You are on page 1of 61

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.4 Manfaat penulisan........................................................................... 4

BAB II Pembahasan

2.1 Laporan Pendahuluan..................................................................... 5

2.2 Asuhan Keperawatan Pasien Tb..................................................... 18

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 53

3.2 Saran............................................................................................... 53

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...

Bandar Lampung, 08 November 2018

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular yang


disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis (Dahlia & Soedirman, 2017).
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal dengan
Basil Tahan Asam (BTA). Angka kejadian TB Paru di dunia saat ini
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta
kematian pada tahun 2014. (Mahmudah, Cahyati, & Wahyuningsih, 2013).
Berdasarkan Global Tuberkulosis (2011) angka prevelensi semua tipe TB
adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000 kasus. Insiden
kasus baru TBC dengan BTA positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau
sekitar 450.000 kasus. Kematian akibat TB di luar HIV sebesar 27 per
100.000 penduduk atau 182 orang perhari (WHO, 2015). Tiga Negara
dinyatakan sebagai Negara dengan disease burden tertinggi di dunia yaitu
india dengan 1.762.000, China dengan 1.459.000 dan Indonesia dengan
528.000 (Majampoh, Rondonuwu, & Onibala, 2013).

Tingginya angka kejadian TB Paru didunia adalah karena beberapa


faktor yaitu, kemiskinan di berbagai masyarakat dan kalangan kota dan di
kalangan rumah- rumah industri yang menyerang di negara berkembang.
Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan, serta dampak dari meningkatnya penderita HIV
/AIDS dibeberapa Negara (Kemenkes RI, 2012). Di Indonesia sendiri
sedikitnya ada 3 faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB Paru yaitu,
waktu pengobatan TB yang relative lama (6-8 bulan) menjadi penyebab
penderita TB sulit sembuh karena pasien TB berhenti berobat (drop) setelah
merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai.

Selain itu, masalah TB diperberat dengan adanya peningkatan infeksi


HIV/AIDS yang berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB-MDR
(Multi Drugs Resistant= kebal terhadap bermacam obat). Masalah lain adalah
adanya penderita TB laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya
tahan tubuh menurun. Penyakit TB akan muncul (Kemenkes RI, 2011).

3
Akibat yang sering terjadi pada penyakit TB Paru adalah obstruksi jalan
napas dan dapat juga menimbulkan kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Tb?
2. Bagaimana tanda dan gejalanya ?
3. Bagaimana cara penatalaksanaan pada pasien tb?
4. Bagaimana cara pencegahannya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose Tb?

5.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian TB paru
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala TB paru
3. Untuk mengetahui penatalaksaan TB paru
4. Untuk mengetahui pencegahan TB paru
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ny. M dengan kasus TB paru

1.3 Manfaat

1. agar pasien dapat mengerti tentang pengertian TB.


2. agar pasien dapat mengerti tentang tanda dan gejala dari TB
3. agar pasien dapat mengerti tentang penatalaksanaan TB
4. agar pasien dapat mengerti tentang pencegahan TB
5. agar pasien dapat mengerti tentang asuhan keperawatab pada pasien
dengan diagnose medis TB

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
 Tubercolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hamper
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pencernaan dan luka bakar pada kulit. Tetapi paing banyak melalui nhalasi
droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Cylvia A.
Price, 2005).
 Tuberculosis paru merupakan contoh lain infeksi saluran pernapasan
bawah, yang disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium
tuberculosis yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah
(droplet), dari satu individu ke individu lainnya dan
membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus (Corwin, 2008 : 545).
 Tuberculosis adalah penyakit menular pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh spesies mikrobakterium yang ditandai dengan
pembentukan tuberkel dan nekrosis pada jaringan paru paru. (Dorland,
2009 : 1127).

2. KLASIFIKASI

a) Klasifikasi tuberculosis dari system lama :


1. Pembagian secara patologis
- Tuberculosis primer (childhood tuberkulosis)
- Tuberculosis post primer (adult tuberculosis
2. Pembagian secara aktivitas radiologis tuberculosis paru (Koch
pulmonum) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang
menyembuh)
3. Pembagian secara radiologis (luas lesi)
- Tuberculosis minimal
- Mpderately advanced tuberkolusis
- Far advanced tuberkolusis

5
b) Menurut Bahar ( 2001 ) pada tahun 1974, American Thoracic Society
memberikan klasifikasi baru Tuberculosis yang diambil berdasarkan
aspek kesehatan masyarakat yaitu
- Kategori 0 : tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat
kontak negatif, tes tuberculin negatif.
- Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.
Riwayat kontak positif, tes tuberculin negatif.
- Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes
tuberrkulit positif, radiologis dan sputum negatif.
- Kategori III : terinfeksi tuberculosis dan terasa sakit.

Klasifikasi di Indonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan


makrobiologis
1. Tuberkolusis tersangka yang diobati : sputum BTA negatif tetapi
tanda-tanda lain positif
2. Tuberkolusis tersangka yang diobati : sputum BTA negatif tetapi
tanda-tanda lain meragukan

Klasifikasi menurut WHO1991 TB dibagi menjadi 4 kategori yaitu :

1. Kategori 1 ditujukan terhadap :


- Kasus baru dengan sputum positif
- Kasus baru dengan bentuk TB berat
2. Kategori 2 ditujukan terhadap :
- Kasus kambuh
- Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3. Kaegori 3 ditujukan terhadap :
- Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang luas
- Kasus TB ekstra paru selain dari yag disebut dalam kategori 1
4. Kategori 4 ditujukan pada : TB kronik

3. ETIOLOGI
Penyebab TBC adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehngga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan sinar
ultraviolet. Ada 2 macam mikrobakria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis

6
tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet)
diudara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentang
terinfeksi TBCnini bila menghirup bercak ini (Wim de jung).
Setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat
bertahan hidup dan menyebar kenudur limratikur local. Penyebaran melalui
aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada orang lain. Dimana infeksi laten
dapat bertahan sampai bertahun-tahun (Patrick Davey).
Dalam penyebaran penyakitnya terdapat 4 fase :
- Fase 1 (fase tuberculosis primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
pertahanan tubuh
- Fase 2
- Fase 3 (fase laten )
Fase dengan kuman ysng tidur (bertahun-tahun/ seumur hidup) dan
reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuhdan bisa
terdapat tulang panjang : vertebra, tuba fallupi, otak, leher, dan ginjal
- Fase 4
Dapat sembuh tanpa cacat/ sebaiknya juga dapat menyebar ke organ yang
kedua setelah paru

4. TANDA DAN GEJALA


- Demam 40-41oc serta ada batuk/batuk darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Malaise, keringat malam
- Suara khas pada perksi dada, bunyi dada
- Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosid
- Pada anak :
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas/gagal
tumbuh
- Demam tanpa sebab yang jelas, terutama berlarut sampai 2 minggu
- Batuk kronik > 3 minggu dengan atau tanpa wheeze
- Riwayat kontak dengan pasien yang dewasa

Parameter 0 1 2 3 Sko
r

7
Kontak Tidak Lepasan Kontak
dengan pasien jelas keluarga dengan
tb , kontaj pasien BTA
dengan positif
pasien ,
BTA
negative
/ tidak
tahu
atau Bta
Tidak
jelas
Uji Negativ Positif (>10
tuberkolosis e mm/ > 5
mm)
keadaan
imunosupres
i
Bb / keadaan Gizi kurang Gizi
gizi BB / Tb < 90 buruk
% atau BB < bb/tb <
80 %. 10 %
atau bb
<60 %
Demam tanpa  2
sebab yang minggu
jelas
Batuk  3
minggu
Pembesaran  1 cm
kelenjar limfe
Pembengkaka Ada
n tulang / pembengkaka
sendi panggul, n
lutut, falang

8
Foto dada Normal/ Suggesti
tidak f tb
jelas

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Laboratorium darah rutin ( LED normal atau meningkat,limfositosis)

- Kultur sputum : menunjukkan hasil positif untuk Mycobacterium


Tuberculosis

pada stadium aktif.

- Ziehl Neelsen ( Acid-fast Stain Aplied to smear of body fluid) : positif


untuk bakteri tahan asam (BTA).

- Skin Test ( PPD, Mantoux, Tine) : reaksi positif (area indurasi 10mm atau

lebih, timbul 48-72 jam setelah injeksi antigen melalui intradermal)

mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibody tetapi tidak

mengindikasikan penyakit sedang aktif.

- Foto rongent dada (chest x-ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada
lesi awal di bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer
yang membaik atau cairan pada efusi. Perubahan mengindikasikan TB
yang lebih berat, dapat mencakup area berlubang dan fibrosa.

- Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan CSF,

serta biopsi kulit) : menunjukkan hasil positif utuk Mycrobacterium

Tuberculosis.

- Needle biopsi of lung tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel sel
besar yang mengindikasikan nekrosis.

- Elektrolit : mungkin abnormal bergantung pada lokasi dan beratnya


infeksi, misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin
ditemukan pada TB paru konflik lanjut.

9
- ABGs : mungkin abnormal, bergantung pada lokasi, berat, dan sisa
kerusakan paru.

- Bronkografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan


paru

karena TB.

- Daerah : leukositotis, laju endap darah (LED) meningkat.

- Tes fungsi paru : VC menurun, dead space meningkat, TLC meningkat dan

saturasi oksigen menurun yang merupakan gejala sekunder dari fibrosis


atau infiltrasi parenkim paru dan penyakit pleura

6. PENATALAKSANAAN

OAT harus di berikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisi dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah untuk
menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.

OAT yang biasa digunakan antara lain :

· Isoniazid (INH)

· Rifampisin (R)

· Pirazinamid (Z)

· Steptomosin (S) yang bersifat bekterisid dan etambutol yang bersifat


bakteriostatik.

· EMB (Ethambutol Hydrochloride)

Prinsip pengobatan :

a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumblah cukup dan dosis yang tepat sesuai kategori pengobatan. Tidak
dianjurkan menggunakan monoterapi (OAT tunggal)

10
b. Lakukan pengawasan langsung atau DOT ( directely observed treatment)
untuk memastikan kepatuhan pasien meminum obat.
c. Hal ini sangat penting diperhatikan agar pasien dapat menjalankan terapi
dengan tuntas untuk mematikan dan mencegah infeksi dari TB berulang.

Pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu:

a. Fase awal intensif (2 bulan pertama setiap hari), dengan kegiatan bekterisid
untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat. minimal
3 macam obat seperti INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.
b. Fase lanjutan (tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan, kecuali pada TB
berat), dengan 2 macam obat Rifampisin (R) dan INH

7. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pelajari penyebab dan penularan TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpikan secret saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4. Lakukan pernafasan diafragna : tahan nafas selama 3-5 detik
kemudian secara perlahan-lahan keluarkan sebanyak mungkin melalui
mulut
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat
batuk dan setelah batuk juga cara pengontrolan batuk
6. Jangan memberikan faksin BCT pada bayi baru lahir dan
konsultasikan kepada tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin
7. Ibu menderita TB aman memberikan ASI pada bayinya dengan
catatan menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teraturdan jangan sampai putus tanpa
instruksi
9. Berhenti merokok dan berhenti minum alcohol

8. KOMPLIKASI

11
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nfas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematiankarena syok hipovolemik / tersumbatnya jalan
nafas
2. Kolaps dari lubus akibat tetraksi broskial
3. Brunklektosis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukam\n
jaringan ikat pada proses pemulihan/reaktif ) pada paru
4. Pneumothorak (adanya udara didalam rongga pleura )
5. Penyebaran infeksi kejaringan lain, seperti otak, tulang, ginjal, dsb
6. Insufisiensi cardio pulmoner (cardio pulmonary insufisiency)

9. PENCEGAHAN DIRI
1. Menggunakan masker/ penutup mulut dengan tissue saat batuk/ bersin
2. Hindari kontak dekat dan terus menerus dengan orang lain
3. Sirkulasi udara dilingkungan tempat tinggal agar tidak lembab
4. Hindri minum alcohol dan berhenti merokok
5. Olah raga secara rutin

10. FAKTOR RESIKO


1. Oran-orang yang kesehatannya kontak dengan penderita TB aktif
2. Orang yang tinggal dalam institusi misalnya rumah perawatan
3. Pernah terinfksi TB dengan jangka waktu 2 tahun sebelumnya/lebih
4. Kondisi kesehatan lainnya yang menurunkan system imun elum adekuat
5. Penggunaan bakau

11. PATOFISIOLOGI

Kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan,


saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi


terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung
tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah

12
lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau
dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan
memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah
hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada
sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus
difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui
getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi
leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.

12. PATHWAY

13
Masuk lewat jalan nafas
Micobacterium tuberkulosa Droplet Infection

Menempel pada paru

Keluar dari tracheobioncia Dibersihkan oleh makrofag Menetap dijaringan paru


lbersama sekret

Terjadi proses peradangan


Sembuh tanpa pengobatan

Pengeluaran zat pirogen Tumbuh dan berkembang di


stoplasme makrofag

Mempengaruhi hipotalamus Sarang primer/ afek primer

HIPERTERMI Mempengaruhi sel point

Komplek primer Limfangitis lokal Limfadinitis regional

Menyebar keorgan lain Sembuh sendiri tanpa Sembuh dengan bekas


(paru lain, saluran pengobatan fibrosis
pencernaan,tulang melalui
media) (bronchogen
percontinuitum,
hematogen, limfogen)

Radang tahunan di bronkus Pertahanan primer tidak


adekuat
Kerusakan membrane
Berkembang Pembentukan tuberkel
alveolar
menghancurkan jaringan
ikat sekitar

14
Bagian tengah nekrosis Pembentukan sputum Menurunnya permukan
berlebihan efek paru

KETIDAKEFEKTIFAN alveolus
Membentuk jaringan keju
BERSIHAN JALAN
NAFAS
Alveolus mengalami
Secret keluar saat batuk konsolidasi dan eksudasi

Batuk produktif (batuk terus menerus) GANGGUAN


PERTUKARAN GAS

Droplet infection Batuk berat

Terhirup orang sehat Distensi abdomen

RESIKO INFEKSI Mual muntah

Intake nutrisi kurang

KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH

15
13. PENGKAJIAN DATA DASAR
 Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelelahan, Nafas pendek karena kerja,Kesultan tidur pada
malam hari, menggigil atau berkeringat, Mimpi buruk
Tanda :Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri , dan sesak
 Integritas Ego
Gejala : Adanya / factor stress yang lama, Masalah keuangan, rumah
Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
Tanda :Menyangkal, Ansetas, ketakutan, mudah terangsang
 Makanan / Cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan, Tak dapat mencerna, Penurunan berat
badan
Tanda : Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik, Kehilangan otot/hilang
lemak sub kutan
 Nyeri/ Kenyamanan
 Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda :Berhati-hati pada daerah yang sakit, Gelisah
 Pernafasan
 Nafas Pendek
 Gejala : Batuk
 Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, Pengembangn pernafasan tak
simetris Perkusi pekak dan penuruna fremitus, Defiasi trakeal, Bunyi
nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral, Karakteristik :
Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah.
 Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun Tanda : Demam atau sakit panas
akut
 Interaksi sosial
Tanda : perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perubahan
pola biasa dalam tanggung jawab. Kepastian fisik melaksanakan peran.
 Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga tb, ketidakmampuan umum / status kesehatan
buruk, gagal untuk membaik/ kambuhnya tb, tidak berpartisipasi dengan
tetap.

16
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : simetris, ekspresi wajar, warna rambut hitam/ putih.
 Mata : konjungtva anemis (-) sclera ikterik (-)
 Mulut : sariawan (-) pembesaran tiroid (-) , gusi berdarah (-),
mukosa bibir.
 Telinga : pendengaran baik, dapat mendengar suara.
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
peningging JVP
 Thorax
I : Statis & dinamis, simetris kanan dan kiri, retraksi dinding
dada (+/-), sela iga me;ebar (-/-)
P : tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
P : sonor ka/ki
A : vesikuler (+) , normal paru-paru kanan dan kiri, ronkhi (+) ,
 Jantung
I : ictus kordis terlihat di ics 5
P : ictus cordis teraba di ics 5
P : pekak
A : bj 1 dan 2 ( gallop (-), murmur (-))
 Abdomen
I : datar, tidak ada lesi, tidak ada distensi abdomen
P : nyeri tekan (-) , konsistensi kenyal
P : tympani
A : bising usus (+)
 Genital : tidak terkaji
 Ekstremitas superior : deformitas (-) , clubbing finger (-),
pucat (-) , acral hangat (+), CRT 2 Detik.
 Ekstremitas inferior : deformitas (-), edema prebital (+), pucat (-) ,
akral sianosis (-) , akral hangat (+)

14. DIAGNOSA
1) Ketidak efektifan Bersihan jalan nafas tak efektif b.d penumpukan sekret
2) Hipertermia b.d reaksi inflamasi
3) Ketidakseimbnangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan
muntah

17
16. RENCANA KEPERAWATAN

N NO.D NOC NIC RASIONAL


O X

1 1 Setelah dilakukan asuhan - kaji tanda-tanda -untuk


keperawata nselam a 3x8 jam ustal mengetahui
diharapkan pasien dapat - auskultasi suara perkembanga
memenuhi kreteria hasil sbb: nafas n TTV
- berikan 02 jika perlu
- Suara nafas tambahan - Untuk
- monitor status 02
yang tadinya berat dengan mengetahui
- posisikan pasien suara nafas
skal 1 menjadi sedang
dengan skla 3 semipouler tambahan
- Fungsi yang - ajarkan
resfirasi tekhnik
- untuk
tadinya sangat terganggu relaksasi nafas
mempelancar
dengan skala 1 menignkat dalam
jalan nafas
menjadi sedikit sedikit - lakukan finalterapi
terganggu dengan skala 4 dada jika perlu - Untuk
- kolaborasi dengan memantau
dokter untuk status 02
pemberian obat /
- untuk
therapi
mengurangi
sesak

- untuk
menentukan
interfensi
selanjutnya

2 Setelah dilakukan asuhan -auskultasi suara nafas - untuk


keperawatan selama 3x8 jam -posisikan pasien mengetahui
diharafkan pasien dapat semipowler adanya suara
memenuhi kh sbb: -ajarkan tekhnik nafas tambahan
relaksasi nafas - untuk
- fungsi respirasi yang tadi
mengetahui
nya sangat terganggu

18
dengan skala 1 menjadi dalam skala
sedikit terganggu dengan -kaji tvv - untuk
skala 4 -monitor respirasi mengetahui
status o2 perkembangan
-catat adanya retraksi ttv
dinding dada - untuk
-monitor pola nafas mengetahui
-kolaborsi dengan tim status o2

medis lain untuk - untuk


therapi mengetahui
adanya
perkembangan
dinding dada
- untuk
mengetahui
pola nafas
- untuk
enentukan
intervendi
selanjutnya

3 3 Setelah dilakukan asuhan -kajittv -untuk


keperawatan 3x8 jam diharafkan -monitor suhuminimal mengetahui
pasien dapat memenuhi kh sbb: tiap 2jam perkembangan
-selimuti pasien ttv
- demam yang tadinya berat
-kompres pasien -untuk
dengan skala 1 meningkat
dengan lipatan paha memantau
menjadi dengan skala 4
& aksila perkembangan
-ajarkan pada pasien suhu tiap 2 jam

cara mencegah -untuk


kelebihan ikatan mencegah
panas kehangatan
-kolaborasi pemberian tubuh

cairan intravena -untuk

-berikan anti pires menurunkan


panas

19
-agar keluarga
dan paien tau
cara mencagah
keletihan
akibat panas
-untuk
meminimalisir
terjadinya
kehilangan
cairan berlebih
-untuk
menurunkan
panas

20
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
I. IIDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kampung karang jaya LkI , Bandar Lampung
RM No : 00.50.80.24
Informan : List dan Pasien
Tgl masuk dirawat : 14 oktober 2018
Tgl Pengkajian : 15 Oktober 2018

II. KELUHAN UTAMA


Sesak

ALASAN MASUK
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu

Diagnosa Mediss:
TB Paru

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG (Jelaskan kondisi saat pengkajian)


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 15 oktober 2018 , pasien
mengatakan sesak sejak 3 hari yang lalu, pasien mengatakan sesak bertambah
ketika beraktivitas /bergerak dan berkurang ketika istirahat, pasien mengatakan
sesak dirasa seperti tertimpa benda berat, pasien mengatakan sesak dirasa
dibagian dada sesak berada pada skala 7 dan sesak dirasa setiap saat.

21
III. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
1. Pernah mengalami kesehatan dengan gejala yang sama y? Ya
Tidak
Jelaskan :
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami gejala seperti ini sekitar
6 bulan yang lalu dan untuk mengurangi sesaknya pasien hanya mengkonsumsi
obat warung dan obat dari apotik tanpa berobat terlebih dahulu ke dokter
ataupun puskesmas.

2. Riwayat pengobatan sebelumnya dan tingkat keberhasilannya :


Keluarga pasien mengatakan sebelumnya hanya mengkonsumsi obat-obatan
dari apotik dan obat warung saja.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama? Ya
Tidak
Jelaskan :
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit seperti pasien.

2. Genogram ( minimal 3 generasi, termasuk keterangan siapa yang tinggal


serumah, yang meninggal, mengidap penyakit keturunan, dan sebagainya)

22
Genogram:

X X

Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Garis Pernikahan

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


- Mengidentifikasi klien tentang kehidupan sosialnya :
- Mengidentifikasi hubungan klien dengan orang lain dan kepuasan diri
sendiri
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan orang lain baik
namun terkadang pasien merasa malu karn sakit yang dideritanya dan
semenjak ia sakit pasien selalu berada didalam rumah tidak ingin bergaul
dnegan

23
- Mengidentifikasi hubungan klien dengan klien lain, petugas kesehatan
yang ada di RS
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan petugas kesehatan
baik tidak ada perdebatan yang terjadi antara petugas kesehatan dengan
pasien maupun keluarga pasien.
- Mengkaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS
Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal di pemukiman yang padat
penduduk dan lingkungan rumah pasien bersih ,tempat pembuangan
sampah berada jauh dari rumah pasien.
- Tanggapan klien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan malu dengan sakit yang ia alami. Ditandai dengan
klarifikasi dari keluarganya bahwa pasien semenjak sakit menjadi
menarik diri terhadap lingkungan sekitar dan menarik diri dari keluarga.

VII. RIWAYAT SPIRITUAL


- Mengkaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan kepercayaanya
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien rajin dalam beribadah
seperti sholat dan mengaji . bahkan pasien selalu mengikuti pengajian rutin
dikampungnya seperti pengajian yang diadakan hari jumat untuk ibu-ibu.
Namun selama sakit pasien tidak solat dengan alasan keterbatasan gerak
karna jika bergerak/beraktivitas pasien mengalami sesak.
- Support system dalam keluarga
Keluarga pasien mengatakan mereka selalu mendukung ny. M supaya Ny. M
dapat sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga serta tidak menarik
diri dari lingkungan kembali.
- Ritual yang biasa dijalankan
Keluarga pasien mengatakan ritual yang sering dijalankan oleh Ny. M yaitu
membaca do’a sebelum makan dan membaca do’a sebelum tidur.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadan umum klien
- Tanda - tanda dari distress
Pasien mengatakan malu terhadap sakit yang ia alami ditandai dengan
pernyataan dari keluarga bahwa ia menarik diri dari lingkungan dan keluarga.
- Penampilan dihubungkan dengan usia

24
Penampilan sesuai dengan usianya . ia berpakaian rapi dan sopan.
- Ekspresi wajah, bicara, mood
Ekspresi wajah pasien wajar , bicara dengan orientasi yang baik jika sedang
ingin berbicara namun jika tidak ingin berbicara pasien hanya diam jika
ditanya dan keluarga yang menjawabnya. Mood pasien berubah-ubah.
- Berpakaian dan kebersihan umum
Pasien berpakaian rapi dan bersih .
- Tinggi badan, BB, gaya berjalan
TB : 150 Cm
BB sebelum sakit : 55 kg
BB selama sakit : 40 kg
Gaya berjalan : pasien tirah baring belum bisa berjalan walau hanya kekamar
mandi
- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah)
TD : 140/ 90 mmHg
HR : 120 x/ menit
RR : 30 x/.menit
T : 37 C

Sistem pernafasan
- Hidung ( kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip,
passase udara)
Hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung , tidak ada secret atau
polip yang menghalangi penciuman.

- Leher (pembesaeran kelenjar, tumor)


Leher pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada massa , tidak ada
distensi vena jugularis.

- Dada
 Bentuk dada (normal, barrel, piegeon chest)
Normal
 Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi
2: 1
 Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi)

25
Terdapat retraksi dinding dada kanan dan kiri.
 Keadaan proxsesus xipoideus
Ictus kordis terlihat dan teraba di ics 5.
 Suara napas (trakea, bronkhial, bronchovesikular)
Suara nafas vesikuler
 apakah ada suara nafas tambahan
terdapat suara nafas tambahan ronkhi basah.

b. Sistem kardiovaskuler
- Arteri carotic
Arteti karotis teraba kencang. ( tarik lurus dari trachea 2 cm dan tekan dengan
kedalaman 3 cm )
- Tekanan vena jugularis
Tidak ada peninggian vena jugularis.
- Ukuran jantung
50 %
- Ictus cordis/apex
Teraba di ics 5
- Suara jantung (mitral, tricuspidalis, s1, s2, bising, aorta, murmur, gallop)
Suara jantung lup dup dan tidak ada bunyi jantung tambahan.
- Capillary retillng time
CRT 3 detik

c. Sistem pencernaan
- Sklera : Ikterus X Tidak

- Bibir : lembab X kering pecah-pecah labio skiziz


- Mulut :
Stomatitis palatoskizis

jumlah gigi : Lengkap


kemampuan menelan : tidak ada gangguan menelan
gerakan lidah :
- Gaster : Kembung X tidak kembung
Gerakan peristaltik : 10 x/menit
- Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran)

26
Kuadran 1 : kuadran kanan atas
Tidak ada lesi, tidak ada hepatomegaly, dan tidak ada nyeri tekan.

Kuadran 2 : kuadran kiri atas


Tidak ada lesi, tidak ada kembung, tidak ada kardiomegali, tidak ada nyeri
tekan, bu 10x/menit.

Kuadran 3 : kanan bawah


Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan

Kuadran 4 : kiri bawah


Tidak ada lesi , tidak ada nyeri tekan.
- Anus (kondisi, sprinkter ani, koordinasi)
Tidak ada gangguan pada anus, tidak ada hemoroid.

d. Indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis lipatan epikantus dengan ujung atas telinga
Konjungtiva anemis, mata simetris antara kanan dan kiri.. pupil isokor
( 2mm/2 mm)
Fungsi penglihatan baik ditandai dengan pasien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30 cm.
- Visus
Tidak terkaji menggunakan snellen chart.
- Lapang pandang
Menyeluruh dapat melihat kesegala arah .
2. Hidung
- Penciuman, perih di hidung, trauma, mimisan
Penciuman baik ditandai dengan dapat mencium bau (minyak kayu putih)
, tidakada perih dihidung, tidak ada trauma ataupun mimisan.
- Sekret yang menghalangi penciuman
Tidak ada secret yang menghalangi penciuman.

3. Telinga

27
- Keadaan daun telinga, operasi telinga
Keadaan daun telinga kanan dan kiri simetris dan belum pernah
dilakukan tindakan pembedahan / operasi telinga.
- Kanal auditorius
Tidak ada gangguan pada kanal auditoris.
- Membran tympani
Tidak ada gangguan pada membrane tympani
- Fungsi pendengaran
Fungsi pendengaran baik terbukti dengan pasien dapat menjawab
pertanyaan dari perawat.

e. Sistem syaraf
1. fungsi cerebral :
GCS : 15 ( E= 4, M= 6, V= 5)
2. fungsi kranial (saraf kranial I s.d XII)
Nervus 1 : Pasien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bau
kopi.
Nervus 2 : Pasien dapat membaca kartu nama mahasiswa pada jarak 30
cm.
Nervus 3 : Refleks terhadap cahaya (+), adanya reflex pupil , pupil
isokor ka/ki (2mm/2mm)
Nervus 4 : Pasien dapat menggerakan mata keatas dan kebawah.
Nervus 5 : Pasien dapat merasakan sentuhan pada wajahnya saat
wajahnya disentuh oleh kapas.
Nervus 6 : Pasien dapat menggerakan bola matanya kesegala arah.
Nervus 7 : Pasien dapat merasakan rasa manis, asam, asin dan pahit.
Nervus 8 : Pasien dapat mendengar bunyi jarum jam.
Nervus 9 : Pasien dapat menelan dan mengecap dengan baik.
Nervus 10 : Refleks menelan pasien baik.
Nervus 11 : Pasien dapat menggerakan kepala kesegala arah.
Nervus 12 : Pasien dapat menjulurkan lidah
3. fungsi motorik
Kekuatan otot : 1 2 3 X 4 5
4. fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi, dan diskriminasi)

28
fungsi sensorik pasien baik, ditandai dnegan pasien peka terhadap
rangsangan nyeri. fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
ketika pasien berjalan tidak ada gangguan keseimbangan, gaya berjalan
normal.
5. refleks (ekstremitas atas, bawah, dan superficial)
Ekstremkitas atas : bentuk simetris antara kanan dan kiri, jumlah jari
lengkap, jari dapat digerakkan , pergerakan tangan bebas , tangan kanan
terpasang infus kacl , reflex bisep (+), reflex trisep (+) kekuatan otot 4
terbukti dengan adanya kelemahan pada saat dilakukan ROM .
Ekstremitas bawah : terdapat bekas luka pada kedua kaki , kaki kanan dan
kiri simetris, jari lengkap , kaki dapat digerakan kesegala arah, tidak ada
edema dan kekuatan otot 4.
6. iritasi meningen
kaku kuduk lasaque sign kernig sign V babinzski
sign

f. Sistem Muskuloskeletal
1. kepala (bentuk kepala)
Bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan.
2. vertebrae
Bentuk : ada kelainan bentuk , terdaat gibus vertebrae.
Gerakan : lemah, terdapat keterbatasan dalam bergerak.
ROM : lemah
3. pelvis (thomas test, trendelenberg test, ortolani/ barlow test, ROM)
4. lutut (Mc Murray Test,ballotement, ROM)
a. kaki (keutuhan ligamen, ROM)
kaki dapat bergerak kesegala arah, tidak ada edema, jumlah jari lengkap
tidak ada gangguan pergerakan.
b. bahu
Bahu kanan dan kiri simetris , pasien dapat mengangkat kedua bahunya.
c. tangan
Tangan kanan terpasang infus , tangan kanan dan kiri simetris , tidak ada
edema, jumlah jari lengkap.

g. Sistem Integumen

29
1. Rambut
Distribusi ditiap bagian tubuh : Rambut kepala, rambut tangan dan rambut
kaki.
Texture : Lembab
Kelembapan : lembab
Kebersihan : berketombe

2. Kulit
Perubahan warna : Tidak ada perubahan warna
Temperatur : 37o C
Kelembapan : Lembab
Bulu kulit, erupsi : Bulu kulit tipis.
Texture : Elastis

3. Kuku
Warna : Pucat
Permukaan kuku : Pink Pucat
Mudah patah : Tidak Mudah Patah
Kebersihan : Kotor

h. Sistem endokrin
1. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
2. Percepatan pertumbuhan : Tidak Ada Percepatan Tumbuhan.
3. Gejala kretinisme atau gigantisme : Ada Tidak
Jika ada yaitu :

4. Eksresi urine : berlebihan, polydipsi pholiphagi


Urin output : ml
5. Suhu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan, leher kaku
Suhu 37o C, Terdapat keringat berlebihan pada malam hari.
6. Riwayat bekas air seni dikelilingi semut
Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut.

30
i. Sistem perkemihan
1. Edema palpebra : tidak ada edema palpebra
2. Moon face : Tidak ada moon face
3. Edema anasarka : tidak ada edema anasarka
4. Keadaan kandung kemih :
Nocturia dysuria kencing batu
5. Penyakit hubungan sexual
Pasien tidak ada penyakit hubungan sexual.

6. Balance cairan
Input / 24 jam : infus 500 cc + minum 800 cc = 1300 cc
Output / 24 jam : urine 800 cc + (10 X 40 = 400) (IWL) = 1200 cc
Balance cairan : input 24 jam – output 24 jam
= 1300 cc – 1200 cc
= 100 cc
j. Sistem reproduksi
1. Wanita
- Payudara (putting, aerola mammae, besar, perbandingan kiri dan
kana)
Putting berwarna coklat , aerolla mammae berwarna hitam , payudara
kanan dan kiri simetris , tidak ada massa/tumor. Tidak ada nyeri tekan.
- Labia mayora dan minora
Tidak terkaji
- Keadaan hymen
Pasien memiliki 2 orang anak.
- Haid pertama
Pasien mengatakan haid pertama pada usia 14 tahun.
- Siklus haid
28 hari.

k. Sistem immun
X

31
1. Allergi : cuaca debu bulu bintang zat
kimia

2. Immunisasi
X BCG X DPT X CAMPAK

3. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca


Keluarga dan pasien mengatakan tidak ada penyakit yang berhubungan
dengan perubahan cuaca.
4. Riwayat tranfusi dan reaksinya
Pasien mengatakan tidak transfuse.

IX. AKTIVITAS SEHARI-HARI


a. Nutrisi
1. Selera makan
Pasien mengatakan nafsu makan menurun dan walau makan sedikit tapi
tetap merasa kenyang.
2. Menu makan dalam 24 jam
Menu makan dari rumah sakit .
3. Frekuensi & volumen makan dalam 24 jam
Sebelum sakit : 1 porsi makanan (pagi,siang, malam)
Selama sakit : ¼ porsi makanan (pagi,siang,malam)
4. Makanan yang disukai dan makanan pantangan
Pasien mengatakan ia sangat menyukai rending dan ia tidak mempunyai
makanan pantangan.
5. Pembatasan pola makanan
Pasien mengatakan tidak ada pembatasan pola makan.
6. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan)
Pasien mengatakan makan bersama keluarga , alat makan yang digunakan
piring dan sendok.
7. Ritual sebelum makan
Ritual yang dilakukan sebelum makan yaitu berdo’a.

b. Cairan
1. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam

32
Pasien mengkonsumsi air putih.
2. Frekuensi & volume minuman/ cairan
2 gelas besar air minum :(800 cc) + infus (500 cc) = 1300 cc
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
Dewasa : 50 cc/kgbb/24 jam = 50 cc x 40 / 24 jam = 2000 cc
c. Eliminasi (BAB dan BAK)
1. Tempat pembuangan
Toilet
2. Frekuensi? Kapan? Teratur?
Sebelum sakit
BAK = 5-6 x / hari
BAB = 2 x/ hari
Selama Sakit
BAK = menggunakan pempers
BAB = Belum Bab
3. Konsistensi
BAK = Cair
BAB = lunak
4. Kesulitan dan cara menanganinya
BAK : tidak Ada Kesulitan
BAB : konstipasi
5. Obat-obatan untuk memperlancar BAB/ BAK
Pasien mengatakan tidak menggunakan obat-obatan untuk memperlancar
BAB/ BAK.

d. Istirahat tidur
1. Apakah cepat tertidur
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu tidur sepanjang hari namun hanya
tidur sebentar dan cepat terbangun.
2. Jam tidur (siang/malam)
Tidur siang : sepanjang hari
Tidur malam : 5-6 jam
3. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan
Keluarga pasien mengatakan jika pasien tidak bisa tidur pasien hanya berdiam
diri saja.

33
4. Apakah tidur secara rutin
Pasien mengatakan tidur secara rutin.

e. Olahraga
1. Program olahraga tertentu
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.
2. Berapa lama melakukan dan jenisnya
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.
3. Perasaan setelah melakukan olahraga
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.

f. Rokok/alkohol dan obat-obatan


1. Apakah merokok : ya X tidak
Jenis : -

Berapa banyak : -

Kapan mulai merokok : -


X
2. Apakah minum minuman keras : YA Tidak
Berapa minum/hari/minggu : -
jenis minuman : -
Apakah banyak minum ketika stress : YA X Tidak
Apakah minuman keras menggangu prestasi kerja? YA X

Tidak P
3. Kecanduan : kopi alkohol teh minuman
ringan
Berapa banyak/hari : -
4. Apakah mengkonsumsi obat dari dokter
Pasien mengkonsumsi obat dari dokter.

g. Personal hygine
X

34
1. Mandi : Mandiri dibantu
Frekuensi : X 1x 2x 3x
Cara : diseka / dilap
alat mandi : Gayung
kesulitan : Sesak

2. Cuci rambut Mandiri dibantu


Frekuensi : 1x 2x 3x X tidak
mencuci rambut
Cara :-
alat mandi : -
kesulitan : sesak

3. Gunting kuku Mandiri dibantu


Frekuensi : 1x 2x 3x x tidak
menggunting kuku
Cara :
alat mandi :
kesulitan :

4. Gosok gigi Mandiri x dibantu


Frekuensi : x 1x 2x 3x
Cara : -
alat mandi :-
kesulitan : -

h. Aktifitas/mobilitas fisik
1. Kegiatan sehari-hari
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien hanya menjadi ibu rumah tangga dan
melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan perannya sebagai ibu rumah
tangga seperti menyapu, mengepel , mencuci baju dsb . namun selama di
rumah sakit pasien hanya tirah baring dan melakukan segala aktivitas di
tempat tidur.
2. Pengaturan jadwal harian
Pasien tidak memiliki pengaturan jadwal harian.

35
Penggunaan alat bantu untuk aktivitas
Pasien tidak menggunakan alat bantu.
3. Kesulitan pergerakan tubuh
Terdapat kesulitan bergerak. Karena pasien merasa sesak jika melakukan
aktivitas.
i. Rekreasi
1. Bagaimana perasan anda saat bekerja
Pasien mengatakan ia tidak bekerja
2. Berapa banyak waktu luang
Pasien mengatakan banyak waktu luang jika pekerjaan rumah sudah selesai.
3. Apakah puas setelah rekreasi
Pasien mengatakan merasa puas setelah rekreasi.
4. Apakah klien dan keluarga menghabiskan waktu senggang
Keluarga pasien dan pasien mengatakan selalu menghabiskan waktu luang
bersama meskipun hanya sekedar berkunjung kerumah sanak saudara maupun
hanya menonton tv bersama dirumah.
5. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja
Pasien mengatakan tidak ada perbedaan hari libur dan hari kerja.

X. TES DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

Hemoglobin 8,1 11,50-16,50 g/dl

Leukosit 4.540 4.500- 11.000 /ul

Eritrosit 3,5 3,8- 5,8 Juta/ul

Hematocrit 25 37-47 %

Trombosit 165.000 154.000 – 386. 000 Ul

Mcv 73 76-96 Fl

Mch 23 27-32 g/dl

Mchc 32 30-35 g/dl

36
Hitung jenis

Basophil 0 0-1 %

Eusinofil 1 2-4 %

Batang 1 3-5 %

Segmen 80 50-70 %

Limfosit 14 25-40 %

Monosit 4 2-8 %

Gds 91 <140 Mg/dl

Ureum 45 13-43 Mg/dl

Kreatinin 0,67 0,55-1,02 Mg/dl

Natrium 126 135-145 Mmol/l

Kalium 2,5 3,5-5,0 Mmol/l

Kalsium 7,4 8,6-10,0 Mg/dl

Clorida 92 96-106 Mmol/l

2. Ro foto
Gambaran tb aktif disertai infeksi sekunder
Tidak tampak kardiomegali

XI. Terapi saat ini


No Nama obat Dosis Indikasi Kontraindikasi
Obat

1 Enthambutol 500 - menghentikan pertumbuhan - memiliki riwayat


mg bakteri alergi
- memiliki neuritis
1x 1
optic
½
- mengalami gangguan

37
(750 penglihatan
mg) - anak <6 tahun

2 Vit b 6 1x1 - mengatasi anemia - hipersensitif


- mengatasi mual dan muntah pirodiksin
- suplemen makanan
- mengatasi kejang pada anak

3 Rifampicin 1x1 - Mengobati infeksi bakteri - hipersensitivitas


- Tuberkolosis terhadap rikempian.
300
- Leprae - Penggunaan bersama
mg
- Profilaksis meningitis, amprenavir,
meningococcal, dan infeksi saquinofin, retonavir
haemophilus influenza
- Brucellosis

4 isoniazid 1x1 -Tb yang disebabkan oleh - Penyakit hati akut


500 mycobacterium tuberkolusis - Hipersensitivitas
mg terhadap isonlaud.
- Epilepsi, 6
- Gangguan fungsi
ginjal
- Gangguan psiker
- Gangguan fungsi hati
5 pyrazinamcl 500 Tb
berat
mg
- Purfino,
1x1 ½
hipersensitifitas,
(750
pyrazinamid, goot
mg)
- Wanita hamil dan
menyusui.

38
6 Coco3 3x1 mengatasi kelebihan asam - Hypersensitivities
lambung yang menyebabkan coco3
nyeri lambung, nyeri ulu hati, - Riwayat batu ginjal
dyspepsia, kembung. - Kondisi
hipeforfatemia
- Keracunan digoxin

7 Ceftnoxon 1gr/12 Infeksi saluran nafas, infeksi Neonatus,


jam THT, infeksi salura kemih, hypersensitivitas,
sepsis, meningitis, infeksi tulang, antibiotik,
sendi dan jaringan lunak, infeksi cephalosporin.
intra abdominal.

8 Ranitidin 25mg/ Untuk asam lambung, tukak Hypersitif ranitidine.


12jam duodenum, refluks esophagitis,
dyspepsia.

9 sukraifat 3x1 Tukak duodenum Hypersensitifitas


500 sukrairat, anak usia
mg ≤15 tahun, pasien ckd

10 Kacl Mencegah atau mengobati Hypersensitivitas kcl


jumlah kalium yang rendah

39
ANALISA DATA

No Tgl & Data Etiologi Masalah


jam
1 15-10- Ds : pasien mengatakan Penumpukan Bersihan jalan
2018 batuk berdahak dan sesak sputum nafas tidak
08.00 wib Do : suara nafas ronkhi efektif
basah
Hasil lab sputum
Ttv :
Td : 140/80 MmHg
N : 120X/ Menit
S : 37,6 c
RR : 32X/ Menit
Terdapat retraksi dinding
dada
Pasien sesak
2 Anoreksia
15-10- Defisit Nutrisi
2018 Ds : pasien mengatakan
08.00 wib nafsu makan menurun
Do : pasien menghabiskan
½ porsi makanan dari
rumah sakit , pasien kurus
Hb 8,1 g/dl
Konjungtiva anemis
IMT :40 = 40 = 17,7
─ ─
2
115 2,25

TTV : Td : 140/80 Mmhg


N : 120x/ Menit
S : 37,6 C

40
3 RR : 32x/ Menit Tirah baring
Intoleransi
15-10- Ds : pasien mengatakan aktivitas
2018 badannya lemas sehingga
08.00 wib sulit untuk beraktivitas
Do : pasien hanya terbaring
di tempat tidur
Pasien lemas aktivitas di
bantu oleh keluarganya
Hb : 8,1 g/dl
Kalium : 2,5 Mmol /l
Kalsium : 7,4 mg/ dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum
2. Defisit nutrisi b.d anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Diagnosa NOC NIC RASIONAL


Keperawatan
Bersihan jalan Setelah dilakukan - Kaji Tanda-Tanda - Untuk
nafas tidak efektif Asuhan Vital mengetahui
b.d penumpukan Keperawatan - Auskultasi suara keadaan umum
sputum selama 3x24 jam nafas pasien
diharapkan pasien - Posisikan pasien - Untuk
dapat memenuhi semi fowler mengetahui
kriteria hasil : - Ajarkan tekhnik adanya suara
- Suara nafas relaksasi nafas

41
tambahan dari dalam nafas tambahan
skala 1 (berat) - Ajarkan - Untuk
menjadi skala 3 fisioterapi dada memperlancar
(sedang) dan batuk efektif jalan nafas
- Fungsi respirasi - Kolaborasi - Untuk
dari skala 1 dengan dokter memperlancar
(sangat untuk pemberian jalan nafas
terganggu) therapi - Untuk
meningkat mengurangi
menjadi skala 4 sesak
(sedikit - Untuk
terganggu) menentukan
intervensi
selanjutnya
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk
anoreksia Asuhan adanya alergi mengetahui
Keperawatan makanan adanya alergi
selama 3x24 jam - Instrusikan makanan
diharapkan pasien pasien mengenal - Agar pasien
dapat memenuhi kebutuhan mengetahui
kriteria hasil : nutrisi tentang
- Asupan - Tentukan pentingnya
makanan jumlah kalori pememnuhan
pasien secara dan jenis nutrisi kebutuhan
oral dari skala yang dibutuhkan - Untuk memenuhi
(tidak adekuat) - Anjurkan makan kebutuhan nutrisi
menjadi skala 3 selagi hangat - Untuk
(cukup - Anjurkan makan meningkatkan
adekuat) sedikut tapi nafsu makan
- BB pasien sering - Untuk memenuhi
meningkat - Kolaborasi kebutuhan nutrisi
dengan ahli gizi
Intoleransi Setelah dilakukan - Monitor respon - Untuk memantau
aktivitas b.d tirah Asuhan fisik, emosi, respon, fisik,
baring Keperawatan social, dan emosi, sosial dan

42
selama 3x24 jam spiritual spiritual
diharapkan pasien - Bantu pasien - Untuk
dapat memenuhi melakukan mempermudah
kriteria hasil : aktivitas pasien dalam
- Berjaan dengan - Bantu untuk melakukan
pelan dari skala mengidentifikasi aktivitas
1 (sangat aktivitas yang - Untuk
terganggu) disukai mengetahui
meningkat - Dektkan benda- aktivitas yang
menjadi skala 4 benda yang disukai pasien
(sedikit dibutuhkan oleh - Untuk
terganggu) pasien mempermudah
- Anjurkan pasien
keluarga untuk mengambil
membantu benda yang
kegiatan yang dibutuhkan
dilakukan oleh - Agar keluarga
pasien dapat membantu
aktivitas pasien

43
CATATAN PERKEMBANGAN I

NAMA PASIEN :Ny. M


NO. REKAM MEDIK :50.80.24
DX MEDIS :TB Paru

Tgl Jam Dx. Implementasi Evaluasi Para


Keperawata f
n
15/10/201 08.0 Bersihan - Mengkaji TTV S:
8 0 jalan nafas TD : 140/80 - Pasien
tidak efektif mmHg Mengatakan sesak
b.d N : 120X/menit - Pasien
penumpukan RR : 32 x/menit mengatakan sesak
sputum S : 37,6 O c dirasa ketika
- Mengauskultasi beraktivitas dan
suara nafas berkurang pada
- Memposisikan saat beristirahat
pasien semi fowler - Pasien
- Mengajarkan mengatakan sesak
tekhnik relaksasi dirasa seperti
nafas dalam tertimpa benda
- Membantu berat
Melakukan - Pasien
fisioterapi dada mengatakan batuk
dan batuk efektif brdahak
- Mengkolaborasika
n dengan dokter O :
dalam pemberian - Pasien sesak
therapi - Retraks dinding

44
dada (+)
- Suara nafas ronchi
- TTV
TD : 140/80
mmHg
N : 120X/menit
RR : 32 x/menit
S : 37,6 O c

A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif

P:

Lanjutkan
intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
 Anthambutol
1x1/2
 Vitamin B 1x1
 Ripampicin
1x1/300 mg
 Isoniazid
1x1/300mg
 Pyrazinamide
1x1/25mg
15/10/201 09.0 Defisit - Mengidentifikasi S
8 0 nutrisi b.d adanya alergi - Pasien

45
anoreksia makanan mengatakan
- Menginstruksikan nafsu makan
pasiencmengenal berkurang
pemenuhan - Pasien
nutrisi mengatakan
- Menentukan walau makan
jumlah nutrisi dan sedikit tapi
kalori yang merasa kenyang
dibutuhkan oleh
tubuh O
- Menganjurkan - Hb : 8,1 g/dl
makan selagi - Konjungtiva
hangat anemis
- Menganjurkan - Pasien
¼
makan sedikit menghabiskan
tapi sering porsi makanan
- Mengkolaborasik yang disediakan
an dengan ahli - TTV
gizi TD : 140/80
mmHg
N : 120X/menit
RR : 32 x/menit
S : 37,6 O c

A : Defsit Nutrisi

P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering

46
15/10/201 10.0 Intoleransi - Memonitor S
8 0 aktivitas b.d respon fisik, - Pasien
tirah baring emosi, social dan mengatakan
spiritual badannya lemas
- Membantu pasien dan sulit
melakukan melakukan
aktivas aktivitas
- Mendekatkan
benda-benda O
yang dibutuhkan - Pasien lemas
oleh pasien - Pasien hanya
- Menganjurkan tirah baring
keluarga untuk - Aktivitas pasien
membantu dibantu keluarga
aktivitas yang - Kalsium:7,4
dibutuhkan mg/dl
pasien A : Intoleransi
Aktivitas

P:
Lanjutkan itervensi
- Banatu pasien
melakukan
aktivitas
- Monitor respon
fisik, emosi,
spiritual
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien

47
CATATAN PERKEMBANGAN II

NAMA PASIEN :Ny. M


NO. REKAM MEDIK :50.80.24
DX MEDIS :TB Paru

Tgl Jam Dx. Implementasi Evaluasi Para


Keperawata f
n
16/10/201 14.0 Bersihan - Mengkaji TTV S:
8 0 jalan nafas TD : 120/80 - Pasien
tidak efektif mmHg Mengatakan sesak
b.d N : 100 x/menit berkurang
penumpukan RR : 29 x/menit
sputum S : 37 O c O:
- Mengajarkan - Pasien sesak
tekhnik relaksasi - Pasien rileks
nafas dalam - TTV

48
- membantu TD : 120/80
Melakukan mmHg
fisioterapi dada N : 100 x/menit
dan batuk efektif RR : 29 x/menit
- Mengkolaborasik S : 37O c
an dengan dokter - Pasien mampu
dalam pemberian melakukan
therapi fisioterapi
dada dan
batuk efektif

A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
P:

Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
 Anthambutol
1x1/2
 Vitamin B 1x1
 Ripampicin
1x1/300 mg
 Isoniazid
1x1/300mg
 Pyrazinamide
1x1/25mg

49
16/10/201 15.0 Defisit - Menganjurkan S
8 0 nutrisi b.d makan selagi - Pasien
anoreksia hangat mengatakan
- Menganjurkan nafsu makan
makan sedikit meningkat
tapi sering O
- Mengidentifikasi - Konjungtiva an
makanan yang anemis
disukai pasien - Pasien
menghabiskan
½ porsi
makanan dari
Rs.
- TTV
TD : 140/80
mmHg
N : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 37,2 O c

A : Defsit Nutrisi

P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering

50
16/10/201 16.0 Intoleransi - Memonitor S
8 0 aktivitas b.d respon fisik, - Pasien
tirah baring emosi, social dan mengatakan
spiritual badannya masih
- Membantu terasa lemas
pasien
melakukan O
aktivas - Pasien lemas
- Mendekatkan - Pasien hanya
benda-benda tirah baring
yang dibutuhkan - Aktivitas pasien
oleh pasien dibantu keluarga
- Kalsium:7,4
mg/dl

A : Intoleransi
Aktivitas

P:
Lanjutkan itervensi
- Bantu pasien
melakukan
aktivitas
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien

51
CATATAN PERKEMBANGAN III

NAMA PASIEN :Ny. M


NO. REKAM MEDIK :50.80.24
DX MEDIS :TB Paru

Tgl Jam Dx. Implementasi Evaluasi Para


Keperawata f
n
17/10/201 08.0 Bersihan - Mengkaji TTV S:
8 0 jalan nafas TD : 120/90 - Pasien
tidak efektif mmHg Mengatakan sesak
b.d N : 98 x/menit berkurang
penumpukan RR : 24 x/menit
sputum S : 36,8 O c O:
- relaksasi nafas - Pasien sesak
dalam - TTV
- Melakukan TD : 120/90
fisioterapi dada mmHg
- Mengkolaborasik N : 98 x/menit
an dengan dokter RR : 24 x/menit
dalam pemberian S : 36,8O c
therapi
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif

P:

Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam

52
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
 Anthambutol
1x1/2
 Vitamin B 1x1
 Ripampicin
1x1/300 mg
 Isoniazid
1x1/300mg
 Pyrazinamide
1x1/25mg
17/10/201 15.0 Defisit - Menganjurkan S
8 0 nutrisi b.d makan selagi - Pasien
anoreksia hangat mengatakan
- Menganjurkan nafsu makan
makan sedikit meningkat
tapi sering - Pasien
- Mengidentifikasi mengatakan
1
makanan yang menghabiska /2
disukai pasien porsi makanan

O
- Pasien
menghabiskan 1/2
porsi makanan
- TTV
TD : 120/90
mmHg
N : 98 x/menit

53
RR : 24 x/menit
S : 36,8 O c

A : Defsit Nutrisi

P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering

16/10/201 16.0 Intoleransi - Membantu S


8 0 aktivitas b.d pasien - Pasien
tirah baring melakukan mengatakan
aktivas badannya masih
- Mendekatkan terasa lemas
benda-benda
yang dibutuhkan O
oleh pasien - Pasien lemas
- Pasien hanya
tirah baring
- Aktivitas pasien
dibantu keluarga
- Kalsium:7,4
mg/dl

A : Intoleransi
Aktivitas

P:
Lanjutkan itervensi

54
- Bantu pasien
melakukan
aktivitas
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien

55
BAB III

PENUTUP

56
3.1 Kesimpulan
Tubercolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hamper
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pencernaan dan luka bakar pada kulit. Tetapi paing banyak melalui nhalasi
droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.

TANDA DAN GEJALA


- Demam 40-41oc serta ada batuk/batuk darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Malaise, keringat malam
- Suara khas pada perksi dada, bunyi dada
- Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosid
- Pada anak :
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas/gagal
tumbuh
- Demam tanpa sebab yang jelas, terutama berlarut sampai 2 minggu
- Batuk kronik > 3 minggu dengan atau tanpa wheeze
- Riwayat kontak dengan pasien yang dewasa

PENATALAKSANAAN

OAT harus di berikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisi dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah untuk
menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.

OAT yang biasa digunakan antara lain :

· Isoniazid (INH)

· Rifampisin (R)

· Pirazinamid (Z)

57
· Steptomosin (S) yang bersifat bekterisid dan etambutol yang bersifat
bakteriostatik.

· EMB (Ethambutol Hydrochloride)

TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pelajari penyebab dan penularan TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpikan secret saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4. Lakukan pernafasan diafragna : tahan nafas selama 3-5 detik
kemudian secara perlahan-lahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat
batuk dan setelah batuk juga cara pengontrolan batuk
6. Jangan memberikan faksin BCT pada bayi baru lahir dan
konsultasikan kepada tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin
7. Ibu menderita TB aman memberikan ASI pada bayinya dengan
catatan menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teraturdan jangan sampai putus tanpa
instruksi
9. Berhenti merokok dan berhenti minum alcohol

58
Masalah yang teratasi

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Teratasi Sebagian Dengan Tindakan


Keperawatan Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Ditandai Dengan RR 24x/
menit.
2. Deficit Nutrisi Teratasi Sebagian Dengan Tindakan Keperawat Menganjurkan
Makan Selagi Hangat dan Menganjurkan Makan sedikit Tapi Sering Ditandai
Dengan Peningkatan Nafsu Makan Pasien.
3. Intoleransi Aktivitas Belum Teratasi Dengan Tindakan Lanjutan Keperawatan
Yang dilakukan Bantu pasien melakukan aktivitas dan Dekatkan benda-benda
yang dibutuhkan oleh pasien ditandai dengan adanya gibus pada vertebrae
bagian lumbal dengan kalsium 7,4 mg/dl.

59
ANALISIS JURNAL

Population : populasi dari penelitian ini adalah 2 orang yaitu Tn. S dan Tn. M.
sample penelitian inipun Tn. S dan Tn. M dengan menggunakan
metode pengumpulan data dengan wawancara terstruktur dan
metode analisa data menggunakan tekhnik pengumpulan data
kualitatif berupa wawancara dan studi dokumen. Penyajian data
kualitatif dalam bentuk narasi dan disertai ringkasan verbal dari
subyek studi kasus yang merupakan data pendukungnya. Tempat
penelitian di RSUD Koja Jakarta Utara.

Intervention : intervensi yang dilakukan untuk kedua pasien (Tn. M dan Tn. S )
yaitu fisioterapi dada dan cara baruk efektif karena sputum pada
kedua pasien ini bersifat purulent (kental) .

Comparasion : pembanding pada jurnal ini adalah hanya kelompok intervensi


saja dari tekhnik batuk efektif saja tanpa adanya fisioterapi dada.

Outcome : berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan


tentang pengaruh batuk efektif dan fisioterapi dada pada Tn. S
dan Tn. M tentang pengeluaran sputim pada pasien Tb di RSUD.
Koja Jakarta Utara dapat disimpulkan melakukan fisioterapi dada
dan mengajarkan batuk efektif pada kedua pasien menunjukan
bahwa Tn. S dan Tn. M sama-sama cepat membaik hal tersebut
disebabkan karena kedua pasien sama-sama mematuhi program
fisioterapi dada dan batuk efektif.

Time : waktu dalam penelitian ini yaitu dilakukan selama 2 hari setelah
2 hari kembali dievaluasi.

60
61

You might also like