You are on page 1of 1

Makalah Kelompok 3 - BIO

ETIKA & APLIKASINYA


PADA PRAKTIK…
KEBIDANAN
Tampilkan judul lengkap

Diunggah oleh Ajeng Sartika

! 0 penilaian · 33 tayangan · 26 halaman


Informasi Dokumen "

Hak Cipta
Simpan
© © All Rights Reserved

Bagikan dokumen Ini

MAKALAH
Facebook Twitter
PELAYANAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER
PADA MASA NIFAS

#
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Asuhan
Email Kebidanan Komplementer I
Dosen pengampu: Bd. Kursih Sulastriningsih, S.SiT., MKM

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

Disusun oleh:

1. Amalia Aghniya A.D 200401001001


2. Ajeng Sartika 200401002002
3. Salma Ramadhani G 200401008008

4. Uswatun Khasanah 200401005005

PROGRAM STUDI S-I KEBIDANAN

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA


JAKARTA TA. 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmatnya kepada kami sehingga atas berkat dan Rahmat serta karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok makalah Profesionalisme dalam Kebidanan yang berjudul
“Bio etika dan Aplikasinya pada Praktik Kebidanan” ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Terima kasih kami sampaikan juga kepada Sugiharti, S.ST, M.Kes selaku dosen
pengampu mata kuliah profesionalisme dalam kebidanan yang telah memberikan kesempatan
bagi kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan
memahami tentang sebuah bioetika seorang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu upaya penyelesaian
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam
pembuatan makalah ini masih ditemukan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Terima Kasih.

Jakarta, 24 Mei 2023

Kelompok 3

ii

DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan.................................. .................................... .................................... .......... ....... ...... .... 5
1.4 Manfaat.............................. .................................... .................................... ........... ....... ...... ..... 5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Bio-etika dan Profesionalisme ....................................................................6
2.1.1 Bio-Etika........................................................................................................................6
2.1.2 Profesionalisme..............................................................................................................7
2.2 Kebidanan Sebagai Suatu Profesi .......................................................................................9
2.2.1 Pengertian........................................................................................................................10
2.2.2 Peran Bidan & Tugas Pokok ............................................................................................10
2.2.3 Fungsi Bidan....................................................................................................................12
2.2.4 Tanggungjawab Bidan ......................................................................................................14
2.2.5 Kompetensi Bidan............................................................................................................15
2.3 Konsep Dasar Bio Etika Prfesionalisme Bidan................................................................15
2.3.1 Pengertian Etika, Moral & Hukum ...............................................................................15
2.3.2 Kegunaan Etika............................................................................................................18
2.3.3 Macam-Macam Etika...................................................................................................18
2.3.4 Dasar Bioetika, Etika dan Landasan Hukum dlm Praktik dan Pelayanan Kebidanan ...19
2.4 Peran Bioetika & Profesionalisme Dalam Dunia Kebidanan.........................................20
2.5 Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Pada Praktik Kebidanan.................................22
BAB III............................... .................................... .................................... .............................. ...... .... 25
PENUTUP ..........................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................25
3.2 Saran...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................26

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia. Begitu halnya
dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi angota profesi tentang bagaimana
mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya
melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat,yang
dalam hal ini kode etik profesi kebidanan (Purwoastuti, E,2017).

Tututan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan


semakin meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat. Hal ini merupakan
tantangan bagi profesi kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme yang pada saat
yang sama harus memberikan pelayanan yang berkualitas. Landasan komitmen yang
kuat berdasarkan pada etika dan moral yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan kualitas
pelayanan yang baik (Suseno T, 2010).

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
langkahnya mengambil keputusan dalam merespons situasiyang muncul dalam usaha.
Pemahaman tentang etika dan moral menjadi bagian fundamental dan sangat penting dalam
memberikan asuhan kebidanan, dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien
(Purwoastuti, E,2017).

Seorang bidan akan terlindung dari kasus pelanggaran etik yang berkembang di
lingkup publik, erat kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga seorang bidan berperan
sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam bertindak maupun mengambil keputusan
yang tepat untuk tindakkan selanjutnya yang sesuai dengan standar asuhan dan
kewenangan bidan. Penerapan akidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang
tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam dunia medis. Kode etik adalah daftar kewajiban
yang harus ditaati dan dibuat oleh profesi tertentu serta mengikat semua anggotanya. Kode
etik sebenarnya bukan hal yang baru, sudah lama dibuat dengan tujuan untuk mengatur
tingkah laku moral suatu kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat penulis dalam
makalah ini antara lain:

1. Apa itu konsep dasar bio etika dan profesionalisme?


2. Jelaskan bagaimana kebidanan sebagai suatu profesi?
3. Apa itu konsep dasar bio etika profesionalisme bidan?
4. Apa saja peran bio etika dan profesionalisme dalam dunia kebidanan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep dasar Bio etika dan profesionalisme.


2. Untuk mengetahui bagaimana peran, sungsi, tanggungjawab dan kompetensi kebidanan
sebagai suatu profesi.
3. Untuk mengetahui konsep dasar bio etika profesionalisme bidan

4. Untuk mengetahui peran bio etika dan profesionalisme dalam dunia kebidanan.

1.4 Manfaat
1) Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan, memperluas
wawasan, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta pembelajaran tentang bioetika
yang harus diterapkan dalam memberikan praktik kebidanan.
2) Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan kepustakaan mahasiswa/i Stikes BPI untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bio-etika dan Profesionalisme

2.1.1 Bio-Etika
Dalam kamus Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentangapa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). (Diah
Arimbi, 2014). Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai berikut:

1) Menurut bahasa Yunani yaitu ethos (jamaknya; et etha), yang berarti “adat istiadat”
atau “kebiasaan”.
2) Menurut bahasa Inggris berasal dari Eithis, yaitu tingkah laku/perilaku manusia
baik dimana tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada
umumnya (Heryani, R, 2013).

Etika Biomedis, atau disebut juga sebagai Bioetika. Bioetika berasal dari kata bios
yang berarti kehidupan serta Ethos yang berarti norma-norma moral (apa yang seharusnya
dilakukan manusia). Bioetika sendiri merupakan perkembangan pada biologi dan ilmu
kedokteran baik skala mikro ataupun makro. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis (abortus,
transplatasiorgan, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik, juga membahas
masalah kesehatan, factor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat,
pengobatan tradisional, demografi dan sebagainya.

Pengertian etika biomedis juga masih perlu dipilih kembali dalam isu-isu etika
medis tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun dan lebih tertuju pada hubungan
individual dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien yang kemungkinan
adanya masalah etika medis.

Pada artian yang lebih sempit, bioetika merupakan evaluasi etik pada moralitas
treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
Sedangkan menurut artian yang lebih luas, bioetika mengevaluasi pada semua tindakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadap perasaan takut dan nyeri yang meliputi semua tindakan yang berhubungan

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses


lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain peningkatan mutu genetik,
etika lingkunganan pemberian pelayanan kesehatan.

Bioetika muncul sebagai respon atas semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
hayati terutama di bidang medis yang berhubungan erat dan menjadikan manusia sebagai
objeknya. Bioetika adalah cabang etika yang berkaitan dengan pertanyaan moral dan
dilema yang muncul dalam bidang biologi, kedokteran, dan ilmu kesehatan. Bioetika
mempertimbangkan implikasi moral dari perkembangan ilmiah dan teknologi dalam
praktik medis dan penelitian. Tujuan utama bioetika adalah memberikan kerangka kerja
untuk memahami dan mengevaluasi keputusan yang terkait dengan kehidupan manusia,
kesehatan, dan kehidupan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa bioetika lebih
berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, serta aplikasi teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan (Heryani, R, 2013).

2.1.2 Profesionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata profesionalisme
adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang
yang profesional. Profesionalisme merujuk pada sikap, perilaku, dan etika yang sesuai
dengan standar dan nilai-nilai profesi tertentu, seperti kedokteran atau profesi kesehatan
lainnya. Ini melibatkan komitmen terhadap pelayanan yang berkualitas tinggi, integritas,
tanggung jawab, rasa hormat terhadap pasien dan rekan kerja, serta dedikasi terhadap
pengembangan profesional. Istilah profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk
bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi,
artis, sekertaris dan sebagainya.

Arti dari profesionalisme sama dengan orang yang hidup dengan cara
mempraktekkan keterampilan yang mereka miliki dan terlibat dengan kegiatan yang sesuai
dengan keahliannya tersebut. Profesionalisme sama dengan orang yang menjalankan
profesi atau pekerjaan tapi sesuai dengan keahlian. Karena di Indonesia sendiri ada cukup
banyak pekerja yang tidak sesuai antara sekolah, pekerjaan dengan keahlian mereka.

Untuk arti dari profesionalisme menurut beberapa ahli, berarti mendefinisikan diri
mereka sebagai perangkat atribut yang dibutuhkan untuk menunjang tugas supaya sesuai
standar kerja yang diinginkan. Ada juga yang memberikan arti profesionalisme sebagai

gambaran bentuk kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, memprioritaskan


pelayanan, menyusun agenda dan mengembangkan program pelayanan sesuai kebutuhan.

Selain itu seorang profesional juga harus bisa bertindak secara objektif, bebas dari
rasa benci, sentimen, malu, malas dan enggan untuk mengambil keputusan. Perhatikan
juga 3 hal pokok pada sesorang yang memiliki sikap profesional. Mulai dari:

- Skill
- Attitude
- Knowledge

Skill sendiri merupakan keahlian yang benar-benar dimiliki oleh orang tersebut
sesuai keahliannya. Sedangkan knowledge berarti orang tersebut harus menguasai,
berwawasan ilmu sesuai dengan bidangnya. Untuk attitude berarti orang tersebut tidak
hanya pintar, tapi juga harus memiliki etika yang harus diterapkan pada bidang yang
mereka pilih.

Ada perbedaan antara profesi dan pekerjaan yaitu profesi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menafkahi diri sendiri dan keluarganya dimana profesi tersebut
diatur oleh etika profesi yang dimana etika profesi tersebut hanya berlaku sesama profesi
tersebut. Sementara pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri
dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut tidak memiliki etika (Suseno,T,2010).

Seorang pekerja professional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja
professional maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (mis: menguasai teknik
kerja yang sama dapat memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi,
seorang pekerja professional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya
yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sifat yang
positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya (Purwoastuti, E,2017).

Seorang profesional wajib mengembangkan profesionalismenya. Pengembangan


profesionalisme dapat dicapai melalui kewajiban belajar (menguasai lebih banyak
pengetahuan teknis) dan bukan melalui interaksid engan klien. Didalam bukunya, Moore
mengabaikan kemungkinan seorang profesional juga belajar melalui kliennya. (Moore,
Wilbert E, The Professions: Roles and Rules, New York; Russel Sage Foundation, 197).

2.1.3 Tujuan Etik Biomedis/ Bio-etika

Bioetika cenderung mengarah pada isu-isu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul
karena ilmu dan teknologi serta biomedis. Misal, pada bidang medis bioetika mengarah
pada hal-hal yang boleh dilakukan maupun tidak dilakukan, seperti: Kloning, Abortus,
Transplatasi organ, Bayi tabung, Kontrasepsi, dll. Adapun tujuan dari bioetika adalah:
a) Bioetika sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi modern
b) Pembelajaran bioetika untuk mencegah dampak negatif yang muncul dari teknologi.
c) Pembelajaran bioetika dibutuhkan untuk menekankan pada pengembangan berfikir
kritis untuk menetukan sisi baik buruknya terkait dengan kehidupan.
2.1.4 Prinsip Utama Bioetika
! Otonomi: Menghormati hak individu untuk membuat keputusan tentang perawatan
medis mereka sendiri.
! Non-Malefikasi: Mencegah kerusakan dan melindungi pasien dari risiko yang tidak
diperlukan.
! Benefikasi: Bertindak untuk kepentingan terbaik pasien dan mempromosikan
kesejahteraan mereka.
! Keadilan: Memastikan adilnya alokasi sumber daya kesehatan dan perlakuan yang
adil terhadap semua pasien.
2.1.5 Unsur Profesionalisme Medis
1) Kepatuhan terhadap kode etik profesi: Profesi kesehatan memiliki kode etik yang
menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari para profesional.
2) Komunikasi yang efektif: Mampu berkomunikasi dengan baik dengan pasien, rekan
kerja, dan anggota tim kesehatan lainnya.
3) Rasa hormat: Menghormati hak, privasi, dan kepercayaan pasien, serta menghargai
perbedaan budaya dan nilai.
4) Keahlian dan peningkatan kompetensi: Mengembangkan dan mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan perawatan yang
berkualitas tinggi.
5) Tanggung jawab: Mengakui tanggung jawab terhadap pasien, melibatkan praktik yang
aman, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi kesehatan.

2.2 Kebidanan Sebagai Suatu Profesi


Sejarah menunjukkan bahwa bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradabadan umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat

dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan
hati, dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik.

2.2.1 Pengertian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan pengertian profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya).
Menurut Brandeis yang dikutip oleh A. Pattern Jr., untuk dapat disebut sebagai profesi,
pekerjaan itu sendiri harus mencerminkan adanya dukungan yang berupa :

1) Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character)


2) Diabdikan untuk kepentingan orang lain
3) Keberhasilan tersebut bukan berdasar pada keuntungan financial
4) Keberhasilan tersebut antara lain menetukan berbagai ketentuan yang merupakan
kode etik, serta pula bertanggung jawab dalam memajukan dan penyebaran profesi
yang bersangkutan
5) Ditentukan adanya standar kualifikasi profesi (Diah Arimbi, 2014).
Kebidanan adalah profesi yang berfokus pada perawatan kesehatan reproduksi wanita,
kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Seorang bidan memiliki peran yang penting dalam
memberikan perawatan holistik kepada perempuan selama siklus kehidupan reproduktif
mereka. Profesi kebidanan membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan etika yang kuat.
Bidan harus berkomitmen untuk menghormati hak, privasi, dan kepercayaan perempuan
yang mereka layani. Bidan juga harus terus mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman.

2.2.2 Peran Bidan & Tugas Pokok


Dalam menjalankan profesinya, bidan mempunyai beberapa peran, yaitu sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Masing-masing peran tersebut mempunyai
tugas pokok tersendiri. Berikut penjelasannya:

1) Pelaksana
Peran pelaksana dilakukan dengan tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Berikut beberapa penjelasan tugas pokoknya:
! Tugas Mandiri:
- Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan

10

- Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan
mereka sebagai klien.
- Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.
- Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
- Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien / keluarga
- Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
- Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien
/ keluarga
- Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
- Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium serta menopause
- Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan
pelaporan asuhan.
! Tugas Kolaborasi
- Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
- Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
- Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
- Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko.
! Tugas Ketergantungan
- Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
- Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
- Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
- Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.

11

- Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
keluarga.
2) Pengelola
Sebagai pengelola, bidan mempunyai dua tugas utama, yaitu tugas pengembangan
pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim. Tugas pengembangan
pelayanan dasar yaitu mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerja.
Sedangkan tugas partisipasi tim seperti melaksanakan program kesehatan sekton lain
melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lainnya di bawah
bimbingan wilayah kerja.
3) Pendidik
Sebagai pendidik, bidan mempunyai dua tugas utama yaitu pendidik dan penyuluh.
Dalam tugas mendidik, bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada
klien. Dalam tugas sebagai penyuluh, bidan memberikan pelatihan dan membimbing
kader
4) Peneliti
Sebagai peneliti, bidan betugas melakukan penelitian atau investigasi dalam bidang
kesehatan, baik secara mandiri maupun berkelompok. Tugas ini mencakup:
! Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
! Menyusun rencana kerja pelatihan.
! Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
! Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
! Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
! Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
! program kerja atau pelayanan kesehatan.

2.2.3 Fungsi Bidan


Sama seperti peran bidan, fungsi bidan meliputi fungsi pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Masing-masing fungsi ini mencakup beberapa hal yang menjadi
fokus. Berikut penjelasannya:

1) Fungsi Pelaksana

12

You might also like