Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum CCR
Laporan Praktikum CCR
Nim : 2023324020025
NIP : 195903021990031002
NIP : 19590302199003100
Tanggal Pengesahan :
I. Tujuan Praktikum
a. Menjelaskan prinsip kerja alat condradson carbon residue
b. Menentukan jumlah dari sisa karbon yang tertinggal setelah pembakaran dan
penguapan dari bahan bakar minyak
c. Menjelaskan kegunaan penentuan nilai karbon residu dengan menggunakan alat
ccr pada produk minyak bumi
II. Dasar Teori
II.1. Pengertian Condradson Carbon Residue
Dalam dunia kimia, residu adalah segala sesuatu yang tertinggal, tersisa
atau berperan sebagai kontaminan dalam suatu proses kimia tersebut. Residu
karbon (carbon residue) adalah partikel sisa dari produk bahan bakar yang
terbentuk dari penguapan dan degradasi panas dari suatu bahan yang
mengandung karbon. Karbon residu juga disebut sebagai kecenderungan suatu
bahan bakar untuk membentuk deposit karbon melalui proses kimia di bawah
suhu tinggi dan dalam kondisi inert. Karbon residu dibedakan atas residu karbon
dan coke (arang/kokas).
Residu karbon tidak seluruhnya karbon sedangkan coke berasal dari
pengubahan karbon karena proses pirolisis. Terdapat hubungan antara karbon
residu dan oAPI gravity minyak dan juga konstituen aspaltik. Untuk (% massa)
karbon residu tinggi, maka semakin tinggi pula (% massa) kandungan aspaltik,
berarti minyak tersebut tidak mudah menguap (non volatile). Pengujian residu
karbon digunakan untuk evaluasi karakteristik deposit oleh karbon dalam
peralatan jenis pembakaran minyak (oil burning) dan mesin internal
combustion. Ketika bahan bakar dibakar dan digunakan oleh mesin kendaraan
bermotor dalam proses evaporasi dan pirolisis akan menghasilkan pembuangan
yang mengandung karbon monoksida dan kokas/arang.
Sebagai contoh, solar merupakan salah satu bahan bakar yang sering
digunakan oleh masyarakat. Umumnya minyak solar yang diberi aditif alkil
nitrat, misalnya amil nitrat, heksil nitrat, atau oktil nitrat mempunyai nilai residu
karbon tinggi. Tidak hanya dengan penambahan aditif alkil, adanya abu
pembentuk dan non-volatile aditif yang terdapat dalam sampel juga akan
menambah nilai residu karbon. Karena pada dasarnya, nilai residu karbon dari
bahan bakar tergantung pada proses kilang yang digunakan dalam
pembuatannya. Untuk bahan bakar straight run, kisaran nilainya 10-12% m/m,
sedangkan untuk bahan bakar dari pengolahan pemurnian sekunder nilainya
tergantung pada beratnya proses yang diterapkan.
Nilai residu karbon dalam produk minyak bumi berkisar 0,1%-30% (b/b).
Bila diperoleh hasil pengujian lebih besar dari massa, terjadi deposit dalam
ruang bakar mesin. Terdapatnya deposit dalam ruang bakar mesin menyebabkan
panas dalam ruang bakar mesin tidak merata, sehingga pemuaian logam mesin
untuk disetiap bagian tidak sama, mengakibatkan rusaknya mesin. Bila terbentuk
deposit yang keras akan mempercepat proses keausan logam.
II.2. Tujuan Condradson Carbon Residue
Tujuan dari Conradson Carbon Residue (CCR) adalah untuk memberikan
indikasi kecenderungan pembentukan kokas dari suatu minyak. Uji ini secara
kuantitatif mengukur jumlah residu karbon yang tersisa setelah penguapan dan
pirolisis minyak. Tujuan praktikum CCR adalah untuk menentukan jumlah dari
sisa karbon yang tertinggal. Uji CCR umumnya diterapkan pada produk-produk
petroleum yang relatif tidak mudah menguap dan yang terurai pada distilasi pada
tekanan atmosfer. Nilai residu karbon dari bahan bakar pembakar dapat
memberikan perkiraan kasar tentang kecenderungan bahan bakar tersebut untuk
membentuk deposit.
II.3. Prinsip Kerja
Metode pengujian hanya menggunakan satu sampel dalam satu
wadah,menggunakan wadah yang berlapis-lapis dengan wadah keramik porselin
di tengah dan di tutup dengan wadah besi. Prinsip kerjanya, sejumlah sampel di
timbang pada wadah kemudian di panaskan hingga mencapai suhu uji (pada
praktikum ini tidak terdapat pengaturan suhu digital atau suhu tertentu, sehingga
pengukuran suhu di lakukan secara manual).
Selama pemanasan,residu akan mengalami cracking atau reaksi kokas,
pada periode pemanasan tertentu,setelah pemanasan dilakukan dalam rentan
waktu selama 45 menit, wadah yang berisi residu karbon didinginkan
menggunakan desikator dan di dinginkan lalu ditimbang residu sisanya yang di
hitung sebagai presentase dari sampel asli,dan dilaporkan sebagai nilai karbon
residue ,lalu dihitung presentasi sisa karbon dengan sampel asli, dengan
persamaan:
A × 100
Carbon residue =
W
Dimana:
A= massa sample awal (gr)
W= massa sample setelah pembakaran (gr)
Uji ini umumnya dilakukan terhadap produk minyak bumi yang relatif
kurang volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi atmosferik, seperti bahan
bakar solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa karbon pada
dasarnya bukan semuanya berisi karbon, tetapi kokas yang masih di ubah lebih
lanjut dengan jalan pirolisis.
Nilai residu karbon dari berbagai produk bahan bakar berfungsi
sebagaiperkiraan kecendrungan suatu bahan untuk membentuk deposit karbon di
bawah degradasi kondisi yang serupa pada mesin dengan yang di gunakan dalam
metode pengujian dan dapat berguna sebagai panduan dalam pembuatan mesin
tertentu.adanya alkil nitrat dalam bahan bakar diesel seperti amil nitrat, heksil
nitrat atau oktil nitrat akan memberikan nilai residu yg relatif lebih tinggi apabila
bahan bakar diesel tersebut ditambahkan aditif.
Jumlah atau nilai karbon residue yang tinggi dapat merusak lingkungan
dan dapat mengancam kehidupan karena beracyun. Sebagai contoh tingkat
karbon monoksida yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfir. Gas-gas ini berkontribusi terhadap pemanasan global
yang peningkatannya secara keseluruhan dalam suhu bumi rata rata selama
berapa dekade. Paparan jumlah karbon monoksida yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan otak dan sel saraf, termasuk kematian karena sesak
nafas. Hal ini dapat di tinjau sebagai panduan dalam memilih bahan bakar.
II.4. Gambar alat
Neraca Wadah
Isolator Timbang Desikator Porselin
VIII. Kesimpulan
1. Karbon residu adalah residu yang terbentuk dari penguapan dan degradasi panas
dari suatu bahan yang mengandung karbon, dibedakan antara residu karbon dan
coke.
2. Hasil yang didapat pada pembakaran sampel Oli sebanyak 10 gram dengan waktu
60 menit menghasilkan 0,07 gram massa residu dan presentasi karbon residue
sebanyak 0,7%
3. Hasil yang didapat pada pembakaran sampel Crude Oil sebanyak 10 gram dengan
waktu 45 menit mengahsilkan 0,21 massa residue dan presentasi karbon residue
senbanyak 2,1%
4. Hasil yang didapati adalah tidak seutuhnya sisa carbon residue tetapi terdapat
juga endapan atau deposit didalam wadah porselin.