Professional Documents
Culture Documents
Makalah Gempa
Makalah Gempa
Om Swastyastu,
Puji syukur yang kami ucapkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
(Tuhan Yang Maha Esa), karena berkat rahmat-Nya, makalah yang berjudul
“Konsep Penanganan Bencana Gempa Bumi” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komprehensif II.. Melalui kesempatan ini, kami mengucapakan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak/ Ibu Dosen yang telah mengarahkan kami
dalam pembuatan makalah ini sehingga karya makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa kendala atau
kesulitan, namun berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak
kesulitan-kesulitan dapat diatasi. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik
dan saran dari para pembaca demi sempurnanya karya penulis pada masa yang
akan datang. Sebagai akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini ada
manfaatnya.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4
2.1 Bencana Alam......................................................................................................4
2.2 Prinsip prinsip penanggulangan bencana alam....................................................4
2.3 Tahap penanggulangan bencana..........................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
3.1 Simpulan............................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan melakukan upaya perbaikan struktur bangunan jika diperlukan. Selain itu,
dengan dikenalinya sumber gempa bumi di suatu daerah dan parameternya,
termasuk di antaranya maksimum magnitudo gempa yang dihasilkan, bisa
dijadikan pertimbangan dan acuan dalam penyusunan peraturan daerah
tentang bangunan tahan gempa. Oleh karena itu, pengetahuan tentang sumber
gempa bumi yang meliputi lokasi, sejarah kegempaan, perkiraan magnitudo
gempa terbesar, dan kecepatan bergeraknya sangat penting untuk diketahui.
Tatanan tektonik di wilayah Indonesia yang berada di wilayah batas
lempeng yang saling bertumbukan menyebabkan terbentuknya zona-zona
deformasi yang berkaitan erat dengan gempa bumi. Secara umum wilayah
deformasi ini dibagi menjadi dua, zona di batas tumbukan lempeng dan zona
deformasi di darat yang dekat dengan permukaan. Pada prinsipnya gempa
terjadi karena pergerakan bidang sesar yang terjadi secara tiba-tiba.
Berdasarkan pergerakannya, sesar pada umumnya bisa dibagi menjadi tiga
jenis: sesar naik, sesar geser, dan sesar turun. Selain ketiga jenis sesar utama
tersebut, sesar dengan kombinasi pergerakan vertikal dan horizontal yang
disebut sebagai sesar oblique juga banyak ditemui. Gempa yang terjadi di
zona batas tumbukan lempeng yang berada di daerah lepas pantai umumnya
berasosiasi dengan sesar-sesar dengan tipe pergerakan naik, gempa yang
menyebabkan tsunami ialah gempa-gempa besar yang terjadi di wilayah ini.
Kesulitan yang dialami peneliti bidang sesar aktif di Indonesia di
antaranya disebabkan curah hujan yang tinggi di seluruh wilayah Indonesia
sehingga bentukan-bentukan permukaan bumi yang menjadi indikator utama
dalam pemetaan sesar aktif mudah terkikis oleh air hujan sehingga tidak
mudah dikenali. Oleh karena itu, pemetaan sesar aktif di Indonesia selain
menggunakan data permukaan juga perlu didukung data bawah permukaan.
2
1.3 Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis dalam hal
menajemen bencana gempa bumi.
2. Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana gempa
bumi terutama untuk para petugas kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik,
tetapi juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta
benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat sebagian
korban bencana alam mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal tersebut
akan sangat berbahaya terutama bagi anak-anak yang dapat terganggu
perkembangan jiwanya.
4
1. Cepat dan tepat
Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah bahwa dalam
penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan tepat
sesuai dengan tuntutan keadaan. Keterlambatan dalam penanggulangan
akan berdampak pada tingginya kerugian material maupun korban jiwa.
2. Prioritas
Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila terjadi
bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan
diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
5
6. Kemitraan
Penanggulangan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah.
Kemitraan dalam penanggulangan bencana dilakukan antara pemerintah
dengan masyarakat secara luas, termasuk lembaga swadaya masyarakat
(LSM) maupun dengan organisasi- organisasi kemasyarakatan lainnya.
Bahkan, kemitraan juga dilakukan dengan organisasi atau lembaga di luar
negeri termasuk dengan pemerintahnya.
7. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengetahui, memahami dan melakukan langkah- langkah
antisipasi, penyelamatan dan pemulihan bencana. Negara memiliki
kewajiban untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mengurangi
dampak dari bencana.
8. Nondiskriminatif
Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi” adalah bahwa negara
dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apa
pun.
9. Nonproletisi
Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa dilarang
menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana,
terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.
6
setelah terjadinya bencana tetapi upaya pencegahan juga termasuk ke dalam
kegiatan penanggulangan bencana. Karena itu, penanggulangan bencana
dilakukan melalui beberapa tahapan.
1. Tahap pencegahan
Pada tahap ini berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak
buruk dari bencana alam. Contoh-contoh kegiatan pada tahap ini adalah:
Pada tahap tanggap darurat, hal paling pokok yang sebaiknya dilakukan
adalah penyelamatan korban bencana. Inilah sasaran utama dari tahapan
tanggap darurat. Selain itu, tahap tanggap darurat bertujuan membantu
masyarakat yang terkena bencana langsung untuk segera dipenuhi kebutuhan
dasarnya yang paling minimal.
7
d. pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih
e. penyiapan penampungan sementara
f. pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara serta
memperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan
pelayanan yang memadai untuk para korban;
3. Tahap Rehabilitasi
Dalam tahap rehabilitasi, upaya yang dilakukan adalah perbaikan fisik
dan non fisik serta pemberdayaan dan pengembalian harkat korban. Tahap ini
bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan dan
infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti tahap tanggap
darurat, seperti rehabilitasi bangunan ibadah, bangunan sekolah, infrastruktur
sosial dasar, serta prasarana dan sarana perekonomian yang sangat
diperlukan.
4. Tahap Rekonstruksi
Upaya yang dilakukan pada tahap rekonstruksi adalah pembangunan
kembali sarana, prasarana serta fasilitas umum yang rusak dengan tujuan
agar kehidupan masyarakat kembali berjalan normal. Biasanya melibatkan
semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan dunia
usaha. Sasaran utama dari tahap ini adalah terbangunnya kembali masyarakat
dan kawasan. Pendekatan pada tahap ini sedapat mungkin juga melibatkan
masyarakat dalam setiap proses.
8
2.4 Penanggulangan Bencana Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan
bagaimana cara menghadapi gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi.
Dalam menghadapi bencana gempa bumi misalnya masyarakat Jepang telah
tahu bagaimana bereaksi ketika gempa bumi berguncang. Mereka segera
mematikan kompor atau api yang menyala, menyambar tas yang telah
disiapkan (yang berisi sebotol air mineral, makanan ringan tahan lama,
lampu senter, peluit, obat-obatan, radio transistor, dan lain-lain), lalu segera
bersembunyi di bawah meja, dan tetap menunggu hingga guncangan reda.
9
Penanggulangan bencana gempa bumi dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Tindakan Pra-Bencana
10
ketertiban warga, pemulihan sementara bagi fasilitas vital serta
gedung dan fasilitas lainnya, penyediaan informasi bagi korban
bencana, dan pencegahan bencana susulan, termasuk bencana
sedimen, hujan & badai, dan gedung yang roboh. Selain
itu,kelancaran sistem penerimaan bantuan seperti untuk bantuan
pembangunan fisik skala besar juga harus diperhatikan.
a. Proses Rehabilitasi
Pembersihan puing
b. Pembersihan puing
11
Kementerian Negara Lingkungan Hidup akan
menyediakan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi
puing.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14