You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan
cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Pembekalan materi yang baik
dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan
memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang
semakin banyak masalah- masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari‟at.
Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi
permasalahan di masyarakat sekitar.

Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan,
bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fiqih bukan saja
untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.
Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-hari didahulukan dalam
pelaksanaan pembelajarannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konsep dasar pembelajaran Fiqih?

2. Apa tujuan konsep dasar pembelajaran Fiqih?

3. Apa saja metode dan media pembelajaran Fikih?

4. Apa saja pendekatan pembelajaran dan penilaian Fiqih?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar pembelajaran Fikih.

2. Untuk mengetahui tujuan konsep dasar pembelajaran Fiqih.

3. Untuk mengetahui metode dan media pembelajaran Fikih.

1
4. Untuk mengetahui apa saja pendekatan pembelajaran dan penilaian Fikih.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.1

Secara bahasa, kata pembelajaran mempunyai imbuhan pe- dan -an yang berarti “proses
cara menjadikan orang makhluk hidup untuk belajar”. Sedangkan secara istilah pembelajaran
adalah tahapan perubahan individu yang relative menetapkan sebagi hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.2

Interaksi dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal
yang datang dari individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan peserta didik.
Maka dari itu seorang pendidik dengan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses
belajar maka bagaimana seorang pendidik bisa memberi dukungan yang berupa motivasi dan
dukungan semangat kepada peserta didik untuk selalau menumbuhkan semangat belajar mereka
disaat peserta didik mendapat hambatan dari luar sebagai penghambat mereka untuk belajar.

Kata fiqih berasal dari kata fuqaha yang artinya “ memahami”. 3 Sedangkan menurut
istilah fiqih adalah hasil daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai
kebutuhan masyarakat.4

Jadi fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyyah yang berhubungan
dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan atau perbuatan. Sehingga pembelajaran
mata pelajaran fiqih adalah proses belajar untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan yang
didapat dari pengalaman proses pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002),
h. 92
3
Mahmud Yunus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Hidaya Agung,1990), h. 321
4
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiieqy, Falsafah Hukum Islam, ( Semarang:Pustaka Rizki Putra,2001),
h.29

2
mereka. Hal ini sesuai dengan komponen pembelajaran secara kontestual bahwa dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang terdapat dalam kehidupan sehari- hari atau kehidupan
nyata maka proses pembelajaran menjadi bermakna dan membekas di fikiran mereka selamanya.

Pembelajaran fiqih di madrasah adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik dan
peserta didik yang memanfaatkan sumber belajar untuk memberikan pengetahuan mengenai fiqih
yakni ketentuan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusmia, baik secara pribadi,
masyarakat maupun dengan Allah dimana diperoleh dari dalil-dalil yang jelas dimana diajarkan
di madrasah.

B. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran fiqih merupakan salah satu bagian dari pendidikan agama Islam yang
memiliki tujuan menumbuhkan iman dan taqwa melalui pemberian pengetahuan dan pengalaman
dalam hal hukum Islam baik terkait ibadah ataupun muamalah. Pembelajaran fiqih bertujuan
untuk mengajarkan murid agar terus berkembang sehingga bisa mengikuti dan menjawab setiap
persoalan hukum yang sedang berjalan. Pendidik dalam hal ini dituntut untuk bisa memahamkan
peserta didik terkait ilmu fikih. Pada pembelajaran fiqih ini guru juga dituntut untuk menjadikan
siswanya memiliki karakter atau jiwa yang baik. Seperti bertaqwa kepada Allah, berakhlak
mulia, jujur, adil, etis, respect, disiplin, berbudi pekerti baik individu ataupun sosial. Tujuan
pembelajaran fiqih di madrasah terpenting antara lain adalah mengetahui, memahami,
melaksanakan, dan mengamalkan prinsip, kaidah, serta tata cara pelaksaan dari ketentuan hukum
Islam untuk dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan terkait dengan hubungan antara
manusia dengan Allah, alam, dirinya sendiri, ataupun dengan makhluk lainnya.5

C. Metode Pembelajaran Fiqih

Pemilihan Metode Pembelajaran Fiqih Ilmu fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang
dapat mempengaruhi nilai ibadah seseorang dan ibadah dalam islam erat sekali hubungannya
dengan pendidikan atau pemahaman tentang fiqih. Ibadah dalam Al-Quran dikaitkan dengan
takwa, dan takwa berarti melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Perintah
Allah berkaitan dengan perbuatan- perbuatan yang baik, sedangkan larangan-larangan Allah
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
5
https://www.kompasiana.com/sandhika85202/6091e9e38ede48336439eb23/konsep-dasar-
pembelajaran-fiqih-di-madrasah

3
Orang bertakwa dengan demikian adalah orang yang melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang berbuat baik jauh dari hal-hal yang tidak baik. Inilah
yang dimaksud dengan ajaran amar ma`ruf nahi munkar, mengajak orang pada kebaikan dan
menjahui dari hal yang tidak baik, merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa dan
berperilaku mulia.

Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar faktor penting yang mesti mendapat
perhatian khusus adalah bahan atau materi pengajaran itu sendiri yang akan disampaikan dalam
membawa anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

Materi-materi tersebut adalah ajaran-ajaran agama islam secara menyeluruh yang meliputi
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia serta alam
semesta.

Adapun ruang lingkup materi pelajaran fiqih adalah sebagai berikut :

1) Kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam.

2) Hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara
pengelolaannya.

3) Hikmah kurban dan akikah.

4) Ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.

5) Hukum Islam tentang kepemilikan.

6) Konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya.

7) Hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya.

8) Hukum Islam tentang wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya

9) Hukum Islam tentang daman dan kafaalah beserta hikmahnya

10) Riba, Bank dan Asuransi

11) Ketentuan Islam tentang Jinaayah, Huduud dan hikmahnya

12) Ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya

4
13) Hukum Islam tentang keluarga, waris

14) Ketentuan Islam tentang siyaasah syar’iyah

Untuk mengajarkan materi pembelajaran fiqih, maka guru dapat melaksanakan dengan
berbagai macam metode mengajar atau dapat mengkombinasikan metode mengajar secara
bervariasi, antara lain :

a. Metode Ceramah.

Metode ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru kepada semua
siswa di dalam suatu ruangan kelas yang bisa diikutsertakan dengan tanya jawab, pemberian
tugas, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama dan bermain peran serta metode latihan (drill).
Dalam Al`quran yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad dalam bentuk ceramah. Surat
Yusuf ayat.

artinya : Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al`Quran
ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukannya) adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui. (Q.S. Yusuf: 3). Untuk mencapai hasil yang baik dalam
metode ini, guru harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1) Merumuskan tujuan dan
bahan pelajaran, 2) Menyelidiki apakah metode ini cocok untuk digunakan, 3) Mengarahkan
perhatian siswa pada maslah yang diceramahkan, 4) Mengadakan evaluasi untuk mengetahui
apakah tujuan telah tercapai, Ciri yang menonjol dalam metode ceramah ini adalah peranan guru
tampak sangat dominan sedangkan murid mendengarkan secara teliti dan mencatat isi ceramah
yang disampaikan guru didepan kelas. Dengan metode ini guru dapat menguasai kelas, tidak
banyak memakan biaya dan tenaga, serta bahannyapun dapat disampaikan sebanyak mungkin.

b. Metode Diskusi.

Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan suatu topik mata
pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku siswa. Dalam metode ini
semua siswa diikutsertakan secara aktif untuk mencari permasalahan mengenai topik tersebut,
karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan beberapa siswa untuk bekerja sama dalam
mencapai pemecahan masalah yang terbaik, maka metode ini juga bisa disebut dengan metode
musyawarah. Metode diskusi adalah cara menyampaikan pelajaran dimana siswa dihadapkan

5
pada masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang problematik untuk dipecahkan
bersama, guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok siswa untuk saling tukar
menukar informasi, mempertahankan pendapat, membuat Kesimpulan dan pemecahan masalah.
Yang perlu mendapat perhatian adalah hendaknya para siswa berpartisifasi secara aktif dalam
forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak
pula yang mereka pelajari. Metode diskusi mempunyai tujuan antara lain :

1) Menanamkan dan menggambarkan keberanian untuk mengembangkan pendapat sendiri.

2) Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbanganpertimbangan pendapat yang mungkin


saja berbeda antara satu dengan yang lainnya.

3) Belajar menemukan kesempatan pendapat melalui musyawarah.

4) Membiasakan anak didik bersifat toleran. Peran guru sebagai orang yang memberikan
dorongan semangat dan membesarkan hati siswa sangat diperlukan, terutama oleh siswa yang
tergolong kurang aktif atau pendiam dalam kelas.

c. Metode sosiodrama

Metode sosiodrama adalah penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik
dalam bentuk uraian maupun keenyataan. Semua bentuk tingkah laku dalam hubungan
sosiodrama yang kemudian diminta beberapa orang murid untuk memerankannya”. Dengan
menggunakan metode sosiodrama proes belajar mengajar bertujuan untuk:

1.Supaya anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak
canggung mengahadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menghilangkan perasaan rendah diri pada subjek didik.

3) Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat.

4) Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.

Metode semacam ini sangat tepat digunakan dalam bidang pembelajaran fiqih, Karen dengan
metode ini anak-anak akan lebih menghayati tentang pembelajaran yang diberikan, misalnya
dalam menerangkan bagaimana sikap muslim terhadap fakir miskin sebagaimana terdapat dalam
Al-Qur‟an dan Hadits.

6
d. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).

“Problem solving adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana
siswa dihadapkan dengan kondisi masalah, dari masalah yang sederhana menuju ke masalah
yang sulit”. Ini dimaksudkan untuk melatih keberanian anak dan rasa tanggung jawab dalam
menghadapi masalah-masalah kehidupan kelak di masyarakat. Metode ini berdekatan dengan
metode diskusi, dimana siswa dan guru bersama-sama memikirkan dan mengeluarkan pendapat
serta memperdebat utuk memperoleh kesimpulan. Materi pelajaran fiqih sesuai mempergunakan
metode ini, misalnya mengapa manusia harus mengabdi kepada Tuhan dengan melaksanakan
perintah dan menjahui larangan-Nya.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk


menjelaskan suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana malakukan sesuatu kepada anak
didik.Dalam pelaksanaan pendidikan agama, metode demonstrasi dipergunakan dalam
mendemonstrasikan atau mempraktekan bagaimana sikap yang mencerminkan akhlakul karimah
seperti sopan santun dan berbuat baik kepada sesama manusia maupun lingkungan.

Kelima metode tersebut di atas agar dapat dijalankan secara efektif dan efesien oleh
seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, maka guru harus
mempunyai sikap profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan guru
profesional mempunyai tugas ganda, selain sebagai pengajar juga sebagai pendidik. Guru
merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan, karena ia merupakan ujung
tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang performance
guru dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menarik minat siswa atau
sebaliknya. Dalam realita yang berkembang selama ini, strategi pembelajaran pendidikan agama
belum mencapai hasil yang maksimal sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak. Guru
sering mendapat reaksi negatif dari anak didik, seperti : anak didik yang kurang menghormati
gurunya, motivasi belajar anak didik dalam fiqih menurun, rendahnya pemahaman anak didik
dan kurangnya mengamalkan nilai-nilai agama.6

f. Metode Resitasi

6
https://core.ac.uk/download/pdf/234800675.pdf (Diunduh pada 11 oktober 2023, pukul 02:39)

7
Metode resitasi atau penugasan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri melalui sejumlah tugas
yang diberikan oleh guru kepada siswa di luar jam sekolah dalam rentang waktu tertentu dan
hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru dengan tujuan untuk merangsang siswa untuk
aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.7

D. Media Pembelajaran Fikih

Pembelajaran hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan upaya kependidikan, karena dengan demikian pentingnya arti suatu
pembelajaran. Belajar juga memerankan arti penting dalam mempertahankan kehidupan
kelompok umat manusia ditengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya
yang telah lebih dahulu maju karena belajar. Karena pengajaran merupakan kegiatan
pembelajaran yang lebih mengutamakan pada peranan pengajar untuk membantu peserta belajar
agar lebih aktif melakukan kegiatan belajar. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dengan demikian yang dimaksud dengan media adalah alat bantu atau segala sesuatu
yang dapat digunkan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima dalam proses
pembelajaran.

Media pembelajaran bukan hanya sebagai alat bantu dalam mengajar saja, tetapi juga
sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang telah diketahui bahwa secara umum
media yang sering digunakan dalam dunia pendidikan terbagi atas tiga komponen, yaitu:

1. Media Visual, adalah media yang dapat dilihat.


2. Media Audio, adalah media yang dapat didengar.
3. Media Audiovisual, adalah media yang dapat didengar dan dilihat.

Fungsi pokok penggunaan media dalam pembelajaran adalah:

7
Muchlisin Riadi.[2020]. Metode Resitasi (Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Langkah-langkah pembelajaran)
diunduh dari https://www.kajianpustaka.com/2020/10/metode-resitasi-atau-penugasan.html?m=1, pada
13 Oktober 1:25

8
Penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat
bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini
berati bahwa media merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan fungsi ini mengandung makna
bahwa media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

E. Pendekatan Dasar Pembelajaran dan Penilaian Fiqih


a. Pendekatan dalam Pembelajaran Fikih

Mengacu kepada pemetaan materi Fiqih, berdasarkan Permenag RI Nomor 2 Tahun 2008 di atas,
maka materi Fiqih perlu dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi:

1. Keimanan, yang mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang
adanya Allah SWT. Sebagai slumber kehidupan.

2. Pengamalan, mengkondisikan siswa untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil


pengamalan isi mata pelajaran Fiqih dalam kehidupan seharihari.

3. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan melakukan tata cara ibadah,


bermasyarakat dan bernegara yang sesuaidengan materi pelajaran Fiqih.

4. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarancFiqih dengan


pendekatan yang memfungsikan rasio siswa, sehingga isicdan nilai-nilai yang ditanamkan mudah
dipahami dengan penalaran.

5. Fungsional, menyajikan materi Fiqih yang memberikan manfaat nyatacbagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari.

6. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan gurucserta komponen


madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan dari individu yang mengamalkan materi
pembelajaran Fiqih.

b. Penilaian Hasil Pembelajaran Fiqih.

Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan, pelaksanaan, dan
setelah pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan, satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
9
Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa berupa kompetensi yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengamalan. Penilaian berbasis kelas terhadap ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik dilakukan secara proporsional sesuai dengan karakteristik
materi pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot setiap
aspek dari setiap materi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembelajaran fiqih di madrasah adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik dan peserta didik
yang memanfaatkan sumber belajar untuk memberikan pengetahuan mengenai fiqih yakni
ketentuan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusmia, baik secara pribadi,
masyarakat maupun dengan Allah dimana diperoleh dari dalil-dalil yang jelas dimana diajarkan
di madrasah.

Pembelajaran fiqih bertujuan untuk mengajarkan murid agar terus berkembang sehingga bisa
mengikuti dan menjawab setiap persoalan hukum yang sedang berjalan.

Ruang lingkup materi Fikih terdiri atas: (1). Kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at
dalam Islam, (2). Hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan
cara pengelolaannya, (3). Hikmah kurban dan akikah, (4). Ketentuan hukum Islam tentang
pengurusan jenazah, (5). Hukum Islam tentang kepemilikan, (6). Konsep perekonomian dalam
Islam dan hikmahnya, (7). Hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta
hikmahnya, (8). Hukum Islam tentang wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya, (9). Hukum Islam
tentang daman dan kafaalah beserta hikmahnya, (10) Riba, Bank dan Asuransi, (11). Ketentuan
Islam tentang Jinaayah, Huduud dan hikmahnya, (12). Ketentuan Islam tentang peradilan dan
hikmahnya, (13). Hukum Islam tentang keluarga, waris.

Metode yang dapat digunakan antara lain; metode ceramah, metode diskusi, metode sosiodrama,
problem solving, demonstrasi, resitasi, dll. Media pembelajaran Fikih, antara lain; visual, audio,
audiovisual, dll.

10
Pendekatan dalam pembelajaran Fikih, antara lain; keimanan, pengalaman, pembiasan, rasional,
fungsional, dan keteladanan. Penilaian hasil pembelajaran Fikih dapat dilakukan dengan menilai
aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami perbuat. Semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini
dapat menambah wawasan kita. Adapun dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang perlu pemakalah sempurnakan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca
sekalian sangat pemakalah harapankan demi kesempurnaan makalah ini.

11

You might also like