Professional Documents
Culture Documents
TM 3 Perpajakan
TM 3 Perpajakan
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP)
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani
serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
{Pasal 3 ayat 1 UU KUP}
Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda tangan stempel,
atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara
pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
{Pasal 3 ayat 1b UU KUP}
Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang
pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 3 ayat 1a UU KUP)
Wajib Pajak mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau
mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan. (Pasal 3 ayat 2 UU KUP)
Fakultas Ekonomi & Bisnis
PENANDATANGAN SPT
Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, jelas, dan
menandatanganinya.{Pasal 4 ayat (1) UU tentang KUP}
Surat Pemberitahuan WP badan harus Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan
ditandatangani oleh pengurus atau surat kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani
direksi. (Pasal 4 ayat 2 UU KUP) Surat Pemberitahuan, surat kuasa khusus tersebut harus
dilampirkan pada Surat Pemberitahuan. (Pasal 4 ayat 3 UU
yaitu yang tercantum KUP)
namanya dalam susunan
pengurus yang tertera harus memenuhi syarat sbb: (PMK:229/PMK.03/2014)
dalam akte pendirian -memiliki NPWP;
maupun akte perubahan -telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir;
-menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; dan
-memiliki Surat Kuasa Khusus dari WP yang memberi kuasa dengan format terlampir.
Dalam hal seorang kuasa bukan konsultan pajak dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat brevet atau ijazah pendidikan formal
di bidang perpajakan yg diterbitkan oleh perguruan tinggi negeri atau swasta dg status terakreditasi A, sekurang-kurangnya
DIII;
Dalam hal konsultan pajak dibuktikan dg kepemilikan Surat Izin Praktik yg diterbitkan Dirjen Pajak dan dilengkapi dg Surat
Pernyataan sbg Konsultan Pajak.
Fakultas Ekonomi & Bisnis
SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN
{Pasal 3 ayat (7)
UU KUP} Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila:
Disampaikan melalui
tanda bukti pengiriman
jasa ekspedisi atau
surat
jasa kurir
1
Memperpanjang jangka waktu
penyampaian SPT;
(Pasal 3 ayat 4 UU KUP)
2
Membetulkan SPT;
(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)
3
Mengungkapkan ketidakbenaran
pengisian SPT;
(Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP)
Apabila WP baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan SPT dalam jangka
waktunya karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, atau
sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari
batas waktu yang telah ditentukan, WP dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh dengan cara
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya dengan pemberitahuan secara
elektronik kepada Dirjen Pajak.
Pemberitahuan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1
(satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran
pajak yang terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan. (Pasal 3 ayat 5 UU KUP)
Fakultas Ekonomi & Bisnis
AKIBAT ADMINISTRATIF PERPANJANGAN WAKTU
PENYAMPAIAN SPT
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh Tahun 2020 pada tanggal 20
Februari 2022, yang semula menyatakan jumlah pajak terutang sebesar
Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta, dibetulkan seharusnya jumlah
pajak terutang sebesar Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan
pembayaran pajak sebesar Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2022.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh
tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, paling lama 24 bulan dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 8 ayat 2a UU KUP)
CONTOH
PT ABC membetulkan sendiri SPT Masa PPN Masa Januari 2021 pada tanggal 20
Desember 2021, yang semula menyatakan jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut
sendiri sebesar Rp100juta dan Pajak Masukan Rp80juta, dibetulkan seharusnya
jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar Rp130juta dan Pajak
Masukan tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp30juta dibayar pada
tanggal 18 Desember 2021.
Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar:
0,94% x 10 x Rp30.000.000 = Rp2.820.000
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Maret 2021 – 18 Desember 2021 = 10 bulan.
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur
Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran
sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan yang
sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar/kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil/besar;
c. jumlah harta menjadi lebih besar/kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar/kecil;
dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.
(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)
Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi administrasi
berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dari pajak yang kurang dibayar, paling lama 24 bulan, harus dilunasi oleh Wajib
Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
Fakultas Ekonomi & Bisnis
KETETAPAN
PAJAK
c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan
selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0%;
d. apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat
diketahui besarnya pajak yg terutang.
e. apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
f. PKP tidak melakukan penyerahan BKP/JKP dan/atau ekspor BKP/JKP dan telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan atau telah mengkreditkan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) UU PPN
Fakultas Ekonomi & Bisnis
PENERBITAN SKPKB
a
Pasal 13 (1) huruf a apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, pajak yang terutang
UU KUP
tidak atau kurang dibayar;
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif
bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan paling lama
24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB
{Pasal 13 (2) UU KUP}
Contoh: SPT PPh Badan Tahun 2020 (Tahun Takwim) dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2021.
Berakhirnya Terbit
tahun pajak SKPKB
b apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran;
Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang
dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan
dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar.
{Pasal 13 (3) UU KUP}
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata menunjukan laba neto sebesar Rp100juta sehingga PPh
terutang seharusnya adalah Rp12.500.000,00.
Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar :… c. 100 % (seratus persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar.
{Pasal 13 (3) UU KUP}
Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak meminjamkan buku2, catatan2 serta dokumen yang menjadi
dasar pengisian SPT sehingga pajak terutang tidak dapat dihitung. Berdasarkan data yang ada DJP menetapkan
Penghasilan Neto sebesar Rp1,1milyar dan PPh terutang sebesar Rp 312.500.000.
Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00
DJP
Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00
menerbitkan
SKPKB Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00
tanggal 10 Sanksi adm. Pasal 13 (3) a (50%) Rp 15.000.000,00
Oktober 2021
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000,00
Fakultas Ekonomi & Bisnis
PENERBITAN SKPKB
Pasal 13 (1) huruf e
UU KUP
e
apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif
bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Atas kekurangan pembayaran PPh badan tahun 2019 sebagai akibat penerbitan NPWP secara jabatan,
Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB. Misalkan diterbitkan tgl 10 Oktober 2021 maka SKPKB tersebut
adalah sbb:
(4) Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam
Surat Pemberitahuan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak, tidak diterbitkan surat ketetapan pajak,
kecuali Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
dalam Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dimaksud.
Saat
terutang PPh
badan tahun SKPKB tetap dapat
jangka waktu 5 diterbitkan apabila WP
pajak 2015
(lima) tahun Dirjen melakukan tindak
dengan
tahun Pajak dapat pidana di bidang
takwim menerbitkan SKPKB perpajakan untuk
Tahun Pajak 2015