You are on page 1of 27

MK.

Analisis Ekonomi Wilayah dan Kota

- 05 -
ANALISIS EKONOMI : LOCATION QUOTIENT,
SHIFT SHARE, TYPOLOGI KLASSEN

Irsyadi Siradjuddin
TOPIK

1. Sektor Basis (Analisis Location Quotient (LQ))


2. Sektor Daya Saing (Analisis Shift Share)
3. Sektor Unggulan (Typologi Klassen)
1
Sektor Basis
(Analisis Location Quotient (LQ))
Pengertian Location Quotient (LQ)

➢ Metode menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai


tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kab/Kota/Provinsi)
terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan
dalam skala wilayah (kabupaten, provinsi atau nasional).
➢ LQ dapat menghitung perbandingan antara share output
sektor i di kab/kota dan share output sektor i di provinsi.
➢ Sektor basis adalah yang menjadi tulang punggung
perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan
kompetitif (Competitive Adventage) yang cukup tinggi.
➢ Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama
(primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah.
Kegunaan Analisis LQ

Metode menghitung perbandingan relatif nilai tambah


1 sebuah sektor di suatu daerah terhadap nilai tambah
sektor tersebut pada skala wilayah lebih tinggi.

2 Mengukur tingkat spesialisasi relatif suatu daerah di dalam


aktivitas sektor perekonomian tertentu.

3 Identifikasi sektor basis


Variabel Data LQ

Lapangan
17 Sektor Lapangan Usaha
Usaha

Pertanian Produksi Komoditas

Jumlah Populasi Ternak dan


Produksi Daging / Telur Peternakan
Kelebihan dan Kekurangan Analisis LQ

1. Metode LQ memperhitungkan ekspor


langsung dan ekspor tidak langsung
Kelebihan 2. Metode LQ sederhana dan tidak mahal serta
dapat diterapkan pada data historis untuk
mengetahui trend.

1. Berasumsi bahwa produktivitas sektor


regional sama dengan produktivitas nasional.
Kekurangan
2. Berasumsi bahwa tingkat ekspor tergantung
pada tingkat disagregasi.
4 Syarat Sektor Basis (Prioritas)

Sektor tersebut harus menghasilkan


Harus terjadi peningkatan investasi
produk yang mempunyai permintaan
kembali dari hasil-hasil produksi sektor
yang cukup besar, sehingga laju
yang menjadi prioritas tersebut, baik
pertumbuhan berkembang cepat akibat
swasta maupun pemerintah
dari efek permintaan tersebut

Permintaan 1 3 Investasi

Perubahan
Teknologi 2 4 Berkembang

Karena ada perubahan teknologi yang


teradopsi secara kreatif, maka fungsi Sektor tersebut harus berkembang,
produksi baru bergeser dengan sehingga mampu memberi pengaruh
pengembangan kapasitas yang lebih terhadap sektor-sektor lainnya
luas
4 Paramater Sektor Basis

Sumbangan sektor perekonomian


1 terhadap perekonomian wilayah
yang cukup tinggi.

2 Sektor yang mempunyai


multiplier effect yang tinggi.

3 Sektor yang kandungan


depositnya melimpah

4 Memiliki potensi added value


yang cukup baik
Rumus LQ dan Interpretasi

Distribusi
regional
𝑿𝑹
𝒊 Τ𝑿
𝑹
𝑳𝑸 = 𝑵 𝑵
𝑿𝒊 Τ𝑿 Distribusi
nasional

LQ = Location Quotient
X = Output (PDRB)
i = Sektor
R = Regional (Kab/Kota/Prov) 1 LQ > 1
Indikasi ada kegiatan ekspor di sektor
tersebut atau sektor Basis (B)
N = Nasional (Prov/Nasional)

Indikasi kegiatan produksi hanya cukup


2 LQ = 1 memenuhi wilayah tersebut dan tergolong
Non Basis (NB)

3 LQ < 1 Indikasi ada kegiatan impor di sektor


tersebut atau sektor Non Basis (NB)
Kebutuhan Data untuk perhitungan LQ

PDRB JAWA TIMUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU (Rp. Miliar)

SEKTOR / LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016 2017


1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 186.038 208.614 232.283 246.982 258.454
2 Pertambangan dan Penggalian 73.777 78.535 66.526 69.900 80.846
3 Industri Pengolahan 397.998 445.280 495.700 536.474 586.236
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.168 5.612 5.948 6.201 6.675
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 1.368 1.435 1.573 1.736 1.853
PDRB Jawa Timur 664.349 739.475 802.031 861.293 934.065

PDB INDONESIA ATAS DASAR HARGA BERLAKU (Rp. Milyar)

SEKTOR / LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016 2017


1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.083.142 1.129.053 1.171.579 1.209.687 1.277.837
2 Pertambangan dan Penggalian 791.054 794.490 767.327 775.486 779.865
3 Industri Pengolahan 1.771.962 1.854.257 1.934.533 2.017.555 2.072.830
4 Pengadaan Listrik dan Gas 88.805 94.047 94.895 100.010 98.774
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 6.540 6.883 7.369 7.635 7.861
PDB Indonesia 3.741.503 3.878.729 3.975.703 4.110.372 4.237.167
Hasil Perhitungan LQ
Analisis LQ
SEKTOR / LAPANGAN USAHA KET
2013 2014 2015 2016 2017 LQ
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,97 0,97 0,98 0,97 0,92 0,96 Non Basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,53 0,52 0,43 0,43 0,47 0,47 Non Basis
3 Industri Pengolahan 1,26 1,26 1,27 1,27 1,28 1,27 Basis
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,33 0,31 0,31 0,30 0,31 0,31 Non Basis
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 1,18 1,09 1,06 1,09 1,07 1,10 Basis

Lapangan Usaha yang menjadi sektor basis adalah


1. Industri Pengolahan
2. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang
2
Sektor Daya Saing
(Analisis Shift Share)
Pengertian Analisis Shift Share

▪ Analisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau


perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional Mengidentifikasi keunggulan suatu
sektor/industri dalam suatu daerah. daerah

▪ Analisis untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor


atau industri pada ekonomi regional maupun lokal.

Analisis Shift menganalisis sektor yang menjadi


Share dasar perekonomiannya

Mengetahui perubahan & pergeseran


sektor pada perekonomian regional
maupun lokal sebagai akibat adanya
perubahan atau perkembangan
ekonomi.
Penggunaan Analisis SS

Untuk mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Mengamati

1
struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan
pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi.

2
Untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya
dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi.

Digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran struktur


Provincial share perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB
(Sp) daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran
pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi).

Proportional
Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto suatu sektor i dibandingkan total sektor
(Industry-Mix)
di tingkat provinsi.
Shift

Differential Shift Perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah (kabupaten) dan nilai
(Sd) tambah bruto sektor yang sama di tingkat provinsi.
Komponen Analisis SS

1 2 3

Pertumbuhan Sektoral Pertumbuhan


Pertumbuhan Nasional
Daya Saing
Mengukur pertumbuh-an
Melihat struktur relatif
produksi wilayah lebih cepat Mengukur daya saing
daerah dalam kaitannya
atau lebih lambat dari suatu sektor di suatu
dengan pertumbuhan
pertumbuh-an wilayah yg wilayah dibandingkan
ekonomi secara
mena-unginya karena dengan pertumbuhan
menyeluruh di wilayah
konsentrasi industri (sektor) sektor yang sama di
yang menaunginya.
regional. wilayah lain.

Nij Mij Cij


Perkembangan Ekonomi Daerah Ditentukan

1 National Share (NS)

komponen pertumbuhan ekonomi nasional

2 Industry Mix (IM)

Komponen bauran industri yang menunjukkan tingkat spesialisasi suatu sektor,


dalam hal ini tumbuh lebih cepat atau lebih lambat bila dibandingkan dengan
perekonomian nasional.

3 Differential Shift atau Competitive Advantage (CA)

Menunjukkan keunggulan kompetitif suatu sektor.


Hasil Analisis Shift Share

Sebab yang berasal dari


1 dinamika lokal (sub-
wilayah)

Hasil analisis Shift-Share mampu


memberikan gambaran sebab-sebab
terjadi pertumbuhan suatu aktivitas di Sebab yang berasal dari
suatu wilayah. 2 dinamika aktivitas sektor
(total wilayah)
Sebab-sebab yang dimaksud dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:

Sebab dari dinamika


3 wilayah secara umum
Keunggulan Analisis SS

1. Memberikan gambaran mengenai


perubahan struktur ekonomi yang terjadi,
walau analisis shift share tergolong
sederhana.
2. Memungkinkan seorang pemula
mempelajari struktur perekonomian Kelemahan Analisis SS
dengan cepat.
3. Memberikan gambaran pertumbuhan
ekonomi dan perubahan struktur dengan 1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.
cukup akurat. 2. Ada data periode waktu tertentu di tengah tahun
pengamatan yang tidak ter-ungkap.
3. Beresiko sebagai alat peramalan, mengingat bahwa
regional shift tidak konstan dari suatu periode ke
periode lainnya.
4. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan
antarsektor.
5. Tidak ada keterkaitan antardaerah.
Formula Analisis Shift Share

1 2 3 4
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
Nasional Sektoral Daya Saing bersih (SS)

Nij = Yij * rn Mij = Yij (rin-rn) Cij = Yij (rij-rin) Dij = Nij+Mij + Cij

Yij = PDRB Sektor i provinsi rij = Perbhn sektor i provinsi


Yin = PDRB Sektor i nasional rin = Perbhn sektor i nasional
Yn = PDB nasional tahun dasar rn = Perbhn nasional thn dasar
Interpretasi Analisis SS

2
Pertumbuhan
Sektoral

Mij = Yij (rin-rn)

Pertumbuhan sektor i cepat pada wilayah


1 Mij > 0 Provinsi

pertumbuhan sektor i lambat pada wilayah


2 Mij < 0 Provinsi
Interpretasi Analisis SS

3
Pertumbuhan
Daya Saing

Cij = Yij (rij-rin)

1 Cij > 0 sektor i mempunyai daya saing yang baik

2 Cij < 0 sektor i tidak mempunyai daya saing


Interpretasi Analisis SS

4
Pertumbuhan
bersih (SS)

Dij = Nij+Mij + Cij

1 Dij > 0 pertumbuhan sektor i progresif

2 Dij < 0 pertumbuhan sektor i lamban


3
Sektor Unggulan (Typologi Klassen)
Interaksi LQ dan SS

LQ SS

Kriteria LQ > 1 LQ < 1

Dij > 0 Sektor Unggulan Sektor Andalan

Dij < 0 Sektor Prospektif Sektor Tertinggal


Contoh Perhitungan SS
PDRB JAWA TIMUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU (Rp. Miliar)

SEKTOR / LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016 2017


1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 186.038 208.614 232.283 246.982 258.454
2 Pertambangan dan Penggalian 73.777 78.535 66.526 69.900 80.846
3 Industri Pengolahan 397.998 445.280 495.700 536.474 586.236
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5.168 5.612 5.948 6.201 6.675
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 1.368 1.435 1.573 1.736 1.853
PDRB Jawa Timur 664.349 739.475 802.031 861.293 934.065

PDB INDONESIA ATAS DASAR HARGA BERLAKU (Rp. Milyar)

SEKTOR / LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016 2017


1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.083.142 1.129.053 1.171.579 1.209.687 1.277.837
2 Pertambangan dan Penggalian 791.054 794.490 767.327 775.486 779.865
3 Industri Pengolahan 1.771.962 1.854.257 1.934.533 2.017.555 2.072.830
4 Pengadaan Listrik dan Gas 88.805 94.047 94.895 100.010 98.774
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 6.540 6.883 7.369 7.635 7.861
PDB Indonesia 3.741.503 3.878.729 3.975.703 4.110.372 4.237.167
Hasil Perhitungan Shift Share
Nasional Sektoral Daya Saing SS
SEKTOR / LAPANGAN USAHA Ket Dij LQ Ket LQ Ket
Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 24.645,82 3.935.407 38.975,69 3.974.382,82 P 0,99 - Andalan
2 Pertambangan dan Penggalian 9.773,80 (503.179) 8.112,54 (495.066,45) - 0,49 - Lambat
3 Industri Pengolahan 52.725,59 10.665.478 120.660,43 10.786.138,66 P 1,31 B Progresif
4 Pengadaan Listrik dan Gas 684,66 (255.610) 926,87 (254.683,31) - 0,32 - Lambat
5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang 181,17 19.651 209,25 19.860,29 P 1,13 B Unggulan
88.011,03 13.861.747 168.885 14.030.632

Lapangan Usaha yang menjadi sektor unggulan adalah


1. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah & Daur Ulang
TERIMAKASIH
semoga jadi amal ibadah

You might also like