You are on page 1of 2

Jody Ananda bersama Arman Yurisaldi Saleh dan 10 lainnya.

BENDERA RASUL DAN KLAIM KAUM NOBITA

Seperti biasa, para kader, simpatisan baik yang terang-terangan dan diam-diam, ormas Hizbut
Tahrir aka #HTI asyik menebarkan gambar yang #AaJojot pasang ini, dan mengklaim ini
adalah bendera Kanjeng Nabi.

Sebelum kita bahas secara pelan-pelan dan tumakninah, ada baiknya antum sekalian
mengkalibrasi kedua dengkul lebih dahulu, agar tidak tertukar posisi dengan kepala. Bisa
digaruk apa semacamnya lah :)

Baiklah, apa benar ini bendera Kanjeng Nabi SAW? Untuk menjawab hal ini, Aa tidak akan
memakai kajian hadits yang njelimet dan bisa bikin dengkul puyeng tujuh keliling. Kita pakai
kajian sejarah saja, terutama sejarah penulisan huruf Arab.

1) Huruf Arab pada zaman Rasul dan pra Rasul, tidak dituliskan dengan titik dan baris, dan
demikianlah al Quran dituliskan dalam mushaf Utsmani. Hal ini tidak menjadi masalah
karena saat itu orang Islam masihlah orang Arab yang fasih dalam bahasa Arab.

Ini menjadi masalah ketika Islam mulai tumbuh dan berkembang di kalangan non Arab, dan
terjadi kesalahan-kesalahan membaca. Ya bisa kita bayangkan, tanpa titik dan baris, sehingga
tidak bisa membedakan mana huruf jim, ha, kho, ta, tsa, nun dst. Belum lagi tanda bacanya.

Jangankan antum yang baru tamat Iqra 3, ulama sekelas Prof KH Said Aqil Siroj yang
puluhan tahun "makan" kitab kuning, dengan disertasi yang ditulis dalam bahasa Arab
berpredikat "Mumtaz Syaraful Ula" (dengan pujian, karena nahwu sharafnya 100% bebas
kesalahan), dalam salah satu ceramahnya, mengaku kebingungan dan gak bisa baca mushaf
Quran Utsmani tersebut. Baca lho ya, bukan menghafal.. :)

Kalau gak percaya, coba liat disini :


https://en.wikipedia.org/wiki/Samarkand_Kufic_Quran#/media/File:Kufic_Quran,_sura_7,_v
erses_86-87.jpg

Huruf Arab diberi tanda titik dimulai pada zaman tabiin Abu Aswad al Duali di zaman
khalifah Ali bin Abi Thalib RA (sekitar tahun 656 M), kemudian disempurnakan lagi oleh Al
Khalil ibn Ahmad al-Farahidi (786 M) dan dipakai sampai sekarang.

2) Coba lihat bendera yang diklaim bendera Rasul ini, ada tanda titik dan barisnya? Jangan
dijawab dulu, diusap-usap dulu dengkulnya biar agak nyaman.

Ada ya? Kalau ada, maka 1000% ini BUKAN bendera Kanjeng Nabi, kecuali tentara Nabi
SAW saat itu bisa loncat ke masa 25 tahun depan, kemudian kembali lagi membawa bendera
ini.

Bendera dan Panji Rasul itu berwarna putih dan hitam, polos, tanpa tulisan dan simbol-
simbol lainnya.

3) Lantas, ini bendera siapa? Pertanyaan bagus, berarti dengkul antum sudah agak kembali ke
posisi yang benar. Jangan kaget dulu dengan jawaban Aa berikut ini ya...
Bendera dengan latar hitam, bertuliskan kalimat syahadat tersebut, baru merebak dipakai
sekitar akhir 1990-an, (dengan mengadopsi tradisi penggunaan sebelumnya oleh
Taliban/Pashtun) oleh organisasi sebagai berikut :

- al Qaeda (lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Al-Qaeda)


- ISIS/ISIL, dengan tambahan variasi cap emblem tulisan dalam cincin Rasul
(https://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_State_of_Iraq_and_the_Levant)

- Jama'at al-Tawhid wal-Jihad (https://en.wikipedia.org/wiki/Jama%27at_al-Tawhid_wal-


Jihad)
- Boko Haram
- Hizb Tahrir (last but not least)..

Antum mau mengidentifikasi diri dengan organisasi radikal diatas? Kalau Aa sih tegas
katakan "TIDAK!!!", apalagi #ISIS dan Boko(ng) Haram yang melakukan kekejian tak
beradab. Mereka inilah yang mencoreng dan menistakan wajah Islam yang sebenarnya.

Jangan mau ditipu pakai bendera, apalagi bendera yang diklaim adalah bendera Kanjeng
Nabi.

Kalau dengkul antum mulai senut-senut, coba minta tokoh kartun kapir Doraemon
mengeluarkan pil dari kantong ajaibnya! #StopIslamRadikal #BubarkanHTI

==================
Referensi :

1) Manuskrip Quran Utsman - https://en.wikipedia.org/wiki/Samarkand_Kufic_Quran

2) Abu Aswad al Duali - https://en.wikipedia.org/wiki/Abu_al-Aswad_al-Du%27ali

You might also like