You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cinta kepada lawan jenis merupakan hal yang fitrah bagi setiap
manusia. Karena cinta-lah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga.
Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia
dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna
juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam
syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin.

Sebenarnya istilah pacaran itu sendiri tidak dikenal dalam Islam.


Untuk istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan
pranikah, Islam mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang
laki-laki menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya
dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa
khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-
aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan,
memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan
nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.

Namun di zaman sekarang, umumnya bagi sebagian besar remaja,


pacaran merupakan hal yang sudah dianggap biasa terjadi di dalam
lingkup masyarakat dan pergaulan zaman sekarang. Pacaran identik
dengan bersatunya laki-laki dan perempuan yang belum muhrim dengan
pernyataan cinta dari salah satu pihak yang menjadi symbol adanya ikatan
diantara keduanya.Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai "Naksir"
lawan jenisnya sehingga ia berupaya melakukan pendekatan untuk
mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah
pendekatannya berhasil dan lawan jenis menyambut, keduanya mulai
berpacaran yang identik dengan pelampiasan rasa sayang dengan cara
yang kurang begitu sesuai dengan ajaran Islam.

Hal tersebutlah yang mendasari mengapa kita perlu mengetahui


apa hukum pacaran dalam islam, karena banyak yang tidak tahu apakah
pacaran dalam islam itu di perbolehkan atau tidak.

1
1.2 Rumusan Masalah
Topik yang dibahas di dalam makalah ini melahirkan rumusan masalah
yang diantaranya adalah :
a. Apa yang dimaksud pacaran?
b. Bagaimana hukum pacaran dalam islam?
c. Apakah landasan islam bahwa pacaran itu haram?
d. Bagaimana pandangan islam tentang pacaran?
e. Bagaimana konsep islam mengatur hubungan sepasang remaja?
f. Apa hikmah dilarangnya pacaran dalam islam?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


• Untuk mengatahui pengertian pacaran.
• Untuk mengetahui hukum pacaran dalam islam.
• Untuk mengetahui prespektif hukum islam tentang pacaran.
• Untuk mengehaui konsep islam mengatur dan mengelolah hubungan
sepasang remaja.
• Mengetahui hikmah dilarangnya pacaran dalam islam.

1.4 Manfaat Penulisan


• Dapat menginstropeksi diri sendiri.
• Timbul rasa takut kepada Allah SWT sehingga tidak melakukan hal-hal
Negative atau yang dilarang dalam islam.
• Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
• Berusaha untuk menaati aturan dalam islam mengenai berpacaran agar
tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negative atau tidah baik.
• Mampu menjaga diri dari pandangan terhadap seseorang yang bukan
mukhrim atau anggota keluarga.
• Memperbaiki etika pergaulan antar lawan jenis dan mengetahui batas-
batasannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian pacaran
Pacaran dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pacar”,
yang kemudian diberi akhiran–an. Terdapat beberapa pengertian pacaran
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu
a. Pacar : teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai
hubungan atau kekasih.
b. Berpacaran : bercintaan, berkasih-kasihan.
c. Memacari : menjadikan sebagai pacar; mengencani.
Dari pengertian tersebut, pacaran hanya merupakan sikap batin, namun
bagi para remaja sikap batin ini disusul dengan tingkah laku atau perilaku
berdua-duaan, saling memegang, dan seterusnya. Istilah pacaran dengan
tunangan sering dirangkai menjadi satu. Para remaja yang berpacaran, jika
ada kesesuaian lahir batin, dilanjutkan dengan tunangan. Sebaliknya,
mereka bertunangan biasanya diikuti dengan pacaran. Pacaran di sini,
dimaksudkan sebagai proses mengenal pribadi masing-masing, yang
dalam Islam disebut dengan “Ta’aruf”(saling kenal-mengenal).

Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah


hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam
mengenalkan istilah "khitbah (meminang)". Ketika seorang laki-laki
menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan
maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,
keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan
aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan
selayaknya suami istri. Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran
dengan khitbah, Pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan,
sedangkan khitbah merupakan tahapan untuk menuju pernikahan.
Persamaan keduanya merupakan hubungan percintaan antara dua insan
berlainan jenis yang tidak dalam ikatan perkawinan. Dari sisi
persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara pacaran dan
khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang
mempraktikkannya.

2.2 Hukum berpacarana dalam islam beserta dalilnya


3
Pacaran adalah suatu yang sudah jelas keharamannya dalam islam.
Berikut ini adalah beberapa dalil yang dapat dijadikan sebagai rujukan
untuk pelarangan aktifitas pacaran.

‫ل ستاقسرهباو ا الززسن ى إبنهه سكءاسن سفءابحسشلة سوسسءاء سسببلي ل‬


‫ل‬ ‫سو س‬
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk."

(QS. Al-Isra, 17 : 32).

Hal-hal yang termasuk ke dalam zina antara lain, saling memandang,


merajuk atau manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan,
berciuman, dll), berdua-duaan, dan lainnya.

Dikarenakan unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja
hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah dilarang,
termasuk dengan aktifitasnya yakni Pacaran. Hal ini sebagaimana telah
disebutkan dalam hadits berikut :

Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan:

"Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa


kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menentukan bagi anak Adam
bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah
melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan
syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan
(pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan
atau mendustakannya."

(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Jika ada yang mengatakan bahwa pacaran belumlah dapat dikatakan


sebagai perbuatan menuju zina, maka kita katakan kepadanya bukankah
4
orang yang paling tahu tentang perkara yang dapat mendekatkan
ummatnya ke surga dan menjauhkannya dari api neraka telah
mengatakan:

‫صءاسرهكام سو سكفااوا أسايبدسيهكام‬


‫ضااوا أساب س‬
‫سو ااحسفهظااوا هفهراوسجهكام سو سغ ف‬
“Jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan-pandangan kalian
dan tahanlah tangan-tangan kalian”

Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat
Al-Qur'an berikut :

"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali


bersama mahramnya."
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai


mahramnya, Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan."

(HR. Imam Ahmad)

"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih


baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya."

(Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir)

Telah berkata Aisyah r.a. "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak
pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia
hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan."

(HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah).

"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang


tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang
5
pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram."

(HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)


"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka
barang siapa yang memalingkan (menundukan) pandangannya dari
kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan
memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat."

(HR. Imam Ahmad)

Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: "Aku bertanya kepada Rasulallah
SAW tentang memandang (lawan-jenis) yang (membangkitkan
syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan
(menundukan) pandanganku."

(HR. Imam Muslim)

"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan
suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik."

(QS. Al-Ahzab : 32)

2.3 Landasan Islam Tentang Berpacaran


6
Tingkatan berpacaran yang terdapat didalamnya mengenai berbagai hal
apa saja yang mereka lakukan sudah masuk kedalam hal yang dilarang
oleh Allah Swt yakni mendekati zina. Hal lain yang dijadikan landasan
bahwa pacaran dilarang dalam islam ialah sebagai berikut :

1. Menahan Pandangan Pada yang Bukan Muhrimnya


Dalam Surat An Nur ayat 30 menjelaskan bahwa Allah telah
menentukan batas-batas mengenai menahan pandangan yang bukan
muhrimnya.

Melakukan pacaran artinya telah melakukan hal yang lebih daripada


sekedar menahan pandangan.

2. Menjaga Kesucian
Menjaga kesucian adalah adalah hal yang paling ditekankan untuk
dilaksanakan dari Allah Swt dan tidak ada satupun pacaran yang
menjaga kesucian batiniah tersebut.

‫ضبلبه سوانلبذيسن‬ ‫سوالسلياسستاعبفبف انلبذيسن سل سيبجهدوسن بنسكءالحءا سحنت ى هياغبنسليههم انله بمان سف ا‬
‫سيابستهغاوسن االبكستءاسب بمنمءا سمسلسكات أسايسمءاهنهكام سفسكءابتهباوههام إبان سعبلامهتام بفليبهام سخاليلرا‬
‫سوآسهتاوههام بمان سمءابل انلب انلبذ ي آسستءاهكام سوسل هتاكبرههاوا سفستسليءابتهكام سعسل ى االبسغءابء إبان‬
‫ض االسحسليءابة الفدانسليءا سوسمان هياكبرفهنن سفبإنن انلس بمان‬ ‫أسسرادسن ستسح ف‬
‫صلنءا بلستابستهغاوا سعسر س‬
“Dan orang-orang yang ‫بحليم‬tidak
‫فاومر سر‬mampu ‫سباعبد إباكسرا‬hendaklah menjaga
‫بهبهنن سغه‬kahwin
kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
merek, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan
berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikurniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-
budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri
mengingini kesucian, kerana
7 kamu hendak mencari keuntungan
duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu”

(QS. An-nur: 33)


Pacaran telah menyalahi kodratNya. Pacaran telah melanggar aturan
kesucian yang ditetapkan oleh Allah Swt, karena pacaran merupakan
jalan setan yang ditujukan kepada manusia agar mereka berpaling dari
kebenaran.

3.Dilarang Menurutkan Hawa Nafsu


Alasan banyak orang berpacaran karena menurtkan hawa nafsunya
semata, padahal Allah telah melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu
yang tidak berlandaskan ilmu dan membawa kita kepada jurang
kesesatan.

2.4 Pandangan Islam Mengenai pacaran

1. Islam Mengakui Rasa Cinta


Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia.
Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah
Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-
lainnya. Allah berfirman (QS. Ali Imran :14):

‫هززيسن بللننءابس هحفب النشسهساوابت بمسن الزنسسءاء سواالسببنليسن سواالسقسنءابطليبر االهمسقنسطسربة‬


‫لانسعءابم سواالسحاربث سذبلسك سمستءاهع‬ ‫ضبة سواالسخاليبل االهمسسناوسمبة سوا س‬
‫بمسن النذسهبب سواالبف ن‬
‫االسحسليءابة الفدانسليءا سوالله بعنسده هحاسهن االسمبآبب‬
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
8
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

(QS.Al- Imran ayat : 14)


Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mewujudkan rasa
cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang
paling penting dari semua itu adalah penuh dengan tanggung-jawab.
Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi
kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.

Rasullullah bersabda :

“Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling
baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang
paling baik terhadap istriku”

2. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Dalam Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala
ikatan diantara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu,
maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat
dan ketertarikan sesaat.

Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab


yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas
surat cinta belaka. Atau janji lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi
cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab
yang disaksikan oleh orang banyak.

Sedangkan pemandangan yang kita lihat dimana ada orang Islam yang
melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan,ini menunjukkan

9
bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama.
Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang
nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi
masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi
agama.

2.5 Konsep Islam Mengatur Hubungan Sepasang Remaja


a. Etika Pergaulan
Kemungkinan yang dapat terjadi saat remaja berbeda jenis kelamin
bertemu adalah jatuh cinta. Islam memiliki batasan yang dapat
membawa insannya jauh dari perbuatan yang menjurus pada maksiat
atau zina. Melalui batasan-batasan yang telah dituliskan di Al-Quran
ataupun hadist, muncul lah etika pergaulan yang seharusnya dilakukan
para remaja saat ini, yang diantaranya adalah :
1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina.
Allah SWT berfirman,

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya.


Rasulullah SAW bersabda,

"Lebih baik memegang besi yang panas dari pada memegang


atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu
akan berat siksaannya).”

3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya.


Dilarang laki - laki dan perempuan yang bukan muhrimnya untuk
berdua-duaan.

10
Nabi SAW bersabda;

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan
sekali -kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang
tidak muhrimnya, karena ketiganya adalah setan."

(HR. Ahmad)

4. Harus menjaga mata atau pandangan.


Sebab mata kuncinya hati, dan pandangan itu pengutus fitnah yang
sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman;

Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga


pandangan tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi
memandangi lawan jenis penuh dengan nafsu.

5. Menutup aurat.
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang
memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya,
kecuali untuk suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita
yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan
lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak,
memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk
oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama

11
dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti
itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga).

Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala


sesuatu yang diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak
yang negatif di masyarakat. Kita lihat saja di Amerika Serikat,
bagaimana akibat adanya free sex, timbul berbagai penyakit.
Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak mengenal
ayahnya, sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya.

Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat
menahannya adalah :
a) Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.
b) Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan
berolahraga
c) Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan
membangkitkan syahwat
d) Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al
Qur’an dan merenungkan artinya. Banyak berzikir, membaca
shalawat, shalat berjamaah di Masjid, menghadiri pengajian-
pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh yang
akan selalu mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.
e) Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak
yang sabar menahan pacaran dan zina yaitu dengan bidadari,
yang kalau satu diantaranya.
f) menampakkan wajahnya ke alam dunia ini, setiap laki-laki
yang memandangnya pasti akan jatuh pingsan karena
kecantikannya.

2.6 Hikmah Dilarangnya Pacaran Dalam Islam


1. Cinta adalah perasaan suci yang seharusnya dijaga kesuciannya yakni
dengan menempuh jalan yang benar yaitu menikah. Pacaran hanya akan
mengotori cinta itu sendiri dengan kegiatan haram yang dilakukan oleh
dua insan manusia karena berlandaskan hawa nafsu yang membawa pada
keburukan. Dengan melakukan pernikahan, maka tidak ada lagi batas atau
aturan yang membelenggu untuk dapat bersatu atas dua insan manusia
yang saling mencintai. Aturan kesucian yang dijaga oleh insan manusia
akan memberikan dampak yang sangat kuat dari sisi psikologis para
pencinta untuk terus bersama selama-lamanya dijalan kebenaran. Cinta

12
yang suci tersebut terus terjaga kesuciannya dalam jalan yang benar. Yakni
jalan dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’an :

‫يءا أسفيسهءا الننءاهس انتهقاوا سرنبهكهم انلذ ي سخسلسقهكام بمان سنافٍةس وابحسدٍةة سو سخسلسق بمانهءا سزاوسجهءا‬
‫ل سكيثليرال سو بنسءالء سو انتهقاوا انلس انلذ ي ستسءاسئهلاوسن ببه سو ا ا س‬
‫لارحءاسم‬ ‫سو سبنث بمانههمءا برجءا ل‬
‫إبنن انلس كءاسن سعلساليهكام سريقليبلءا‬
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan- mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki- laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan) mempergunakan (nama- Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan) peliharalah (hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu

(Q.S An-Nisa : 1)

2. Memberikan kekuatan pada hati manusia untuk setia.


Ketika yang dicinta begitu mudah didapatkan maka begitu mudah pula
dilepaskan. Kesetian menjadi tanda tanya besar yang tidak mungkin bisa
dijaga. Kesetiaan adalah hal yang paling ditekankan oleh Allah Swt.

raslullah bersabda :

“hal yang halal untuk dilakukan tapi paling dibenci oleh Allah adalah
cerai”.

Dari sabda rasulullah ini, sebenarnya telah mengajarkan kepada kita bahwa
Allah, sangat menekankan kesetian terhadap pasangan hidup setelah menikah.
Tetapi, pacaran telah merusak kekuatan tersebut. Pacaran telah memberikan
ruang terbuka untuk ketidaksetiaan. Pacaran telah merusak kesetiaan pada
pasangan pernikahan. Bahkan, jika pacar kita tersebut beberapa bulan
kemudian, menjadi pasangan hidup kita, maka sesungguhnya, tela lemahlah
kekuatan itu, karena telah diawali oleh tindakan yang melenceng dari jalan
kebenaran. Ketika jalan kebenaran itu dijaga, maka kuatlah setia, tetapi jika
telah dilanggar pada awalnya maka telah lemahlah setia.
13
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang”(Yusuf ayat 53)
3. Mempertahankan manusia untuk senantiasa bertindak dijalan kebenaran dan
mencegahnya lemah karena perasaan.

‫االسحفق بمان سرزبسك سفسل ستهكاوسننن بمسن االهمامستبريسن‬


Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu

(Q.S Al-Baqarah : 147)

Pacaran itu, sebagian orang menganggapnya memiliki hal positif didalamnya,


padahal sesungguhnya itu adalah keraguan dari hal-hal yang salah untuk
dibenarkan. Allah Swt. telah dengan jelas berkata bahwa kebenaran itu hanya
datang dariNya, bukan dari pemikiranmu sendiri yang hanya berlandaskan
hawa nafsu.

BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
Islam tidak pernah mengharamkan cinta. Islam mengarahkan cinta agar ia
berjalan pada koridornya. Bila bicara cinta di antara lawan jenis, satu-
satunya jalan adalah dengan pernikahan, yang dengannya cinta menjadi
halal dan penuh keberkahan. Sebaliknya, Islam melarang keras segala
jenis interaksi cinta yang tidak halal alias menjurus kepada hal-hal berbau
zinah atau maksiat. Bukan karena apa pun, tapi karena Islam adalah
agama yang memuliakan manusia dan mencegah kerusakan-kerusakan
yang akan terjadi pada diri manusia itu sendiri.
"Tidak ditemukan jalan lain bagi dua orang yang saling mencintai selain
menikah" (HR. Ibnu Majah)

3.2 Saran
sebaiknya pacaran tidak dilakukan karena lebih banyak membawa
mudaratnya daripada manfaatnya. Jika memang ingin menyalurkan
perasaan karena tertarik pada lawan jenis, disarankan untuk melakukan
khitbah dengan tidak merugikan pihak laki-laki atau perempuan dan
mempunyai tujuan yang jelas yakni pernikahan. Sesungguhnya pacaran
yang baik adalah setelah menikah karena pasangan sudah berstatus halal
bagi kedua belah pihak dan Jadikan agama dan keimanan sebagai alat
untuk membatasi atau mengontrol diri dalam berpacaran agar tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas

BAB IV

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://sitiraudlatussyipa.blogspot.co.id/2013/09/pacaran-dalam-
islam.html
 http://sucimardalena.blogspot.co.id/2013/10/pandangan-islam-
tentang-pacaran.html
 https://alquranmulia.wordpress.com/2015/04/06/tafsir-ibnu-katsir-
surat-al-baqarah-ayat-146-147/
 http://dinaalvionita21.blogspot.co.id/2014/11/pacaran-dalam-
kacamata-islam.html
 http://beni.yu.tl/hukum-berpacaran-menurut-islam-beserta-d.xhtml
 www.surat-yasin.com
 www.hidayatullah.com
 http://syamilbarokah.blogspot.co.id/2015/03/pacaran-dalam-
pandangan-hukum-islam-dan.html
 http://dinarnisma19.blogspot.co.id/2014/12/say-no-to-
pacaran.html
 http://www.anjrahuniversity.com/dalil-hadist-al-quran-haramnya-
pacaran-islami-biasa/

16

You might also like