You are on page 1of 7

LOMPAT JAUH

Pengertian, Sejarah, Lapangan, Gaya & Teknik Dasar


Sejarah Lompat Jauh

Lompat jauh bermula pada abad ke 13. Saat Olimpiade Kuno Yunani pada 708 tahun
masehi yang lalu olahraga lompat jauh pun dimulai. Sejarah pernah mencatat
bahwa Sparta juga pernah melakukan olahraga lompat jauh ini dengan panjang
lompatan 7,05 meter.

Tujuan awal diadakan Olimpiade Kuno yaitu untuk berlatih perang pada prajurit militer.
Olahraga lompat jauh digunakan para prajurit perang untuk melatih ketangkasan dalam
menerobos rintangan seperti jurang.

Teknik lompat jauh dahulu sangat berbeda dengan teknik lompat jauh pada saat ini.
Pada zaman dahulu lompat jauh dibuat dalam bentuk yang jamak.

Selain itu peserta hanya diperkenankan untuk berlari dalam jarak yang pendek dengan
membawa beban di kedua tangannya yang biasanya dikenal dengan sebutan halteres.
Berat beban tersebut kurang lebih sekitar 1 sampai 4,5 kg.

Tahun 1896 adalah tahun dimana Olimpiade Modern pertama dilaksanakan. Dan
olahraga lompat jauh juga baru dilombakan secara resmi pada tahun tersebut. Khusus
untuk lompat jauh bagi para wanita baru mulai dilaksanakan pada tahun 1948.
Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan sebuah gerakan melompat dengan mengangkat kaki dari atas
ke depan agar dapat membawa titik berat badan saat melayang di udara yang
dilakukan dengan berjalan cepat dan melakukan tolakan pada tumpuan menggunakan
salah satu kaki yang paling kuat guna mencapai jarak yang paling jauh. Ini adalah
pengertian lompat jauh yang disampaikan oleh Syarifuddin.A tahun 1992.

Lompat menurut KBBI memiliki arti bergerak dengan mengangkat kaki ke depan (ke
bawah, ke atas) dengan cepat menurunkannya lagi. Sedangkan jauh diartikan sebagai
jarak atau antara yang panang.

Jadi, bergerak dengan mengangkat kaki ke depan dan dengan cepat menurunkannya
lagi untuk mencapai jarak yang sejauh jauhnya, itulah pengertian lompat jauh menurut
bahasa.

Lompat jauh mempunyai tujuan, yaitu untuk mencapai jarak lompatan yang paling jauh
pada bak pasir sebagai tempat pendaratan. Jarak lompatan diukur dari papan tumpuan
sampai pada letak titik pendaratan yang dihasilkan peserta.

Bernhard (1993) mengatakan bahwa ada faktor-faktor yang memperngaruhi hasil


prestasi peserta yang maksimal, yaitu: Faktor kondisi tubuh lebih diutamakan dan
Faktor tehnik persiapan.
Bentuk Lapangan Lompat Jauh

Medan atau Lapangan lompat jauh terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah
lintasan untuk awalan. Bagian kedua merupakan papan untuk meloncat, dan bagian
ketiga adalah bak pasir.

Lintasan untuk awalan memiliki panjang sebelas meter. Panjang lintasan menentukan
potensi meloncat jauh. Di lintasan ini peloncat berlari agar mendapatkan daya jangkau
jauh.

Papan dalam arena ini adalah tempat para peloncat bertolak untuk mencapai target.
Kesalahan berpijak dalam papan ini dapat menggagalkan hasil loncatan. Papan ini
berukur setelapak kaki orang dewasa atau sekitar 30 centimeter.

Penempatan papan ini berada pada lintasan lari. Jarak papan dan bak pasir adalah
satu meter. Penempatan papan ini berpengaruh juga terhadap cara pengukuran.

Bak pasir memiliki kedalaman minimal 80 centimeter. Panjang bak pasir 9 meter.
Lebarnya 2,75 meter. Bak pasir ini sangat menentukan keselamatan para peloncat.
Peloncat dapat mengalami cidera karena bak pasir tempat mendarat terlalu keras.
Semakin keras isi bak pasir semakin menambah resiko cidera yang dialami.

Teknik Lompat Jauh

Teknik lompat jauh sendiri ada empat jenis, yaitu :


1. Approach / Awalan
Approach adalah suatu gerakan lompat jauh yang dilakukan dengan cara lari
secepatnya guna memperoleh kecepatan tinggi sebelum mencoba sebuah tolakan.

2. Take of / Tolakan
Take of adalah gerakan yang sangat penting untuk memperoleh hasil nilai lompatan
yang sempurna. Untuk melakukan teknik ini peserta melakukan tolakan pada sebuah
papan tumpuan dengan menggunakan kaki yang paling kuat.
Agar keseimbangan tubuh terjaga, gerakan mengayun lengan dapat membantu
menjaga keseimbangan dan menambah ketinggian saat melakukan sebuah tolakan.
3. Flight / Sikap Badan di Udara

Flight atau sikap melayang dilakukan sesudah kaki meninggalkan papan tumpuan. Ada
2 cara saat melakukan teknik melayang, yaitu :
a. Sikap jongkok :
Pada sikap ini, posisi yang diterapkan yaitu mengayunkan kaki dan mengangkat lutut
setingginya, kemudian dilanjut dengan kaki tumpu. Sebelum melakukan pendaratan,
kedua kaki dibawa dan diarahkan ke depan.

b. Sikap menggantung :
Pada sikap ini, posisi yang diperlukan yaitu kaki diayun dan tergantung lurus pada saat
menumpu. Posisi tubuh yang tegak dilanjutkan dengan posisi lutut ditekuk dan pinggul
condong kearah depan. Posisi tangan yaitu kedua lengan direntangkan ke atas

4. Landing / Pendaratan
Pada sikap ini posisi yang dilakukan peserta yaitu mendarat sebaik mungkin. Dan dapat
diusahakan posisi badan atau lengan tidak terjatuh kebelakang.
Cara melakukan pendaratan yaitu diawali dengan posisi kedua kaki dan kedua tumit
yang terletak saling berdekatan.
Gaya Lompat Jauh
Lompat jauh memiliki tiga kategori gaya. Perbedaan mendasar dari ketiga gaya itu
adalah posisi peloncat di udara. Ketiga gaya itu meliputi:

1. Gaya Jongkok (Tack Style/ Orthodox Style)


Gaya jongkok merupakan gaya lompat jauh yang tertua dan yang sering dimainkan
karena gaya tersebut sangat mudah untuk dimainkan. Posisi yang diterapkan pada
gaya tersebut adalah ketika peserta melayang di udara, peserta menekuk kedua
kakinya seperti halnya seseorang sedang berjongkok.

2. Gaya Menggantung (Schnepper Style/Hang Style)


Gaya menggantung merupakan gaya yang memiliki posisi tubuh melayang selama
mungkin di udara. Posisi tangan pada gaya ini adalah kedua tangan diangkat ke atas
kepala.
Posisi tersebut layaknya sedang memegang tali saat berayun. Kemudian posisi peserta
saat mendarat yaitu dengan posisi kedua kaki saling bersekatan dan tangan diayunkan
kedepan.

3. Gaya Berjalan (Walking in The Air)


Awalan yang digunakan untuk gaya berjalan yaitu dengan melalukan lari cepat pada
lintasan dengan jarak 40-45 meter. Kemudian peserta melakukan tolakan, pada saat
posisi badan melayang ke udara peserta mengayunkan kaki sekuat tenaga dari bawah
keatas.
Dan dilanjutkan dengan gerakan berjalan di udara. Saat melakukan pendaratan,
peserta kembali meluruskan tangan dan kaki secara bersama-sama ke depan badan.
Posisi badan saat melakukan pendaratan yaitu badan condong kearah depan dan lutut
harus cepat ditekut ketika tumit sudah menyentuh pasir.

Peraturan Lompat Jauh


Sistem penilaian dalam permainan olahraga lompat jauh yaitu dengan menggunakan
mark.
Mark dapat diartikan dengan jarak yang terdekat yang dapat ditempuh oleh seorang
peserta dan diukur mulai dari pertama kali peserta melakukan lompatan pada papan
tumpuan dan pertama kali peserta mendarat pada bak pasir.
Fouls atau pelanggaran yang terjadi pada saat melakukan lompat jauh dapat dilihat
ketika peserta melakukan tolakan saat melompat melebihi batas yang telah ditentukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal:

1. Melakukan jarak awalan 30-40 langkah dan hal tersebut dilakukan dengan
secepat mungkin
2. Menggunakan kaki yang kuat saat melakukan tumpuan atau tolakan
3. Saat melakukan pendaratan diusahakan untuk tidak jatuh ke belakang melainkan
jatuh ke depan.

Diskualifikasi:
1. Dalam kurun waktu 3 menit dan belum melakukan tolakan atau melompat
2. Menumpu menggunakan 1 kaki
3. Melakukan kegiatan pengualangan (kembali ke arah tolakan) ketika sudah
melompat
4. Saat melakukan pendaratan tidak di dalam bak pasir
5. Peserta dinyatakan gagal melompat ketika juri mengangkat bendera yang
berwarna merah
6. Jika bendera putih yang dikibarkan, maka peserta lolos dari diskualifikasi

Cara Mengukur Lompatan

Lompatan diukur dari papan bertolak hingga titik jatuh. Titik jatuh ini ditentukan dari
bagian tubuh yang menyentuh bak pasir tempat mendarat. Titik sentuh yang dihitung
merupakan titik sentuh terdekat dengan papan lompat.

Jika seorang pelompat kehilangan keseimbangan dan menggerakkan salah satu


kakinya ke belakang, maka jarak yang dihitung jarak pergerakan ke belakang itu. Lebih
baik bagi seorang pelompat jatuh kedepan daripada jatuh kebelakang. Jatuh
kebelakang akan sangat merugikan, karena mengurangi jarak loncatan.

Saat mendarat, kedua kaki harus bersamaan dan berdekatan. Selain karena aturan,
posisi kaki ini berpengaruh pada tingkat resiko cidera. Pendaratan lebih aman jika
dilakukan dengan kedua kaki.

Penggunaan satu kaki dalam mendarat sangat beresiko karena tubuh hanya bertumpu
pada satu kaki. Tumpuan yang diterima satu kaki akan lebih besar karena gaya
gravitasi.

You might also like