Professional Documents
Culture Documents
Proposal Sulistiawati 13
Proposal Sulistiawati 13
PROPOSAL
Oleh:
SULISTIAWATI
PO7124320062
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................10
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................10
D. Manfaat Penelitian............................................................................................10
BAB II...........................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................9
Konsep IMD...........................................................................................................9
Hipotermi.....................................................................................................................14
3. Kerangka Konsep.............................................................................................19
4. Hipotesis Penelitian..........................................................................................19
BAB III........................................................................................................................21
METODE PENELITIAN............................................................................................21
E. Alur penelitian..................................................................................................27
H. Pengolahan Data...............................................................................................28
I. Analisa data......................................................................................................28
J. Penyajian data...................................................................................................29
K. Etikan penelitian...............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dimulai segera setelah lahir dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi
dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 (satu) jam. Beberapa manfaat IMD
detak jantung bayi lebih stabil, bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh dan zat
ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir,
yang mana ASI ini bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku pada bayi
berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus diperhatikan dengan
benar mengenai pemberian dan kualitas ASI, supaya tak mengganggu tahap
menurut perkiraan global WHO adalah kurang dari setengah (42%) dari
semua bayi baru lahir (Shrimpton, 2017). Selain itu, terdapat penelitian
rata-rata 57.6%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ada atau
dan hanya satu negara yaitu Republik Kirgizstan yang mencapai angka
dari 27 negara yang diperiksa terdapat data terkait IMD dengan tingkat
Pada tahun 2021, secara nasional persentase bayi baru lahir yang
mendapat IMD yaitu sebesar 82,7%. Provinsi dengan persentase tertinggi bayi
baru lahir mendapat IMD adalah DKI Jakarta (98,5%) sedangkan provinsi
dengan persentase terendah adalah Bali (59,8%). Target nasional IMD tahun
2021 sebesar 58%, sehingga seluruh provinsi telah melewati target.
( Kementrian ri 2021)
yaitu sebesar 56,9%. Angka tersebut sudah melampaui target program tahun
belum mencapai target program tahun 2021, yaitu Maluku, Papua, Gorontalo,
Papua Barat, dan Sulawesi Utara. Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif
( Kementrian Ri 2021 )
Umum Islam Harapan Anda Tegal di bulan september sampai Oktober tahun
2021 diketahui jumlah kelahiran 996 bayi baru lahir di lakukan Inisiasi
519 Bayi Baru Lahir, dengan suhu rata-rata 36,5° C- 37°C, tidak mengalami
rata 34,5°C -36,5° C berjumlah 10 Bayi Baru Lahir, kelahiran dengan sectio
bayi, Bayi Baru Lahir yang lain sisa dirawat di Ruang NICU berjumlah 53
dengan berbagai indikasi (usia kehamilan preterm, BBLR, Asfiksia Berat,
RDS (Respiratory Distress Syndrom) ), bahwa hal ini yang menyebabkan ibu-
ibu tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini menyatakan beberapa hal yaitu
pengetahuan yang cukup, masalah pada ukuran putting serta tidak keluarnya
ASI pasca melahirkan sehingga ibu merasa bayinya tidak cukup mendapatkan
pelaksanaan skin to skin contct antara ibu dan bayi yang dapat menyebabkan
penurunan suhu tubuh pada bayi baru lahir. (Eka retno ulandari 2023)
lahir yaituempat kali lebih besar dari yang dialami orang dewasa.
Suhu kulit bayi dapat turun sekitar 0,3°C per menit pada ruangan
berada pada suhu tubuh yang optimal sehingga bayi merasa lebih
mencegah hipotermi saja, keadaan emisional ibu dan bayi dengan kata
lain ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi terjalin dengan baik,
bayi, karena ikatan kasih sayang telah terjalin dengan baik (Ernawati
2019)
drastis, masih diangka normal, karena suhu bayi di dalam rahim dan di
kamar lebih dingin). Untuk mempertahan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
dan tidak kedinginanya itu setelah dikeringkan bayi tetap diselimuti
2. Rumusan Masalah
apakah ada “pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap perubahan suhu tubuh
bayi baru lahir dalam pencegahan hipotermia di pmb munti kota palu sulawesi
tengah. ?
3. Tujuan Penelitian
terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir dalam pencegahan hipotermia
4. Manfaat Penelitian
dini terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir dalam pencegahan
hipotermia
hipotermia
3. Bagi peneliti
dalam pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap perubahan suhu tubuh bayi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep IMD
untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Inisiasi
menyusu dini dilakukan tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah
mendapatkan kolostrom atau Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar.
Jadi, Inisiasi menyusu dini adalah suatu rangkaian kegiatan dimana segera
setelah bayi lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan
bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Seperti obat
kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan dapat sampai ke janin yang
kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada
ruang bersalin dengan suhu 20-25°C, suhu kulit bayi akan turun 0,3°Celsius,
suhu tubuh bagian dalam turun 0,1°C menit. Selama periode dini setelah bayi
2015).
Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang.
Hal ini akan membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil.
3) Menurunkan kejadian hipogklemia Inisiasi menyusu dini membuat bayi
memiliki tingkat gula darah yang lebih baik dari pada bayi yang baru lahir
dikhawatirkan dapat terbawa ASI ke bayi pada saat proses menyusu. Setelah
putih) bayi tidak dihilangkan, karena vernix berfungsi untuk membuat kulit
bayi tetap nyaman. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu,
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan,
kepala bayi dapat dipakaikan topi, jika diperlukan bayi dan ibu diselimuti.
Letak dagu bayi menempel di payudara atau pada dada ibu yang berada di
dasar payudara. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi.
mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu),
karena pada dasarnya bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting
susu ibunya. Sebagian besar areola tidak tampak selanjutnya bayi akan
menghisap secara perlahan. Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali
ibu sampai proses menyusu pertama selesai. Setelah selesai IMD, bayi baru
dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
meningkatkan ikatan batin ibu dengan bayinya, bayi akan jarang menangis
karena selalu dekat dengan ibu, juga lebih memudahkan ibu untuk beristirahat
Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang di persiapkan sejak awal kehamilan:
(Maryati, 2017)
kulit segera setelah lahir, akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia
tangannya.
c) Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu
dan bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi untuk
B. Hipotermi
Hipotermi pada bayi baru lahir mengacu pada suhu tubuh yang rendah,
yang biasanya terjadi akibat paparan kulit pada udara atau larutan dingin.
luas permukaan tubuh relatif lebih luas. Lemak sub kutan lebih tipis.
Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam sistem endokrin dan terjadi
produksi panas.
kehilangan panas.
1) Konduksi Konduksi
bayi dengan permukaan yang dingin. Panas di hantarkan dari tubuh bayi
2) Konveksi
sekitar yang lebih dingin. Panas hilang dari tubuh bayi ke udara
yang terbuka).
3) Radiasi
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
kehilangan panas :
mengurangi evaporasi
sulit menyusu, tampak lesu dan mengantuk, dan memiliki tangisan yang
lemah.
4) Tangisan lemah
kepala bayi.
2. Faktor Resiko
a. Perawatan kurang tepat setelah lahir misalnya bayi dipisahkan
c. Bayi prematur.
2017).
mempengaruhi yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (X) dan yang di pengaruhi
D. Hipotesis Penelitian
hipotermi pada bayi baru lahir di di pmb munti kota palu silawesi tengah
hipotermi pada bayi baru lahir di di di pmb munti kota palu silawesi tengah
BAB III
METODE PENELITIAN
O1 X O2
Keterangan :
1. Lokasi Penelitian
tengah
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin di pmb muntik kota
palu
2. Sampel
berikut :
2
z 1−a (p . q)
n=
d² ❑
Keteranangan :
n : Besar sampel
2
z 1−a : Nilai baku standar bias ditentukan (1,96).
q : 1 – p (1-0,05)
(0,25).
3,8416. 0 , 5. 0 ,5
n=
0,0625 ❑
9,604
n=
0,625 ❑
n₁ = n₂ atau 15 = 15
n = 30 Responden
buku (Sugiyono, 2017), maka ditentukan besar sampel dalam penelitian ini
adalah 30 responden yang dibagi menjadi dua yaitu 15 responden kelompok
2017). Kriteria ini berlaku pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok intervensi.
2) Ibu nifas
1. Variable Penelitian
dependent (terikat).
2. Definisi Oprasional
Definisi oprasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran
d) Hasil ukur :
b. Pencegahan hipotermi
ini menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah. Suhu tubuh normal
h) Hasil ukur :
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber utama
yang dikumpulkan dari sampel penelitian adalah data yang didapat dari
2. Data Sekunder
(Nazir, 2017). Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal
Penelitian, dan data-data yang lain sesui dengan apa yang tercantum di
1. Langkah Awal
yang diseminarkan.
MUNTIK
melihat buku register yaitu: nama ibu, umur, usia kehamilan, imd,
tanggal persalinan, jenis kelamin bayi, dan suhu tubuh bayi baru lahir.
G. Pengolahan Data
Beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu : .
(Notoatmodjo, 2014)
2. Coding, yaitu memberi kode pada data atau memberi symbol tertentu
5. Claerning data, yaitu merupakan tahap akhir dari pengolahan data yaitu
kumpulkan.
H. Analisa data
1. Analisa Univariat
tergantung dari ensis datanya. Untuk data numeric di gunakan nilai mean
atau rata-rata, median dan standar devinisi. Pada umumnya dalam analisa
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap
2. Analisa bivariate
Kolmogorov Smirnov, bila hasil signifikan (p value > 0,05) maka ditribusi
digunakan dalam penelitian ini jika memenuhi syarat uji yaitu apabila
Interprestasi dari analisis bivariate yaitu jika p-value pada kolom sig (2-
tailed) ≤ nilai alpha (0,05) maka Ho ditolak atau ada pengaruh yang
signifikan dari penelitian yang dilakukan. Jika p-value pada kolom sig (2-
tailed) ≥ nilai alpha (0,05) maka Ho gagal di tolak atau tidak ada pengaruh
inisiasi menyusu dini terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir dalam
pencegahan hipotermi.
I. Penyajian data
Penyajian data yang digunakan peneliti adalah dalam bentuk table dan
inisial dri namanya dan semua kuesioner yang telah terisi hanya akan
identitas responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality).
menyimpan data di tempat yang aman dan tidak terbaca oleh orang lain.
Setelah penelitian selesai dilakukan maka peneliti akan memusnahkan
seluruh informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Roesli, U. (2017). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda: Jakarta
Nelson, EW. (2015). Ilmu Kesehatan Anak Volume 1 Edisi 15: Jakarta
Kamila, (2017). Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Info Media:
Jakarta.
Pratiwi. (2017). Diari Pintar Ibu Menyusui dan MP-ASI. Gramedia: Jakarta
Kamila, (2017). Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Info Media:
Jakarta.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.
Kristiyansari, Weni. (2017). ASI Menyusui dan SADARI. Nuha Medika: Yogyakarta.
Rineka Cipta.
Maryati, D. Sujianti. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. EGC:
Jakarata.
Wulandari, Eka Retno, Dian Nintyasari Mustika, and Indri Astuti Purwanti.
Masyarakat. 2023.
Yunura, Izra, Pagdya Haninda NR, and Lisa Ernita. "Pengaruh Inisiasi Menyusui
Dini (Imd) Terhadap Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir Di Pmb Hj Hendriwati, S.