim, angin dapat menyebabkan kekuatan angin berkurang
setelah 30 m menjadi 60-80%, setelah 60m-50%, dan setelah 120m hanya
tinggal 7% dari kekuatan angin semula. Pada pepohonan yang jarang, misalnya
pada hutan palem di daerah tepi pantai dan di daerah savana, terjadi
pengurangan kekuatan angin tetapi arah angin tetap. Sebaliknya penebangan di
tengah hutan yang lebat akan mengakibatkan pertutaran gerakan udara.
(Gambar 15)
Gambar 15. Pengaruh Vegetasi terhadap Pergerakan Udara

Sumber: Bangunan Tropis (1980)


Pegunungan, kota, lembah dapat mengubah arah angin sampai 180° dan
mengurangi kecepatannya. Penelitian di kota-kota besar menunjukkan bahwa
kecepatan angin di permukaan jalan rata-rata hanya sepertiga dari kecepatan
pada lansekap terbuka. Bangunan tinggi memiliki pengudaraan yang lebih baik
49

pada bagian sebelah atas, karena disini intensitas gerakan udara lebih besar dari
pada di lantai.
Gambar 16. Perbaikan Arah angin oleh Bangunan tinggi

Sumber: Bangunan Tropis (1980)


• Vertical perbedaan suhu
Antara kaki dan kepala terjadi perbedaan suhu, udara hangat umumnya
cenderung naik sehingga kepala terasa lebih hangat.Toleransi antara kepala dan
kaki adalah 2.8°C.
Adapun tujuan dari vertical landscape ini adalah

1 Pemecah angin
2 Penyerap CO2 dan CO dan menghasilkan O2 (fotosintesis)
3 Meningkatkan ekosistem dalam tapak
4 Pendingin yang efektif
5 Penahan Bising dan bau
• Suhu permukaan lantai
Suhu permukaan lantai yang normal untuk iklim tropis basah antara 18.9-
28.9°C(10°C)untuk orang yang memakai sepatu dan tidak duduk di lantai.
• Suhu perubahan siklik
Fluktuasi suhu harus berkisar antara 1.1°F agar tidak terjadi perubahan suhu
yang signifikan yang akan mengurangi kenyamanan dari pengghuna.
• Radiasi variasi suhu
Orang terbiasa dengan dinding yang hangat, tapi bila dengan langit-langit yang
panas biasanya orang tidak begitu nyaman, batas amannya adalah 8.4°C dari
kisaran suhu yang telah dihitung
50

Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan


termal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 4°C, hal ini terjadi
pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.

II.2.8 Data-Data Iklim di Cikini


Suhu Udara

Tabel 5. Data BMKG temperatur rata-rata tahun 2011

bulan Januari sampai Desember


Temperatur Rata - Rata Stasiun Kemayoran (celcius)
29.5

29

28.5

28

27.5

27

26.5

26
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Temperatur Rata - Rata Stasiun Kemayoran 27.3 27.6 27.9 28.6 28.8 28.7 28.3 28.8 29 29.2 28.9 28.5

Sumber: BMKG (Survei literatur)

Suhu udara adalah batas minimum 27,30C dan temperatur maksimum adalah
29,2OC menunjukkan keadaaan kawasan area tersebut udaranya panas.

Temperatur rata-rata selama1 tahun 2011 BMKG yaitu 27,30C sampai29,2OC.


Dari data tabel 2 menurut standar tata cara Perencanaan Teknis Konservasi
Energi Pada Bangunan Gedung menunjukkan 3 pembagian temperatur udara
yaitu sejuk nyaman 20,50C – 22,80C, nyaman optimal 22,80C – 25,80C, dan
hangat nyaman 25,8 0C – 27,10C. Untuk mencapai zona yang hangat nyaman
harus diturunkan selisih temperatur udara 20C

Radiasi Matahari

Radiasi Matahari Rata-rata tertinggi tepat dibulan September merupakan


tingkat radiasi matahari yang panas.
51

Tabel 6. Data BMKG Radiasi Matahari Rata-Rata Dalam 1 Tahun

bulan Januari sampai Desember

Sumber: BMKG (Survei literatur)

Kelembaban

Tabel 7. Data BMKG Kelembaban Udara Dalam 1 Tahun

Sumber: BMKG (Survei literatur)

Kelembaban udara adalah nilai yang terkecil 68% pada bulan September 2011
dan nilai yang tinggi 79% pada bulan Januari dan Febuari 2011.

Angin

Relatif rendah (Jakarta 5 m/s). Pada Stasiun Kemayoran menunjukkan bahwa


angin merupakan relatif nyaman di kawasan stasiun kemayoran pada bulan
April sampai dengan Desember 2011.
52

Tabel 8. Data BMKG Kecepatan Angin Dalam bulan Januari sampai Desember

Sumber: BMKG (Survei literatur)

Kecepatan Angin Pengaruhnya terhadap manusia

(dalam mph)

0-2 Tidak ada angin

2-10 Angin berasa di wajah dan rambut

10-20 Debu naik, kertas terbang, rambut, dan pakaian


berantakan

20-25 Kekuatan angin berasa di tubuh

25-30 Payung susah digunakan

30-35 Susah berjalan, manusia terasa seperti didorong angin

55-100 Angin topan/badai, berbahaya bagi manusia dan


struktur

>100 Kekuatan angin Tornado, sangat berbahaya bagi


manusia dan struktur

Curah Hujan

Curah hujan di kawasan Cikini merupakan kawasan curah hujan tinggi,


dikarenakan batas curah hujan tinggi 2000-5000mm
53

Tabel 9. Data BMKG Curah Hujan Dalam 1 Tahun

bulan Januari sampai Desember

Sumber: BMKG (Survei literatur)

II.2.9 Tinjauan Tapak

II.2.9.1 Lokasi Proyek


Ada beberapa point yang dapat dianalisis dari kondisi lingkungan di
sekitar tapak. Poin-poin tersebut adalah:

A. Kegiatan lingkungan sekitar (Makro)


Kecamatan Menteng terletak di Kotamadya Jakarta Pusat dengan luas
mencapai 6.53 km2 terdiri dari 5 Kelurahan sebagai berikut: Kebon sirih,
Gondangdia, Cikini, Menteng, dan Pegangsaan. Menurut RTRW tahun
2005, Jumlah penduduk di Cikini kepadatan penduduk tercatat 174 km2
dimana termasuk kalangan menengah rendah.
54

Gambar 17. Lokasi Peta Kota Jakarta

Sumber: wikipedia.org

Batas peruntukan fungsi bangunan dan sarana yang telah ada diatas dan
sekitar tapak adalah sebagai berikut :

Timur : Jalan Kebon Sirih atau Kec. Gambir

Barat : Sungai Ciliwung dan Kec.Senen

Utara : Banjir Kanal atau Kec. Setia Budi

Selatan : Jalan Thamrin atau Kec. Tanah Abang

B. Kegiatan lingkungan sekitar tapak


Gambar 18. Bangunan Area Sekitar Kecamatan Menteng

U
Sumber: dokumentasi pribadi
55

Lokasi tapak proyek berada di Jalan Cikini Raya, Kecamatan Menteng,


Jakarta Pusat. Spesifikasi lokasi proyek merupakan kawasan
perdagangan dan jasa di Menteng Jakarta. Lokasi ini cukup strategis,
dimana mempunyai aksesbilitas yang mudah dijangkau, serta dekat
dengan area Bisnis Centre di Menteng Jakarta. Berikut adalah batasan-
batasan pada tapak:
Utara : Perkantoran dan Jasa
Timur : Hunian dan sarana pendidikan
Selatan : Pertokoan dan Jasa, Hunian
Barat : Perkantoran dan Jasa
Gambar 19. Fungsi Sekitar Tapak

U
Simbol Keterangan
Lokasi Tapak
Perkantoran dan Jasa
Pertokoan dan Jasa, Hunian
Hunian dan sarana pendidikan
Kali Ciliwung
Stasiun Kereta Api Cikini
Sumber: Google Earth
56

Tapak ini mempunyai potensi kebisingan dan kepadatan yang cukup


tinggi, terutama pada jam-jam orang pulang kantor di area utama Jalan
Cikini Raya di sekitar tapak yang cukup ramai, dilewati oleh kendaraan
pribadi serta angkutan umum sehingga kondisi relatif macet karena
banyak angkutan umum yang menunggu penumpang.

C. Lalu lintas dan dan Transportasi Sekitar Tapak


Gambar 20. Sirkulasi Akses Menuju Pasar Cikini dan Stasiun Cikini

Sumber: Google Earth

Survey Kepadatan
Jam Kegiatan Foto Keterangan
09.00 Tidak Padat

12.00 Cukup Padat


57

17.00 Sangat Padat

D. Ketinggian Bangunan Sekitar


Ketinggian bangunan pada umunya berupa bangunan medium-rise.
Bangunan yang mempuyai tinggi paling dominan adalah Hotel.
Bangunan lainnya mempuyai ketinggian yang relatif rendah yang
umunya berfungsi gas station, pertokoan, perumahan, dan lain-lain.

Ketinggian Bangunan Sekitar

Pasar Cikini (lebih dari2 lantai)

Pertokoan (kurang dari 4 lantai)

Perhotelan
(lebih dari 4 lantai)

Sumber: dokumentasi pribadi


58

II.2.9.2 Luas, Ukuran, dan Peraturan Tapak


Gambar 21. Lokasi Tapak

STASIUN

CIKINI

U
Sumber: dokumentasi pribadi

Tabel 10. Ukuran Dan Peraturan Tapak

Lokasi Jalan Cikini Raya no 117 Jakarta Pusat

Luas Tapak 2000 m2

Peruntukkan Lahan Kkt (Peruntukan Karya Pekantoran) atau


Kpd (Peruntukan Karya Perdagangan)
adalah jenis peruntukan tanah/lokasi yang
dapat didirikan bangunan
Kantor/Perkantoran maupun
Toko/Pertokoan atau sejenisnya

Batasan Utara : Perdagangan dan Jasa

Barat : Kawasan Kantor Komersil

Timur : Perkantoran

Selatan: Perkantoran dan Komersil


59

RUTRK Jakarta KDB 55%, KLB 3, Max. Lantai 8, GSB


barat (3m), selatan (6m)

Golongan Lokasi T (Bangunan Tunggal)


Lahan

Kontur Topografi lahan secara garis besar relatif


datar

Perhitungan 2000x 55% = 1100 m2 (L. Dasar dibangun)

2000x 3 = 6000m2 ( KLB)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

II.2.9.3 Pencapaian Tapak


Pencapaian ke lokasi tapak dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan umum (tersedia taksi, bajaj dan metro mini, ojek), kendaraan
pribadi, bersepeda, naik kereta atau dengan berjalan kaki. Terdapat dua
alternatif jalan, untuk mencapai lokasi tapak yaitu bisa dari arah Utara (Jalan
Menteng Raya), dari Selatan (Jalan Proklamasi). Pencapaian dari Utara dan
Selatan dengan akses lalu lintas satu arah.

Gambar 22. Transportasi Dan Pencapaian Lingkungan Ke Lokasi Tapak


60

JL. MENTENG RAYA

JL. CIKINI RAYA

JL. DIPONEGORO
JL. PEGANGSAN
BARAT

JL.PROKLAMASI

U
Sumber: dokumentasi pribadi

II.2.9.4 Potensi, Kendala, Kesempatan Dan Ancaman


Potensi Tapak

• Tapak berdekatan dengan area perkantoran sehingga sesuai untuk


mengejar target pasarnya
• Tapak berdekatan dengan jalur-jalur transportasi umum, seperti jalur
kendaraan umum dan stasiun kereta api.
• Letaknya strategis di pusat bisnis kota
• Dekat dengan pusat hiburan dan kebudayaan (Taman Ismail Marzuki)
• Dekat dengan tempat pendidikan (Institut Kesenian Jakarta)
• Dekat dengan sarana kesehatan (RS Cikini)
• Di pinggir jalan besar
• Tapak memanjang ke timur dan barat
Kendala Tapak

• Luas tapak hanya 2000m2


61

• Ruang kamar yang sempit


• Hanya 2 sisi tapak yang menghadap jalan
Kesempatan
• Dapat menjadi bangunan dengan letak yang strategis untuk fungsi
sebagai hotel kapsul
• Masyarakat yang kini enggan mengeluarkan banyak biaya untuk
menginap, sehingga memilih hotel bintang 3 yang harganya relatif murah
Ancaman
• Banyaknya hotel bintang 3 dengan fasilitas yang lebih lengkap
• Konsumen cenderung memilih hotel dengan bangunan yang indah dan
besar
• Semakin banyaknya hotel-hotel baru, sehingga orang tertarik untuk
mencobanya, dan mulai meninggalkan hotel yang sudah lama
• Gengsi masyarakat yang masih tinggi sehingga lebih memilih untuk
menginap di hotel bintang 4 dan 5

II.2.9.5 Air dan Listrik


Air

Untuk penataan air di Kecamatan Menteng diarahkan lebih cenderung


menggunakan air PAM dan mengurangi penggunaan air tanah agar mencegah
instrusi air laut. Sedangkan untuk penataan air sebagai akibat dari banjir maka
pengendalian banjir lebih diarahkan pada peningkatan Saluran Banjir Kanal
dan Kali Ciliwung serta beberapa ruas jalan terkena banjir tiap tahun.

Listrik

Pengembangan listrik adalah untuk meningkatkan pelayanan listrik dan


meratakan kesempatan untuk menikmati jasa listrik, maka kebutuhan listrik
untuk perumahan di kecamatan Menteng tahun 2005 sebesar 50.789.200 KVA
dan perdagangan atau jasa sebesar 143.475.000 KVA.
62

II.2.9.6 Fasos dan Fasum


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial,
termuat definisi akan fasilitas sosial, yaitu ; fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat dalam lingkungan permukiman yang meliputi fasilitas: kesehatan,
pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekresi/budaya, olahraga dan
taman bermain, pemerintah & pelayanan umum serta pemakaman umum.

Gambar 23. Fasilitas Sosial

Sumber: dokumentasi pribadi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi fasilitas umum yaitu


fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum seperti jalan dan alat
penerangan umum.

II.3 Kelengkapan Data dan Relevasi Pustaka Pendukung

II.3.1 Studi Banding Hotel Sekitar Tapak


Pemilihan berdasarkan studi banding di sekitar tapak,terdapat hotel-hotel
bintang dua Hotel Alia Cikini, Formula 1, dan Hotel Mega Cikini
63

Tabel 11. Studi Banding Hotel Sekitar Tapak

Hotel Alia Cikini Hotel Formula 1 Hotel Mega Cikini

Tampak

Dekat Stasiun Cikini Stasiun Cikini Stasiun Cikini

Peta

Lokasi Jalan Cikini Raya Jalan Cikini Raya Jalan Cikini Raya
No.46, Jakarta Pusat No.75 Jakarta Pusat kav. 62-64 Jakpus

Pengelola Hotel Alia Grup Hotel Accor Hotel Menteng


Indonesia Group

Bintang Hotel bintang dua Hotel bintang dua Hotel bintang dua

Jumlah 8 Lantai 8 lantai 6 lantai


Lantai

Jumlah Unit 110 kamar 150 kamar 119 kamar

Tipe Kamar Standard, Superior, Standard Queen Bed, Superior, Deluxe


Suite, Executive Standard Queen
Suite, dan Family Bunkbed

Konsep Family Family –gaya Bisnis


kontemporer,
64

colorful

Harga 435000-750000 435000-780000 350000-830000

Suasana
Hotel

Fasilitas *Restoran, *Restoran, * Frontdesk 24 jam


penunjang *Kolam renang, * Bar,
* Room service
* Bagian Penerima
* Bagian Penerima
Tamu 24 jam, * bar
Tamu 24 jam,
* Parkir
* Parkir * internet
* Toko di dalam
* Toko di dalam hotel. * Laundry
hotel
* Meeting room
* Internet WIFI
* Restoran

* Massage room

* salon

II.3.2 Studi Banding dan Literatur Hotel Pada Topik

Berikut perbandingan hotel di Indonesia (Tune Hotel dan Amaris Hotel)


berdasarkan fungsi yang sama seperti dengan studi hotel kapsul di Jepang,
seperti Hotel Asahi Plaza Shinnsaibashi dan First Cabin, Osaka Minami
Jepang
65

Tabel 12 Studi Banding Hotel Di Indonesia

Tune Hotel Amaris Hotel

Tampak

Peta

Lokasi Jl. K.H. Samahudi Jl. Husein


no 25, Sastranegara No. 1
Jakarta Pusat Benda Benda
Tangerang

Pengelola Tune Hotel Santika Indonesia


Hotels & Resorts

Jumlah 8 lantai 6 lantai


Lantai

Jumlah Unit 168 kamar 118 kamar

Tipe Kamar Double Room dan Standar Double dan


Twin Twin

Konsep Budget hotel Smart room, modern

Harga 110000 495.000


66

Suasana
Hotel

Fasilitas restoran, charge LCD TV, Wi-Fi,


penunjang facilities (handuk, Safe Deposit Box,
pengering rambut, Roda Padati
dan sebagainya Restaurant, Parking
area, Free airport
transfer, laundry

Tabel 13. Studi Literatur Hotel Di Jepang

Hotel Asahi First Cabin Hotel

Lokasi Osaka, Jepang Jepang


Persegi, saling bentuk persegi panjang
Gubahan
berhadapan, dan
Massa
bertingkat
-Standard First class cabin
Tipe Unit -Economy Business class cabin

Range Harga 610.000- 1.220.000 4000-6000 yen


Kapasitas 441 kapsul 111 kapsul
Dimensi 2 x 2,25 m
4 x 2, 5 m
Kamar Business1 x2,5m
67

Suasana
Hotel

- WIFI - shower booth


- tv - lounge
Fasilitas - loker - spa dan resepsionis
Penunjang - binatu - LCD tv
- sauna
- night club
Safety dibatasi dengan Kamar mandi dan toilet
Kelemahan
tirai dipakai untuk bersama
Yang dapat disimpulkan bahwa:

• Merupakan fungsi hotel ‘transit’

• Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan selama transit

• Memperhatikan pengelompokkan kamar berdasarkan tingkat tidur tamu

• Memperhatikan kenyamanan antar kapsul

• Average hotel berjumlah 150-299 kamar

II.3.3 Studi Banding Mengenai Bangunan Tropis


Tabel 14 Bangunan Konsep Tropis

Hotel Novotel Wisma Dharmala Sakti

Tampak

Fungsi Hotel dan Apatmen Kantor


68

Lokasi Jl. Ngagel 173-175 Jl. Sudirman Jakarta


Surabaya 60246

Peta

Orientasi Barat Timur, Utara

Massa Massa bangunan terpecah Massa bangunan


Bangunan dibedakan menurut sifat tunggal dan terpusat.
ruang publik (restoran), Pada bagian tengah
semipublik (kantor bangunan terdapat plasa
pengelola) dan privat berupa courtyard yang
(kamar tidur apartmen) berfungsi sebagai jalur
yang dihubungkan masuknya cahaya dan
melalui ruang fasilitas penghawaan alami.
olahraga berupa dengan
kolam ruang dan
vegetasi.

Konsep Khas bangunan tropis Kekhasan bentuk


melalui aplikasi bentuk bangunan melalui
atap miring dan overhang permainan fasad yang
yang lebar. Penggunaan diputar melalui
balkon untuk kamar tamu penempatan balkon dan
ditujukan agar atap kantilever.
meminimalkan masuknya Bangunan yang terletak
sinar matahari langsung di jalan jendral
ke dalam ruangan sudirman jakarta pusat
dengan banyaknya
69

bukaan berupa jendela.


setiap jendela
dilindungi dengan
overstek yang berfungsi
untuk mengurangi
panas cahaya matahari
yang masuk ke dalam
ruangan.

Suasana

Fasilitas Drugstore dan souvenir AC, perkantoran,


penunjang shop, safe deposit box, 24 pendidikan bisnis
jam room service, free (STIKOM-LSPR),
parking area, fitnes Parking area,
center and sauna, spa Drugstore, Cafetaria,
treatment, laundry dan musola, audiotorium
dry cleaning, baby sitter,
doctor (on call),AC

Pada umumnya, bangunan atau rumah dengan deain arsitektur tropis,


memiliki ciri khusus serta karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis.
Beberapa ciri dan karakter tersebut antara lain :
70

1. Memiliki sudut pandang dan orientasi bangunan yang sesuai standar tropis.
2. Menggunakan bahan-bahan yang mendukung kenyamanan bentuk tropis
3. Memiliki jarak yang cukup antara masing-masing bangunan untuj menjamin
sirkulasi udara yang baik.
4. Bentuk bangunan harus memiliki lebar yang cukup untuk sirkulasi udara dan
ruang – ruang di sekitar bangunan diberi peneduh tanpa harus mengganggu
sirkulasi udara.
5. Orientasi bangunan sebaiknya menghadap utara selatan untuk mencegah sinar
matahari secara langsung bila menghadap timur barat.
Untuk menambah fungsi sejuk dengan sirkulasi udara secara alami perlu
diciptakan ruang terbuka hijau di sekitar bangunan. Ruang hijau ini adalah
perwujudan dari keindahan harmonisasi alam yang merupakan jantung bumi.
Terlebih lagi, trend pembangunan rumah tempat tinggal atau gedung saat ini
lebih diarahkan kepada desain yang ramah lingkungan dan hijau (green).

II.3.4 Studi Literatur Mengenai Kenyamanan Termal


Genzyme Center, Cambridge

Genzyme Center adalah sebuah kantor yang dirancang oleh Behnisch and
Partner di California ditempati oleh lebih dari 900 karyawan biteknologi dan
hampir 400 orang dalam satu minggu datang mengunjungi kantor yang terletak
di Cambridge, Massachusetts.Massachusetts adalah salah satu perusahaan
terkemuka dalam dunia bioteknologi yang didedikasikan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kehidupan pasien dengan penyakit serius dengan membuat
dampak positif. Pusat Genzyme tidak hanya berlatih pada menciptakan dampak
positif pada kesehatan pasien, tetapi juga terhadap lingkungan. Bangunan ini
mendapat penghargaan (LEE Platinum) dari Jerman Behnisch, dibangun
dengan dasar pemikiran arsitektur berkelanjutan dan menggabungkan desain
yang sehat dan menarik dengan terdiri dari jendela yang beroperasi secara
otomatis untuk menyediakan ventilasi alami serta untuk mengurangi
ketergantungan bangunan pada sistem pendinginan dan pemanasan. Selain itu,
itu terdiri dari sebuah atrium sebagai inti bangunan sebagai cara untuk
mendistribusikan cahaya dan ventilasi.
71

Gambar 24. Fasade Genzyme Center

Sumber: behnisch.com/projects

Gambar 25. Suasana Dalam Ruangan

Sumber: behnisch.com/projects

Gambar 26. Denah dan Potongan Genzyme Center


72

Sumber: behnisch.com/projects

Sesuatu yang ditonjolkan dari bangunan ini yaitu sistem bangunan


dinding menggunakan kaca, penghematan air hingga 32%, taman yang luas di
dalam bangunan dan salah satu aspek yang mengesankan yaitu adanya atrium
bertinggian 12 lantai sebagai pusat bangunan. Atrium terbuka ini berfungsi
sebagai dua hal yaitu penerima cahaya alami dan juga saluran udara. Sehingga
hal ini membuat 75% karyawan dapat menikmati pemandangan diluar serta
90% dari karyawan yang berkerja dapat menggunakan cahaya alami dan
menghasilkan penghematan biaya listrik hingga sebesar 42%.

Gambar 27. Interior Genzyme Center

Sumber: behnisch.com/projects

Fasade bangunan mayoritas menggunakan kaca dan 40 %nya


mengggunakan secondary skin. Bangunan Pusat Genzyme ini berhasil
73

menciptakan kenyamanan termal. Desain bangunan ini didesain dengan


memperhatikan kenyamanan manusia yang sesuai dengan kriteria yang ada
membutuhkan empat faktor .Genzyme Center menyediakan daerah penyangga
beriklim melalui penggunaan radiasi panas matahari dan penutup ventilasi. Hal
ini juga mencakup sejumlah besar (32%) dari bagian luar dengan fasad ganda
dari kaca

II.3.5 Kesimpulan
Dari tinjauan lapangan dan literatur yang telah dijelaskan dapat
disimpulkan beberapa hal yang menjadi pedoman dalam melakukan
perencaaan dan perancangan pada hotel kapsul yaitu:

1) Perencanaan unit kamar hotel kapsul bertujuan untuk tidur atau menginap
tujuan melakukan aktivitas bisnis dalam jangka waktu relatif singkat (kurang
24jam)

2) Fasilitas-fasilitas tersedia pada hotel kapsul yaitu:

• Retail Toko

• Kafe merupakan tempat untuk berkumpul yang baik untuk bersosialisasi

• Restoran

• Ruang Meeting

• Area terbuka hijau

• Security dan safety sistem

3) Penerapan konsep penghawaan pasif dengan bukaan ventilasi merupakan


pemecahan permasalahan dalam menciptakan bangunan hotel kapsul yang
mengacu pada prinsip-prinsip arsitektur tropis. Sehingga peracangan bangunan
hotel kapsul dapat bertujuan untuk menekan biaya perawatan gedung yang
cukup mahal.

You might also like