Professional Documents
Culture Documents
Ekonomi 11 Liya
Ekonomi 11 Liya
Ekonomi
(sistem Upah)
Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Auliya zatmawati
2. Jingga sulistiowati
3. Safitri malan
4. M ghufran m yusup
5. Nina suryani
6. Taufik kondowa
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Sistem Upah”.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Upah” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
A. Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah
adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Sederhananya, upah adalah balas jasa dari apa yang sudah dilakukan oleh tenaga
kerja.
2. Edwin B. Flippo
Upah sebagai harga untuk jasa yang telah diberikan seseorang kepada orang
lain.
3. Gitosudarmo
Upah sebagai imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan, yang
penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk
kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh.
4. Hadi Poernomo
Upah sebagai jumlah keseluruhan yang dibayarkan sebagai pengganti jasa yang
telah dikeluarkan tenaga kerja meliputi masa atau syarat tertentu.
5. Handoko
Upah sebagai suatu pemberian pembayaran finansial terhadap karyawan sebagai
imbal jasa setelah melakukan suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
sebagai bentuk motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang.
C.Teori Upah
Teori upah terbagi atas dua yaitu teori upah lama dan teori upah konvensional
Teori upah era lama muncul pada masa revolusi industri dan revolusi ekonomi sekitar
abad ke-18 dan ke-19. Pada masa ini, muncul teori upah alami dan teori upah besi.
a. Teori Upah Alami
Mekanisme pasar adalah cara menentukan harga dan kuantitas barang dan
jasa yang akan dijual di pasar bebas berdasarkan kekuatan permintaan
dan persediaan.
Namun, praktiknya tidak seideal itu. Pada kenyataannya, ada buruh yang
dapat upah lebih atau kurang dari upah alami, karena bergantung pada
permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Range antara pekerja dengan upah kurang hingga lebih dari upah alami
disebut dengan upah pasar. Saat upah pasarnya lebih besar dari upah
alami, maka pekerja tersebut sejahtera. Jika sebaliknya, maka tergolong
pekerja non sejahtera.
Menurut teori upah besi, dalam jangka panjang, upah hanya untuk
memenuhi kebutuhan minimum pekerja-pekerja. Teori ini dicetuskan
oleh Ferdinand Lassalle yang merupakan tokoh sosialisme. Ia
menemukan pola yang terdapat pada teori upah alami seperti gambar di
bawah ini.
Dalam jangka panjang, teori upah alami berada dalam pola yang
berulang. Oleh karena itu, menurut teori upah besi, pekerja cukup
diberi upah sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Hal ini menunjukkan
bahwa taraf hidup pekerja kurang diperhatikan sehingga berada pada
level yang stagnan.
2. Teori Upah di Era Kontemporer
Terdapat dua teori upah pada era ini, yaitu teori upah etika dan teori upah
diskriminasi.
Teori ini muncul karena teori upah besi dianggap kurang memerhatikan
taraf hidup pekerja. Menurut teori ini, upah tidak hanya perlu memenuhi
kebutuhan pekerja, tapi juga kebutuhan keluarganya. Lalu, jika beban
kerjanya semakin bertambah, maka upahnya pun meningkat.
Teori upah ini berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada para
pekerja berbeda-beda dengan kesengajaan (diskriminasi). Jadi, ada yang
mendapatkan upah lebih rendah tapi ada pula yang mendapatkan upah lebih
tinggi. Teori ini terbagi atas lima yaitu diskriminasi gender, jenis pekerjaan,
tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, dan SARA
3. Sistem Co-Partnership
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi
perusahaan. Dengan memberikan obligasi atau saham, perusahaan berharap
pekerja mempunyai rasa memiliki kepada perusahaan sehingga bisa lebih
produktif.
F. Tujuan Upah
Menarik karyawan yang baru untuk bekerja di perusahaan
Memotivasi karyawan dalam pekerjaan
G. Fungsi Upah
KESIMPULAN
Upah adalah hak yang diterima oleh pekerja atas apa yang telah di kerjakan. Upah
yang diterima juga bermacam-macam ada upah menurut waktu, upah Borongan, upah
co-partnership, upah premi, sistem upah berkala, upah menurut kebutuhan, upah
menurut banyaknya produksi, upah menurut lamanya dinas, upah menurut bonus,
upah menurut mitra usaha. Ada dua teori tentang upah yaitu teori lama dan teori
konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/macam-sistem-upah-di-indonesia
https://sarjanaekonomi.co.id/pengertian-upah/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/beberapa-faktor-
yang-memengaruhi-sistem-upah-10443
https://www.zenius.net/blog/macam-macam-sistem-upah