You are on page 1of 18

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN MINGGUAN HASIL PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN


PEMERIKSAAN KINERJA ATAS UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN PREVALENSI STUNTING
PADA PEMERINTAH PROVINSI RIAU DAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2022 DAN 2023 DI PEKANBARU

Periode Pemeriksaan: 4 Oktober s.d. 15 November 2023

Minggu I
KKP (14 s.d 19 Agustus 2023)
NO. PROSEDUR PEMERIKSAAN
No.
Hasil Pemeriksaan M1
I A ENTRY MEETING
KOMUNIKASI KRITERIA PEMERIKSAAAN
II B PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
PIC 1 Apakah upaya pemerintah daerah dalam percepatan penurunan
prevalensi
Apakah stunting telah
pemerintah daerahefektif?
telah memiliki komitmen dan menyusun
AFE 1.1 peraturan/kebijakan percepatan penurunan prevalensi stunting secara
memadai?
Apakah pemerintah daerah telah menyusun peraturan/kebijakan
AFE 1.1.1
percepatan penurunan stunting yang lengkap dan selaras ?
AFE 1.1.1.1 -
Terdapat peraturan/kebijakan yang mengatur perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan/monev percepatan penurunan
AFE 1.1.1.1.1
prevalensi stunting

1 Dapatkan peraturan/kebijakan terkait percepatan penurunan Telah didapatkan Draft Pergub No .. TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI
prevalensi stunting dan laporan kegiatan sosialisasi PROVINSI RIAU.

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah peraturan/kebijakan Telah dilakukan analisis terhadap Draft Pergub No .. TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN
tersebut : STUNTING DI PROVINSI RIAU dengan hasil :
a. Telah mengatur perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan a. Dalam draft tersebut telah di memuat perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan monev percepatan penurunan
monev percepatan penurunan prevalensi stunting prevalensi stunting Provinsi Riau.
b. Telah disosialisasikan ke OPD terkait dan pemangku kepentingan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan Berdasarkan hasil wawancara terhadap Dinas Bappedalitbang pada tanggal 6 oktober 2023 didapatkan informasi
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan sebagai berikut:
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2 1. Setelah diajukan harmonisasi oleh Bappeda ke Biro Hukum, draft Pergub tersebut dikembalikan oleh Biro Hukum
dan 1.2.3 (keg intervensi spesifik dan sensitif) dikarenakan tidak ada hal khusus yang diatur dan terkait hal teknis sudah diatur dalam Perpres No. 72 Tahun 2021
dan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021. Berdasarkan diskusi dengan tim penyusun ranpergub, karena sudah ada
aturan yang mengatur secara teknis untuk PPS (Perpres No. 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun
2021, apabila akan menyusun pergub harus ada hal khusus dan lebih teknis lagi yang akan diatur. Sehingga dari Tim
TPPS mengusulkan untuk penetapan kebijakan lainnya berupa Surat/Surat Edaran.
2. Pada saat rapat harmonisasi (bulan Desember 2021), dimana sudah terbit Perpres 72 Tahun 2021 dan Perban
BKKBN No 12 tahun 2021, maka kebutuhan penyusunan Pergub ditinjau kembali. Hasil Rapat terdapat di Biro Hukum
Provinsi Riau.
3. Dikarenakan draft Pergub tersebut belum ditetapkan maka belum dilakukan sosialisasi.
4. Penyusunan Surat/Surat Edaran tersebut akan dilakukan secepatnya setelah monitoring dan evaluasi dilaksanakan
pada tanggal 9 Oktober 2023.

3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

Peraturan/kebijakan terkait percepatan penurunan prevalensi stunting


AFE 1.1.1.1.2
telah selaras dengan peraturan/kebijakan pusat yang mutakhir

1 Dapatkan peraturan/kebijakan terkait percepatan penurunan Telah didapatkan Draft Pergub No .. TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI
prevalensi stunting PROVINSI RIAU.

2 Lakukan analisis apakah peraturan/kebijakan tersebut telah selaras Telah dilakukan analisis terhadap Draft Pergub No .. TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN
dengan peraturan/ kebijakan pusat yang mutakhir. Jika tidak, STUNTING DI PROVINSI RIAU dengan hasil dalam draft perbup tersebut telah selaras dengan Perpres No. 72
lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan dalam Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021.
berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan analisis
untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2 dan 1.2.3

3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

Aspek kelembagaan telah mendukung percepatan penurunan


AFE 1.1.2
prevalensi stunting

AFE 1.1.1.2 -

Pemerintah daerah telah membentuk Tim Percepatan Penurunan


Stunting (TPPS) tingkat provinsi hingga kabupaten/kota dengan
AFE 1.1.1.2.1
pembagian tugas yang jelas

1. Dapatkan SK Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Telah didapatkan SK Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan laporan/notulen/risalah yang disusun oleh
laporan/notulen/risalah yang disusun oleh TPPS tingkat provinsi, TPPS tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan
2. kabupaten/kota,
Lakukan analisiskecamatan dan desa/kelurahan
untuk mengetahui apakah: Berdasarkan hasil analisis SK TPPS Provinsi didapatkan hasil :
a. Susunan keanggotaan TPPS telah melibatkan seluruh SKPD - Adanya ketidaksesuaian struktur SK TPPS dibandingkan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021 (Lampiran Bab III
terkait sesuai ketentuan dalam Perka BKKBN No. 12 Tahun 2021, Hal. 107-112).
b. SK TPPS telah dilengkapi pembagian dan uraian tugas yang jelas - Pada Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga, tidak terdapat anggota dari OPD yang membidangi
c. TPPS telah melakukan tugas dan fungsinya sosial.
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan - Pada bidang koordinasi dan konvergensi tidak terdapat anggota dari Balai pengawasan obat dan makanan provinsi
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan serta mitra atau pihak lain yang dibutuhkan.
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2 - Pada Bidang Data , Monitoring, Evaluasi dan Knowledge Management tidak terdapat anggota dari kanwil agama.
dan 1.2.3 - Koordinator Bidang Data , Monitoring, Evaluasi dan Knowledge Management saat ini adalah Kepala Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik, hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021 dimana
seharusnya koordinator berasal dari Unsur Perguruan Tinggi/Universitas.
- Telah dilakukan telaah atas SK TPPS berdasarkan tagging program tiap Instansi dengan hasil bahwa keseluruhan
Bidang telah mempunyai program terkait penurunan prefalensi stunting baik berupa intervensi spesifik maupun
sensitif pada tahun 2022 dan 2023.

3. Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

Pemerintah daerah telah melibatkan multisektor dan multipihak


AFE 1.1.1.2.2 (pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat sipil, media) untuk
mendukung percepatan penurunan stunting

1. Dapatkan MoU/perjanjian kerjasama dan laporan/notulensi kegiatan


dengan multipihak dan multisektor (pemerintah, swasta, perguruan
tinggi, masyarakat sipil, media)

2. Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Kerjasama tersebut dapat mendukung percepatan penurunan
prevalensi stunting (bentuk kerjasama, realisasi kegiatan)
b. Khususnya Kemenag dan lembaga keagamaan, telah dapat
menjamin diberikannya bimbingan perkawinan dengan materi
3. Buat simpulan
pencegahan dan identifikasi
stunting bagi calonpermasalahan
pengantin dari hasil analisis dan
wawancara

Apakah kebijakan percepatan penurunan stunting telah diintegrasikan


AFE 1.1.3
ke dalam dokumen perencanaan?

AFE 1.1.3.1 -

RPJMD dan RAD (jika ada) telah memuat kebijakan terkait percepatan
penurunan prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMN serta
AFE 1.1.3.1.1
RKPD Provinsi telah memuat kebijakan terkait percepatan penurunan
prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMD Provinsi

1. Dapatkan RPJMD, RAD (jika ada) dan RKPD Telah didapatkan dokumen melalui JDIH BPK dan Dinas Bappedalitbang diataranya yaitu RPJMN(Perpres No 18
Tahun 2020), RAN PASTI (Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021), RPJMD Provinsi Riau (Perda Prov Riau No 03
Tahun 2019), RPJMD Perubahan Provinsi Riau (Perda Prov Riau No 04 Tahun 2022), RKPD Provinsi Riau Tahun
2022 (Pergub No 5 Tahun 2021), RKPD Perubahan Provinsi Riau Tahun 2022 (Pergub No 40 Tahun 2022), RKPD
Provinsi Riau Tahun 2023 (Pergub No 35 Tahun 2022),

2. Lakukan analisis untuk mengetahui apakah: Telah dilakukan analisis atas keselarasan RPJMD,Perubahan RPJMND, RKPD Tahun 2022, Perubahan RKPD Tahun
2022, RKPD 2023 dengan RPJMN, dengan hasil bahwa RPJMD dan RKPD Provinsi Riau telah selaras dengan
a. RPJMD dan RAD (jika ada) telah memuat kebijakan (strategi, RPJMN, Perpres 72 Tahun 2021 dan RAN-PASTI dalam hal target penurunan pravelensi stunting yaitu sebesar :
arah kebijakan, program dll) terkait percepatan penurunan Tahun 2022: 18,4%
prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMN Tahun 2023:16%
b. RKPD telah memuat kebijakan (strategi, arah kebijakan, program Tahun 2024: 14%
dll) terkait percepatan penurunan prevalensi stunting yang selaras
dengan RPJMD Provinsi
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2
dan 1.2.3

3 Langkah Kabupaten/Kota:
Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. RPJMD dan RAD (jika ada) telah memuat kebijakan (strategi,
arah kebijakan, program dll) terkait percepatan penurunan
prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMD Provinsi dan
RPJMN
b. RKPD telah memuat kebijakan (strategi, arah kebijakan, program
dll) terkait percepatan penurunan prevalensi stunting yang selaras
dengan RPJMD Kabupaten/Kota
4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara

RPJMD, RAD (jika ada) dan RKPD telah memuat target percepatan
AFE 1.1.3.1.2
penurunan prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMN

1. Dapatkan RPJMD, RAD (jika ada) dan RKPD


2. Lakukan analisis untuk mengetahui apakah RPJMD, RAD (jika ada),
RKPD telah memuat target prevalensi stunting yang selaras dengan
RPJMD provinsi dan RPJMN. Jika tidak, lakukan wawancara
dengan pejabat terkait dan tuangkan dalam berita acara untuk
mengetahui penyebabnya serta lakukan analisis untuk mengetahui
dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2 dan 1.2.3
3. Langkah Kabupaten/Kota:
Dapatkan RPJMD Kabupaten/Kota, RAD (jika ada) dan RKPD

Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. RPJMD dan RAD (jika ada) telah memuat kebijakan (strategi,
arah kebijakan, program dll) terkait percepatan penurunan
prevalensi stunting yang selaras dengan RPJMD Provinsi dan
RPJMN
b. RKPD telah memuat kebijakan (strategi, arah kebijakan, program
dll) terkait percepatan penurunan prevalensi stunting yang selaras
dengan RPJMD Kabupaten/Kota
Jika terdapat ketidakselarasan dalam dokumen perencanaan
kab/kota, lakukan wawancara dengan pejabat terkait di tingkat
provinsi atas proses konsultasi dokumen perencanaan antara
kab/kota dengan provinsi dan tuangkan dalam berita acara untuk
4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara

Apakah pemerintah daerah telah menyelenggarakan intervensi


ANH 1.2
spesifik, sensitif dan koordinatif secara memadai?

Apakah penganggaran serta alokasi sumber daya untuk intervensi


ANH 1.2.1
spesifik, sensitif dan koordinatif telah memadai?

Apakah pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran untuk


ANH 1.2.1.1
intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif sesuai kebutuhan?
Terdapat dasar perhitungan alokasi anggaran untuk intervensi
ANH 1.2.1.1.1
spesifik, sensitif dan koordinatif
1 Dapatkan hasil ansit, hasil penyusunan rencana anggaran, hasil Telah diperoleh hasil ansit, notulen rembuk stunting pada Pemerintah Provinsi Riau
rembuk stunting dan notulensi konsultansi rencana kegiatan dengan
DPRD
2 Lakukan wawancara untuk mengetahui mekanisme pengalokasian Provinsi: Berdasarkan surat dari Bappeda OPD menyusun Renja OPD. OPD dalam melaksanakan perencanaan
anggaran (tagging) kegiatan di masing-masing SKPD kegiatan dan anggaran telah mempertimbangkan locus stunting berdasarkan SK Kepala Daerah pada
Kabupaten/Kota melalui surat edaran dari Bappeda sebelum penyusunan RKPD. Bappeda dalam pengalokasian
anggaran berperan untuk melakukan evaluasi program kegiatan yang disusun OPD dalam Renja. kemudian Bappeda
mengadakan forum lintas perangkat daerah untuk melakukan pembahasan program kegiatan secara umum dan
tematik sesuai dengan strategi nasional.

3 Lakukan analisis dan konfirmasi untuk mengetahui apakah: Provinsi:


a. OPD telah melaksanakan perencanaan kegiatan dan anggaran 1. dalam melaksanakan penyusunan rencana kegiatan yang berkaitan dengan penurunan prevelensi stunting, OPD
dengan mempertimbangkan locus stunting pada tahun berkenaan pada Pemerintah Provinsi Riau Telah mempertimbangkan Locus Stunting berdasarkan Surat edaran Bappeda yang di
b. Bappeda telah melakukan evaluasi atas program, kegiatan dan dalamnya memuat locus stunting.
pengalokasian anggaran dengan mengoordinir semua pihak yang 2. Bappeda dalam melakukan evaluasi program kegiatan terhadap OPD yang terkait dengan program penurunan
terlibat dalam intervensi spesifik dan intervensi sensitif stunting melalui pembahasan dalam forum lintas perangkat daerah tematik percepatan penurunan stunting yang
c. Pengalokasian anggaran untuk rencana kegiatan memiliki dasar dilaksanakan pada saat penyusunan RKPD.
pertimbangan/ perhitungan yang jelas (misalnya lokus stunting, 3. Penyusunan Rencana kegiatan ini telah mempertimbangkan daerah locus stunting berdasarkan SK Bupati pada
jumlah kasus stunting, Keluarga Berisiko Stunting/KBS yang Tahun 2022.
menjadi target untuk penurunan stunting dll) 4. Pengalokasian anggaran yang dilakukan telah mempertimbangkan seluruh sumber dana diantaranya dana dari
d. Pengalokasian anggaran telah mengidentifikasi seluruh sumber pemerintah pusat dalam bentuk dana dekon dan tugas pembantuan. sedangkan sumber dana yang berasal dari dana
dana yang dapat digunakan (termasuk di antaranya dana CSR) CSR Pemerintah provinsi Riau tidak menanganinya secara langsung sehingga tidak dimasukkan dalam
e. Proses penyusunan rencana kegiatan tersebut dikonsultasikan pengalokasian anggaran penurunan stunting. Pemerintah Provinsi Riau melakukan pembahasan dengan forum CSR
dengan DPRD dan disampaikan melalui ekspose pada rembuk tentang isu nasional. selanjutnya Pemerintah Provinsi Riau dengan forum CRS menandatangani MoU dengan forum
stunting provinsi CSR dalam hal penanganan permasalahan stunting, kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
f. Rencana kegiatan telah disesuaikan dengan kesepakatan rembuk 5. Tidak ada konsultasi rencana kegiatan atas kegiatan stunting dengan DPRD. Rembuk stunting provinsi
stunting dilaksanakan pada tahun 2023 oleh TPPS Pemerintah Provinsi Riau. Dalam Kegiatan rembuk stunting ini turut
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan mengundang ketua dan sekretaris TPPS dari Kabupaten/Kota. Namun tidak dilaksanakan expose rencana kegiatan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan stunting yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. sedangkan pada tahun 2022 Pemerintah Provinsi Riau belum
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2 melaksanakan rembuk stunting. Berdasarkan keterangan dari Kabid Pemerintahan dan Pengembangan Manusia
dan 1.2.3 Bappedalitbang, tidak dilaksanakannya rembuk stunting karena rembuk stunting provinsi tidak diatur dalam juknis.

Langkah Kabupaten/Kota:
a
Dapatkan dokumen anggaran kab/kota atas program/kegiatan
terkait penurunan prevalensi stunting. Lakukan analisa
apakah terdapat peningkatan anggaran dari tahun anggaran
sebelumnya.
b Dapatkan rekomendasi hasil ansit tahun 2022 dan 2023
c Analisa apakah rekomendasi tersebut telah diakomodir dalam
rencana program/kegiatan kab/kota
4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara
1.2.1.1.2 Rencana kegiatan telah diintegrasikan ke dalam APBD
1 Dapatkan APBD dan APBD-P, DPA dan DPPA dan hasil
penyusunan rencana kegiatan

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah rencana kegiatan telah


dimuat dalam APBD dan APBD-P, DPA dan DPPA SKPD terkait.
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2
dan 1.2.3
3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan w

Apakah pemerintah daerah telah mengalokasikan sumber daya


ANH 1.2.1.2 manusia untuk intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif sesuai
kebutuhan (baik jumlah maupun kompetensi)?

Terdapat tenaga kesehatan (bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan


ANH 1.2.1.2.1 lingkungan, penyuluh puskesmas) yang cukup dan kompeten untuk
melaksanakan kegiatan percepatan penurunan stunting

1 Dapatkan data nakes puskesmas, analisis kebutuhan SDM dan data pe


2
Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. Nakes puskesmas telah tersedia sesuai kebutuhan
b. Nakes puskesmas telah mendapat pelatihan yang diperlukan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait serta
tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta
lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ
1.2.2 dan 1.2.3 dan strategi pemerintah daerah untuk
pemenuhannya.

Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


3
wawancara
ANH 1.2.1.2.2 Terdapat kader (TPK, KPM, kader posyandu) yang cukup dan
kompeten untuk melaksanakan kegiatan percepatan penurunan
stunting di desa
Dapatkan data kader dan data pelatihan kader (TPK, KPM, kader
1
posyandu) di kab/kota

Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Kader telah tersedia sesuai ketentuan
b. Kader telah mendapat pelatihan yang diperlukan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait serta
2
tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta
lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ
1.2.2 dan 1.2.3 dan strategi pemerintah daerah untuk
pemenuhannya

Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


3
wawancara

IL 1.2.1.3 Apakah pemerintah daerah telah menyediakan TTD sesuai kebutuhan?

IL 1.2.1.3.1
Perhitungan kebutuhan TTD dilakukan berdasarkan data sasaran

1 Dapatkan kertas kerja perhitungan kebutuhan TTD kab/kota, Data kebutuhan TTD kab/kota telah didapatkan
pengajuan kebutuhan TTD ke Dinkes provinsi dan data pengadaan Mekanisme penghitungan kebutuhan TTD dilakukan oleh puskesmas daerah di kab/kota, diajukan ke dinkes kab/kota
TTD dimana dinkes akan mengisi link secara online, yang akan masuk ke database dinkes provinsi.
Dimana akan menjadi Usulan ROP (Rencana Obat Program) Gizi, selanjutnya di verifikasi oleh desk IFK dengan
berkoordinasi bersama program gizi dinkes provinsi.

Berdasarkan data KAK Usulan ROP Gizi Tahun 2022,


didapatkan biaya yang diperlukan dalam penyediaan TTD Provinsi Riau tahun 2022, yaitu:
1) Ibu hamil: 1.816.299.142
2) Remaja Putri: 2.893.046.842

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Perhitungan kebutuhan TTD telah berdasarkan data sasaran Informasi awal didapatkan dari dinkes provinsi, penghitungan kebutuhan TTD dihitung oleh Puskesmas Kab/Kota
(remaja putri. ibu hamil dll) dengan menarik data sekolah remaja putri (dapodik) Diknas dan untuk remaja putri non sekolah didata oleh kader
TPK, bersamaan dengan data ibu hamil, catin, remaja putri dan balita. Informasi ini akan dikonfirmasi ulang di
Puskesmas Daerah

simulasi penghitungan adalah:


1) Ibu hamil: (jumlah sasaran x 90) x 1,5 (18 bulan), Keterangan:
- angka 90 = pemberian TTD tiap sasaran sebanyak 90 tablet
- angka 1,5 = kebutuhan TTD untuk tahun 2022 hingga pertengahan tahun 2023 (18 bulan)
2) Remaja Putri: (jumlah sasaran x 52) x 1,5 (18 bulan),
Keterangan:
- angka 52 = pemberian TTD tiap sasaran sebanyak 52 tablet
- angka 1,5 = kebutuhan TTD untuk tahun 2022 hingga pertengahan tahun 2023 (18 bulan)

Data kebutuhan TTD Provinsi Riau, sbb:


a. Kab Bengkalis:
Ibu hamil: 2.191.110
Remaja Putri: 3.649.675
b. Kab. Indragiri Hilir:
Ibu hamil: 1.228.418
Remaja Putri: 3.486.107
c. Kab. Indragiri Hulu:
Ibu hamil: 930.960
Remaja Putri: 1.085.520
d. Kab. Kep. Meranti:
Ibu hamil: 354.339
Remaja Putri: 0 (masih terdapat stok shg tdk mengajukan)
e. Kab. Kuantan Singingi:
Ibu hamil: 20.000
Remaja Putri: 30.000
f. Kab. Pelalawan:
Ibu hamil: 1.877.011
Remaja Putri: 1.877.011
g. Kab. Rokan Hilir:
Ibu hamil: 1.721.124
Remaja Putri: 3.258.410
h. Kab. Rokan Hulu:
Ibu hamil: 3.162.159
Remaja Putri: 198.112
i. Kab. Siak:
Ibu hamil: 500.000
Remaja Putri: 600.000
j. Kota Dumai:
Ibu hamil: 350.000
Remaja Putri: 500.000
k. Kota Pekanbaru:
b. Pengajuan dan persetujuan kebutuhan TTD ke Dinkes
provinsi sesuai hasil kebutuhan perhitungan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait serta
tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya
serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan
dengan AQ 1.2.2 dan 1.2.3 dan strategi pemerintah daerah
untuk pemenuhannya

3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara.

IL 1.2.1.3.2
Distribusi TTD telah sesuai kebutuhan puskesmas

1 Dapatkan data distribusi TTD ke kab/kota dan pengajuan kebutuhan Telah didapatkan data distribusi TTD ke Kab/Kota
TTD kab/kota ke Dinkes provinsi 1) BAST yang ditandatangani oleh PT. Kimia Farma, dinkes dibantu oleh Kimia Farma dalam hal pendistribusian obat
ke Kab/Kota
2) SBBK sebagai bukti pendistribusian obat ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, sbb:
a. Dinkes Kab. Rokan Hulu tgl 3 Agustus 2022
b. Dinkes Kota Dumai tgl 21 Juli 2022
c. Dinkes Kab. Indragiri Hilir tgl 19 Juli 2022
d. Dinkes Kab. Siak tgl 19 Juli 2022
e. Dinkes Kab. Rokan Hilir tgl 22 Juli 2022
f. Dinkes Kab. Indragiri Hulu tgl 19 Juli 2022
g. Dinkes Kab. Kuantan Singingi tgl 19 Juli 2022
h. Dinkes Kab. Bengkalis tgl 19 Juli 2022
i. Dinkes Kab. Pelalawan tgl 3 Agustus 2022
j. Dinkes Kab. Kampar tgl 26 Juli 2022
k. Dinkes Kab. Kep. Meranti tgl 19 Juli 2022
l. Dinkes Kota Pekanbaru tgl 23 Agustus 2022

Data SBBK dan BAST tahun 2023 masih dalam proses permintaan

2 Lakukan analisa atas distribusi TTD telah sesuai dengan pengajuan


kebutuhan TTD kab/kota

Kabupaten/Kota:
1 Dapatkan data distribusi TTD ke puskesmas dan pengajuan
kebutuhan TTD puskesmas ke Dinkes

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:

a. Pengajuan kebutuhan TTD puskesmas ke Dinkes telah


berdasarkan data sasaran (remaja putri, ibu hamil)

b. Distribusi TTD dari Dinkes sesuai pengajuan kebutuhan TTD


dari puskesmas
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait serta
tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya
3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan
wawancara
dengan AQ 1.2.2 dan 1.2.3 dan strategi puskesmas untuk

Apakah pemerintah daerah telah menyediakan sarana dan prasarana


IL 1.2.1.4
untuk intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif sesuai kebutuhan?

IL 1.2.1.4.1 Sarana dan prasarana (minimal USG dan Hb meter per puskesmas,
antropometri kit per posyandu) tersedia sesuai kebutuhan (jumlah
dan standar)
1 Dapatkan data antropometri kit, USG, Hb meter per kab/kota Data antropometri kit, USG tahun 2022 per Kabupaten/Kota telah didapatkan, data tahun 2023 masih dalam proses
permintaan
2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah antropometri kit, USG Saat ini masih terdapat kekurangan Antropometri Kit dan USG pada Kab/Kota dan sedang dalam proses pengadaan
dan Hb meter tersedia sesuai kebutuhan (jumlah dan standar). Jika oleh Kemenkes RI. Data Hb meter sedang dalam proses permintaan .
tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait serta tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2
dan 1.2.3 dan strategi pemerintah daerah untuk pemenuhannya
(dianggarkan dalam APBD, usulan permintaan sarpras kepada
Kemenkes dll).

3 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

1.2.2 Apakah intervensi spesifik yang dilakukan pemerintah daerah telah


memadai?
1.2.2.1 Apakah pemerintah daerah telah melaksanakan intervensi spesifik
sebelum kelahiran untuk mencapai target nasional yang ditetapkan?

Randy 1.2.2.1.1 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat
tambahan asupan gizi sesuai target
1 Dapatkan data ibu hamil KEK, ibu hamil KEK yang menerima PMT Telah didapatkan data ibu hamil KEK dan ibu hamil KEK yang menerima PMT untuk periode tahun 2022 dan 2023
dan laporan pendampingan s.d. triwulan 2. Untuk 2023 triwulan 3 belum didapatkan karena masih ada Pemkab/Pemko yang belum melakukan
penginputan data ke aplikasi e-ppgbm. Informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Riau untuk batas waktu penginputan
untuk triwulan 3 yaitu pada tanggal 20 oktober. Akan dilakukan penarikan/permintaan data kembali setelah tanggal 20
oktober.

2 Lakukan evaluasi apakah persentase ibu hamil KEK mendapat


tambahan asupan gizi per Desember 2022 dan Juni 2023 telah
mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah sasaran ibu hamil KEK:


a. Telah mendapat tambahan asupan gizi setidaknya selama 90 hari
(jika belum mengalami kenaikan berat badan sesuai usia
kehamilannya, PMT dilanjutkan sampai 120 hari atau sampai
adanya perbaikan kenaikan berat badan yang dianjurkan)
b. Telah mendapat konsultasi gizi/pendampingan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/TPK/petugas
puskesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui
penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1
dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya
c. lakukan wawancara dengan pejabat terkait provinsi, terkait upaya
apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam pencapaian target
pemberian PMT pada ibu hamil KEK
4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
Randy 1.2.2.1.2 wawancara
Persentase ibu hamil yang mengonsumsi TTD minimal 90 tablet
selama masa kehamilan sesuai target
1 Dapatkan data ibu hamil, data ibu hamil yang menerima TTD dan Telah didapatkan data ibu hamil dan ibu hamil yang menerima TTD untuk periode tahun 2022 dan 2023 s.d. triwulan
laporan pendampingan 2. Untuk 2023 triwulan 3 belum didapatkan karena masih ada Pemkab/Pemko yang belum melakukan penginputan
data ke aplikasi e-ppgbm. Informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Riau untuk batas waktu penginputan untuk
triwulan 3 yaitu pada tanggal 20 oktober. Akan dilakukan penarikan/permintaan data kembali setelah tanggal 20
oktober.
2 Lakukan evaluasi apakah persentase ibu hamil yang mengonsumsi
TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan per Desember 2022
dan Juni 2023 telah mencapai target (angka target dapat dilihat di
portal)
3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah sasaran ibu hamil:
a. Telah mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa
kehamilan
b. Telah mendapat konsultasi gizi
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/TPK/petugas
puskesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui
penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1
dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya
c. Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan
provinsi, terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target ibu hamil mengonsumsi TTD minimal
90 tablet selama masa kehamilan

4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


Randy 1.2.2.1.3 wawancara
Persentase remaja putri yang mengonsumsi TTD sesuai target

1 Dapatkan data remaja putri dan data remaja putri yang menerima Telah didapatkan data remaja putri dan data remaja putri yang menerima TTD untuk periode tahun 2022 dan 2023
TTD s.d. triwulan 2. Untuk 2023 triwulan 3 belum didapatkan karena masih ada Pemkab/Pemko yang belum melakukan
penginputan data ke aplikasi e-ppgbm. Informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Riau untuk batas waktu penginputan
untuk triwulan 3 yaitu pada tanggal 20 oktober. Akan dilakukan penarikan/permintaan data kembali setelah tanggal 20
oktober.
2 Lakukan evaluasi apakah persentase remaja putri yang
mengkonsumsi TTD per Desember 2022 dan Juni 2023 telah
mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Terdapat upaya untuk memastikan sasaran remaja putri telah
mendapatkan dan mengonsumsi TTD 1 kali seminggu
b. Telah dilaksanakan skrining anemia bagi remaja putri
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/petugas
puskesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui
penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1
dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya
c. Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan
provinsi, terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target persentase remaja putri yang
mengkonsumsi TTD

4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara
1.2.2.2 Apakah pemerintah daerah telah melaksanakan intervensi spesifik
setelah kelahiran untuk mencapai target nasional yang ditetapkan?

Randy 1.2.2.2.1 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif
sesuai target

1 Dapatkan data bayi kurang dari 6 bulan, data bayi kurang dari 6 Telah didapatkan data bayi kurang dari 6 bulan dan data bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk
bulan yang mendapat ASI eksklusif dan laporan penyuluhan periode tahun 2022 dan 2023 s.d. triwulan 2. Untuk 2023 triwulan 3 belum didapatkan karena masih ada
mengenai pemberian ASI eksklusif Pemkab/Pemko yang belum melakukan penginputan data ke aplikasi e-ppgbm. Informasi dari Dinas Kesehatan
Pemprov Riau untuk batas waktu penginputan untuk triwulan 3 yaitu pada tanggal 20 oktober. Akan dilakukan
penarikan/permintaan data kembali setelah tanggal 20 oktober.
2 Lakukan evaluasi apakah persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI eksklusif per Desember 2022 dan Juni 2023 per
kab/kota telah mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat penyuluhan


mengenai pemberian ASI eksklusif khususnya pada daerah yang
capaiannya rendah. Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat
terkait/petugas pukesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk
mengetahui penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3,
1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui
dampaknya

4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,


terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target bayi kurang dari 6 bulan mendapat
ASI eksklusif
5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara
Randy 1.2.2.2.2 Persentase anak usis 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) sesuai target
1 Dapatkan data anak usia 6-23 bulan, data anak usia 6-23 bulan Telah didapatkan anak usis 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk periode tahun 2022 dan
yang mendapat MP-ASI dan laporan penyuluhan mengenai 2023 s.d. triwulan 2. Untuk 2023 triwulan 3 belum didapatkan karena masih ada Pemkab/Pemko yang belum
pemberian MP-ASI melakukan penginputan data ke aplikasi e-ppgbm. Informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Riau untuk batas waktu
penginputan untuk triwulan 3 yaitu pada tanggal 20 oktober. Akan dilakukan penarikan/permintaan data kembali
2 Lakukan evaluasi apakah persentase anak usia 6-23 bulan
mendapat MP-ASI per Desember 2022 dan Juni 2023 telah
mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat penyuluhan


mengenai pemberian MP-ASI khususnya pada daerah yang
capaiannya rendah. Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat
terkait/petugas puskesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk
mengetahui penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3,
1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui
dampaknya

4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,


terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target anak usia 6-23 bulan mendapat MP-
ASI
5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara
Rifky 1.2.2.2.3 Persentase anak balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk sesuai target

1 Dapatkan data anak balita gizi buruk, anak balita gizi buruk yang Data balita gizi buruk tetapi data anak baluta gizi buruk yang mendapat perawatan, laporan pendampingan dan
mendapat perawatan, laporan pendampingan dan laporan rujukan laporan rujukan masih belum diinput ke aplikasi eppbgm. Selain itu, perlu dilihat apakah data yang ada di eppbgm
selalu diupdate oleh pemerintah kota/kabupaten. Masih perlu dilakukan permeriksaaan apakah puskesmas/posyandu
sudah melakukan pendampingan dan rujukan kepada balita gizi buruk.
2 Lakukan evaluasi apakah persentase anak balita gizi buruk
mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk per Desember 2022
dan Juni 2023 telah mencapai target (angka target dapat dilihat di
portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Puskesmas telah menangani balita gizi buruk yang teridentifikasi
berdasarkan hasil penimbangan dan memberikan pendampingan
b. Puskesmas telah merujuk balita gizi buruk yang perlu rawat inap
ke fasyankes
4 Fasyankes telah melaporkan pelayanan tata laksana gizi buruk yang
dilakukan (termasuk dari fasyankes swasta)
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/petugas
puskesmas dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui
penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1
dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya
5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara
Rifky 1.2.2.2.4 Persentase anak balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya sesuai target
1 Dapatkan data anak balita, data dan laporan hasil pengukuran dan Data anak balita serta laporan hasil pengukuran sudah ada di aplikasi eppbgm tetapi laporan pendampingan. Masih
penimbangan balita, laporan hasil pengukuran ulang, laporan perlu dilakukan pemeriksaan dan pengecekan apakah pengukuran dan pernimbangan yang dilakukan sudah sesuai
pendampingan serta laporan diseminasi dan publikasi hasil aturan;
pengukuran dan penimbangan

2 Lakukan evaluasi apakah persentase anak balita yang dipantau


pertumbuhan dan perkembangannya per Desember 2022 dan Juni
2023 telah mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis dan observasi ke posyandu secara uji petik untuk


mengetahui apakah:
a. Pengukuran dan penimbangan dilakukan secara teratur (misal
poyandu setiap bulan)
b. Terdapat upaya untuk memastikan balita dipantau pertumbuhan
dan perkembangannya (a.l. undangan poyandu melalui WA
grup/pengumuman di desa, kunjungan ke rumah balita yang tidak
datang saat posyandu, koordinasi dengan fasyankes swasta)
c. Pengukuran dan penimbangan serta pencatatannya telah sesuai
ketentuan
d. Puskesmas melakukan pengendalian atas kegiatan pengukuran
dan penimbangan di posyandu secara administrasi dan/atau melalui
kunjungan
d. Puskesmas memastikan seluruh hasil pengukuran dan
penimbangan dilaporkan dan diinput ke aplikasi e-PPGBM secara
tepat waktu
e. Puskesmas menangani balita yang hasil pengukuran dan
penimbangannya tidak sesuai standar (a.l. pengukuran ulang,
pendampingan)
f. Dinkes melakukan diseminasi dan publikasi hasil pengukuran
4 Buat simpulandan
pertumbuhan danperkembangan
identifikasi permasalahan
anak balita dari hasilpemangku
kepada analisis dan
wawancara
kepentingan
Rifky 1.2.2.2.5 Persentase anak balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan
gizi sesuai target
1 Dapatkan data anak balita gizi kurang, anak balita gizi kurang yang Data anak balita sudah dapat, tetapi tidak ada data apakah balita yang memiliki gizi kurang mendapatkan tambahan
mendapat tambahan asupan gizi dan laporan pendampingan asupan gizi serta tidak ada laporan pendampingan yang dipdate di aplikasi eppbgm. Masih perlu dilakukan
wawancara kepada TPK Kabupaten/kota terkat apakah anak balita gizi kurang diberikan tambahan asupan gizi atau
belum ada pelaporan terkait dengan tambahan asupan gizi yang diberikan.

2 Lakukan evaluasi apakah persentase anak balita gizi kurang yang


mendapat tambahan asupan gizi per Desember 2022 dan Juni 2023
telah mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


a. Puskesmas telah menangani anak balita gizi kurang yang
teridentifikasi berdasarkan hasil penimbangan dan memberikan
pendampingan
b. Anak balita gizi kurang telah mendapat tambahan asupan gizi
selama 90 hari (jika sebelum 90 hari sudah mengalami perbaikan
status gizi, PMT dapat dihentikan)
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan
dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan
4 Buat simpulan
analisis dan identifikasi
untuk mengetahui permasalahan dari hasil analisis dan
dampaknya
wawancara
Rifky 1.2.2.2.6 Persentase anak balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap
sesuai target

1 Dapatkan data anak balita, data anak balita yang memperoleh Jumlah data balita yang memperoleh imunisasi masih perlu dicek dan dianalisis apakah posyandu dan puskesmas
imunisasi dasar lengkap dan laporan penyuluhan mengenai kabupaten/kota sudah melakukan update atau belum
imunisasi dasar

2 Lakukan evaluasi apakah persentase anak balita yang memperoleh


imunisasi dasar lengkap per Desember 2022 dan Juni 2023 telah
mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Dapatkan data pengajuan kebutuhan vaksin dari provinsi ke


kemenkes, dan lakukan analisa apakah data tersebut telah didukung
oleh data kebutuhan kab/kota
4 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat penyuluhan
mengenai imunisasi dasar khususnya pada daerah yang capaiannya
rendah. Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan
tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya
dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta
lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya

5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

1.2.3 Apakah intervensi sensitif yang dilakukan pemerintah daerah telah


memadai?

Aulia 1.2.3.1 Apakah pemerintah daerah telah melaksanakan intervensi sensitif


melalui peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi untuk
mencapai target nasional yang ditetapkan?

Aulia Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak
1.2.3.1.1 (min. air bersih) di desa/kelurahan lokasi prioritas sesuai target

1 Dapatkan data/pemetaan SPAM dan data desa lokasi lokus stunting Telah didapatkan data/pemetaan SPAM di seluruh wilayah provinsi Riau dan data desa lokus stunting
pada kab/kota sampel

2 Lakukan evaluasi apakah persentase rumah tangga yang


mendapatkan akses air minum layak (air bersih) di desa/kelurahan
lokasi prioritas per Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai
target (angka target dapat dilihat di portal pamsimas)
3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah pembangunan SPAM
telah dilaksanakan/ diprioritaskan pada desa lokus stunting. Jika
tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan
dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya

4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis,


Aulia wawancara
Persentase rumahdan pemeriksaan
tangga fisik
yang mendapatkan akses sanitasi (air
1.2.3.1.2 limbah domestik) layak di desa/kelurahan lokasi prioritas sesuai
target
1 Dapatkan data/pemetaan akses sanitasi dan data desa lokus Telah didapatkan data/pemetaan akses sanitasi di seluruh wilayah provinsi Riau dan data desa lokus stunting
stunting pada kab/kota sampel

2 Lakukan evaluasi apakah persentase rumah tangga yang


mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak di
desa/kelurahan lokasi prioritas per Desember 2022 dan Juni 2023
telah mencapai target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah pembangunan akses


sanitasi telah dilaksanakan/diprioritaskan pada desa lokus stunting.
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan
dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya

4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait provinsi, terkait upaya Telah dilakukan wawancara terhadap Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Dinas PUPR PKPP Prov.
apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam mendukung Riau perihal upaya yang telah dilakukan Provinsi dalam mendukung pencapaian target akses sanitasi adalah:
pencapaian target akses sanitasi (air limbah domestik) -Program kawasan pemukiman (Peningkatan kualitas kawasan pemukiman kumuh dengan 10Ha-15Ha). Jika luasnya
kurang dari 10Ha, masuk dalam kewenangan Pemerintah Kab/Kota, sedangkan jika luasnya lebih dari 15Ha masuk
dalam kewenangan Pemerintah Pusat
-Program peningkatan sarana, prasarana, dan utilitas umum (Penganggaran SPAM itu dibiayai oleh provinsi yang
diserahkan langsung ke desa)
-Program pengembangan perumahan (PUPR menyerahkan rumah dengan menentukan lokasi saja, sedangkan
kabupaten yang menentukan penerima bantuan rumah tersebut. Pemprov mengetahui lokasi stunting dari bappeda)
Adapun program lainnya yang dilakukan Pemerintah Provinsi yaitu membangun akses sanitasi dan air bersih di
Kab/Kota, namun pembangunan yang dilakukan tidak ada satupun yang dilaksanakan di desa lokus stunting Kab.
Siak, Kab. Kampar, dan Kota Pekanbaru di Tahun 2023.
5 Lakukan pengecekan fisik secara uji petik atas pemenuhan akses
sanitasi (tentatif)
6 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis,
Aulia wawancara
Persentase dan pemeriksaan
desa/kelurahan fisik atau ODF sesuai target
stop BABS
1.2.3.1.3

1 Dapatkan data desa yang belum bebas BABS dan data desa lokus
stunting
2 Lakukan evaluasi apakah persentase desa/kelurahan stop BABS
atau ODF per Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai target
(angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah pemerintah daerah telah


melakukan pemicuan/penyuluhan stop BABS khususnya pada desa
lokus stunting dan yang capaiannya rendah. Jika tidak, lakukan
wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan dalam berita acara
untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2,
1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui
dampaknya
4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi, Telah dilakukan wawancara terhadap Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan dituangkan
terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam dalam BAW, bahwa upaya pemerintah provinsi melalui Dinkes dalam mendukung pencapaian target desa/kelurahan
mendukung pencapaian target desa/kelurahan stop BABS atau ODF stop BABS atau ODF hanya sebatas Bimtek dan Advokasi. Didapati informasi bahwa umumnya terkendala pada
sarana dan prasarana, yang dimana untuk sarana bukan wewenang Dinkes Provinsi, melainkan Dinas PU. Kendala
lain yang didapati adalah faktor geografis yang di mana pemukiman warga di daerah-daerah tertentu sangat dekat
dengan sungai.

5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


Apakahwawancara
pemerintah daerah telah melaksanakan intervensi sensitif
Astry 1.2.3.2 melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan dan pangan bergizi
secara tepat sasaran?

Persentase pelayanan keluarga berencana pasca melahirkan


Astry 1.2.3.2.1 a
sesuai target

1 Dapatkan data persalinan, data peserta KB pasca persalinan dan Data persalinan tahun 2022 dan 2023 s/d september, data peserta KB pasca persalinan2022 dan 2023 s/d september
laporan pendampingan ibu nifas dan laporan pendampingan ibu nifas tahun 2023 telah didapatkan. Namun laporan pendampingan ibu nifas tahun
2022 tidak tersedia karena pada tahun tersebut belum menggunakan elsimil

2 Lakukan evaluasi apakah persentase pelayanan KB pasca Berdasarkan data BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dalam evaluasi Program Pembangunan Keluarga,
melahirkan per Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai Kependudukan, dan Keluarga Berencana total pelayanan KB Baru sampai dengan Juli 2023 sebesar 40.983 Akseptor
target (angka target dapat dilihat di portal) atau 22,48% dari total target 182.282 Akseptor

3 Lakukan analisis dan wawancara untuk mengetahui apakah terdapat


pendampingan kepada ibu nifas untuk menjadi akseptor KB. Jika
4 Lakukan wawancara
tidak, lakukan dengan
wawancara pejabatpejabat
dengan terkait di kab/kota dan provinsi,
terkait/TPK/Sub PPKBD
terkait upaya apa
dan tuangkan saja berita
dalam yang telah
acaradilakukan provinsi dalam
untuk mengetahui penyebabnya
5 Buat simpulan
mendukung dan identifikasi
pencapaian targetpermasalahan
pelayanan KB dari hasil
pasca analisis dan
melahirkan
wawancara
Persentase unmet need pelayanan keluarga berencana sesuai
Astry 1.2.3.2.2 b
target

1 Dapatkan data PUS, data PUS bukan peserta KB, laporan Data PUS tahun 2022 dan 2023 s/d september, data PUS bukan peserta KB 2022 dan 2023 s/d september telah
pendampingan PUS dan laporan penyuluhan KB didapatkan. Namun laporan pendampingan PUS tidak tersedia. Pendampingan hanya dilakukan pada catin, PUS
hamil, dan pasca persalinan.
2 Lakukan evaluasi apakah persentase unmet need pelayanan KB per
Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai target (angka target
dapat dilihat di portal)
3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,
terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target unmet need pelayanan KB

5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara

Cakupan calon PUS yang memperoleh pemeriksaan kesehatan


Astry 1.2.3.2.3 c
sebagai bagian pelayanan nikah sesuai target

Dapatkan data calon PUS/catin dan data calon PUS/catin yang Data calon PUS/catin dan data calon PUS/catin yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sampai dengan september
1 memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian pelayanan 2023 telah didapatkan.
nikah

2 Lakukan evaluasi apakah cakupan calon PUS yang memperoleh


pemerikasan kesehatan sebagai bagian pelayanan nikah per
Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai target (angka target
dapat dilihat di portal)

Lakukan analisis untuk mengetahui apakah: Berdasarkan data progress output Pendampingan TPK Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Riau (Elsimil)
a. Pemeriksaan kesehatan telah menjadi salah satu syarat Periode Januari s.d September2023, catin yang telah menjalani pemeriksan kesehatan (data elsimil) sebanyak 5.412
pengajuan/pencatatan pernikahan atau 26% dari total Catin yang terdaftar di KUA 26.199
b. Calon PUS/catin yang terdaftar/tercatat di KUA dan Disdukcapil
telah menjalani pemeriksan kesehatan (bandingkan data calon
PUS/catin dari KUA dan Disdukcapil dan data pemeriksaan
kesehatan calon PUS/catin dari puskesmas)
3
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan
dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya

Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,


terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
4 mendukung pencapaian target calon PUS yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan

5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


wawancara
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang
Astry 1.2.3.2.4 d tidak mampu yang menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Jaminan Kesehatan
1 Dapatkan data PUS, data DTKS serta data PBI pusat dan daerah
2 Lakukan evaluasi apakah cakupan PUS fakir miskin dan orang tidak
mampu
Lakukanyang menjadi
analisis untukPBI JK per Desember
mengetahui 2022 dan Juni
apakah pemerintah 2023telah
daerah
mengupayakan/ mengusulkan PUS fakir miskin dan orang tidak
mampu menjadi peserta PBI pusat atau daerah.
PUS fakir miskin dan orang tidak mampu yang tidak menjadi peserta
PBI pusat atau daerah diidentifikasi dengan cara sebagai berikut.
a. Bandingkan data PUS dengan data DTKS untuk mendapatkan
3 data PUS fakir miskin dan orang tidak mampu
b. Bandingkan data PUS fakir miskin dan orang tidak mampu
dengan data PBI pusat dan daerah untuk mendapatkan data PUS
fakir miskin dan orang tidak mampu yang belum menjadi peserta
PBI pusat atau daerah
c. Bandingkan data PUS yang menjadi peserta PBI pusat/daerah
dengan data DTKS untuk memperoleh data indikasi PUS yang tidak
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu
Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,
terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
4 mendukung pencapaian target cakupan PUS fakir miskin dan orang
tidak mampu yang menjadi peserta PBI JK

Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


5 wawancara
Cakupan pendampingan keluarga berisiko stunting sesuai
Syahrul 1.2.3.2.5 e
target

1 Dapatkan data keluarga berisiko stunting dan laporan Telah dilakukan permintaan data keluarga berisiko stunting kepada BKKBN, data telah didapatkan namun data yang
pendampingan keluarga berisiko stunting tersedia hanya data tahun 2022 sedangkan data tahun 2023 belum tersedia.

2 Lakukan evaluasi apakah cakupan pendampingan keluarga berisiko


stunting per Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai target
(angka target dapat dilihat di portal)
3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. TPK/PLKB/PPKBD/Sub PPKBD telah melakukan pendampingan
kepada keluarga berisiko stunting
b. Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan sesuai
sasarannya (catin, PUS, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru
lahir - 59 bulan)
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/TPK/Sub
PPKBD dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui
penyebabnya dikaitkan dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1
dan 1.3.2 serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya

4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,


terkait upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi dalam
mendukung pencapaian target pendampingan keluarga berisiko
stunting
5 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
wawancara
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin
Syahrul 1.2.3.2.6 f dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima
bantuan tunai bersyarat
1 Dapatkan data PUS, data penerima PKH dan laporan pemantauan Telah dilakukan permintaan data kepada BKKBN dan Dinas Sosial, untuk data PUS masih menunggu akses ke
PKH aplikasi SIGA. Data penerima PKH sudah didapatkan untuk periode 2022 sedangkan periode 2023 data yang diterima
baru sampai tahap 3. Telah dimintakan laporan pemantaun PKH kepada dinas sosial namun laporan belum diterima.

2 Lakukan evaluasi apakah cakupan PUS dengan status miskin dan


penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan
tunai bersyarat per Desember 2022 dan Juni 2023 telah mencapai
target (angka target dapat dilihat di portal)

3 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:


4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,
5 terkaitsimpulan
Buat upaya apa
dansaja yang telah
identifikasi dilakukan provinsi
permasalahan dalam
dari hasil analisis dan
wawancara
Target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang
Syahrul 1.2.3.2.7 g
Stunting di lokasi prioritas

1 Dapatkan laporan pelaksanaan kampanye dan komunikasi Telah dimintakan laporan pelaksanaan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang dilakukan di tingkat
perubahan perilaku yang dilakukan di tingkat desa/kelurahan, desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota kepada dinas terkait namun laporan belum diterima.
kecamatan, dan kabupaten/kota

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah kampanye dan


komunikasi perubahan perilaku:
a. Memiliki perencanaan yang jelas (a.l. menetapkan target sasaran,
pesan yang hendak disampaikan, saluran komunikasi yang akan
digunakan)
b. Telah dilakukan secara berkelanjutan
c. Telah dipantau dan dievaluasi untuk mendapatkan umpan balik
dan rekomendasi perbaikan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya dikaitkan
dengan AQ 1.1,1, 1.1.2, 1.1.3, 1.2.1, 1.3.1 dan 1.3.2 serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya

3 Lakukan wawancara/kuisioner secara uji petik kepada masyarakat


4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin
Syahrul 1.2.3.2.8 h dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima
bantuan pangan nontunai
1. Dapatkan data PUS dan data penerima BPNT Telah dilakukan permintaan data kepada BKKBN dan Dinas Sosial, untuk data PUS masih menunggu akses ke
aplikasi SIGA. Untuk data BPNT telah didapatkan untuk periode tahun 2022.
2 Lakukan evaluasi apakah cakupan PUS dengan status miskin dan
3 penyandang
Lakukan masalah
analisis untukkesejahteraan sosial per Desember 2022 dan
mengetahui apakah:
4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi,
5 terkait upaya apa
Buat simpulan dansaja yang telah
identifikasi dilakukan provinsi
permasalahan dalam
dari hasil analisis dan
wawancara
1.3 Apakah pemerintah daerah telah menyediakan data yang berkualitas
untuk mendukung percepatan penurunan stunting secara memadai?

Nisa Apakah pemerintah daerah telah memastikan pencatatan dan pelaporan


1.3.1 kegiatan percepatan penurunan stunting melalui sistem informasi telah
lengkap dan terintegrasi?

Nisa 1.3.1.1 -

Nisa 1.3.1.1.1
Pencatatan dan pelaporan melalui sistem informasi telah
a menghasilkan data yang berkualitas (lengkap, akurat,
konsisten, tepat waktu)

1 Dapatkan data hasil pengukuran dan penimbangan balita, data Telah didapatkan data keluarga berisiko stunting, data catin, data hamil, dan data ibu nifas, untuk data lainnya masih
keluarga berisiko stunting, data catin, data ibu hamil, data ibu nifas, dilakukan permintaan dan penarikan data oleh OPD terkait
data sasaran dan data cakupan layanan

2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah data tersebut telah: Hasil analisa dari data keluarga berisiko stunting:
a. Lengkap : seluruh field data terisi 1. Seluruh field data telah terisi dengan lengkap
b. Akurat : tidak terdapat anomali data, ketepatan data yang diinput 2. Terdapat hasil data dalam jangka waktu per bulan
dengan kondisi lapangan 3. Terdapat beberapa pengisian data yang tidak konsisten dan tidak memiliki aturan baku dalam pengisian data
c. Konsisten : tiap field data terisi sesuai baris dan/atau kolomnya, Berdasarkan hasil wawancaara, permasalahan tersebut terjadi karena petugas inputer pada balai penyuluh mengisi
data disajikan dengan format yang sama dan kompatibel dengan sesuai data manual yang diberikan serta tidak terdapat pilihan yang diberikan (penginputan dengan sistem pertanyaan
data yang sebelumnya terbuka)
d. Tepat waktu : data telah tersedia pada batas waktu penginputan
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait/petugas Hasil analisa dari data catin, ibu hamil, dan ibu nifas:
inputer dan tuangkan dalam berita acara untuk mengetahui 1. Seluruh field data telah terisi dengan lengkap
penyebabnya serta lakukan analisis untuk mengetahui dampaknya 2. Terdapat hasil data dalam jangka waktu per bulan
dikaitkan dengan AQ 1.2.2 dan 1.2.3 3. Terdapat beberapa pengisian data yang tidak konsisten dan tidak memiliki aturan baku dalam pengisian data
4. Terdapat data yang terisi ganda dengan identitas yang sama dan memiliki hasil status risiko yang berbeda
Berdasarkan hasil wawancaara, permasalahan tersebut terjadi karena tidak terdapat pilihan yang diberikan
(penginputan dengan sistem pertanyaan terbuka/kuesioner)

3 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi Berdasarkan hasil wawancara, beberapa upaya yang dilakukan antara lain:
untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan provinsi - Melakukan monitoring dan evaluasi
dalam memastikan pencatatan dan pelaporan kab/kota telah - Melakukan pelatihan kepada petugas inputer
lengkap dan terintegrasi - Melakukan verifikasi oleh koordinator aplikasi e-PPGBM yang dibantu oleh -masing-masing binwil
- Melakukan reviu terhadap sistem manajemen data

4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


Nisa 1.3.1.1.2
Terdapat identifikasi kesenjangan data dan rencana tindak
b
lanjut perbaikannya

1 Dapatkan hasil pemetaan kesenjangan data, notulensi pembahasan Masih dilakukan permintaan dan penarikan data oleh OPD terkait
2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. Pemetaan kesenjangan data telah dilakukan atas seluruh data
untuk indikator terkait stunting yang diperlukan pada SKPD terkait
b. Rencana kegiatan perbaikan sistem data untuk indikator terkait
stunting (data yang akan dilengkapi, SKPD dan sistem data yang
akan ditingkatkan, waktu pelaksanaan perbaikan data sistem,
anggaran yang diperlukan) telah disepakati dan disosialisasikan
kepada SKPD terkait
c. Rencana kegiatan perbaikan sistem data telah ditindaklanjuti
secara tepat waktu
Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2
dan 1.2.3

3 Lakukan wawancara/kuesioner kepada petugas inputer untuk Telah dilakukan wawancara kepada petugas inputer, kekurangan dan kelemahan antara lain:
mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan sistem pengelolaan e-PPGBM:
data stunting (aplikasi e-PPGBM, SIGA, Elsimil dan Bina Bangda) 1. Akses internet
pada masing-masing SKPD yang membidangi program intervensi 2. Tenaga penginputan data yang terbatas, misalnya 1 puskesmas hanya terdapat 1 orang TPG dan data yang di
stunting. inputkan dari 20-30 posyandu yang ada di wilayah.
3. Beban pekerjaan dari tenaga penginputan tersebut.

SIGA:
1. Tidak semua wilayah memiliki jaringan yang stabil
2. Belum semua faskes yang menginput secara online, beberapa masih manual
3. Belum semua faskes praktek mandiri yang terinput dalam aplikasi

Elsimil:
1. Maintenance pada sistem, misal tidak dapat menarik data sehingga dilakukan secara manual
2. Sering terjadi error saat melakukan input data

4 Buat simpulan dan identifikasi permasalahan dari hasil analisis dan


Nisa 1.3.1.1.3 Data dan laporan kegiatan percepatan penurunan stunting
c dimanfaatkan untuk perencanaan dan penganggaran periode
berikutnya dan monev
1. Dapatkan rencana kegiatan perbaikan sistem manajemen data Masih dilakukan permintaan dan penarikan data oleh OPD terkait
2. Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. Rencana kegiatan perbaikan sistem manajemen data telah
3. menjadi
Buat bagiandan
simpulan dariidentifikasi
rencana kegiatan penurunan
permasalahan dari stunting (Aksi dan
hasil analisis #2)

Apakah monev kegiatan percepatan penurunan stunting telah


SHT 1.3.2
dilaksanakan secara periodik?

SHT 1.3.2.1 -

SHT 1.3.2.1.1 Pemerintah provinsi telah melaksanakan penilaian kinerja


pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di
kab/kota secara periodik
1 Dapatkan hasil penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi Hasil penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi telah didapatkan, dalam proses penelaahan.
kab/kota

2 Dapatkan dasar dan mekanisme penilaian kinerja yang Dasar Penilaian Kinerja adalah Petunjuk Teknis Penilaian Pemerintah Provinsi Terhadap Kinerja Pemerintah
dilaksanakan oleh provinsi Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting

3 Lakukan wawancara kepada pejabat terkait di kab/kota dan provinsi Hasil penilain kinerja disampaikan kepada Kabupaten/Kota. Feedback dari Kabupaten/Kota dapat dilihat dari
atas mekanisme dan pelaksanaan penilaian kinerja pelaksanaan 8 perbaikan data yang di input dalam web monev sebelum dan setelah dilakukannya penilaian kinerja. Untuk teknis
aksi konvergensi. Analisa apakah hasil penilaian kinerja yang pelaksanaan agar mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan dalam Perpres, upaya yang dilakukan oleh
dilakukan provinsi dapat memberikan feedback kepada kab/kota Pemerintah Provinsi dilaksanakan masing-masing dinas teknis. Bappedalitbang menyampaikan hasil evaluasi
untuk perbaikan kinerja kedepan. indikator master ansit masing-masing Kabupaten/Kota dalam rapat tim konvergensi maupun dalam rembuk stunting.

SHT 1.3.2.1.2
Pemantauan dan evaluasi telah dilaksanakan secara periodik dan
dilaporkan secara tepat waktu

1 Dapatkan laporan pemantauan dan evaluasi semester 1 dan 2 tahun Dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Provinsi Riau dilakukan dengan memberikan
2022 dan semester 1 tahun 2023 pemaparan terkait capaian masing-masing kabupaten/kota. Laporan Pemantauan dan evaluasi tertuang dalam
laporan TPPS. Untuk laporan pemantauan 8 aksi konvergensi tidak ada aturan baku yang mengharuskan membuat
laporan pemantaun dan evaluasi
2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah: Proses pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala melalui website monev, selain itu juga dilakukan
a. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan setiap 6 bulan atau pemantauan dan melalui grup whatsapp. Pemantauan dan evaluasi juga dilakukan secara langsung dan akan
sewaktu-waktu jika diperlukan dilaksanakan pada 9 Oktober 2023 untuk pemantauan dan evaluasi aksi 6. Pemerintah Provinsi juga melakukan
b. Pemantauan dan evaluasi dilakukan atas pencapaian target Rapat Tim Konvergensi dalam melakukan pemantauan dan evaluasi.
prevalensi stunting, target antara, target indikator pelaksanaan 5
3 Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
4 analisis
Buat untuk mengetahui
simpulan dampaknya
dan identifikasi dikaitkan
permasalahan daridengan AQ 1.2.2
hasil analisis dan
dan 1.2.3
wawancara

SHT 1.3.2.1.3
Pemerintah provinsi telah memfasilitasi pelaksanaan Audit Kasus
Stunting kab/kota

1 Dapatkan Laporan Hasil Audit Kasus Stunting dan tindak lanjut atas
rekomendasi
2 Lakukan analisis untuk mengetahui apakah:
a. Audit dilaksanakan oleh Tim Audit Kasus Stunting yang
melibatkan Tim Teknis dan Tim Pakar
3 Jika tidak, lakukan wawancara dengan pejabat terkait dan tuangkan
dalam berita acara untuk mengetahui penyebabnya serta lakukan
analisis untuk mengetahui dampaknya dikaitkan dengan AQ 1.2.2
dan 1.2.3
4 Lakukan wawancara dengan pejabat terkait di kab/kota dan provinsi
atas fasilitasi apa saja yang telah diberikan oleh provinsi dalam
5 Buat simpulanaudit
pelaksanaan dan kasus
identifikasi permasalahan
stunting kab/kota dari hasil analisis dan
wawancara

D MENYUSUN TEMUAN PEMERIKSAAN


E MENYUSUN LAPORAN MINGGUAN
III F EXIT MEETING
JUMLAH

Ketua Tim,

Yusie Rossita
NIP. 198207162007082001
Minggu I Minggu II
(14 s.d 19 Agustus 2023) KKP No. (20 s.d 26 Agustus 2023) KKP No.
Catatan KST Catatan KT Catatan PT Hasil Pemeriksaan M2 Catatan KST Catatan KT Catatan PT

Tambahkan informasi dan KKP bahwa tidak terdapat Lanjutkan sesuai arahan KST
peraturan dan kebijakan lain selain Draft Pergub
tersebut.

Lanjutkan langkah untuk kabupaten/kota yang


dijadikan sample pemeriksaan

Lanjutkan dengan menggali informasi dan Telaah dan diskusi dengan pihak
pertimbangan Bidang Hukum Sekretariat Daerah Bappeda, dasar dan ketentuan dari
terkait tidak ditetapkannya draft tersebut sebagai penyusunan kebijakan provinsi
peraturan dalam kegiatan harmonisasi praturan terkait percepatan penurunan
stunting
Prosedur ini juga dilakukan untuk kabupaten/kota yang
disampel yang selanjutnya jika terdapat permasalahan
di kab/kota tersebut dapat ditelusuri lebih lanjut
dukungan pemerintah provinsi.

Simpulan dapat dibuat dan diarahkan pada kondisi Lanjutkan sesuai arahan KST.
yang terjadi di pemerintah provinsi dan upaya
pemerintah provinsi dalam memberikan dukungan
kepada kabupaten /kota

KKP kan jawaban prosedur tersebut. Lanjutkan sesuai arahan KST

Prosedur juga dilakukan untuk kabupaten /kota


sampel.
Jika draft tersebut tidak ditetapkan, analisis diarahkan Kondisi belum ditetapkan kebijakan
pada tidak terdapat peraturan upaya penurunan provinsi ini dapat menjadi penyebab
prevalensi stunting atas perencanaan, pelaksanaan ketidakjelasan bentuk dukungan
dan evaluasi dari pemerintah provinsi. provinsi dalam pelaksanaan
intervensi spesifik dan sensitif
Prosedur juga dilakukan untuk kabupaten/kota sampel.

KKP kan jawaban prosedur tersebut. Lanjutkan sesuai arahan KST

Dapatkan informasi dari sekretaris TPPS penyebab Lanjutkan sesuai arahan KST
ketidaksesuaian dan KKP jawaban prosedur tersebut.

Prosedur juga dilakukan untuk kabupaten/kota yang


disampel

Untuk permasalahan yang terjadi di provinsi dapat Lanjutkan sesuai arahan KST
disusun konsep TP

KKP kan prosedur pemeriksaan tersebut.

KKP kan prosedur pemeriksaan tersebut. tambahkan penjelasan terkait:


- strategi, arah kebijakan dan
program yang sdh termuat dalam
dokumen-dokumen
komitmen/perencanaan tsb
- apakah provinsi memiliki data
cascade target penurunan untuk tiap
kabupaten/kota.
KKP kan jawaban prosedur tsb

KKP kan jawaban prosedur tersebut. Tambahkan kondisi bahwa hasil


tagging bappeda yg diserahkan ke
BPK pada saat pendahuluan
berbeda dengan yg terinci, Hal tsb
karena ada dana dekon pusat pada
Dinkes yang belum ditagging sbg
kegiatan yang dilaksanakan oleh
provinsi dalam penurunan stunting

lakukan analisis untuk membandingkan program Lakukan analisa secara samping


kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten/kota pada OPD provinsi terkait:
sampling oleh OPD Provinsi dengan SK Desa locus - berapa persen OPD tsb
stunting pada masing-masing kabupaten/kota sampling mempertimbagkan locus stunting
untuk mengetahui bahwa mekanisme memang sudah dalam merencanakan prog/keg nya
diterapkan. (lihat dok hasil pendahuluan)
- identifikasi apakah dalam rembug
stunting provinsi ada membahas
langkah/kegiatan2 apa saja yg
disepakati dalam rembug stunting
- kemudian analisa apakah hal2
yang disepakati tsb masuk dalam
prog/keg provinsi

laksanakan langkah ini dengan


mempertimbangkan indikasi
permasalahan pada saat
pendahuluan

KKP kan kertas kerja perhitungan


kebutuhan TTD tsb

Bandingkan data output aplikasi dengan data dari Lanjutkan sesuai arahan KST.
masing-masing puskesmas pada kabupaten/kota
sampling

Buatkan kertas kerja yang berisi hasil distribusi Lanjutkan sesuai arahan KST
masing-masing puskesmas pada kabupaten sampel.

Identifikasi lanjutan terkait stok TTD


di Provinsi, jika masih terdapat stok
sementara kondisi di kab/kota

KKP kan dan follow up data untuk tahun 2023


Buatkan kertas kerja yang dapat menjelaskan berikan penjelasan singkat dalam
kekurangan masing-masing kabupaten/kota lapming ini terkait posisi jumlah
sarpras dan kekurangan di tiap
kab/kota

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

Dalami indikasi dari pendahuluan, "b) Terdapat


target penanganan stunting yang belum optimal
dengan uraian:
(1)Ibu hamil KEK yang tidak menerima tambahan
asupan gizi sebanyak 370 orang;

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

Dalami indikasi dari pendahuluan,


"b) Terdapat target penanganan
stunting yang belum optimal dengan
uraian:
(1) Ibu hamil kurang darah yang
tidak menerima tablet tambah darah
90 tablet sebanyak 8.910 orang;
(3)Bayi kurang dari 6 bulan yang
tidak menerima ASI eksklusif
sebanyak 16.348 orang;
(4)Anak balita gizi kurang yang tidak
mendapatkan tambahan asupan gizi
sebanyak 1.584 orang."

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data Lanjutkan sesuai dengan arahan KST
EPPGBM di pemkab/kota sampel.

Dalami indikasi dari pendahuluan,


"b) Terdapat target penanganan
stunting yang belum optimal dengan
uraian:
(1)Bayi kurang dari 6 bulan yang
tidak menerima ASI eksklusif
sebanyak 16.348 orang;

jika capaian rendah, Identifikasi


apakah hal tersebut berhubungan
dengan indikasi pendahuluan??
Yaitu "Sebagian besar
kabupaten/kota dan Pemerintah
Provinsi belum menyusun Strategi
Komunikai dan Perubahan Perilaku"

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di pemkab/kota sampel.

Dalami indikasi permasalahan yang


ditemukan saat pendahuluan
"Terdapat output di Pilar 4 yang
indikatornya masih belum ditentukan
mekanisme penilaian yang akan
digunakan pada masing-masing
OPD yang saling berkaitan (Dinkes,
DPTPH dan Dinsos) Output tersebut
adalah Persentase Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) dengan
ibu hamil, ibu menyusui, dan anak
berusia di bawah dua tahun yang
menerima variasi bantuan pangan
selain beras dan telur (karbohidrat,
protein hewani, protein nabati,
vitamin, mineral, dan/atau makanan
pendamping air susu ibu (MP ASI)"

jika capaian rendah, Identifikasi


apakah hal tersebut berhubungan
dengan indikasi pendahuluan??
Yaitu "Sebagian besar
kabupaten/kota dan Pemerintah
Provinsi belum menyusun Strategi
Komunikai dan Perubahan Perilaku"

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.
Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data
EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

Dalami indikasi dari pendahuluan,


"b) Terdapat target penanganan
stunting yang belum optimal dengan
uraian:
(1)Anak balita gizi kurang yang tidak
mendapatkan tambahan asupan gizi
sebanyak 1.584 orang."

Dapat dilanjutkan pengecekan kesesuaian data


EPPGBM di puskesmas pemkab/kota sampel.

jika capaian rendah, Identifikasi


apakah hal tersebut berhubungan
dengan indikasi pendahuluan??
Yaitu "Sebagian besar
kabupaten/kota dan Pemerintah
Provinsi belum menyusun Strategi
Komunikai dan Perubahan Perilaku"

dari data tersebut, apakah sudah data pemetaan Tambahkan penjelasan anggaran
masuk dalam lokus stunting? dan realisasi kegiatan provinsi di
2002 dan 2023
Identifikasi angka target akses air
bersih untuk provinsi riau (dan per
kab/kota) di tahun 2022 dan 2023
dari dokumen RPJMN
dari pemetaan SPAM bandingkan
dengan penetapan desa lokus
stunting 2022 dan 2023. berapa
persen dari keg provinsi dan berapa
persen kab/kota berlokasi pada desa
lokus

sajikan data/pemetaan akses


sanitasi, sumbernya dari mana dan
berikan penjelasan singkat angka2
capaiannya

Pastikan lagi, yang dimaksud


dengan akses sanitasi (air limbah
domestik) itu meliputi apa saja dan
berupa apa?

Identifikasi terkait peran provinsi


dalam kegiatan
pemicuan/penyuluhan stop BABS

1. Mintakan seluruh dokumen baik laporan/dokumen Lanjutkan sesuai arahan KST


lainnya yang menyatakan sudah dilakukan upaya dari
Dinas Kesehatan terkait ODF Tahun 2022 dan 2023;

2. Dimintakan dokumen serta wawancara upaya


kab/kota (sampel) serta dukungan/dpk yang telah
diberikan provinsi terhadap kab/kota terkait stop BABS
tahun 2022 s.d. 2023

Untuk 2022 menggunakan data apa? Bisa diperoleh? Tambahkan penjelasan pelaporan
pendampingan ibu nifas di tahun
2022. Apakah terdapat laporan
manual?

Analisa apakah ada tren naik atau


turun (disajikan dlm bentuk grafik
pelayanan KB)

Apakah ada sumber data/ informasi untuk mengetahui


laporan pendampingan PUS?
Dalami indikasi pendahuluan??
Yaitu "Sebagian besar
kabupaten/kota dan Pemerintah
Provinsi belum menyusun Strategi
Komunikai dan Perubahan Perilaku"

Adakah dampak dari ketidakkonsistenan dalam Dalami kondisi yang ditemukan saat
pengisian data tersebut? Misal/ contoh: Karena pendahuluan, yaitu dimana data
pengisian data tidak konsisten, maka pejabat pada aplikasi elsimil belum
berwenang sulit menyimpulkan nilai presentase sepenuhnya diinput berdasarkan
capaian. Dapar dilakukan wawancara lanjutan jika data kegiatan pendataan yang
diperlukan dilakukan oleh TPK.

Dapatkan data hasil desk dan dapatkan rencana tindak


lanjut hasil desk pada Pemkab

Berikan uraian singkat 5W1H terkait


keg penilaian kinerja 8 aksi
konvergensi di tahun 2022, dan
berikut hasil pemenang nya di tahun
2022

identifikasi, Petunjuk Teknis


Penilaian Pemerintah Provinsi
disusun dengan mengacu pd
ketentuan apa
Dalami indikasi pendahuluan:
a)Hasil penilaian pelaporan 8 aksi
konvergensi kabupaten/kota masih
belum mencapai penilaian dengan
Dalami informasi terkait feedback kepada Lanjutkan sesuai arahan KST
kabupaten/kota bukan hanya pada data saja tapi pada
pencapaian target sesuai indikator master ansit
maupun perpres.

Dapatkan semua data terkait dengan paparan atas


evaluasi yang dilakukan sepanjang tahun untuk
mengetahui periodisasi pelaksanaan kegiatan

Dapatkan data evaluasi yang dilakukan apakah sudah


memuat kesesuaian dengan poin-poin pada prosedur
tersebut
Minggu III
(27 s.d 29 Agustus 2023) KKP No.
Hasil Pemeriksaan M3 Catatan KST Catatan KT Catatan PT

You might also like