You are on page 1of 12

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


Jalan B.Aceh – Medan Km 280,3 Buket Rata, Lhokseumawe, 24301
P.O Box 90 telp (0645) 42670, fax – 42785

PRAKTIKUM KIMIA HIDROKARBON

NAMA : BETHAL AMBIYA HALIL


NIM : 2023324020025
KELAS : 1A
KELOMPOK :1
SEMESTER : 1 (SATU)
JURUSAN : TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI : D-III TEKNOLOGI PENGOLAHAN
MINYAK DAN GAS

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Condrandson carbon residue (CCR)

Nama : Bethal Ambiya Halil

Nim : 2023324020025

Kelas/Semester : 1 A / MIGAS / 1(Satu)

Program Studi : Teknologi Pengolahan Minyak Dan Gas

Dosen Pembimbing : Zulkifli , S.T. , M.T

NIP : 195903021990031002

Ka. Laboratorium : Zulkifli , S.T. , M.T

NIP : 19590302199003100

Tanggal Pengesahan :

Respon : 20 September 2023

Praktikum : 27 September 2023

Laporan : 11 Oktober 2023

Dosen Pembimbing Ka. Laboratorium Praktikan

Zulkifli, S.T., M.T. Zulkifli, S.T., M.T. Bethal Ambiya Halil


NIP. 19590302 199003 1 002 NIP. 19590302 199003 1 002 NIM. 2023324020025
LAPORAN PRAKTIKUM
CONDRADSON CARBON RESIDUE(CCR)

Nama Mahasiswa : Bethal Ambiya Halil


Nim : 2023324020025
Prodi/Kelas : D-III Teknologi Pengolahan Minyak Dan Gas/ 1A
Kelompok : 1 (Satu)
Dosen Pembimbing : Zulkifli, S.T., M.T.

I. Tujuan Praktikum
a. Menjelaskan prinsip kerja alat condradson carbon residue
b. Menentukan jumlah dari sisa karbon yang tertinggal setelah pembakaran dan
penguapan dari bahan bakar minyak
c. Menjelaskan kegunaan penentuan nilai karbon residu dengan menggunakan alat
ccr pada produk minyak bumi
II. Dasar Teori
II.1. Pengertian Condradson Carbon Residue
Dalam dunia kimia, residu adalah segala sesuatu yang tertinggal, tersisa
atau berperan sebagai kontaminan dalam suatu proses kimia tersebut. Residu
karbon (carbon residue) adalah partikel sisa dari produk bahan bakar yang
terbentuk dari penguapan dan degradasi panas dari suatu bahan yang
mengandung karbon. Karbon residu juga disebut sebagai kecenderungan suatu
bahan bakar untuk membentuk deposit karbon melalui proses kimia di bawah
suhu tinggi dan dalam kondisi inert. Karbon residu dibedakan atas residu karbon
dan coke (arang/kokas).
Residu karbon tidak seluruhnya karbon sedangkan coke berasal dari
pengubahan karbon karena proses pirolisis. Terdapat hubungan antara karbon
residu dan oAPI gravity minyak dan juga konstituen aspaltik. Untuk (% massa)
karbon residu tinggi, maka semakin tinggi pula (% massa) kandungan aspaltik,
berarti minyak tersebut tidak mudah menguap (non volatile). Pengujian residu
karbon digunakan untuk evaluasi karakteristik deposit oleh karbon dalam
peralatan jenis pembakaran minyak (oil burning) dan mesin internal
combustion. Ketika bahan bakar dibakar dan digunakan oleh mesin kendaraan
bermotor dalam proses evaporasi dan pirolisis akan menghasilkan pembuangan
yang mengandung karbon monoksida dan kokas/arang.
Sebagai contoh, solar merupakan salah satu bahan bakar yang sering
digunakan oleh masyarakat. Umumnya minyak solar yang diberi aditif alkil
nitrat, misalnya amil nitrat, heksil nitrat, atau oktil nitrat mempunyai nilai residu
karbon tinggi. Tidak hanya dengan penambahan aditif alkil, adanya abu
pembentuk dan non-volatile aditif yang terdapat dalam sampel juga akan
menambah nilai residu karbon. Karena pada dasarnya, nilai residu karbon dari
bahan bakar tergantung pada proses kilang yang digunakan dalam
pembuatannya. Untuk bahan bakar straight run, kisaran nilainya 10-12% m/m,
sedangkan untuk bahan bakar dari pengolahan pemurnian sekunder nilainya
tergantung pada beratnya proses yang diterapkan.
Nilai residu karbon dalam produk minyak bumi berkisar 0,1%-30% (b/b).
Bila diperoleh hasil pengujian lebih besar dari massa, terjadi deposit dalam
ruang bakar mesin. Terdapatnya deposit dalam ruang bakar mesin menyebabkan
panas dalam ruang bakar mesin tidak merata, sehingga pemuaian logam mesin
untuk disetiap bagian tidak sama, mengakibatkan rusaknya mesin. Bila terbentuk
deposit yang keras akan mempercepat proses keausan logam.
II.2. Tujuan Condradson Carbon Residue
Tujuan dari Conradson Carbon Residue (CCR) adalah untuk memberikan
indikasi kecenderungan pembentukan kokas dari suatu minyak. Uji ini secara
kuantitatif mengukur jumlah residu karbon yang tersisa setelah penguapan dan
pirolisis minyak. Tujuan praktikum CCR adalah untuk menentukan jumlah dari
sisa karbon yang tertinggal. Uji CCR umumnya diterapkan pada produk-produk
petroleum yang relatif tidak mudah menguap dan yang terurai pada distilasi pada
tekanan atmosfer. Nilai residu karbon dari bahan bakar pembakar dapat
memberikan perkiraan kasar tentang kecenderungan bahan bakar tersebut untuk
membentuk deposit.
II.3. Prinsip Kerja
Metode pengujian hanya menggunakan satu sampel dalam satu
wadah,menggunakan wadah yang berlapis-lapis dengan wadah keramik porselin
di tengah dan di tutup dengan wadah besi. Prinsip kerjanya, sejumlah sampel di
timbang pada wadah kemudian di panaskan hingga mencapai suhu uji (pada
praktikum ini tidak terdapat pengaturan suhu digital atau suhu tertentu, sehingga
pengukuran suhu di lakukan secara manual).
Selama pemanasan,residu akan mengalami cracking atau reaksi kokas,
pada periode pemanasan tertentu,setelah pemanasan dilakukan dalam rentan
waktu selama 45 menit, wadah yang berisi residu karbon didinginkan
menggunakan desikator dan di dinginkan lalu ditimbang residu sisanya yang di
hitung sebagai presentase dari sampel asli,dan dilaporkan sebagai nilai karbon
residue ,lalu dihitung presentasi sisa karbon dengan sampel asli, dengan
persamaan:
A × 100
Carbon residue =
W
Dimana:
A= massa sample awal (gr)
W= massa sample setelah pembakaran (gr)
Uji ini umumnya dilakukan terhadap produk minyak bumi yang relatif
kurang volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi atmosferik, seperti bahan
bakar solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa karbon pada
dasarnya bukan semuanya berisi karbon, tetapi kokas yang masih di ubah lebih
lanjut dengan jalan pirolisis.
Nilai residu karbon dari berbagai produk bahan bakar berfungsi
sebagaiperkiraan kecendrungan suatu bahan untuk membentuk deposit karbon di
bawah degradasi kondisi yang serupa pada mesin dengan yang di gunakan dalam
metode pengujian dan dapat berguna sebagai panduan dalam pembuatan mesin
tertentu.adanya alkil nitrat dalam bahan bakar diesel seperti amil nitrat, heksil
nitrat atau oktil nitrat akan memberikan nilai residu yg relatif lebih tinggi apabila
bahan bakar diesel tersebut ditambahkan aditif.
Jumlah atau nilai karbon residue yang tinggi dapat merusak lingkungan
dan dapat mengancam kehidupan karena beracyun. Sebagai contoh tingkat
karbon monoksida yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfir. Gas-gas ini berkontribusi terhadap pemanasan global
yang peningkatannya secara keseluruhan dalam suhu bumi rata rata selama
berapa dekade. Paparan jumlah karbon monoksida yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan otak dan sel saraf, termasuk kematian karena sesak
nafas. Hal ini dapat di tinjau sebagai panduan dalam memilih bahan bakar.
II.4. Gambar alat

Neraca Wadah
Isolator Timbang Desikator Porselin

III. Alat dan Bahan


III.1. Alat
1. Wadah porselin 29-31 ml atau diameter 46-49 mm.
2. Wadah besi - wadah besi skidmore 65-82 ml, diameter roda dalam 53-57 mm
dan luar 60-67 mm (wadah yang lebih kecil)
3. Wadah besi – wadah spun sheet – iron dengan penutup 78-62 mm (wadah
yang lebih besar) ketebalan 0,8 mm. Letakan 25 ml pasir kering pada bagian
bawah wadah ini saat sebelum pengujian.
4. Kawat pendukung (wire support)
5. Corong kepala
6. Insulator – blok tahan panas, diameter ± 150 -175 mm, ketebalan 32-38 mm.
III.2. Bahan
1. Oli
2. Crude oil
IV. Cara Kerja
1. Kocok sample yang akan di uji.
2. Pemanasan awal 50º ± 10º 30 menit, di perlukan untuk mengurangi kekentalan
minyak (opsional)
3. Timbang 10 ± 0,5 g sample minyak yang akan di uji, bebas dari lembab dan
gangguan lainnya ke dalam wadah porselin yang berisi 2 gelas manik-manik
berdiameter sekitar 2,5 mm.
4. Letakkan wadah sheet-iron (wadah yang besar) pada insulator.
5. Letakkan pasir sebanyak 25 ml pada wadah yang besar dan letakkan wadah
skidmore di tengah wadah besi yang besar. Tutup wadah skidmore dan wadah
besi besar.
6. Pada cincin lingkaran di atas kaki alat, letakkan kawat segitiga nichrome dan
kemudian letakkan insulator.
7. Letakkan wadah sheet iron (wadah yang besar) pada insulator.
8. Berikan panas yg tinggi dan besar dari gas pembakar meker-type, pre-
ignition,selama 10± 1,5 menit (waktu yang lebih singkat dapat memulai
penyulingan dengan cepat dan membentuk busa-busa atau api yang terlalu
tinggi). Ketika asap keluar melalui corong akan mengeluarkan api dengan tujuan
membakar asap tersebut.
9. Kemudian hilangkan panas dari pembakar secara temporer sebelum mengganti
dengan menggunakan api pada corong, kecilkan api pada pembakar sehingga
membakar pada corong. Panas dapt diitambah bila diperlukan ketika api tidak
muncul pada corong. Lamanya pembakaran uap selama 13±1 menit
10. Ketika uap berhenti membakar dan tidak terdapat asap biru lagi, kecilkan
pembakar dan tahan panasnya seperti awal membuat bagian bawah wadah besi
menjadi merah dan lakukan selam 7 menit. Periode pemanasn total sekitar 30± 2
menit.
11. Pindahkan/ hilangkan pembakar dan biarkan alat mendingin hingga tidak ada
asap yg muncul, kemudian lepaskan tutup wadah skidmore (sekitar 15 menit).
Ambil wadah porselin dengan penjepit dan letakkan pada pengering, didinginkan
dan ditimbang.
12. Kalkulasikan presentase sisa karbon dengan sample asli
Kalkulasi:
AX 100
W
Ket:
A = massa dari sisa karbon (g)
B = massa sample (g)
V. Keselamatan Kerja
1. Baca dengan teliti prosedur kerja dan jangan melakukan pekerjaan sebelum
memahami dengan benar prosedur kerja, atau ikuti petunjuk yang diberikan oleh
instruktur
2. Mengetahui secara pasti apa yang akan dikerjakan saat praktikum, tujuan,
bagaimana cara kerja percobaan dengan hasil data yang akan diperoleh
3. Menghindari sesuatu yang dapat membahayakan
4. Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan
5. Mengetahui alat dan bagaimana cara merangkai serta cara kerjanya
6. Jauhkan dari panas, percikan api dan api terbuka karena bahan yang digunakan
sangat mudah terbakar (very flammable) dan siapkan racun api
7. Gunakan jas laboratorium untuk menghindari bahan terkena pakaian
8. Gunakan masker pelindung
9. Gunakan sarung tangan karena bahan yang digunakan tidak boleh berkontak
langsung dengan kulit dan dalam jangka waktu yang lama.
10. Membuang limbah praktikum pada tempatnya
11. Bekerja dengan tertib, tekun dan catat seluruh data yang diperlukan
12. Bersihkan ruangan, meja, peralatan yang digunakan setelah selesai praktikum
dan simpan pada tempatnya
13. Sebelum meninggalkan ruangan praktikum periksa sekali lagi untuk memastikan
semua peralatan dan alat sudah dalam keadaan baik seperti semula

VI. Data Hasil Pengamatan


VI.1. Data Hasil Pengamatan
Oli SAE 50 (100%)
Massa sampel 10 gram
Massa awal porcelin 14,0.05
massa sample + porcelin 24,0.05
Massa residue+ percelin 14,0.12
Massa residu 0.07
Waktu 60 menit
Residue karbon 0.07%
Crude oil (100%)
Massa sampel 10 gram
Massa awal porcelin 14,0.05
massa sample + porcelin 24,0.05
Massa residue+ porcelin 14,0.26
Massa residu 0.021
Waktu 45 menit
Residue karbon 2.1%

VI.2. Perhitungan dan presentasi carbon residue


Oli SAE 50 (100%)
A x 100 %
Carbon residue =
W
0.07 x 100 %
=
10 gram
= 0.07%
CRUDE OIL (100%)
A x 100 %
Carbon residue =
W
0.021 x 100 %
=
10 gram
= 2.1%
VII. Pembahasan
Karbon residue merupakan pengujian suatu bahan bakar yang dilakukan
untuk mengetahui nilai jumlah karbon yg terbentuk dari hasil proses evaporasi dan
proses pirolisis, dari bahan-bahan minyak. Serta sebagai indikasi dari coke yang
terbentuk dari bahan tersebut. Metode yg digunakan pada pengujian ini yaitu
Condrason Carbion residue (CCR). Metode ini hanya menjalankan satu sampel atau
bisa menggabungkan dua sample didalam satu wadah porselin dengan perbandingan
massa yang berbeda, lalu setelah wadah yang berisi sample ini di lapisi dengan
banyak wadah besi lainnya yang berlapis-lapis dan ditutup dengan dengan isolator
dan setelah semua alat di tata rapi dapat dilakukan proses pembakaran.
Prinsip kerjanya, sejumlah sampel ditimbang dalam wadah porselin laiu di
lakukan pembakaran atau pemanasan hingga mencapai suhun uji (pada CCR tidak
terdapat pengaturan suhu yang digital, sehinnga pengukuran suhu dilakukan secara
manual), selama pemanasan, residu akan mengalami cracking dan kokas.
Pada praktikum kali ini menggunakan bahan sampel yaitu Oli sebanyak 10
gram dan Light Crude Oil sebanyak 10 gram. Dari bahan sample tersebut di saat
praktikum terdapat bahwa sampel yg menggunakan Oli mengahsilkan karbon residue
dengan nilai 0,07% dan sampel crude oil menghasilkan carbon residue dengan nilai
2,1%. Nilai karbon residue dari kedua sampel diatas dipengaruhi beberapa faktor dan
reaksi pembakaran yg berbeda:
Reaksi pembakaran pada oli
55
C 18 H 38 + O =18 Co2+19 H 2 O
2 2
Dan beberapa faktor yng memepengaruhi hasil karbon residue antara lain
sebagai berikut :
1. Proses pengendapan
Proses pengendapan terjadi di saat proses pembakaran dan sisa hasil
pembakaran yang mengendap di dasar dan bagian samping dalam dinding
porselin. Hal ini terjadi karena sampel yang menguap saat dilakukan pemanasan.
2. Sifat sampel
Crude oil merupakan salah satu fraksi berat yang memiliki titik didih
yang berbeda. diketahui ada empat jenis hidrokarbon, yaitu parafin, naften,
olefin, dan aromat. Dari keempat jenis hidrokarbon tersebut, hanya parafin,
naften, dan aromat yang terdapat pada crude oil. Terdapat lima fraksi didalam
crude oil di urutkan dengan fraksi titik didh tertinggi dan titik didih terendah,
fraksi terbawah merupakan residu. Dan fraksi tertinggi merupakan hidrokarbon
yang memeiliki titik didih paling tinggi seperti Bitumen, prafin, dan bahan
pelumas. Saat terjadinya pemanasan fraksi yg memiliki titik didih rendah akan
menguap dan fraksi yg memiliki titik didih tinggi akan berkumpul menjadi
residu.

VIII. Kesimpulan
1. Karbon residu adalah residu yang terbentuk dari penguapan dan degradasi panas
dari suatu bahan yang mengandung karbon, dibedakan antara residu karbon dan
coke.
2. Hasil yang didapat pada pembakaran sampel Oli sebanyak 10 gram dengan waktu
60 menit menghasilkan 0,07 gram massa residu dan presentasi karbon residue
sebanyak 0,7%
3. Hasil yang didapat pada pembakaran sampel Crude Oil sebanyak 10 gram dengan
waktu 45 menit mengahsilkan 0,21 massa residue dan presentasi karbon residue
senbanyak 2,1%
4. Hasil yang didapati adalah tidak seutuhnya sisa carbon residue tetapi terdapat
juga endapan atau deposit didalam wadah porselin.

IX. Daftar pustaka


Hafidz, Rayhan. 2016. “Tugas Pengolahan Minyak Bumi Carbon Residue”. Depok :
Universitas Indonesia (UI). Scribd.
https://www.scribd.com/document/323415528/Tugas-Makalah-Pengolahan-Minyak-
Bumi-Recidual-Carbon diakses tanggal 01 Desemebr2019.
Kristiano,David. 2019. “Pengolahan Minyak Bumi Residu Karbon”. Depok :
Universitas Indonesia (UI). Scribd. https://www.scribd.com/doc/402844154diakses
tanggal 17 Desember 2019.
ASTM D189-01 Standard Test Methods for Condradson Carbon Residue of
Petroleum Products
Analisis minyak mentah (crude oil) berdasarkan data sifat fisik dan kimia dalam
proses pembuatan musicool di PT. Pertamina RU III Plaju

You might also like