Professional Documents
Culture Documents
KEGIATAN BELAJAR 2
Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat
Multikultur
1. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Ada dua hal yang perlu dicermati, yaitu wilayah yang
menjadi wadah atau tempat dan isi dalam hal ini bangsa.
a. Integrasi Wilayah.
b. Integrasi Bangsa.
Kesatuan dapat terwujud dalam beberapa aspek kehidupan
yaitu:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan sosial budaya
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
pertahanan keamanan
Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia yaitu :
1. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia
Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.yaitu:
Sumpah Pemuda, Pancasila dan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia yaitu :
a) Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat
Indonesia.
b) Geografis
c) Munculnya penyakit kultural pada masyarakat
Indonesia
d) Melemahnya nilai budaya bangsa
2. Problema Keberagaman Masyarakat Multikultural
Berikut ini berbagai penyakit budaya yang dapat merusak
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yaitu :
1. Prasangka
Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun
negatif berdasarkan keyakinan stereotipe atau
pemberian label kita tentang anggota dari kelompok
tertentu.
2. Stereotipe
Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap
seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subyektif,
hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain.
3. Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa
manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung
mementingkan diri sendiri, namun karena harus
berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah
sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan).
4. Rasisme
Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin
yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih
superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang
lainnya
5. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-
bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok
dominan terhadap kelompok subordinasinya.
a. Makna Multikulturalisme
Multikulturalisme pada dasarnya adalah
pengakuan adanya perbedaan dan penghargaan.
b. Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai
berikut :
Keadaan geografis
Pegaruh kebudayaan asing
Penerimaan masyarakat terhadap
perubahan
Keadaan transportasi dan komunikasi
Perbedaan kondisi alam
c. Wujud Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman Suku Bangsa
Keberagaman Agama
Keberagaman Ras
Keberagaman Golongan
3. Model Pembelajaran untuk Materi yang Berkaitan
dengan Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultural di Sekolah Dasar
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru tentu saja
menganalisis dokumen kurikulum PPKn sekolah dasar
yang termaktub dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD). Guru harus mengklasifikasikan KI dan KD yang
terdapat dalam ketentuan tersebut kedalam tematema besar,
salah satunya berkaitan dengan Persatuan dan kesatuan
dalam keberagaman. KI dan KD yang menjadi muatan
materi di setiap tingkatan,
Langkah berikutnya tentu saja menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan. Salah satu model
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk materi
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah
bermain peran. Model ini dirasakan tepat karena berupaya
memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
KEGIATAN BELAJAR 3
Konsep Nilai, Moral dan Norma
Konsep Nilai, Norma, dan Moral
Nilai
Nilai adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik
kenyataan-kenyataan lainnya. Nilai bersumber pada budi
yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem
merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping
system sosial dan karya.
Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar atau
kriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria
kebermanfaatan, ketidakbermanfaatan, atau disebut pula
harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang
berupaya berjunjung tinggi untuk memeliharanya. Nilai
tidak dapat dilihat secara konkrit melainkan tercermin
dalam pertimbangan harga yang khusus yang diakui oleh
individu. Oleh karena itu, ketika seseorang menyatakan
bahwa sesuatu itu bernilai maka seyogyanya ada argumen-
argumen baik dan tidak baiknya.
Macam-macam nilai menurut kriteria :
1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di
dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap
dan tindakan manusia di dalamnya
2. Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari
akal manusia (rasio, cipta, dan budi), yang mutlak
dibawa sejak lahir.
3. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber
melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri
manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan
nilai “estetika”.
4. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber
dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik).
5. Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai
ketuhanan disimpan dalam sebuah agama.
Moral
Moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk,
yang menyangkut tingkah laku/ucapan dan perbuatan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia, apabila
yang dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka
orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula
sebaliknya.
Norma
Norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang
artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis
maupun tidak tertulis. Namun ada yang menyatakan
bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin “Mos” yang
merupakan bentuk jamak dari kata mores, yang memiliki
arti kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat. Biasanya
norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
tertentu, misalnya etnis atau Negara tertentu. Namun, ada
juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi
semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau
kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang
berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan
sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma memiliki
kekuatan dan sifatnya memaksa.
Ciri yang melekat pada norma yaitu :
1) Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali
Norma Hukum.
2) Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di
dalamnya.
3) Norma merupakan kesepakatan bersama anggota
masyarakat
4) Anggota masyarakat wajib menaati norma yang
berlaku.
5) Anggota masayarakat yang melanggar norma
dikenakan sanksi
6) Norma dapat mengalami perubahan sesuai
perkembangan masyarakat
Macam-macam norma berdasarkan sifatnya :
1. Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada
umumnya terbagi menjadi 2 macam :
Norma Formal
Norma Non Formal
2. Beberapa norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya
terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya
Cara (Usage)
Tata Kelakuan (Mores)
Adat Istiadat (Custom)
Hukum (Law)
Norma Mode (Fashion)
3. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari
sumber dan sanksinya, antara lain :
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum
Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma
Secara sederhana dapat kita simpulkan tentang kedudukan
nilai, moral, serta norma sebagai berikut :
1. Nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi
dibalik kenyataan kenyataan lainnya. Menilai berarti
menimbang, suatu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu yang lain kemudian untuk
selanjutnya diambil keputusan.
2. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk,
yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.
3. Norma merupakan kebiasaan umum yang menjadi
menjadi acuan atau ketentuan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.
Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
1. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
2. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama
Warga Negara
3. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan
Komitmen Bela Negara
KEGIATAN BELAJAR 4
Pancasila dan Kewarganegaraan Global
1. Pancasila dalam Kehidupan Bernegara
a. Sejarah Perumusan Pancasila
Asal Mula Pancasila
Asal mulanya atau sebab terjadinya, maka
Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab:
a) Causa Materialis (asal mula bahan)
b) Causa Formalis (asal mula bentuk)
c) Causa Efisien (asal mula karya)
d) Causa Finalis (asal mula tujuan)
Proses Perumusan Pancasila
Sidang Gelombang Pertama
Sidang ini berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945
sampai 1 Juni 1945, untuk membahas rumusan
dasar negara Indonesia merdeka.
Sidang Gelombang Kedua
Persidangan BPUPKI yang kedua ini berlangsung
antara 10 sampai 17 Juli 1945 untuk membahas
penyusunan rancangan Undang-Undang Dasar.
Pada tanggal 10 Juli 1945 dilakukan perumusan
akhir isi dasar negara.
b. Nilai-Nilai Pancasila
1) Klasifikasi nilai-nilai Pancasila
a) Nilai dasar
b) Nilai instrumental
c) Nilai praksis
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural
memiliki tiga dimensi, yaitu:
a) Dimensi idealisme
b) Dimensi normatif
c) Dimensi realitas
2) Makna Nilai-nilai Pancasila
a) Nilai Ketuhanan
b) Nilai Kemanusiaan
c) Nilai Persatuan
d) Nilai Kerakyatan
e) Nilai Keadilan
c. Kedudukan Pancasila
1) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pembukaan UUD NRI 1945 memuat dasar negara
Pancasila yang berbunyi “Maka Disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia Itu Dalam Suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,Yang
Terbentuk Dalam Suatu Susunan Negara Republik
Indonesia Yang Berkedaulatan Rakyat Dengan
Berdasar Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan
Indonesia Dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijiksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Serta Dengan
Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Indonesia.”
2) Pancasila sebagai Ideologi Nasional
1) Sebagai sumber motivasi
2) Sebagai sumber semangat dalam berbagai
kehidupan negara
d. Pembelajaran Materi Pancasila di SD
1) Materi Pembelajaran Pancasila di SD
Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor
37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi
Dasar yang terkait dengan materi Pancasila dalam
mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar.
2) Perencanaan Pembelajaran Pancasila di SD
a) Menganalisis substansi kajian kurikulum.
b) Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam
silabus yang dikembangkan.
c) Pengembangan silabus disesuaikan dengan
potensi anak, sarana dan prasarana sekolah, serta
kemampuan guru.
d) Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana
pembelajaran (RP).
2. Kewarganegaraan Global
a. Pengertian Warga Negara Indonesia
Dalam pasal 26 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang.
b. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global
c. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara
Global
1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic
Knowledge)
2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
3) Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)
3. Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi
Globalisasi itu menunjukkan adanya suatu proses
pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan segala
perangkat peraturannya yang bersifat universal atau
menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas wilayah
negara.
2) Karakteristik Globalisasi
Beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia
menurut Komalasari (2008:105).
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi 41 global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa
semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung.
c. Peningkatan interaksi budaya melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita serta olah raga
internasional).
e. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
bidang lingkungan hidup, masalah pemanasan bumi,
masalah pencemaran, memberantas terorisme.
3) Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia
a) Aspek Politik
b) Aspek Ekonomi
c) Aspek Sosial Budaya
d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan
4) Pengaruh Negatif bagi Indonesia
a) Aspek Politik
b) Aspek Ekonomi
c) Aspek Sosial Budaya
d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan
5) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi
Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh
bangsa kita dalam mengahadapi globalisasi ini yaitu :
Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh
globalisasi dalam semua aspek kehidupan.
Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa
disaring terlebih dahulu.
Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut,
yaitu kita mengambil hal-hal positif dari globalisasi
dan membuang hal-hal negatifnya.
Dari ketiga alternatif tersebut, sikap terbaik yang
mesti kita ambil adalah sikap selektif. Dengan sikap
seperti itu kita dapat mengambil keuntungan dari
globalisasi dan terhindar dari dampak buruknya,
karena semua pengaruh globalisasi yang kita terima
telah melalui proses penyaringan terlibah dahulu.
6) Pembelajaran Materi Globalisasi di SD
Dengan materi globalisasi dari sekian banyak model
pembelajaran, yang paling sesuai adalah model
pembelajaran koperatif dengan teknik make a match.
2 Daftar materi yang sulit 1. Pemajuan dan penegakan hak asasi manusia
dipahami di modul ini 2. Karakteristik warga negara global
3. Pembentukan produk hukum yang mengatur HAM sebagai
penjabaran UUD 1945
3 Daftar materi yang sering 1. Penegakan hak asasi manusia
mengalami miskonsepsi 2. Karakteristik warga negara global