You are on page 1of 20

Page |1

MAKALAH
PENCEMARAN TANAH
AKTIVITAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Mata Kuliah : Kimia Lingkungan
Dosen Pengampu:
Drs. I Made Sadiana, M.Si
Chuchita, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh Kelompok 6:

Ornella Arnia Florensia 223010208011

Istiqomah Yusuf Sholehatun 223010208012

Faisal 223020208017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PALANGKA RAYA

2023
Page |2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. I Made Sadiana, M.Si
Chuchita, S.Pd., M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Lingkungan dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN
DAN PERKEBUNAN”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Kimia Lingkungan
Dalam proses penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun berkat
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu,
namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan pada makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini memberikan ilmu dan manfaat khusunya bagi kami
dan para pembaca sekalian.
Palangkaraya,oktober 2023

Kelompok 3
Page |3

DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1.1LATAR BELAKANG..................................................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................6
1.4 MANFAAT PENULISAN..........................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
2.1 1.DEFINISI PENCEMATAN TANAH DAN JENIS POLUTAN YANG UMUM DI
TEMUKAN PADA AKTIFITAS PERTANIAN DAN.....................................................................7
2.2 DAMPAK PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN.......9
A.Masalah Kesehatan Akibat Polusi Tanah....................................................................................9
B.dampak dari penggunaan pestisida yaitu sebagai berikut:.......................................................11
2.3 PENYEBAB PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN. 12
2.4 REGULASI DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN
DAN PERKEBUNAN.....................................................................................................................13
2.5 SOLUSI DAN LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH
AKTIVITAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN........................................................................14
2.6 STUDI KASUS DAN CONTOH..............................................................................................15
2.7 DAMPAK SOCIAL DAN EKONOMI PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN
DAN PERKEBUNAN.....................................................................................................................16
A.Pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan dampak sosial. 16
B.Pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan dampak ekonomi
.....................................................................................................................................................17
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.2 SARAN.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20
Page |4

DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 contoh pupuk.....................................................................................................................6
Gambar 2.2 penggunaan pestisida........................................................................................................6
Gambar 2. 3 penyakit akibat pencemaran tanah...................................................................................8
Gambar 2.4 penyakit difteri...................................................................................................................8
Gambar 2.5 dampak negatif pencemaran tanah.................................................................................10
Gamabar 2.6 dampak negatif pencemaran tanah...............................................................................10
Gamabar 2. 7 perkebunan bawang merah..........................................................................................14
Gambar 2.8 rusaknya perkebunan bawang akibat pestisida...............................................................14
Gambar 2. 9 penggunaan pestisida.....................................................................................................14
Page |5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG

Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Sudah terbukti bahwa industry dan teknologi yang maju identik dengan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Jadi kemajuan industri dan teknologi berdampak positif terhadap
lingkungan hidup karena meningkatkan kualitas hidup manusia.Beberapa kelompok
masyarakat ketakutan akan adanya pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi tersebut. Namun,
kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya dari pencemaran lingkungan tambah
merumitkan permasalahan lingkungan dan mereka pun ikut andil dalam melakukan
pencemaran
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Definisi pencemaran tanah dan jenis polutan yang umum di temukan aktivitas
pertanian dan perkebunan?
2. Dampak pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan?
3. Penyebab pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan?
4. Regulasi dan pengendalian pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan?
5. Solusi dan langkah pencegahan pencemaran tanah aktivitas pertanian dan
perkebunan?
6. Studi kasus yang terjadi?
7. dampak social dan ekonomi pencemaran tanah aktivitas pertanian dan
perkebunan?
Page |6

1.3 TUJUAN PENULISAN


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. memberikan pemahaman mengenai pencemaran tanah akibat kegiatan pertanian
dan perkebunan,
2. memberikan pemahaman penyebab pencemaran tanah akibat kegiatan pertanian
dan perkebunan
3. memberikan pemahaman dampak pencemaran tanah akibat kegiatan pertanian dan
perkebunan
4. memberikan pemahaman peraturan dan solusi pencemaran tanah akibat kegiatan
pertanian dan perkebunan
5. memberikan pemahaman contoh studi kasus pencemaran tanah akibat kegiatan
pertanian dan perkebunan
6. Memberikan pemahaman dampak sosial dan ekonomi. pencemaran tanah akibat
kegiatan pertanian dan perkebunan
7. meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan
mencegah pencemaran tanah akibat kegiatan pertanian dan perkebunan
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Peningkatan kesadaran: Memahami penyebab dan dampak pencemaran tanah
akibat kegiatan pertanian dan perkebunan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mencegah pencemaran
tanah.
2. Peningkatan kesehatan: Dengan mencegah pencemaran tanah, kesehatan individu
yang tinggal di sekitar dapat ditingkatkan, karena mereka tidak akan terpapar
bahan kimia dan racun berbahaya.
3. Pertanian berkelanjutan: Dengan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan,
polusi tanah dapat dicegah, dan kesehatan tanah dalam jangka panjang dapat
dipertahankan.
4. Manfaat ekonomi: Dengan mencegah pencemaran tanah, produktivitas kegiatan
pertanian dan perkebunan dapat tetap terjaga sehingga dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi petani dan pemilik perkebunan.
5. Kepatuhan terhadap peraturan: Memahami peraturan dan pedoman terkait
pencemaran tanah dari kegiatan pertanian dan perkebunan dapat membantu
individu dan organisasi mematuhi hukum dan menghindari hukuman.
Page |7

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 1. DEFINISI PENCEMATAN TANAH DAN JENIS POLUTAN YANG UMUM DI
TEMUKAN PADA AKTIFITAS PERTANIAN DAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: Polusi
(Pencemaran) tanah biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair, bahan kimia industry,
atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, zat kimia, atau air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah yang tidak
memenuhi syarat/peraturan (illegal dumping).
Aktivitas pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sektor yang paling banyak
menyumbang pencemaran tanah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan
limbah pertanian yang tidak dikelola dengan baik. Jenis-jenis polutan yang umum ditemukan
dalam pencemaran tanah akibat aktivitas pertanian dan perkebunan adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 contoh pupuk

Gambar 2.2 penggunaan pestisida


Page |8

1. Pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.


Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam Pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami
jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan
pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang
berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
2. Pupuk kimia
Pupuk kimia adalah bahan kimia yang digunakan untuk menyuburkan tanah.
Pupuk kimia dapat berupa pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk kalium.
Pupuk kimia yang digunakan secara berlebihan dapat mencemari tanah dan air,
serta menyebabkan eutrofikasi.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian adalah sisa-sisa dari kegiatan pertanian, seperti kotoran hewan,
sisa tanaman, dan limbah industri pertanian. Limbah pertanian yang tidak dikelola
dengan baik dapat mencemari tanah dan air.
4. Limbah peternakan
Limbah peternakan adalah sisa-sisa dari kegiatan peternakan, seperti kotoran
hewan, sisa pakan, dan air limbah. Limbah peternakan yang tidak dikelola dengan
baik dapat mencemari tanah dan air, serta menyebabkan pencemaran udara.
5. Limbah industri pertanian
Limbah industri pertanian adalah sisa-sisa dari kegiatan industri pertanian, seperti
limbah pengolahan makanan, limbah pengolahan limbah, dan limbah pengolahan
pestisida. Limbah industri pertanian yang tidak dikelola dengan baik dapat
mencemari tanah dan air
Page |9

2.2 DAMPAK PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN DAN


PERKEBUNAN

A.Masalah Kesehatan Akibat Polusi Tanah


Polusi tanah, khususnya yang sudah terjadi secara bertahun-tahun, bisa menimbulkan
kerusakan ekosistem dan lingkungan alam. Lebih parah lagi, polusi ini juga bisa
menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada manusia. Di antaranya:

Gambar 2. 3 penyakit akibat pencemaran tanah

Gambar 2.4 penyakit difteri

1. Gangguan ginjal
Paparan berbagai zat beracun akibat polusi tanah, seperti merkuri dan logam berat,
bisa membuat seseorang lebih berisiko mengalami kerusakan dan gangguan fungsi
ginjal. Bahkan zat beracun tersebut bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronis
dan kanker ginjal. Bukan hanya mengontaminasi tanah, merkuri juga cukup sering
mencemari udara dan perairan, termasuk air sungai dan air laut.
2. Kanker
Selain dapat menyebabkan keracunan, paparan logam arsenik, merkuri, dan zat
beracun lain dari tanah yang tercemar dalam jangka panjang juga dapat membuat
Anda berisiko menderita kanker, misalnya kanker kulit, kanker payudara, kanker
usus, dan kanker pankreas. Ini karena zat penyebab polusi tanah umumnya beracun
dan memiliki efek karsinogenik sehingga bisa merusak sel-sel tubuh dan memicu
terbentuknya sel kanker.
P a g e | 10

3. Masalah pada organ reproduksi


Masalah kesehatan selanjutnya akibat paparan polusi, termasuk polusi tanah, adalah
gangguan sistem reproduksi, baik pada wanita maupun pria. paparan zat beracun dan
polusi bisa membuat siklus menstruasi tidak teratur, menurunkan kualitas sperma,
menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terjadinya keguguran, endometriosis,
dan kanker ovarium atau kanker testis.
4. Gangguan pernapasan
Polusi yang bersumber dari alam, misalnya minyak bumi, atau limbah pabrik, seperti
merkuri, asbestos, arsenik, dan logam berat, juga bisa berdampak pada kesehatan
organ pernapasan. Zat penyebab polusi di tanah juga kemungkinan bisa ditemukan di
udara dan air. Paparan zat penyebab polusi ini lama kelamaan bisa menyebabkan
terjadinya gangguan pernapasan dan penyakit, seperti PPOK, asma, dan kanker paru-
paru.
5. Gangguan saraf dan hormon
Polusi tanah juga bisa mencemari tumbuhan yang kita konsumsi, seperti buah dan
sayuran. Ketika mengonsumsi makanan yang terpapar zat beracun dari pupuk,
pestisida, atau herbisida, racun tersebut bisa masuk ke dalam tubuh.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan terjadinya kerusakan organ,
misalnya gangguan saraf. Paparan zat beracun dari polusi tanah juga bisa
menimbulkan kelainan hormon, seperti hormon estrogen dan progesteron.
6. Kelainan atau cacat bawaan pada janin
Paparan logam berat, seperti merkuri, arsenik, kadmium, dan timbal, bisa
mengakibatkan terjadinya kelainan atau cacat pada janin. Biasanya hal ini terjadi saat
ibu hamil terpapar zat beracun dari polusi, lalu racun tersebut terbawa ke plasenta dan
masuk ke dalam tubuh janin Berbagai kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada
janin akibat paparan polusi antara lain kerusakan otak dan sistem saraf, gangguan
ginjal, penyakit jantung bawaan, dan kelainan genetic Selain itu, paparan zat beracun
pada janin juga bisa membuatnya berisiko tinggi terlahir prematur, lahir dengan berat
badan rendah, atau meninggal di dalam kandungan.
Link:https://www.alodokter.com/waspadai-gangguan-kesehatan-akibat-polusi-tanah-
di-sekitar-Anda
P a g e | 11

B.dampak dari penggunaan pestisida yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.5 dampak negatif pencemaran tanah Gamabar 2.6 dampak negatif pencemaran tanah

1. Keracunan terhadap ternak dan hewan


Peliharaan Keracunan pada ternak maupun hewan peliharaan dapat terjadi secara
langsung karena penggunaan pestisida pada ternak dan hewan peliharaan untuk
pengendalian ektoparasit, maupun secara tidak langsung karena digunakan pestisida
untuk keperluan lain, misalnya penggunaan rodentisida dengan umpan untuk
mengendalikan tikus sawah, yang karena kelalain petani umpan tersebut dimakan oleh
ayam, itik dan ternak lainnya atau pada penyemprotan pada gulma yang menjadi
pakan ternak.
2. Keracunan terhadap makanan.
Beberapa pestisida seperti insektisida yang langsung digunakan pada tanaman dapat
mengakibatkan kerusakan pada tanaman yang diperlakukan. Penggunaan herbisida
yang tidak hati-hati dapat pula mengakibatkan kerusakan pada tanaman yang ditanam
pada waktu aplikasi maupun pada tanaman berikutnya yang ditanam setelah tanaman
pertama dipanen.

3. Kematian musuh alami organisme pengganggu


P a g e | 12

Penggunaan pestisida berspektrum luas dapat mengakibatkan terjadinya kematian


parasit dan predator organisme pengganggu. Kemungkinan terjadinya hal tersebut
cukup besar apabila pestisida tersebut digunakan tidak secara selektif ditinjau dari
segi waktu dan cara:
a) dapat menyebabkan timbulnya resistensi (kekebalan), sehingga untuk
mengatasi organisme pengganggu yang resisten perlu dosis yang lebih tinggi,
hal ini menjadi lebih berbahaya,
b) residu penggunaan pestisida khusunya pada tanaman yang dipanen. Besarnya
residu pestisida yang tertinggal di tanaman tergantung pada dosis, banyaknya
dan interval aplikasi, faktor- faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi
dekomposisi dan pengurangan residu, jenis tanaman yang diperlakukan,
formulasi pestisida dan cara aplikasinya, jenis bahan aktif dan persistensinya
serta saat aplikasi terakhir sebelum hasil tanaman dipanen.
4. Pencemaran Lingkungan Tercemarnya tanah, air, udara dan unsur lingkungan
lainnyaoleh pestisida Dapat berpengaruh buruk secara langsung maupun tidak
langsung terhadap manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Suatu pestisida tertentu
dapat merusak lapisan ozon stratosfir. Pencemaran lingkungan pada umumnya terjadi
karena penanganan pestisida yang tidak tepat dan sifat fisiko kimia pestisidanya."

2.3 PENYEBAB PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS PERTANIAN DAN


PERKEBUNAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah, serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian


Kerusakan Tanah untuk Produksi Bio Massa "tanah adalah salah satu komponen lahan berupa
P a g e | 13

lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia,
banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 Tahun 2000 disebutkan bahwa
"kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang
melampaui kriteria baku kerusakan tanah"

2.4 REGULASI DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS


PERTANIAN DAN PERKEBUNAN.
Proses pengrusakan tanah-tanah pertanain di Indonesia sudah berlangsung lama,
menghasilkan tanah dan lahan yang terdegradasi. Di satu sisi tanah-tanah terdegradasi perlu
direhabilitasi agar produktif kembali, dan di sisi lain tanah yang masih produktif perlu
dihindarkan dari tindakan dan proses pengrusakan. Hal yang kedua, yaitu mencegah
kerusakan lebih baik dan lebih murah dari yang disebut pertama, namun tidak mudah dan
memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, antara lain berupa: (a) peningkatan kepedulian
masyarakat tentang pentingnya melestarikan I lahan pertanian, (b) program pemerintah yang
bersifat nasional dan lokal, (c) penindakan hukum kepada pelaku pengrusakan.
a) Peningkatan Kepedulian Masyarakat Umum
Masyarakat perlu menyadari benar bahwa pertanian tidak hanya semata- mata
berfungsi sebagai penghasil produk pertanian yang nyata dan dapat dipasarkan
(tangible and marketable), tetapi lebih dari pada itu pertanian juga mampu
menghasilkan jasa yang tidak nyata (intangible). Apabila 'multi fungsi pertanian
tersebut dipertimbangkan dalam perhitungan ekonomi dan kebijakan, maka pertanian
tidak akan terlalu mudah dikalahkan oleh sektor lain seperti industri dan pemukiman.
b) Program Pemerintah
Pemerintah telah berusaha melakukan pencegahan pengrusakan lahan melalui
berbagai program dan proyek konservasi tanah, seperti Program Penghijauan dan
Reboisasi dari Dephut, Proyek Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah dari
Depdagri, Proyek Bangun Desa dari Depdagri, UFDP (Upland Farmer Develoment
Project) dari Deptan, dsb. Program/proyek tersebut kurang berhasil, karena untuk
dapat melanjutkan teknologi dan model pengembangan pertanian/konservasi tanah
yang dikenalkan, petani/ pengguna lahan terkendala oleh masalah sosial-ekonomi.
Pencemaran/perusakan tanah oleh kegiatan pertambangan (timah, batubara, emas) dan
industri (tekstil, sebenarnya telah diupayakan pencegahannya melalui peraturan
pusat/daerah, namun kenyataan membuktikan bahwa proses perusakan tersebut
berjalan terus.

c) Penindakan Hukum terhadap Pelaku Perusakan Tanah


P a g e | 14

Selama ini berbagai peraturan/perundangan yang berkaitan dengan masalah


kerusakan lahan pertanian, terutama konversi lahan ke non pertanian, sudah
banyak dibuat di tingkat pusat (Peraturan Pemerintah) dan daerah (PERDA),
namun penegakan hukumnya belum terselenggara dengan baik. Hal ini terjadi,
selain karena law-enforcement sangat lemah, sehinga belum menimbulkan efek
jera pada para pelaku pengrusakan, juga mungkin disebabkan oleh kepentingan
ekonomi dan politik.

2.5 SOLUSI DAN LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH


AKTIVITAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara
lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup
dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gasgas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah
yang dapat terbakar seperti plastik bekas bungkus pupuk, mulsa plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang
tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotongpotong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
3. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
P a g e | 15

2.6 STUDI KASUS DAN CONTOH

Pencemaran Tanah Kerusakan Kualitas Tanah Akibat Pestisida Terjadi di Separuh


Lahan Bawang Merah di Brebes

Gamabar 2. 7 perkebunan bawang merah Gambar 2.8 rusaknya perkebunan bawang Gambar 2. 9 penggunaan
akibat pestisida pestisida

Kondisi rusak terhadap kualitas tanah terjadi di separuh lahan bawang merah di
Kabupaten Brebes. Pemberian pestisida tanaman bawang dinilai menjadi satu penyebab
kemerosotan kualitas tanah. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Brebes telah
melakukan pengukuran uji kualitas tanah lahan pertanian bawang merah di beberapa desa.
"Sebagian besar atau 50 persen kualitas lahan pertanian di sentra produksi bawang merah di
Brebes sudah rusak. Terakhir kami ambil sampel lahan di Desa Padasugih, Kecamatan
Brebes," ucap Kepala KLH Brebes, Edy Kusmartono, Minggu (14/8/2016). Menurutnya,
hasil pengukuran uji kualitas tanah di lahan pertanian Desa Padasugih dalam kondisi rusak.
Banyaknya penggunaan pestisida oleh petani lah yang menjadi penyebabnya. Selain
pestisida, kata Edy, penurunan kualitas tanah juga disebabkan pola tanam petani yang hanya
menggunakan sistem satu pola tanam, yakni hanya bawang merah. "Banyaknya penggunaan
pestisida dan pola tanam petani menjadi penyebab penurunan kualitas tanah laham bawang
merah," terangnya. Penurunan kualitas tanah dapat dilihat dari beberapa indikator. Antara
lain derajat pelurusan air atau kemampuan menyerap air yang masih rendah, serta kadar PH
atau asam tanah cukup rendah di bawah 7,0. Kondisi tanah dengan PH dibawah 7,0 bisa
dikatakan rusak ringan hingga sedang. Sedangkan kerusakan parah jika PH menunjukan
angka dibawah 4,0. "Hasil pengukuran di lahan bawang merah di Brebes kisaran empat
hingga lima. Artinya kerusakan kategori ringan hingga sedang," jelasnya.
Hingga akhir tahun ini, pihaknya akan terus melakukan penelitian kualitas tanah di
sejumlah lokasi sentra produksi bawang merah. Dalam dua tahun terakhir ini, KLH Brebes
telah melakukan penelitian kualitas tanah di tujuh kecamatan sentra bawang merah. Tujuh
kecamatan antara lain, Kecamatan Larangan, Songgom, Brebes, Tanjung, Bulakamba,
Wanasari, dan Jatibarang. Rata-rata kerusakan kualitas tanah di tujuh kecamatan itu
berkategori ringan hingga sedang. "Meskipun kerusakan tanah belum masuk kategori rusak
berat, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, bisa mempengaruhi kualitas bawang
merah," imbuhnya. Sementara, seorang petani bawang merah, Wikarto (40) mengaku
menggunakan pestisida yang dicampur pupuk penyubur tanaman dalam jumlah lebih banyak
dibandingkan musim tanam sebelumnya. "Saya sudah memberikan pestisida sampai lima kali
P a g e | 16

dalam musim tanam ini. Sebelumnya hanya dua kali," jelasnya. Banyaknya porsi pemberian
pestisida atau obat hama, lantaran pada kondisi cuaca sekarang ini, hama tanaman bawang
merah berkembang biak lebih cepat. "Biasanya bulan ini sudah kemarau dan angin banyak
berhembus, musim yang bagus untuk petani bawang. Namun, sekarang masih turun hujan
sehingga kondisi tanah jadi lembab dan banyak hama dan penyakit tanaman bawang,"
jelasnya. Ia mengaku tidak tahu soal menurunnya kualitas tanah akibat pestisida yang
dipakai. Menurutnya, ia lebih mengutamakan hama penyakit tanaman hilang dari lahannya.

2.7 DAMPAK SOCIAL DAN EKONOMI PENCEMARAN TANAH AKTIVITAS


PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

A.Pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan dampak sosial,
antara lain:

1. Gangguan kesehatan masyarakat. Pencemaran tanah dapat menyebabkan


gangguan kesehatan masyarakat, seperti diare, tifus, dan hepatitis. Hal ini
disebabkan oleh tanah yang tercemar dapat menjadi media tumbuhnya bakteri dan
virus penyebab penyakit.
2. Kehilangan mata pencaharian. Pencemaran tanah dapat menyebabkan hilangnya
mata pencaharian masyarakat, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan
hidupnya pada pertanian dan perkebunan. Hal ini disebabkan oleh tanah yang
tercemar dapat menurunkan produktivitas pertanian dan perkebunan.
3. Perubahan sosial budaya. Pencemaran tanah dapat menyebabkan perubahan sosial
budaya masyarakat, seperti perubahan pola hidup, pola interaksi sosial, dan nilai-
nilai budaya.
P a g e | 17

B.Pencemaran tanah aktivitas pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan dampak


ekonomi, antara lain:

1. Penurunan produktivitas pertanian dan perkebunan. Pencemaran tanah dapat


menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan perkebunan, sehingga
dapat menurunkan pendapatan masyarakat.
2. Peningkatan biaya produksi. Pencemaran tanah dapat menyebabkan
peningkatan biaya produksi pertanian dan perkebunan, karena petani harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk remediasi tanah yang tercemar.
3. Kehilangan nilai ekonomi tanah. Pencemaran tanah dapat menurunkan nilai
ekonomi tanah, sehingga dapat menyulitkan petani untuk mendapatkan kredit
atau pinjaman modal.
P a g e | 18

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Polusi tanah biasanya terjadi karena kebocoran luar
cair, bahan kimia industry, penggunaan pestisida, zat kimia, atau air luar dari tempat
penimbunan sampah dan luar industri yang langsung dibuang ke tanah yang tidak
memenuhi syarat/peraturan (illegal dumping).Aktivitas pertanian dan perkebunan
merupakan salah satu sektor yang paling banyak menyumbang pencemaran tanah.
2. Polusi tanah, yang merupakan bahaya lingkungan yang umum, dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan pada manusia. Hal ini dapat menyebabkan kanker ginjal,
menyebabkan kerusakan pada lapisan ginjal dan menyebabkan keratitis ginjal. Hal ini
juga dapat menyebabkan kanker, menyebabkan kerusakan pada organ reproduksi,
menyebabkan menstruasi tidak normal, menyebabkan masalah kualitas sperma, dan
meningkatkan risiko endometriosis, endometriosis, dan kanker ovarium atau testis.
Hal ini juga dapat menyebabkan kanker pernapasan, menyebabkan kerusakan pada
organ reproduksi dan menyebabkan hilangnya sperma. Hal ini juga dapat
menyebabkan kerusakan saraf dan hormon sehingga menyebabkan kerusakan pada
organ reproduksi. Hal ini juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut kanker janin,
yang menyebabkan kelahiran prematur, pertumbuhan yang buruk, atau kematian pada
rahim.
3. Aktivitas pertanian dan perkebunan dapat menyebabkan pencemaran tanah karena
penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan Selain itu, limbah pertanian
seperti sisa tanaman dan kotoran hewan juga dapat menjadi faktor penyebab
pencemaran tanah
4. Untuk mengendalikan pencemaran tanah dari aktivitas pertanian dan perkebunan,
pemerintah dapat membuat regulasi dan kebijakan yang mengatur penggunaan
pestisida dan pupuk kimia yang aman dan tidak berlebihan. Selain itu, petani dan
pekebun juga dapat menggunakan teknik pertanian organik yang lebih ramah
lingkungan dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya
5. Beberapa solusi dan langkah pencegahan pencemaran tanah dari aktivitas pertanian
dan perkebunan lain
 Menggunakan teknik pertanian organik yang ramah lingkungan dan tidak
menggunakan bahan kimia berbahaya.
 Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan.
 Menggunakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran
hewan.
 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pertanian dan perkebunan agar
tidak terjadi kebocoran limbah.
P a g e | 19

 Menanam kembali tanaman dengan melakukan program rebisasi untuk


mengurangi erosi tanah.
 Membeli produk pertanian organik untuk mendukung kegiatan pertanian
yang ramah lingkungan.
6. Dampak Sosial:
o Terfragmentasinya tanah pertanian dapat menyebabkan tidak terpenuhinya
skala ekonomi usaha yang berdampak pada kemiskinan petani
o Pencemaran tanah dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia
o Aktivitas pertanian yang tidak ramah lingkungan dapat mengurangi
kualitas hidup masyarakat sekitar
Dampak Ekonomi:
 Pencemaran tanah dapat mengurangi produktivitas pertanian dan perkebunan
 Biaya pengobatan dan pemulihan lingkungan akibat polusi tanah dapat
menjadi beban ekonomi yang besar
 Pencemaran tanah dapat mengurangi nilai jual produk pertanian dan
perkebunan

3.2 SARAN
Dengan adanya Makalah ini kami mengharapkan bertambahnya wawasan pembaca, dan
menambah referensi untuk ilmu pengetahuan tentang Pencemaran Tanah akibat aktivitas
pertanian dan perkebunan . diharapkan pendidik mampu mendidik dan memacu peserta didik
untuk memiliki kepekaan dalam berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri serta, mampu mendorong peserta didik untuk inisiatif sendiri dalam belajar bukan
karena paksaan. Pembelajaran Kimia Lingkungan dapat memberi kesempatan kepada peserta
didik agar dapat memahami diri sendiri dan lingkungannya.
P a g e | 20

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. A. (1985). Peranan Pola Tanam . dalam Pengendalian Erosi pada Pertanaman
Lahan Kering Semusim.

Afandie Rosmarkam, N. W. (2002). Ilmu kesuburan tanah.

Agus, F. d. (2004). Tinjauan Umum Multifungsi Pertanian‖. Seminar Nasional Multifungsi Pertanian
dan Ketahanan Pangan.

Baehaki. (2008). insektisida Pengendalian Hama tanaman. http://www.mcarmand.co.cc/2008/08/, 112.

Egina, S. (2018). pencemaran tanah akibat pestisida.


https://www.academia.edu/37877084/PENCEMARAN_TANAH_AKIBAT_PESTISIDA.

Muslimah. (2015). Dampak pencemaran tanah dan langkah pencegahan . Agrisamudra jurnal
penelitian https://ejurnalunsam.id/index.php/jagris/article/view/224.

You might also like