Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN
MATA KULIAH PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN (PK KDK)
DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING :
RAWDATUL JANNAH, SKM
CLINICAL INSTRUKTUR :
MARIANI Amd.Keb
JUDUL LAPORAN :ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE PADA NY. W G4P3A1
UMUR 33 TAHUN DENGAN USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
DENGAN EPILEPSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TANJUNGPINANG TAHUN 2022
NAMA MAHASISWA : RAHMI UMAYYAH
NIM : PO7224221 2078
JURUSAN : DIII KEBIDANAN
Mengetahui,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai penugasan dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan
judul “asuhan kebidanan intra natal care pada ny. W g4p3a1 umur 33 tahun dengan usia kehamilan
37-38 minggu dengan epilepsi di rumah sakit umum daerah
Tanjungpinang Tahun 2022”.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
2. Rahmadona, M. Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
3. Rawdatul Jannah, SKM, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan
dalam penulisan laporan ini.
4. Mariani Amd.Keb selaku pembimbing dilapangan yang memberi bimbingan dan
pengarahan dalam melaksanakan praktik klinik kebidanan (PK KDK) dan penulisan
laporan ini.
5. Ny. ”W” yang bersedia untuk diambil sebagai klien dalam pembuatan laporan tugas ini.
Saya sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat. Namun dalam pembuatan
makalah ini tentu saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk membuat perbaikan makalah saya ini dimasa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epilepsi merupakan kelainan neurologik, dimana pada ibu hamil membutuhkan
tata laksana yang adekuat dan tanpa beresiko baik terhadap ibu/bayi (Laidlaw, 1988;
Gilroy, 1992). Menurut statistik Amerika Serikat, 0.5% kehamilan dijumpai pada wanita
epilepsi. Resiko pada wanita epilepsi yang hamil lebih besar dari pada wanita normal
yang hamil. Untuk menanggulangi banyak resiko, maka dokter ahli kandungan dan
dokter ahli neurologi bekerjasama agar bayi dan ibu mengalami keselamatan jasmani dan
rohani. Angka kematian neonatus pada pasien epilepsi yang hamil adalah tiga kali
dibandingkan populasi normal (Gilroy, 1992).
Pengobatan wanita epilepsi yang hamil pada umumnya dilakukan menurut prinsip
yang sama seperti pada pasien tidak hamilo. Resiko yang dialami janin karena bangkitan
yang dialami ibu mungkin sama besar dengan yang disebabkan obat anti epilepsi.
Malformasi yang disebabkan terapi obat anti epilepsi akan terjadi pada 4-8 minggu
pertama dalam pertumbuhan janin (Shorvon, 1988).
Pada masa lalu, perempuan dengan epilepsi disarankan untuk tidak memiliki anak
dan sebagian besar negara memiliki hukum yang menghambat pernikahan bagi mereka
yang memiliki epilepsi tetapi perilaku ini telah secara bertahap memberikan jalan bagi
sebuah suasana dimana pernikahan dan keibuan menjadi sesuatu yang dapat diterima bagi
perempuan dengan epilepsi, dan manajemen kehamilan pada perempuan dengan epilepsi
semakin mendapatkan perhatian dari neurolog dan dokter lain4.
Sebagian besar perempuan dengan epilepsi saat ini dapat memiliki dan
membesarkan anak yan normal dan sehat, tetapi kehamilan mereka memiliki peningkatan
risiko untuk komplikasi. Kehamilan dapat menyebabkan eksaserbasi frekuensi bangkitan
pada beberapa perempuan dengan epilepsi, dan baik epilepsi maternal dan paparan obat
antiepileptik in utero dapat meningkatkan risiko terjadinya outcome yang merugikan pada
anak yang dilahirkan dari ibu dengan epilepsi. Outcome ini termasuk kematian janin dan
kematian perinatal, malformasi dan anomali kongenital, perdarahan neonatal, berat badan
lahir rendah, keterlambatan perkembangan, dan epilepsi masa kanakkanak5. Mengacu
pada bahasan di atas, perempuan hamil dengan epilepsi dihadapkan pada kondisi yang
unik. Penghentian sama sekali OAE juga bukan suatu keputusan yang realistik. Satu sisi,
kehamilannya mempunyai risiko untuk meningkatkan serangan, di sisi lain penggunaan
OAE umumnya mempunyai efek teratogenik. Penanganan epilepsi pada perempuan
hamil perlu direncanakan secara cermat.
Tujuan dari pengobatan epilepsi adalah bebasnya kejang tanpa menimbulkan efek
samping seperti mual, muntah, keluhan pencernaan, penambahan berat badan. Dari
beberapa obat anti epilepsi yang ada, asam valproat adalah obat yang paling sering
diberikan. Namun dari beberapa penelitian sebelumnya ditemukan bahwa obat anti
epilepsi golongan Asam valproat dengan penggunaan minimal 6 bulan dapat
mempengaruhi pertumbuhan pada anak seperti penambahan berat badan. Seperti
penelitian yang dilakukaan di rumah sakit Al-Azhar University selama periode dari Juni
2011 hingga Juni 2012 ditemukan adanya peningkatan yang signifikan dari berat badan
dan penurunan tinggi badan dengan penggunaan 6 bulan dan 1 tahun.Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Hongliang dkk di Cina menyatakan efek samping asam
valproat adalah peningkatan berat badan yang cukup besar.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut maka diperlukan pembaharuan terapiyang dapat
berupa perubahan dosis, perubahan jenis, penambahan OAE lebih dari satu jenis
(politerapi) atau penghentian obat. Untuk politerapi, harus dipertimbangkan dengan baik
agar dapat diperoleh efektivitas yang lebih tinggi tanpa disertai efek samping.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah :“ Bagaimana gambaran kehamilan pada Ny”W” dengan riwayat
epilepsi dan risiko komplikasi kehamilan dengan geralan janin tidak teraba di Rumah
Sakit Umum Daerah?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “W” G4P3A1 usia kehamilan 37-38
minggu dengan riwayat epilepsy dan Gerakan janin tidak teraba dengan penkes
komplikasi yang terjadi:
a. Ibu mengetahui tentang kehamilan
b. Ibu dengan riwayat epilepsi
b. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil.
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
3. Melakukan diagnosis dan masalah potensial.
4. Mampu menyusun langkah-langkah dalam menyusun manajemen
kebidanan.
5. Mampu mendokumentasikan SOAP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1.1 Kehamilan
Pada pasien wanita epilepsi yang hamil sangat sulit untuk menduga
terjadinya bangkitan, karena fenomena ini tidak berhubungan dengan tipe
bangkitan selama menderita epilepsi (Yerby, 1991; Lander, 1992). Terjadinya
suatu bangkitan sangat berbahaya baik untuk ibu maupun fetus akibat trauma
yang timbul. Supresi detak jantung janin selama proses persalinan akibat
bangkitan yang timbul.
Pada wanita hamil dengan bangkitan dan telah mendapat obat anti epilepsi
maka pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu:
2. EEG
a) Komplikasi Kehamilan
2. Berat badan lahir rendah, kurang dari 2500 gr, ditemukan pada
7 – 10%
3. Mikrosefali
b) Komplikasi persalinan
Bayi dari ibu yang menderita epilepsi memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk sejumlah outcome kehamilan yang merugikan. Di antaranya
adalah kematian janin, malformasi kongenital, perdarahan neonatus, berat
badan lahir rendah, keterlambatan perkembangan, kesulitan makan, dan
epilepsi masa kanak-kanak. Sejumlah data epidemiologi menunjukkan,
anak dari perempuan penderita epilepsi mengalami cacat lahir sekitar 2–3
kali lebih tinggi dari populasi umum. Di seluruh dunia, sekitar 40.000 bayi
setiap tahun terpajan OAE di dalam kandungan. Diperkirakan sekitar
1.500- 2.000 dari bayi tersebut mengalami cacat lahir sebagai dampak
OAE tersebut.
1. Kematian Janin
2. Perdarahan Neonatus
3. Berat Badan Lahir Rendah
1.6 Nama Obat Anti Epilepsi
a. Trimetadion
Dapat mengakibatkan kelainan pada janin yang spesifik
disebut sindrom trimetadion fetus. German dan kawan-
kawan (1970) melaporkan bahwa dalam satu keluarga
terdapat 4 bayi yang mengalami malformasi dilahirkan dari
ibu yang menderita epilepsi dengan menggunakan obat ini;
studi lanjutan mengkonfirmasi terhadap resiko tinggi pada
sindrom ini,yang mana dapat menyebabkan perkembangan
yang lambat, anomali kraniofasial dan kelainan jantung
bawaan. Golongan obat ini tidak digunakan pada kehamilan
(Laidlaw, 1988; Gilroy, 1992; Johnston, 1992)
b. Fenitoin
c. Sodium Valproat
d. Karbamazepin
e. Fenobarbital
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kunjungan Ulang Ny. W G4P3A1 Usia 33 tahun
dengan usia kehamilan 37-38 minggu Di Rumah Sakit Umum Daerah
SUBJEKTIF
Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. W Nama Suami : Tn. A
Umur : 33 tahun Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Gol.Darah :- No. Telp :-
Alamat : Jl.Sultan Sulaiman
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun Disminore : Tidak ada
Siklus : 28 hari Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Teratur / tidak : Teratur HPHT : 6 - 01 - 2022
Lama Haid : 6-7 hari TP : 13- 09- 2022
Warna : Merah UK : 37-38 Minggu
Riwayat Imunisasi
TT1 : Ada TT4 : Ada, saat pra nikah (catin)
TT2 : Ada, saat SD TT5 : Ada saat hamil
TT3 : Ada, saat SD
Riwayat Psikososial
Keadaan emosional : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Senang
Pandangan suami terhadap kehamilan : Senang
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang diinginkan : Apa saja.
Eliminasi
a. BAB b. BAK
Frekuensi : 1 kali sehari Frekuensi : 3-4 kali sehari
Warna : kecoklatan Warna : Kuning jernih
Konsistensi : lunak Masalah : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
c. Personal Hygine d. Istirahat
Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari Tidur malam : ± 6-7 jam
Gosok gigi : 2 kali sehari Tidur siang : ± 1 jam
Mandi : 2 kali sehari Masalah :Tidak ada
Keramas : 4 kali seminggu
Aktivitas Sehari-hari
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Olahraga : Tidak ada
Seksualitas : 1 kali seminggu
OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 113/40 mmHg BB Sebelum : 50 kg
RR : 23 kali/menit BB sekarang : 55 kg
S : 36,8°C TB : 155 cm
N : 82×/menit LILA : 24 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut : Lurus, hitam, tidak berketombe
Kebersihan : Bersih
Mata
a. Kanan
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak kuning
b. Kiri
Konjugtiva : Merah muda
Sclera : Tidak kuning
Muka
Oedema : Tidak ada
Pucat/tidak : Tidak pucat
Chlosmagravidarum : Tidak ada
Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Ada
Telinga
a. Kanan
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
b. Kiri
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Dada
Pembesaran mamae : Ada
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Belum ada
Abdomen:
Pembesaran perut : Sesuai Usia kehamilan
Luka bekas operasi : Tidak ada
Linea : Tidak ada
Strie : Tidak ada
Palpasi
TFU : 2 Jari dibawah px
Leopold I : TFU 33cm, teraba lunak (Bokong)
Leopold II : Bagian kiri teraba bagian kecil (Ekstremitas)
Bagian kanan teraba keras (Punggung)
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras dan tidak dapat digoyangkan
Leopold IV :kepala bayi sudah turun sampai rongga tulang panggul
(jalan lahir)
Auskultasi
DJJ :158 x/mnt
Irama : Teratur
Genitalia
Kemerahan : Tidak dilakukan Haemoroid : Tidak dilakukan
Varises : Tidak dilakukan Odema : Tidak dilakukan
Ekstremitas
Odema : Tidak ada
Refleks Patella : Ka/Ki : +/+
Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine : Tidak dilakukan HIV/AIDS : Dilakukan
Glukosa Urine : Dilakukan HbsAg : Dilakukan
HB : Dilakukan
. ASSESMENT
Diagnosis : Ny. W usia kehamilan 37-38 minggu umur 33
Masalah : kejang kejang
Kebutuhan : Penkes tentang mengatasi kejang kejang
Diagnosa potensial : Pendekatan antara dokter dan Ny”w” (Psikologis).
PLANNING
1. Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janin baik
Rekomendasi terapi farmakologia.
a) Pemakaian asam valproat dilanjutkan namun dosisnya diturunkan secara
bertahap. Dosis dibawah 800 mg/hari tidak berhubungan dengan risiko
fetalyang lebih besar dibandingkan dengan risiko yang berhubungan
dengan penggunaan antiepilepsi lainnya. Terapi asam valproat
merupakan yang palingoptimal, untuk meminimalkan risiko pada janin
dapat dilakukan denganmenggunakan dosis efektif sekecil mungkin
dalam monoterapi yang idealnya< 1000 mg/hari selama trimester
pertama.
b) Selain menggunakan asam valproat dapat juga ditambahkan
denganmenggunakan supplemen asam folat dengan dosis 0,4-5 mg/hari.
Asam folatdengan dosis tersebut dapat meminimalkan efek samping dari
penggunaanasam valproat.
c) Vitamin K juga dapat digunakan untuk mencegah pendarahan pada saat
persalinan sehingga dapat diberikan 3 minggu sebelum masa
persalinandengan dosis 10-20 mg perhari.2.
Rekomendasi terapi non-farmakologi
1. Menghindari faktor pencetus epilepsi seperti stress emosional
2. Menghindari penggunaan obat-obat lain secara sembarangan
3. Tidak menggunakan minuman beralkohol
4. Tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan yang
menimbulkankelelahan3.
Monitoring
1. Pemeriksaan USG untuk deteksi adanya kelainan janin (spina bifida, defek
jantung atau ekstremitas).
2. Monitoring kadar obat anti epilepsi dalam darah setiap bulan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan kepada ibu hamil normal terhadap Ny. W umur 33
tahun G4P3A1 diRSUD, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan terhadap Ny. W penulis telah melaksanakan
pengkajian dengan baik dan lancar yang berupa data subjektif dan objektif.
2. Penulis dapat melakukan interprestasi data dengan keluhan ibu mengalami kejang
kejang.
3. Dalam kasus ini penulis telah melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan yang telah di
rencanakan yaitu dengan melakukan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W yang
berupa konseling dan pemberian obat
4. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan evaluasi pada kasus Ny. W, dimana evaluasi
yang di dapat yaitu Ny. W telah diberikan konseling dalam menghadapi kehamilannya,
dan ibu merasakan pengetahuannya bertambah dengan pengetahuan karena adanya
konseling pada ibu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Dengan telah disusun nya laporan asuhan kebidanan ini diharapkan dapat
meningkatkan keefektifan dalam belajar, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
mahasiswa dalam menerapkan atau mengaplikasikan studi yang telah didapat, serta
melengkapi sumber-sumber buku kepustakaan sebagai bahan informasi dan referensi
yang penting dalam mendukung laporan Asuhan Kebidanan mahasiswa
2. Bagi pembaca
Sebagian besar perempuan dengan epilepsi saat ini dapat memiliki dan
membesarkan anak yang normal dan sehat, tetapi kehamilan mereka memiliki
peningkatan risiko untuk komplikasi. Kehamilan dapat menyebabkan peningkatan
frekuensi bangkitan pada beberapa perempuan dengan epilepsi. Bangkitan epilepsi
maternal dan paparan obat antiepilepsi in utero dapat meningkatkan risiko terjadinya
outcome yang merugikan pada anak yang dilahirkan dari ibu dengan epilepsi.
Outcome ini termasuk fetal loss dan kematian perinatal, malformasi dan anomali
kongenital, perdarahan neonatal, berat badan lahir rendah, keterlambatan
perkembangan, dan epilepsi masa kanakkanak. Penatalaksanaan epilepsi pada
kehamilan meliputi pentalaksanaan konsultasi dan edukasi prakonsepsi, pemilihan
OAE sebelum dan selama kehamilan, ANC dan pemberian supemen volat dan Vit K,
persalinan dan post partum (menyususi).
DAFTAR PUSTAKA
Adams RD., Victor M. 1989. Principles of Neurology. 5th ed. Singapore : Mc Graw Hill Book.
Gilroy J. 1992. Basic neurology. 2nd ed. Singapore : Mc Graw Hill Book
Gilman AG., Rall TW., Nies AS., Taylor P. 1991. The Pharmacological basis of therapeutics.
8th ed. Vol. 1. Singapore : Pergomen Press
Holmes GL., Weber DA. 1985. Effect of pregnancy on development of Seizure. Epilepsia
(26)4: 299-302
Johnston MV., MacDonal RL., Young AB. 1992. Principles of drug therapy in neurology.
Philadelphia : FA Davis, p. 102-104
Laidlaw J., Riches A., Oxley J. 1988. A textbook of epilepsi. 3th ed. New York : Churchill
Livingstone, p. 203-211; 544-557
Lander CM. 1992. Managing the pregnant epileptic patient. Journal of Pediatrics Obstetrics and
Gynecology. 18(4), p. 26-30
Plum F.. Fosner JB. 1982. The Diagnosis of stupor and coma. 3th ed. Philadelphia : FA Davis
Company, p. 251-253
Shorvan SD. 1988. Epilepsi untuk praktek umum. Jakarta : Ciba Geigy Pharma Indonesia, p. 84-
87
Warta Epilepsi. 1992. Epilepsi dan hormon, (37), p. 1-8
Yerby MS. 1991. Pregnancy and teratogenesis in woman and epilepsy. JohnWiley & Sons, p.
163-181