Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan TBC
Laporan Pendahuluan TBC
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3.2 Saran............................................................................................... 53
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Akibat yang sering terjadi pada penyakit TB Paru adalah obstruksi jalan
napas dan dapat juga menimbulkan kematian.
5.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian TB paru
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala TB paru
3. Untuk mengetahui penatalaksaan TB paru
4. Untuk mengetahui pencegahan TB paru
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ny. M dengan kasus TB paru
1.3 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Tubercolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hamper
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pencernaan dan luka bakar pada kulit. Tetapi paing banyak melalui nhalasi
droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Cylvia A.
Price, 2005).
Tuberculosis paru merupakan contoh lain infeksi saluran pernapasan
bawah, yang disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium
tuberculosis yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah
(droplet), dari satu individu ke individu lainnya dan
membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus (Corwin, 2008 : 545).
Tuberculosis adalah penyakit menular pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh spesies mikrobakterium yang ditandai dengan
pembentukan tuberkel dan nekrosis pada jaringan paru paru. (Dorland,
2009 : 1127).
2. KLASIFIKASI
5
b) Menurut Bahar ( 2001 ) pada tahun 1974, American Thoracic Society
memberikan klasifikasi baru Tuberculosis yang diambil berdasarkan
aspek kesehatan masyarakat yaitu
- Kategori 0 : tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat
kontak negatif, tes tuberculin negatif.
- Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.
Riwayat kontak positif, tes tuberculin negatif.
- Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes
tuberrkulit positif, radiologis dan sputum negatif.
- Kategori III : terinfeksi tuberculosis dan terasa sakit.
3. ETIOLOGI
Penyebab TBC adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehngga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan sinar
ultraviolet. Ada 2 macam mikrobakria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
6
tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet)
diudara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentang
terinfeksi TBCnini bila menghirup bercak ini (Wim de jung).
Setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat
bertahan hidup dan menyebar kenudur limratikur local. Penyebaran melalui
aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada orang lain. Dimana infeksi laten
dapat bertahan sampai bertahun-tahun (Patrick Davey).
Dalam penyebaran penyakitnya terdapat 4 fase :
- Fase 1 (fase tuberculosis primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
pertahanan tubuh
- Fase 2
- Fase 3 (fase laten )
Fase dengan kuman ysng tidur (bertahun-tahun/ seumur hidup) dan
reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuhdan bisa
terdapat tulang panjang : vertebra, tuba fallupi, otak, leher, dan ginjal
- Fase 4
Dapat sembuh tanpa cacat/ sebaiknya juga dapat menyebar ke organ yang
kedua setelah paru
Parameter 0 1 2 3 Sko
r
7
Kontak Tidak Lepasan Kontak
dengan pasien jelas keluarga dengan
tb , kontaj pasien BTA
dengan positif
pasien ,
BTA
negative
/ tidak
tahu
atau Bta
Tidak
jelas
Uji Negativ Positif (>10
tuberkolosis e mm/ > 5
mm)
keadaan
imunosupres
i
Bb / keadaan Gizi kurang Gizi
gizi BB / Tb < 90 buruk
% atau BB < bb/tb <
80 %. 10 %
atau bb
<60 %
Demam tanpa 2
sebab yang minggu
jelas
Batuk 3
minggu
Pembesaran 1 cm
kelenjar limfe
Pembengkaka Ada
n tulang / pembengkaka
sendi panggul, n
lutut, falang
8
Foto dada Normal/ Suggesti
tidak f tb
jelas
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Skin Test ( PPD, Mantoux, Tine) : reaksi positif (area indurasi 10mm atau
- Foto rongent dada (chest x-ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada
lesi awal di bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer
yang membaik atau cairan pada efusi. Perubahan mengindikasikan TB
yang lebih berat, dapat mencakup area berlubang dan fibrosa.
- Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan CSF,
Tuberculosis.
- Needle biopsi of lung tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel sel
besar yang mengindikasikan nekrosis.
9
- ABGs : mungkin abnormal, bergantung pada lokasi, berat, dan sisa
kerusakan paru.
karena TB.
- Tes fungsi paru : VC menurun, dead space meningkat, TLC meningkat dan
6. PENATALAKSANAAN
OAT harus di berikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisi dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah untuk
menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
· Isoniazid (INH)
· Rifampisin (R)
· Pirazinamid (Z)
Prinsip pengobatan :
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam
jumblah cukup dan dosis yang tepat sesuai kategori pengobatan. Tidak
dianjurkan menggunakan monoterapi (OAT tunggal)
10
b. Lakukan pengawasan langsung atau DOT ( directely observed treatment)
untuk memastikan kepatuhan pasien meminum obat.
c. Hal ini sangat penting diperhatikan agar pasien dapat menjalankan terapi
dengan tuntas untuk mematikan dan mencegah infeksi dari TB berulang.
a. Fase awal intensif (2 bulan pertama setiap hari), dengan kegiatan bekterisid
untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat. minimal
3 macam obat seperti INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.
b. Fase lanjutan (tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan, kecuali pada TB
berat), dengan 2 macam obat Rifampisin (R) dan INH
7. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pelajari penyebab dan penularan TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpikan secret saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4. Lakukan pernafasan diafragna : tahan nafas selama 3-5 detik
kemudian secara perlahan-lahan keluarkan sebanyak mungkin melalui
mulut
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat
batuk dan setelah batuk juga cara pengontrolan batuk
6. Jangan memberikan faksin BCT pada bayi baru lahir dan
konsultasikan kepada tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin
7. Ibu menderita TB aman memberikan ASI pada bayinya dengan
catatan menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teraturdan jangan sampai putus tanpa
instruksi
9. Berhenti merokok dan berhenti minum alcohol
8. KOMPLIKASI
11
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nfas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematiankarena syok hipovolemik / tersumbatnya jalan
nafas
2. Kolaps dari lubus akibat tetraksi broskial
3. Brunklektosis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukam\n
jaringan ikat pada proses pemulihan/reaktif ) pada paru
4. Pneumothorak (adanya udara didalam rongga pleura )
5. Penyebaran infeksi kejaringan lain, seperti otak, tulang, ginjal, dsb
6. Insufisiensi cardio pulmoner (cardio pulmonary insufisiency)
9. PENCEGAHAN DIRI
1. Menggunakan masker/ penutup mulut dengan tissue saat batuk/ bersin
2. Hindari kontak dekat dan terus menerus dengan orang lain
3. Sirkulasi udara dilingkungan tempat tinggal agar tidak lembab
4. Hindri minum alcohol dan berhenti merokok
5. Olah raga secara rutin
11. PATOFISIOLOGI
12
lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau
dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan
memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah
hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada
sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus
difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui
getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi
leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
12. PATHWAY
13
Masuk lewat jalan nafas
Micobacterium tuberkulosa Droplet Infection
14
Bagian tengah nekrosis Pembentukan sputum Menurunnya permukan
berlebihan efek paru
KETIDAKEFEKTIFAN alveolus
Membentuk jaringan keju
BERSIHAN JALAN
NAFAS
Alveolus mengalami
Secret keluar saat batuk konsolidasi dan eksudasi
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
15
13. PENGKAJIAN DATA DASAR
Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelelahan, Nafas pendek karena kerja,Kesultan tidur pada
malam hari, menggigil atau berkeringat, Mimpi buruk
Tanda :Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri , dan sesak
Integritas Ego
Gejala : Adanya / factor stress yang lama, Masalah keuangan, rumah
Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
Tanda :Menyangkal, Ansetas, ketakutan, mudah terangsang
Makanan / Cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan, Tak dapat mencerna, Penurunan berat
badan
Tanda : Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik, Kehilangan otot/hilang
lemak sub kutan
Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda :Berhati-hati pada daerah yang sakit, Gelisah
Pernafasan
Nafas Pendek
Gejala : Batuk
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, Pengembangn pernafasan tak
simetris Perkusi pekak dan penuruna fremitus, Defiasi trakeal, Bunyi
nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral, Karakteristik :
Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah.
Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun Tanda : Demam atau sakit panas
akut
Interaksi sosial
Tanda : perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perubahan
pola biasa dalam tanggung jawab. Kepastian fisik melaksanakan peran.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga tb, ketidakmampuan umum / status kesehatan
buruk, gagal untuk membaik/ kambuhnya tb, tidak berpartisipasi dengan
tetap.
16
Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, ekspresi wajar, warna rambut hitam/ putih.
Mata : konjungtva anemis (-) sclera ikterik (-)
Mulut : sariawan (-) pembesaran tiroid (-) , gusi berdarah (-),
mukosa bibir.
Telinga : pendengaran baik, dapat mendengar suara.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
peningging JVP
Thorax
I : Statis & dinamis, simetris kanan dan kiri, retraksi dinding
dada (+/-), sela iga me;ebar (-/-)
P : tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
P : sonor ka/ki
A : vesikuler (+) , normal paru-paru kanan dan kiri, ronkhi (+) ,
Jantung
I : ictus kordis terlihat di ics 5
P : ictus cordis teraba di ics 5
P : pekak
A : bj 1 dan 2 ( gallop (-), murmur (-))
Abdomen
I : datar, tidak ada lesi, tidak ada distensi abdomen
P : nyeri tekan (-) , konsistensi kenyal
P : tympani
A : bising usus (+)
Genital : tidak terkaji
Ekstremitas superior : deformitas (-) , clubbing finger (-),
pucat (-) , acral hangat (+), CRT 2 Detik.
Ekstremitas inferior : deformitas (-), edema prebital (+), pucat (-) ,
akral sianosis (-) , akral hangat (+)
14. DIAGNOSA
1) Ketidak efektifan Bersihan jalan nafas tak efektif b.d penumpukan sekret
2) Hipertermia b.d reaksi inflamasi
3) Ketidakseimbnangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan
muntah
17
16. RENCANA KEPERAWATAN
- untuk
menentukan
interfensi
selanjutnya
18
dengan skala 1 menjadi dalam skala
sedikit terganggu dengan -kaji tvv - untuk
skala 4 -monitor respirasi mengetahui
status o2 perkembangan
-catat adanya retraksi ttv
dinding dada - untuk
-monitor pola nafas mengetahui
-kolaborsi dengan tim status o2
19
-agar keluarga
dan paien tau
cara mencagah
keletihan
akibat panas
-untuk
meminimalisir
terjadinya
kehilangan
cairan berlebih
-untuk
menurunkan
panas
20
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
I. IIDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kampung karang jaya LkI , Bandar Lampung
RM No : 00.50.80.24
Informan : List dan Pasien
Tgl masuk dirawat : 14 oktober 2018
Tgl Pengkajian : 15 Oktober 2018
ALASAN MASUK
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu
Diagnosa Mediss:
TB Paru
21
III. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
1. Pernah mengalami kesehatan dengan gejala yang sama y? Ya
Tidak
Jelaskan :
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami gejala seperti ini sekitar
6 bulan yang lalu dan untuk mengurangi sesaknya pasien hanya mengkonsumsi
obat warung dan obat dari apotik tanpa berobat terlebih dahulu ke dokter
ataupun puskesmas.
22
Genogram:
X X
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Garis Pernikahan
23
- Mengidentifikasi hubungan klien dengan klien lain, petugas kesehatan
yang ada di RS
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan petugas kesehatan
baik tidak ada perdebatan yang terjadi antara petugas kesehatan dengan
pasien maupun keluarga pasien.
- Mengkaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS
Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal di pemukiman yang padat
penduduk dan lingkungan rumah pasien bersih ,tempat pembuangan
sampah berada jauh dari rumah pasien.
- Tanggapan klien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan malu dengan sakit yang ia alami. Ditandai dengan
klarifikasi dari keluarganya bahwa pasien semenjak sakit menjadi
menarik diri terhadap lingkungan sekitar dan menarik diri dari keluarga.
24
Penampilan sesuai dengan usianya . ia berpakaian rapi dan sopan.
- Ekspresi wajah, bicara, mood
Ekspresi wajah pasien wajar , bicara dengan orientasi yang baik jika sedang
ingin berbicara namun jika tidak ingin berbicara pasien hanya diam jika
ditanya dan keluarga yang menjawabnya. Mood pasien berubah-ubah.
- Berpakaian dan kebersihan umum
Pasien berpakaian rapi dan bersih .
- Tinggi badan, BB, gaya berjalan
TB : 150 Cm
BB sebelum sakit : 55 kg
BB selama sakit : 40 kg
Gaya berjalan : pasien tirah baring belum bisa berjalan walau hanya kekamar
mandi
- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah)
TD : 140/ 90 mmHg
HR : 120 x/ menit
RR : 30 x/.menit
T : 37 C
Sistem pernafasan
- Hidung ( kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip,
passase udara)
Hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung , tidak ada secret atau
polip yang menghalangi penciuman.
- Dada
Bentuk dada (normal, barrel, piegeon chest)
Normal
Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi
2: 1
Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi)
25
Terdapat retraksi dinding dada kanan dan kiri.
Keadaan proxsesus xipoideus
Ictus kordis terlihat dan teraba di ics 5.
Suara napas (trakea, bronkhial, bronchovesikular)
Suara nafas vesikuler
apakah ada suara nafas tambahan
terdapat suara nafas tambahan ronkhi basah.
b. Sistem kardiovaskuler
- Arteri carotic
Arteti karotis teraba kencang. ( tarik lurus dari trachea 2 cm dan tekan dengan
kedalaman 3 cm )
- Tekanan vena jugularis
Tidak ada peninggian vena jugularis.
- Ukuran jantung
50 %
- Ictus cordis/apex
Teraba di ics 5
- Suara jantung (mitral, tricuspidalis, s1, s2, bising, aorta, murmur, gallop)
Suara jantung lup dup dan tidak ada bunyi jantung tambahan.
- Capillary retillng time
CRT 3 detik
c. Sistem pencernaan
- Sklera : Ikterus X Tidak
26
Kuadran 1 : kuadran kanan atas
Tidak ada lesi, tidak ada hepatomegaly, dan tidak ada nyeri tekan.
d. Indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis lipatan epikantus dengan ujung atas telinga
Konjungtiva anemis, mata simetris antara kanan dan kiri.. pupil isokor
( 2mm/2 mm)
Fungsi penglihatan baik ditandai dengan pasien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30 cm.
- Visus
Tidak terkaji menggunakan snellen chart.
- Lapang pandang
Menyeluruh dapat melihat kesegala arah .
2. Hidung
- Penciuman, perih di hidung, trauma, mimisan
Penciuman baik ditandai dengan dapat mencium bau (minyak kayu putih)
, tidakada perih dihidung, tidak ada trauma ataupun mimisan.
- Sekret yang menghalangi penciuman
Tidak ada secret yang menghalangi penciuman.
3. Telinga
27
- Keadaan daun telinga, operasi telinga
Keadaan daun telinga kanan dan kiri simetris dan belum pernah
dilakukan tindakan pembedahan / operasi telinga.
- Kanal auditorius
Tidak ada gangguan pada kanal auditoris.
- Membran tympani
Tidak ada gangguan pada membrane tympani
- Fungsi pendengaran
Fungsi pendengaran baik terbukti dengan pasien dapat menjawab
pertanyaan dari perawat.
e. Sistem syaraf
1. fungsi cerebral :
GCS : 15 ( E= 4, M= 6, V= 5)
2. fungsi kranial (saraf kranial I s.d XII)
Nervus 1 : Pasien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bau
kopi.
Nervus 2 : Pasien dapat membaca kartu nama mahasiswa pada jarak 30
cm.
Nervus 3 : Refleks terhadap cahaya (+), adanya reflex pupil , pupil
isokor ka/ki (2mm/2mm)
Nervus 4 : Pasien dapat menggerakan mata keatas dan kebawah.
Nervus 5 : Pasien dapat merasakan sentuhan pada wajahnya saat
wajahnya disentuh oleh kapas.
Nervus 6 : Pasien dapat menggerakan bola matanya kesegala arah.
Nervus 7 : Pasien dapat merasakan rasa manis, asam, asin dan pahit.
Nervus 8 : Pasien dapat mendengar bunyi jarum jam.
Nervus 9 : Pasien dapat menelan dan mengecap dengan baik.
Nervus 10 : Refleks menelan pasien baik.
Nervus 11 : Pasien dapat menggerakan kepala kesegala arah.
Nervus 12 : Pasien dapat menjulurkan lidah
3. fungsi motorik
Kekuatan otot : 1 2 3 X 4 5
4. fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi, dan diskriminasi)
28
fungsi sensorik pasien baik, ditandai dnegan pasien peka terhadap
rangsangan nyeri. fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
ketika pasien berjalan tidak ada gangguan keseimbangan, gaya berjalan
normal.
5. refleks (ekstremitas atas, bawah, dan superficial)
Ekstremkitas atas : bentuk simetris antara kanan dan kiri, jumlah jari
lengkap, jari dapat digerakkan , pergerakan tangan bebas , tangan kanan
terpasang infus kacl , reflex bisep (+), reflex trisep (+) kekuatan otot 4
terbukti dengan adanya kelemahan pada saat dilakukan ROM .
Ekstremitas bawah : terdapat bekas luka pada kedua kaki , kaki kanan dan
kiri simetris, jari lengkap , kaki dapat digerakan kesegala arah, tidak ada
edema dan kekuatan otot 4.
6. iritasi meningen
kaku kuduk lasaque sign kernig sign V babinzski
sign
f. Sistem Muskuloskeletal
1. kepala (bentuk kepala)
Bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan.
2. vertebrae
Bentuk : ada kelainan bentuk , terdaat gibus vertebrae.
Gerakan : lemah, terdapat keterbatasan dalam bergerak.
ROM : lemah
3. pelvis (thomas test, trendelenberg test, ortolani/ barlow test, ROM)
4. lutut (Mc Murray Test,ballotement, ROM)
a. kaki (keutuhan ligamen, ROM)
kaki dapat bergerak kesegala arah, tidak ada edema, jumlah jari lengkap
tidak ada gangguan pergerakan.
b. bahu
Bahu kanan dan kiri simetris , pasien dapat mengangkat kedua bahunya.
c. tangan
Tangan kanan terpasang infus , tangan kanan dan kiri simetris , tidak ada
edema, jumlah jari lengkap.
g. Sistem Integumen
29
1. Rambut
Distribusi ditiap bagian tubuh : Rambut kepala, rambut tangan dan rambut
kaki.
Texture : Lembab
Kelembapan : lembab
Kebersihan : berketombe
2. Kulit
Perubahan warna : Tidak ada perubahan warna
Temperatur : 37o C
Kelembapan : Lembab
Bulu kulit, erupsi : Bulu kulit tipis.
Texture : Elastis
3. Kuku
Warna : Pucat
Permukaan kuku : Pink Pucat
Mudah patah : Tidak Mudah Patah
Kebersihan : Kotor
h. Sistem endokrin
1. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
2. Percepatan pertumbuhan : Tidak Ada Percepatan Tumbuhan.
3. Gejala kretinisme atau gigantisme : Ada Tidak
Jika ada yaitu :
30
i. Sistem perkemihan
1. Edema palpebra : tidak ada edema palpebra
2. Moon face : Tidak ada moon face
3. Edema anasarka : tidak ada edema anasarka
4. Keadaan kandung kemih :
Nocturia dysuria kencing batu
5. Penyakit hubungan sexual
Pasien tidak ada penyakit hubungan sexual.
6. Balance cairan
Input / 24 jam : infus 500 cc + minum 800 cc = 1300 cc
Output / 24 jam : urine 800 cc + (10 X 40 = 400) (IWL) = 1200 cc
Balance cairan : input 24 jam – output 24 jam
= 1300 cc – 1200 cc
= 100 cc
j. Sistem reproduksi
1. Wanita
- Payudara (putting, aerola mammae, besar, perbandingan kiri dan
kana)
Putting berwarna coklat , aerolla mammae berwarna hitam , payudara
kanan dan kiri simetris , tidak ada massa/tumor. Tidak ada nyeri tekan.
- Labia mayora dan minora
Tidak terkaji
- Keadaan hymen
Pasien memiliki 2 orang anak.
- Haid pertama
Pasien mengatakan haid pertama pada usia 14 tahun.
- Siklus haid
28 hari.
k. Sistem immun
X
31
1. Allergi : cuaca debu bulu bintang zat
kimia
2. Immunisasi
X BCG X DPT X CAMPAK
b. Cairan
1. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam
32
Pasien mengkonsumsi air putih.
2. Frekuensi & volume minuman/ cairan
2 gelas besar air minum :(800 cc) + infus (500 cc) = 1300 cc
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
Dewasa : 50 cc/kgbb/24 jam = 50 cc x 40 / 24 jam = 2000 cc
c. Eliminasi (BAB dan BAK)
1. Tempat pembuangan
Toilet
2. Frekuensi? Kapan? Teratur?
Sebelum sakit
BAK = 5-6 x / hari
BAB = 2 x/ hari
Selama Sakit
BAK = menggunakan pempers
BAB = Belum Bab
3. Konsistensi
BAK = Cair
BAB = lunak
4. Kesulitan dan cara menanganinya
BAK : tidak Ada Kesulitan
BAB : konstipasi
5. Obat-obatan untuk memperlancar BAB/ BAK
Pasien mengatakan tidak menggunakan obat-obatan untuk memperlancar
BAB/ BAK.
d. Istirahat tidur
1. Apakah cepat tertidur
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu tidur sepanjang hari namun hanya
tidur sebentar dan cepat terbangun.
2. Jam tidur (siang/malam)
Tidur siang : sepanjang hari
Tidur malam : 5-6 jam
3. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan
Keluarga pasien mengatakan jika pasien tidak bisa tidur pasien hanya berdiam
diri saja.
33
4. Apakah tidur secara rutin
Pasien mengatakan tidur secara rutin.
e. Olahraga
1. Program olahraga tertentu
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.
2. Berapa lama melakukan dan jenisnya
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.
3. Perasaan setelah melakukan olahraga
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai program olahraga tertentu.
Berapa banyak : -
Tidak P
3. Kecanduan : kopi alkohol teh minuman
ringan
Berapa banyak/hari : -
4. Apakah mengkonsumsi obat dari dokter
Pasien mengkonsumsi obat dari dokter.
g. Personal hygine
X
34
1. Mandi : Mandiri dibantu
Frekuensi : X 1x 2x 3x
Cara : diseka / dilap
alat mandi : Gayung
kesulitan : Sesak
h. Aktifitas/mobilitas fisik
1. Kegiatan sehari-hari
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien hanya menjadi ibu rumah tangga dan
melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan perannya sebagai ibu rumah
tangga seperti menyapu, mengepel , mencuci baju dsb . namun selama di
rumah sakit pasien hanya tirah baring dan melakukan segala aktivitas di
tempat tidur.
2. Pengaturan jadwal harian
Pasien tidak memiliki pengaturan jadwal harian.
35
Penggunaan alat bantu untuk aktivitas
Pasien tidak menggunakan alat bantu.
3. Kesulitan pergerakan tubuh
Terdapat kesulitan bergerak. Karena pasien merasa sesak jika melakukan
aktivitas.
i. Rekreasi
1. Bagaimana perasan anda saat bekerja
Pasien mengatakan ia tidak bekerja
2. Berapa banyak waktu luang
Pasien mengatakan banyak waktu luang jika pekerjaan rumah sudah selesai.
3. Apakah puas setelah rekreasi
Pasien mengatakan merasa puas setelah rekreasi.
4. Apakah klien dan keluarga menghabiskan waktu senggang
Keluarga pasien dan pasien mengatakan selalu menghabiskan waktu luang
bersama meskipun hanya sekedar berkunjung kerumah sanak saudara maupun
hanya menonton tv bersama dirumah.
5. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja
Pasien mengatakan tidak ada perbedaan hari libur dan hari kerja.
X. TES DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hematocrit 25 37-47 %
Mcv 73 76-96 Fl
36
Hitung jenis
Basophil 0 0-1 %
Eusinofil 1 2-4 %
Batang 1 3-5 %
Segmen 80 50-70 %
Limfosit 14 25-40 %
Monosit 4 2-8 %
2. Ro foto
Gambaran tb aktif disertai infeksi sekunder
Tidak tampak kardiomegali
37
(750 penglihatan
mg) - anak <6 tahun
38
6 Coco3 3x1 mengatasi kelebihan asam - Hypersensitivities
lambung yang menyebabkan coco3
nyeri lambung, nyeri ulu hati, - Riwayat batu ginjal
dyspepsia, kembung. - Kondisi
hipeforfatemia
- Keracunan digoxin
39
ANALISA DATA
40
3 RR : 32x/ Menit Tirah baring
Intoleransi
15-10- Ds : pasien mengatakan aktivitas
2018 badannya lemas sehingga
08.00 wib sulit untuk beraktivitas
Do : pasien hanya terbaring
di tempat tidur
Pasien lemas aktivitas di
bantu oleh keluarganya
Hb : 8,1 g/dl
Kalium : 2,5 Mmol /l
Kalsium : 7,4 mg/ dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum
2. Defisit nutrisi b.d anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
41
tambahan dari dalam nafas tambahan
skala 1 (berat) - Ajarkan - Untuk
menjadi skala 3 fisioterapi dada memperlancar
(sedang) dan batuk efektif jalan nafas
- Fungsi respirasi - Kolaborasi - Untuk
dari skala 1 dengan dokter memperlancar
(sangat untuk pemberian jalan nafas
terganggu) therapi - Untuk
meningkat mengurangi
menjadi skala 4 sesak
(sedikit - Untuk
terganggu) menentukan
intervensi
selanjutnya
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk
anoreksia Asuhan adanya alergi mengetahui
Keperawatan makanan adanya alergi
selama 3x24 jam - Instrusikan makanan
diharapkan pasien pasien mengenal - Agar pasien
dapat memenuhi kebutuhan mengetahui
kriteria hasil : nutrisi tentang
- Asupan - Tentukan pentingnya
makanan jumlah kalori pememnuhan
pasien secara dan jenis nutrisi kebutuhan
oral dari skala yang dibutuhkan - Untuk memenuhi
(tidak adekuat) - Anjurkan makan kebutuhan nutrisi
menjadi skala 3 selagi hangat - Untuk
(cukup - Anjurkan makan meningkatkan
adekuat) sedikut tapi nafsu makan
- BB pasien sering - Untuk memenuhi
meningkat - Kolaborasi kebutuhan nutrisi
dengan ahli gizi
Intoleransi Setelah dilakukan - Monitor respon - Untuk memantau
aktivitas b.d tirah Asuhan fisik, emosi, respon, fisik,
baring Keperawatan social, dan emosi, sosial dan
42
selama 3x24 jam spiritual spiritual
diharapkan pasien - Bantu pasien - Untuk
dapat memenuhi melakukan mempermudah
kriteria hasil : aktivitas pasien dalam
- Berjaan dengan - Bantu untuk melakukan
pelan dari skala mengidentifikasi aktivitas
1 (sangat aktivitas yang - Untuk
terganggu) disukai mengetahui
meningkat - Dektkan benda- aktivitas yang
menjadi skala 4 benda yang disukai pasien
(sedikit dibutuhkan oleh - Untuk
terganggu) pasien mempermudah
- Anjurkan pasien
keluarga untuk mengambil
membantu benda yang
kegiatan yang dibutuhkan
dilakukan oleh - Agar keluarga
pasien dapat membantu
aktivitas pasien
43
CATATAN PERKEMBANGAN I
44
dada (+)
- Suara nafas ronchi
- TTV
TD : 140/80
mmHg
N : 120X/menit
RR : 32 x/menit
S : 37,6 O c
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
P:
Lanjutkan
intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
Anthambutol
1x1/2
Vitamin B 1x1
Ripampicin
1x1/300 mg
Isoniazid
1x1/300mg
Pyrazinamide
1x1/25mg
15/10/201 09.0 Defisit - Mengidentifikasi S
8 0 nutrisi b.d adanya alergi - Pasien
45
anoreksia makanan mengatakan
- Menginstruksikan nafsu makan
pasiencmengenal berkurang
pemenuhan - Pasien
nutrisi mengatakan
- Menentukan walau makan
jumlah nutrisi dan sedikit tapi
kalori yang merasa kenyang
dibutuhkan oleh
tubuh O
- Menganjurkan - Hb : 8,1 g/dl
makan selagi - Konjungtiva
hangat anemis
- Menganjurkan - Pasien
¼
makan sedikit menghabiskan
tapi sering porsi makanan
- Mengkolaborasik yang disediakan
an dengan ahli - TTV
gizi TD : 140/80
mmHg
N : 120X/menit
RR : 32 x/menit
S : 37,6 O c
A : Defsit Nutrisi
P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
46
15/10/201 10.0 Intoleransi - Memonitor S
8 0 aktivitas b.d respon fisik, - Pasien
tirah baring emosi, social dan mengatakan
spiritual badannya lemas
- Membantu pasien dan sulit
melakukan melakukan
aktivas aktivitas
- Mendekatkan
benda-benda O
yang dibutuhkan - Pasien lemas
oleh pasien - Pasien hanya
- Menganjurkan tirah baring
keluarga untuk - Aktivitas pasien
membantu dibantu keluarga
aktivitas yang - Kalsium:7,4
dibutuhkan mg/dl
pasien A : Intoleransi
Aktivitas
P:
Lanjutkan itervensi
- Banatu pasien
melakukan
aktivitas
- Monitor respon
fisik, emosi,
spiritual
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien
47
CATATAN PERKEMBANGAN II
48
- membantu TD : 120/80
Melakukan mmHg
fisioterapi dada N : 100 x/menit
dan batuk efektif RR : 29 x/menit
- Mengkolaborasik S : 37O c
an dengan dokter - Pasien mampu
dalam pemberian melakukan
therapi fisioterapi
dada dan
batuk efektif
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
Anthambutol
1x1/2
Vitamin B 1x1
Ripampicin
1x1/300 mg
Isoniazid
1x1/300mg
Pyrazinamide
1x1/25mg
49
16/10/201 15.0 Defisit - Menganjurkan S
8 0 nutrisi b.d makan selagi - Pasien
anoreksia hangat mengatakan
- Menganjurkan nafsu makan
makan sedikit meningkat
tapi sering O
- Mengidentifikasi - Konjungtiva an
makanan yang anemis
disukai pasien - Pasien
menghabiskan
½ porsi
makanan dari
Rs.
- TTV
TD : 140/80
mmHg
N : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 37,2 O c
A : Defsit Nutrisi
P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
50
16/10/201 16.0 Intoleransi - Memonitor S
8 0 aktivitas b.d respon fisik, - Pasien
tirah baring emosi, social dan mengatakan
spiritual badannya masih
- Membantu terasa lemas
pasien
melakukan O
aktivas - Pasien lemas
- Mendekatkan - Pasien hanya
benda-benda tirah baring
yang dibutuhkan - Aktivitas pasien
oleh pasien dibantu keluarga
- Kalsium:7,4
mg/dl
A : Intoleransi
Aktivitas
P:
Lanjutkan itervensi
- Bantu pasien
melakukan
aktivitas
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien
51
CATATAN PERKEMBANGAN III
P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam
52
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
therapy
Anthambutol
1x1/2
Vitamin B 1x1
Ripampicin
1x1/300 mg
Isoniazid
1x1/300mg
Pyrazinamide
1x1/25mg
17/10/201 15.0 Defisit - Menganjurkan S
8 0 nutrisi b.d makan selagi - Pasien
anoreksia hangat mengatakan
- Menganjurkan nafsu makan
makan sedikit meningkat
tapi sering - Pasien
- Mengidentifikasi mengatakan
1
makanan yang menghabiska /2
disukai pasien porsi makanan
O
- Pasien
menghabiskan 1/2
porsi makanan
- TTV
TD : 120/90
mmHg
N : 98 x/menit
53
RR : 24 x/menit
S : 36,8 O c
A : Defsit Nutrisi
P:
Lanjutkan
intervensi
- Anjurkan
makan selagi
hangat
- Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
A : Intoleransi
Aktivitas
P:
Lanjutkan itervensi
54
- Bantu pasien
melakukan
aktivitas
- Dekatkan
benda-benda
yang
dibutuhkan oleh
pasien
55
BAB III
PENUTUP
56
3.1 Kesimpulan
Tubercolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hamper
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pencernaan dan luka bakar pada kulit. Tetapi paing banyak melalui nhalasi
droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
PENATALAKSANAAN
OAT harus di berikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisi dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah untuk
menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
· Isoniazid (INH)
· Rifampisin (R)
· Pirazinamid (Z)
57
· Steptomosin (S) yang bersifat bekterisid dan etambutol yang bersifat
bakteriostatik.
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pelajari penyebab dan penularan TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpikan secret saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
4. Lakukan pernafasan diafragna : tahan nafas selama 3-5 detik
kemudian secara perlahan-lahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat
batuk dan setelah batuk juga cara pengontrolan batuk
6. Jangan memberikan faksin BCT pada bayi baru lahir dan
konsultasikan kepada tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin
7. Ibu menderita TB aman memberikan ASI pada bayinya dengan
catatan menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teraturdan jangan sampai putus tanpa
instruksi
9. Berhenti merokok dan berhenti minum alcohol
58
Masalah yang teratasi
59
ANALISIS JURNAL
Population : populasi dari penelitian ini adalah 2 orang yaitu Tn. S dan Tn. M.
sample penelitian inipun Tn. S dan Tn. M dengan menggunakan
metode pengumpulan data dengan wawancara terstruktur dan
metode analisa data menggunakan tekhnik pengumpulan data
kualitatif berupa wawancara dan studi dokumen. Penyajian data
kualitatif dalam bentuk narasi dan disertai ringkasan verbal dari
subyek studi kasus yang merupakan data pendukungnya. Tempat
penelitian di RSUD Koja Jakarta Utara.
Intervention : intervensi yang dilakukan untuk kedua pasien (Tn. M dan Tn. S )
yaitu fisioterapi dada dan cara baruk efektif karena sputum pada
kedua pasien ini bersifat purulent (kental) .
Time : waktu dalam penelitian ini yaitu dilakukan selama 2 hari setelah
2 hari kembali dievaluasi.
60
61