You are on page 1of 9

Makalah

Ekonomi
(sistem Upah)

Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Auliya zatmawati
2. Jingga sulistiowati
3. Safitri malan
4. M ghufran m yusup
5. Nina suryani
6. Taufik kondowa
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Sistem Upah”.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Upah” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jailolo, 9 September 2023

A. Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah
adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Sederhananya, upah adalah balas jasa dari apa yang sudah dilakukan oleh tenaga
kerja.

B. Upah Menurut Para Ahli


1. Hasibuan
Upah sebagai balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan yang
tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.

2. Edwin B. Flippo
Upah sebagai harga untuk jasa yang telah diberikan seseorang kepada orang
lain.

3. Gitosudarmo
Upah sebagai imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan, yang
penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk
kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh.

4. Hadi Poernomo
Upah sebagai jumlah keseluruhan yang dibayarkan sebagai pengganti jasa yang
telah dikeluarkan tenaga kerja meliputi masa atau syarat tertentu.

5. Handoko
Upah sebagai suatu pemberian pembayaran finansial terhadap karyawan sebagai
imbal jasa setelah melakukan suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
sebagai bentuk motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang.

6. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional


Upah sebagai suatu bentuk penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian
kerja yang telah dilakukan kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau
jasa yang telah dan atau akan dilakukan.

C.Teori Upah
Teori upah terbagi atas dua yaitu teori upah lama dan teori upah konvensional

1. Teori Upah di Era Lama

Teori upah era lama muncul pada masa revolusi industri dan revolusi ekonomi sekitar
abad ke-18 dan ke-19. Pada masa ini, muncul teori upah alami dan teori upah besi.
a. Teori Upah Alami

Menurut teori upah alami, upah bergantung pada permintaan dan


penawaran tenaga kerja di pasar.

Teori ini dipelopori oleh David Ricardo yang merupakan


tokoh kapitalisme yang berpegang teguh pada sistem ekonomi kapitalis
sehingga erat dengan mekanisme pasar. Oleh karena itu, upah yang
ditentukan dari mekanisme pasar dianggap standar hidup yang layak.

Mekanisme pasar adalah cara menentukan harga dan kuantitas barang dan
jasa yang akan dijual di pasar bebas berdasarkan kekuatan permintaan
dan persediaan.

Namun, praktiknya tidak seideal itu. Pada kenyataannya, ada buruh yang
dapat upah lebih atau kurang dari upah alami, karena bergantung pada
permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Range antara pekerja dengan upah kurang hingga lebih dari upah alami
disebut dengan upah pasar. Saat upah pasarnya lebih besar dari upah
alami, maka pekerja tersebut sejahtera. Jika sebaliknya, maka tergolong
pekerja non sejahtera.

b. Teori Upah Besi

Menurut teori upah besi, dalam jangka panjang, upah hanya untuk
memenuhi kebutuhan minimum pekerja-pekerja. Teori ini dicetuskan
oleh Ferdinand Lassalle yang merupakan tokoh sosialisme. Ia
menemukan pola yang terdapat pada teori upah alami seperti gambar di
bawah ini.

Dalam jangka panjang, teori upah alami berada dalam pola yang
berulang. Oleh karena itu, menurut teori upah besi, pekerja cukup
diberi upah sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Hal ini menunjukkan
bahwa taraf hidup pekerja kurang diperhatikan sehingga berada pada
level yang stagnan.
2. Teori Upah di Era Kontemporer

Terdapat dua teori upah pada era ini, yaitu teori upah etika dan teori upah
diskriminasi.

a. Teori Upah Etika

Teori ini muncul karena teori upah besi dianggap kurang memerhatikan
taraf hidup pekerja. Menurut teori ini, upah tidak hanya perlu memenuhi
kebutuhan pekerja, tapi juga kebutuhan keluarganya. Lalu, jika beban
kerjanya semakin bertambah, maka upahnya pun meningkat.

b. Teori Upah Diskriminasi

Teori upah ini berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada para
pekerja berbeda-beda dengan kesengajaan (diskriminasi). Jadi, ada yang
mendapatkan upah lebih rendah tapi ada pula yang mendapatkan upah lebih
tinggi. Teori ini terbagi atas lima yaitu diskriminasi gender, jenis pekerjaan,
tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, dan SARA

D. Dasar Pemberian Upah di Indonesia

1. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja


Hal ini dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang tersedia. Semakin banyak
tenaga kerja dan melebihi permintaan, nilai upah akan menurun. Sedangkan
jika jumlah tenaga kerja terlalu sedikit, di bawah permintaah, secara
otomatis upah akan dinaikkan.
2. Kesepakatan Pemberi Kerja dengan Penerima Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga kerja bertemu pada saat wawancara
seleksi kerja. Dalam wawancara ini, pemberi kerja dan pencari kerja lazimnya
melakukan tawar-menawar tentang jam kerja dan upahnya. Pada umumnya,
pekerja di Indonesia memiliki posisi tawar yang rendah dalam kesepakatan
tentang upah dan jam kerja, yang terkait dengan sangat melimpahnya
penawaran kerja. Bahkan, ada di antara mereka yang bersedia menerima upah
di bawah Upah Minimum Provinsi.

3. Keterampilan yang dimiliki


Adakalanya pencari kerja memiliki posisi tawar yang tinggi dan mendapatkan
tingkat upah yang tinggi. Hal ini terkait dengan sumber daya unik yang
mereka miliki. Dalam ilmu ekonomi, mengenal konsep kelangkaan. Semakin
langka suatu sumber daya, semakin tinggi nilainya. Jadi, jika pekerja memiliki
keterampilan berupa keahlian atau ilmu yang jarang dimiliki oleh orang lain,
maka bisa menawar dan mendapatkan tingkat upah yang tinggi.
4. Upah minimum
Upah minimum adalah batas upah bulanan terendah. Upah ini sudah terdiri
dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah ini berfungsi sebagai jaring
pengaman yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tenaga kerja. Besaran upah
minimum tidak sama untuk satu negara. Penentuan upah minimum berlaku
secara sektoral regional (berlaku pada perusahaan sektor tertentu dalam
daerah tertentu). Ada pula upah minimum regional/provinsi yang berlaku
untuk semua perusahaan dalam daerah tertentu. Penentuan upah minimum
regional atau provinsi didasarkan pada indeks harga konsumen, kebutuhan
minimum, perluasan kesempatan kerja, perkembangan perusahaan, dan tingkat
perkembangan ekonomi regional dan nasional

E. Jenis-jenis Sistem Upah

1. Sistem upah menurut waktu


Dalam pembayaran upah berdasarkan waktu, upah dibayarkan berdasarkan
lamanya seseorang melakukan pekerjaannya, upah ini dapat diberikan secara
harian, mingguan, atau bulanan.

2. Sistem upah borongan


Upah borongan adalah upah yang diberikan pada awal pengerjaan suatu hal
sampai dengan hal tersebut selesai, tanpa adanya penambahan upah jika ada
penambahan pekerjaan. Misalnya pak Salam ingin membangun rumah 2 lantai, Ia
mempekerjakan tukang yang dibayar sebesar RP.20.000.000 dari awal hingga
rumah tersebut siap huni, tanpa adanya penambahan upah kembali dan biasanya
dibayarkan di awal pengerjaan.

3. Sistem Co-Partnership
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi
perusahaan. Dengan memberikan obligasi atau saham, perusahaan berharap
pekerja mempunyai rasa memiliki kepada perusahaan sehingga bisa lebih
produktif.

4. Sistem Upah Premi


Sistem ini memungkinkan pekerja untuk mendapatkan upah khusus karena
prestasi di luar kelaziman, misalnya bekerja pada hari libur, melakukan
pekerjaan yang sangat berbahaya, atau memiliki suatu keterampilan yang
sangat khusus.

5. Sistem Upah Berkala


Upah ditentukan dari tingkat kemajuan atau kemunduran hasil penjualan, jika
penjualan meningkat maka upah akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

6. Sistem upah menurut kebutuhan


Upah yang dapat diberikan menurut besarnya suatu bentuk kebutuhan
karyawan bersama keluarganya.

7. Sistem upah menurut banyaknya produksi


Upah menurut banyaknya suatu produksi yang dihasilkan sehingga dapat
memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja lebih giat dan
berproduksi lebih banyak.

8. Sistem upah menurut lamanya dinas


Sistem upah sejenis ini bisanya akan lebih dapat mendorong untuk pekerja
setia dan loyal terhadap perusahaan dan lembaga kerja.

9. Sistem upah menurut bonus


Sistem upah tambahan yang pembayarannya dapat dilakukan di luar upah yang
bertujuan agar diberikannya suatu insentif agar karyawan lebih baik dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya.

10. Sistem upah menurut mitra usaha


sistem mitra usaha ini sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan
secara organisasi pekerja.

F. Tujuan Upah
 Menarik karyawan yang baru untuk bekerja di perusahaan
 Memotivasi karyawan dalam pekerjaan

 Mempertahankan pekerja terbaik/teladan untuk tetap bekerja dan tidak


pindah ke perusahaan lain.

G. Fungsi Upah

 Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang


 Menyediakan insentif untuk mendorong meningkatkan produktivitas kerja
 Menjamin kehidupan layak bagi pekerja dan keluarga
H. Manfaat Upah
Dapat memenuhi kebutuhan biaya keperluan hidup minimum pekerja dan
keluarganya.

I. Prinsip-Prinsip Dasar Upah

 Pengurangan untuk Pihak Ketiga Harus Dilakukan Berdasarkan Surat Kuasa.


 Total Pemotongan Upah Maksimum adalah 50%.
 Jumlah Gaji Pokok Minimal 75% dari Gaji Tetap.
 Cuti Tetap Digaji (Leave with Pay).
 Tanpa Diskriminasi (No Discrimination).
 Adanya Hubungan Kerja (Existence of Employment Relationship).
 Jangka Waktu Pembayaran Sesuai dengan Kesepakatan.
 Pembayaran Dilakukan dalam Mata Uang yang Sah, yaitu Rupiah.

KESIMPULAN

Upah adalah hak yang diterima oleh pekerja atas apa yang telah di kerjakan. Upah
yang diterima juga bermacam-macam ada upah menurut waktu, upah Borongan, upah
co-partnership, upah premi, sistem upah berkala, upah menurut kebutuhan, upah
menurut banyaknya produksi, upah menurut lamanya dinas, upah menurut bonus,
upah menurut mitra usaha. Ada dua teori tentang upah yaitu teori lama dan teori
konvensional.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/macam-sistem-upah-di-indonesia
https://sarjanaekonomi.co.id/pengertian-upah/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/beberapa-faktor-
yang-memengaruhi-sistem-upah-10443
https://www.zenius.net/blog/macam-macam-sistem-upah

You might also like