You are on page 1of 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal System IAIN Bengkulu (Institut Agama Islam Negeri)

Jurnal Manthiq: Vol V No 1 Tahun 2020

Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja

Yasipin1, Silvia Ayu Rianti2, Nurman Hidaya3


1SD N 33 Seluma 2 Universitas Esa Unggul3 Universitas Borneo Tarakan

nurmanhidaya38@gmail.com
……………………………………………………………………………………………………………

Abstract: Religion Role for The Health of Teenager mental. The purpose of writing to describe and find out how to
improve the character of the nation based on Evidence Based. This research is a library research that uses written material
taken from several literatures, in the process of searching literature used several databases such as Pubmed, NCBI, Google
scholar and sciencedirect. Conclusion 1). Mental health can affect the condition of one's mind, feelings and mood 2). As a
result of mental health disorders cause a person to be ineffective 3). Mental health problems can be overcome by religious
therapy 4). Dhikr can make someone relax. 5). The higher the understanding of one's religion, the more healthy the mental
condition.

Keywork: Teenagers, Religion, Mental health.

Abstrak: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja. Tujuan penulisan untuk
mendeskripsikan dan mengetahui peran Agama dalam membentuk kesehatan mental pada remaja berdasarkan
Evidence Based. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library reseach) yang menggunakan bahan tertulis
diambil dari beberapa literatur, dalam proses pencarian literatur digunakan beberapa database seperti Pubmed,
NCBI, Google scholar dan sciencedirect. Simpulan 1). Kesehatan mental dapat mempengaruhi kondisi pikiran,
perasaan dan mood seseorang 2). Gangguan kesehatan mental menyebabkan seseorang menjadi tidak efektif 3).
Masalah kesehatan mental dapat diatasi dengan Therapi Religius 4). dzikir dapat membuat seseorang menjadi
rileks. 5). Semakin tinggi pemahaman agama seseorang maka semakin sehat juga kondisi mentalnya.

Kata Kunci : Remaja, Agama, Kesehatan mental.

25 | J u r n a l M a n t h i q
Yasipin, Silvia Ayu Rianti, dan Nurman Hidaya: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental
Remaja.

Pendahuluan (2010) yang menyatakan beberapa


Kualitas kehidupan seseorang survey diseluruh dunia telah
sangat dipengaruhi oleh kesehatan, dilakukan untuk mendapatkan
jika tidak ada masalah kesehatan baik prevalensi kesehatan mental. Angka
fisik maupun mental maka kualitas prevalensi gangguan kesehatan
hidup akan lebih baik.Kesehatan mental pada anak maupun remaja
adalah keadaan sehat fisik, mental yang paling sering disebutkan adalah
dan sosial, bukan semata-mata 20%. Penelitian yang ada sering
keadaan tanpa penyakit atau menggaris bawahi adanya perbedaan
kelemahan yang berarti seseorang status sosioekonomi maupun ras dan
dikatakan sehat apabila seluruh aspek etnik yang signifikan, dengan angka
dalam dirinya dalam keadaan tidak prevalensi yang lebih tinggi dialami
terganggu baik tubuh, psikis maupun pada anak yang kurang mampu dan
sosial(Massuhartono & Mulyant, ras, etnik minoritas. Sebuah review
2018). Pendapat diatas juga didukung melaporkan 8% usia pra-sekolah, 12%
olehSuhaimi yang menyatakan usia sekolah dan 15% remaja memiliki
kesehatan mental merupakan suatu masalah kesehatan mental.
kondisi yang memungkinkan Di Indonesia, berdasarkan Riset
perkembangan fisik (biologic), Kesehatan Dasar tahun 2013 dalam
intelektual (rasio/cognitive), Ervina (2015) menyatakan prevalensi
emosional (affective) dan spiritual gangguan mental emosional pada
(agama) yang optimal dari penduduk Indonesia yang berusia
seseorangdan perkembangan itu diatas 15 tahun adalah sebesar 6,0 %.
berjalan selaras dengan keadaan Data dari National Health and Nutrition
orang lain (Suhaimi, 2015). Banyak Examination Survey (NHANES) dalam
faktor yang dapat meningkatkan Hutasuhut (2016) menyatakan kan
kesehatan mental seseorang. bahwa 13,1% anak dan remaja berusia
Gangguan mental, menurut 8 sampai 15 tahun mempunyai satu
National Alliance of Mental Illness gejala yang sesuai dengan masalah
(2015), adalah suatu keadaan dimana psikiatrik (selain penyalahgunaan
seorang individu mengalami obat) jika menggunakan kriteria DSM-
gangguan pada pemikiran, perasaan, IV. Empat belas persen dari anak yang
mood, kemampuan berinteraksi sesuai dengan kritria diagnosis salah
dengan orang lain dan fungsi sehari- satu gangguan, juga menunjukkan
hari. Menurut WHO, gangguan sekurang-kurangnya satu gejala
mental telah mengenai 10-20% anak- tambahan gangguan psikiatri lainnya
anak dan remaja di seluruh dunia. (conduct, ansietas, gangguan makan
Setengah dari seluruh kejadian atau gangguan mood).
gangguan mental tersebut bermula Masih banyak faktor-faktor lain
dari usia 14 tahun. Pendapat diatas yang meningkatkan kerentanan anak
juga didukung oleh Grant & Brito maupun remaja untuk mengalami

25 | Jurnal Manthiq
Yasipin, Silvia Ayu Rianti, dan Nurman Hidaya: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental
Remaja.

gangguan kesehatan mental. Seperti ini merupakan penelitian pustaka


yang telah dipaparkan diatas, (liberay reseach), analisis data
“kehilangan” adalah faktor risiko diawali dengan pengumpulan,
yang penting. Faktor lainnya meliputi pengelompokan, verifikasi, analisa,
pendidikan dan pekerjaan yang dan mengambil kesimpulan dari
buruk, hubungan pertemanan dan data yang terkait dalam suber data
kekeluargaan yang buruk, kaum yang diolah. Dari berbagai temuan
minoritas, mengalami kondisi fisik literatur akhirnya penulis memilih
yang buruk, mengalami atau saksi 23 artikel penelitian yang
pada kekerasan rumah tangga, serta digabungkan dan dianggap relevan
mempunyai orang yang menderita dengan topik pembahasan yang
penyalahgunaan obat atau penyakit akan disimpulkan dalam Literature
mental lainnya (Weiss B, Dang M, Review.
Trung L, et al (2014); Ochi M, Fujiwara
T, Mizuki R, et al (2014)). Bentuk Pembahasan
gangguan kesehatan mental ada Gangguan mental pada remaja
beberapa macam. dapat mempengaruhi kondisi pikiran,
Gangguan kesehatan mental ada perasaan dan mood seseorang. Selain
beberapa macam yang meliputi : itu, gangguan mental juga
cemas, depresi, Gangguaan berpengaruh terhadap fungsi sehari-
Pemusatan Perhatian dan hari individu dan kemampuan
Hiperaktivitas serta gangguan individu tersebut dalamberinteraksi
conduck (Lawrence D, Johnson S, dengan orang lain, penggunaan obat-
Hafekost J, Boterhoven DHK, et al, obatan terlarang bahkan apabila tidak
2015). Menurut Knopf, Park, Mulye ditangani gangguan kesehatan mental
(2008) gangguan mental yang paling dapat menyebabkan seseorang
umum diderita oleh remaja adalah mengalami gangguan kejiwaan /
depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder Salah satu faktor yang dapat
dan penggunaan obatobatan memperbaiki kesehatan mental
terlarang. remaja adalah pelaksanaan kegiatan-
Banyaknya dampak dari kegiatan agama seperti : zikir, shalat
permasalahan kesehatan mental maka dan pemanfaatan waktu istirahat
perlu dilakukan solusi penanganan yang cukup.
yang tepat terhadap masalah 1. Remaja
kesehatan mental remaja, Kebaruan Masa remaja adalah salah
dalam penelitian ini menggabungkan satu masa yang paling krusial
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan hidup
kesehatan mental remaja. Tujuan seorang manusia dimana dalam
penelitian ini adalah untuk tahap ini tiap orang pasti
mengetahui peranan agamaterhadap menginginkannya terlewati
kesehatan mental remaja. Penelitian dengan tentram danbahagia.

26 | Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol V No 1 Tahun 2020

Namun demikian, dapat dilihat 2002).Orang tua dari anak yang


bahwa kondisi tersebut tidak terlibat kenakalan remaja
mudah untuk dicapai biasanya gagal dalam memberi
karenaterdapat banyak sekali penguatan pada perilaku positif
permasalahan yang muncul pada anak di usia dini. Seterusnya
masa remaja ini.Salah satu orang tua tersebut tidak terlibat
persoalan padamasa remaja ini secara positif terhadap
adalah munculnya depresi yang perkembangan anak hingga
bisa disebabkan oleh beberapa beranjak remaja. Tak jarang anak
faktor seperti hubungan dengan malah mendapat perlakuan
orang tua yang kurang harmonis, kekerasan di dalam rumah.
pengalaman masa kecil yang Secara teoritis, kekerasan
traumatik, dan kurangnya terhadap anak dapat
hubungan dengan teman sebaya didefinisikan sebagai peristiwa
(Santrock, 2003). pelukaan fisik, mental atau
Pada masa remaja atau seksual yang umumnya
peralihan dari anak-anak ke fase dilakukan oleh orang-orang yang
dewasa ini penuh dengan mempunyai tanggung jawab
masalah-masalah perkembangan terhadap kesejahteraan anak.
yang pelik, pelik bagi orang tua Tindakan pelukaan tersebut
dan remaja yang bersangkutan diindikasikan dengan kerugian
(Hidayat, 2013: 47).Beberapa dan ancaman terhadap kesehatan
faktor seperti keluarga, sekolah, dan kesejahteraan anak (Gelles
dan teman sepermainan dianggap dalam Suyanto & Hariadi, 2002).
menjadi faktor pembentukan Baik faktor kepribadian
mental anak. Banyak ahli percaya maupun faktor lingkungan
bahwa keluarga yang bermasalah memiliki dua peran, yakni
merupakan penyebab utama sebagai pelindung dan pemicu
dalam pembentukan masalah resiko perilaku beresiko pada
emosional pada anak yang dapat remaja. Lingkungan keluarga
mengarah pada masalah sosial yang menjadi salah satu bagian
dalam jangka panjang (Siegel & dalam faktor lingkungan akan
Welsh, 2011). menjadi faktor pelindung apabila
Orang tua yang keluarga dapat menurunkan
mengacuhkan atau tidak resiko anak terlibat pada perilaku
memenuhi kebutuhan anak yang menyimpang, sebaliknya
dengan baik akan meningkatkan keluarga yang melakukan
resiko keterlibatan anak dalam kekerasan pada anak akan
perilaku sosial yang tidak dapat menjadi faktor pemicu
diterima, seperti agresi dan keterlibatan anak pada tindakan
masalah perilaku eksternal lain kenakalan (Nindya & R., 2012).
(Verlaan & Schwartzman, 2. Gangguan Kesehatan Mental

27 | J u r n a l M a n t h i q
Yasipin, Silvia Ayu Rianti, dan Nurman Hidaya: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental
Remaja.

Kesehatan mental obatan terlarang. Ketidaksehatan


didefinisikan sebagai suksesnya mental seseorang akan semakin
pelaksanaan fungsi mental, sulit dihindari bila seseorang
sehingga tercapai kegiatan yang tidak memiliki daya tahan mental
produktif, terpenuhi hubungan dan spiritual yang tangguh.
dengan orang lain, dan adanya Salah satu hal yang dapat
kemampuan untuk berubah dan meningkatkan daya tahan
mengatasi kesulitan (Knopf, D., seseorang dari ketidaksehatan
Park, M.J., & Mulye, T.P., 2008). mental adalah agama. Agama
Kesehatan mental menurut WHO mempunyai peranan penting
(2014) didefinisikan sebagai dalam pembinaan moral karena
keadaan dimana seorang nila-nilai moral yang datang dari
individu menyadari potensinya, agama bersifat tetap dan
dapat mengatasi masalah universal. Apabila seseorang
kehidupan yang lazim, dapat dihadapkan pada suatu dilema, ia
berkerja secara produktif dan akan menggunakan
dapat berkontribusi untuk pertimbangan-pertimbangan
komunitasnya. berdasarkan nilai-nilai moral
Gangguan mental adalah yang datang dari agama.
suatu kondisi yang Dimanapun orang itu berada dan
mempengaruhi pikiran, perasaan pada posisi apapun, ia akan tetap
dan mood seseorang. Selain itu, memegang prinsip moral yang
gangguan mental juga telah tertanam didalam hati
berpengaruh terhadap fungsi nuraninya serta agama berperan
sehari-hari individu dan dalam mental yang sakit
kemampuan individu tersebut (Bukhori, 2006).
dalam berinteraksi dengan orang Untuk meningkatkan
lain (NAMI, 2015). kesehatan mental maka
Gangguan kesehatan kemampuan berpikir positif perlu
mental ada beberapa macam yang dibangun. Beberapa penelitian
meliputi : cemas, depresi, yang telah dilakukan
Gangguaan Pemusatan Perhatian menunjukkan pengaruh positif
dan Hiperaktivitas serta dari religiusitas terhadap kondisi
gangguan conduck (Lawrence D, psikologis yang negatif seperti
Johnson S, Hafekost J, Boterhoven tekanan psikologis dan stres
DHK, et al, 2015). Menurut Knopf, (Surayya Hayatussofiyyah, 2017).
Park, Mulye (2008) gangguan Pendapat diatas didukung oleh
mental yang paling umum Abdul Mujib yang menyatakan
diderita oleh remaja adalah bahwa manfaat unsur religiusitas
depresi, gangguan kecemasan, seperti doa dan zikir bagi
Attention Deficit Hyperactivity kesehatan manusia, ada dua
Disorder dan penggunaan obat- manfaat yaitu : zikir sebagai

28 | Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol V No 1 Tahun 2020

terapi: pertama, zikir mendapatan ketenangan batin


dapatmengembalikan kesadaran saat menghadapi masalah.
seseorang yang hilang, sebab Simpulan
aktivitas zikir Berdasarkan penjelasan di
mendorongseseorang untuk atas, maka dapat disimpulkan
mengingat, menyebutkan bahwa : 1). Kesehatan mental dapat
kembali hal-hal yang mempengaruhi kondisi pikiran,
tersembunyi dalamhatinya. Zikir perasaan dan mood seseorang 2).
juga mampu mengingaatkan Akibat gangguan kesehatan mental
seseorang bahwa yang membuat menyebabkan seseorang menjadi
danmenyembuhkan penyakit tidak efektif 3). Masalah kesehatan
hanyalah Allah SWT. semata, mental dapat diatasi dengan Therapi
sehingga zikir mampumemberi Religius 4). dzikir dapat membuat
sugesti penyembuhan. Kedua, seseorang menjadi rileks 5). Semakin
melakukan zikir sama nilainya tinggi pemahaman agama seseorang
denganterapi rileksasi (relaxtion maka semakin sehat juga kondisi
therapy), yaitu suatu bentuk terapi mentalnya.
dengan menekankan upaya
mengantarkan pasien bagaimana Daftar Pustaka
cara ia harus beristirahat dan Bukhori, B. (2006). Kesehatan Mental
bersantai (Mujib, Abdul & Mahasiswa Dari Religiusitas dan
Mudzakir, J, 2001). Kesehatan Kebermaknaan Hidup.
mental yang terganggu dapat Psikologika, 11(22), 93–105.
menyebabkan sesorang menjadi Grant R, Brito A (2010). Chronic
tidak produktif. illness and school performance: a
Hasil penelitian(Surayya literature review focusing on
Hayatussofiyyah, asthma and mental health
2017)didapatkan bahwa terapi condition. Dalam: A Children’s
kognitif perilakuan religius Health Fund Monograph. New
terbukti efektif dalam York: Children’s Health
menurunkan depresi pada Fund;.h.38.
remaja. Hasil penelitian Ervina, Amelia (2015). Hubungan
Trimulyaningsih (2010) dan Gangguan Tidur dengan Status
Yuliza (2012) didapatkan bahwa Mental Emosional Pada Anak
terapi kognitif perilaku religius Berumur 14-17 Tahun. Karya
dapat menurunkan depresi pada Tulis Ilmiah : Universitas
subjek wanita dewasa dan Sumatera Utara. Thesis :
mahasiswa. Terapi ini juga dapat Universitas Sumatera Utara.
meningkatkan sisi religiusitas Hidayat, Dede Rahmat dan Herdi.
dari para subjek karena lebih 2013. Bimbingan Konseling
banyak bersyukur, dan Kesehatan Mental Di Sekolah.
melakukan ibadah dan do’a akan Bandung: PT Remaja Rosdakarya

29 | J u r n a l M a n t h i q
Yasipin, Silvia Ayu Rianti, dan Nurman Hidaya: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental
Remaja.

Hutasuhut, S.M (2016). Hubungan More/Mental-Health-Conditions.


Perawakan Pendek Terhadap [Accessed 2 Mei 2020]
Kesehatan Mental. Pada Remaja
Usia 11-17 Tahun Bukhori, B. (2006). Kesehatan Mental
Mahasiswa Dari Religiusitas dan
Kalaiyarasan M, Solomon MD (2014). Kebermaknaan Hidup.
Mental health among Psikologika, 11(22), 93–105.
adolescence. Impact Nindya, P. N., & R., M. (2012).
Journals.;2:27-32. Hubungan Kekerasan Emosional
pada Anak terhadap
Knopf, D., Park, M.J., & Mulye, T.P., Kecenderungan Kenakalan
(2008). The Mental Health of Remaja. Jurnal Psikologi Klinis
Adolescents: A National Profile, Dan Kesehatan Mental, 1(02), 1–9.
2008. Available from:
http://nahic.ucsf.edu/download Ochi M, Fujiwara T, Mizuki R, et al
s/MentalHealthBrief.pdf (2014). Association of
[Accessed 3 Mei 2020] socioeconomic status in
childhood with major depression
Lawrence D, Johnson S, Hafekost J, and generalized anxiety disorder:
Boterhoven DHK, et al (2015). The results from the World Mental
mental health of children and Health Japan survey 2002–2006.
adolescents. Report on the second BMC Public Health;14:359.
Australian Child and Adolescent
Survey of Mental health and Siegel, J. & Welsh, B. (2011). Juvenile
Wellbeing . Canberra.:25-61. Delinquency The Core. California:
Wadsworth
Massuhartono & Mulyant. (2018).
Terapi Religi Melalui Dzikir Pada Santrock, J. W. (2003). Adolescence
Penderita Gangguan Jiwa. Journal Perkembangan Remaja (terjemahan:
of Islamic Guidance and Counseling, Shinto B. A. & Sherly S). Jakarta:
2(2), 201–214. Erlangga..

Mujib, Abdul & Mudzakir, J (2001) Suhaimi. (2015). Gangguan Jiwa


Nuansa-Nuasa Psikologi Islam, Dalam Perspektif Kesehatan
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Mental Islam. RISALAH, 26(4),
Persada, 2001), 237. 197–205.

National Alliance of Mental Illness Surayya Hayatussofiyyah, H. F. N. &


(2015). Mental Health Condition. R. (2017). Efektivitas Terapi
Available from: Kognitif Perilaku Religius Untuk
https://www.nami.org/Learn- Menurunkan Depresi Pada
Remaja. Jurnal Psikoislamedia,

30 | Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol V No 1 Tahun 2020

2(April), 42–54.

Trimulyaningsih, N., Subandi, M.A.


(2010). Terapi Kognitif-
Perilakuan Religius untuk
Menurunkan Gejala Depresi.
Jurnal Intervensi Psikologi. 2 (2),
205-227.

Weiss B, Dang M, Trung L, et al (2014).


A nationally-representative
epidemiological and risk factor
assessment of child mental health
in Vietnam. IntPerspect psychol.
3(3):139-153.

World Health Organization, (2014).


Mental health: a state of well-being.
Available from:
http://www.who.int/features/f
actfiles/mental_health/en/ .
[Accessed 3 Mei 2020]

Verlaan, P., & Schwartzman, A. E.


(2002). Mother's and Father's
Parental Adjustment: Links
ToEksternalising Behavior
Problem in Sons and Daughters.
The International Journal of
BehavioralDevelopment, 26, 214-
224.

Yuliza, E. (2012). Efektivitas Terapi


Kognitif Perilakuan Religius
(Islam) Untuk Menurunkan
Depresi Pada Mahasiswa. Tesis,
tidak diterbitkan, Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial
BudayaUniversitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.

31 | J u r n a l M a n t h i q

You might also like