You are on page 1of 5

Kelompok 4 Konsep Dasar Rekam Medis

Nama Anggota :

1. Miftakhul Dewi Karolina/P17410233078


2. Shafira Daffa Auliya/P17410233080
3. Tsaniar Ikhran Roaffiani/P17410233081
4. Nanda Hidayatun Nisa’ Widiantara/P17410233083
5. Amelia Tistania Hanafi/P17410233091
6. Dian Prastika/P17410233092

Sistem Kesehatan Nasional

A. Dasar hukum sistem kesehatan nasional


Kepmenkes Nomor: 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional, tanggal
10 Februari 2004 (dr. Achmad Sujudi). Mengganti Kepmenkes yang lama yaitu:
Kepmenkes Nomor 99a/Menkes/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
B. Pengertian sistem kesehatan nasional
Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum
seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
C. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
 Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
 Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1)
dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C
ayat (1),
 Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
D. Prinsip sistem kesehatan nasional
Prinsip dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah dan
budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak.
Terdapat 7 (tujuh) Prinsip Dasar SKN, dengan penekanan pada masing-masing uraian
sebagai berikut:
 Perikemanusiaan;
Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan
prinsip kemanusiaan.
 Hak Azasi Manusia;
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah
hak azasi manusia, tanpa membedakan antara golongan, suku, agama, dan status
sosial ekonomi.
 Adil dan merata
Pelayanan kesehatan harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat secara ekonomi dan geografi.
 Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat;
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun
masyarakat dan perorangan (individu).
 Kemitraan;
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan menggalang kemitran yang
dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
 Pengutamaan dan manfaat;
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan golongan dan perorangan. Pemanfaatan
iptek dalam pembangunan kesehatan.
 Tata kepemerintahan yang baik;
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,
terbuka, rasional/profesional, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
E. Tujuan dan kedudukan sistem kesehatan nasional
 Tujuan skn
SKN merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. SKN
bukan pedoman penyelenggaraan kesehatan bagi Departemen Kesehatan saja, tapi
bagi semua potensi bangsa baik pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota), masyarakat,
maupun swasta.
Dengan demikian tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan
oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara
sinergis, berhasil-guna dan berdaya-guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Kedudukan skn
SKN merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan negara dan bersama
subsistem lainnya, (misal: pendidikan) diarahkan untuk mencapai tujuan Bangsa
Indonesia.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya
tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi tanggung jawab berbagai sektor terkait
lainnya. Sebagai subsistem-subsistem dari Sistem Penyelenggaran Negara, maka
SKN berinteraksi dengan berbagai sistem nasional lainnya (seperti: pendidikan,
perekonomian, ketahanan pangan, hankamnas, dan lain-lain). Di daerah perlu
dikembangkan Sistem Kesehatan Daerah (SKD). SKD merupakan subsistem dari
SKN dalam wilayah NKRI.
SKN juga merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan, yang dipergunakan
sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta
peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
F. Subsistem Sistem Kesehatan Nasional
 Subsistem Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi
bangsa Indonesia. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan.
 Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber yakni pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu, pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil dan
berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan dari pembangunan
kesehatan.
 Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumberdaya manusia kesehatan
yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil
dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan.
 Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
Subsistem kesehatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin aspek
keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan minuman yang beredar; ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan
obat.
 Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
Subsistem ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan dan informasi kesehatan.
 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran pembangunan
kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku
pembangunan kesehatan.
G. Penyelenggaraan sistem kesehatan nasional
1. Pelaku SKN
Pembangunan kesehatan bukan saja tanggung jawab departemen atau sektor kesehatan
saja, namun merupakan tanggung jawab semua potensi bangsa.
Oleh karenanya pelaku SKN adalah masyarakat termasuk swasta dan penyelenggara
negara yang terdiri dari pemerintah, badan legislatif, dan badan yudikatif.
- Peran masyarakat & swasta; advokasi, pengawasan sosial, dan pelaksanaan
pembangunan kesehatan sesuai keahlian dan kemampuannya.
- Peran pemerintah; penanggung jawab, penggerak, pembina, dan pelaksana
pembangunan kesehatan. Dapat ditambahkan pembagian peran Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
- Peran Badan legislatif; budget dan pengawasan.
- Peran Badan yudikatif; penegakkan pelaksana hukum dan perundang-undangan
kesehatan.
2. Proses penyelenggaraan SKN
Pendekatan kesisteman dapat diartikan sebagai cara berpikir dan bertindak yang logis,
sistematis, komprehensif, dan holistik.
Sebagai suatu sistem, maka SKN harus diselenggarakan dengan adanya interaksi yang
harmonis dan dinamis antara subsistem-subsistemnya. KISS harus diterapkan antar
pelaku SKN, antar subsistem-subsistem SKN dan antara SKN dengan sistem-sistem
nasional lainnya.

You might also like