You are on page 1of 12

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul MODUL 5
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Azasi Manusia
2. Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat
Multikultur
3. Konsep Nilai, Moral dan Norma
4. Pancasila dan Kewarganegaraan Global
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KEGIATAN BELAJAR 1
dipelajari Hak Azasi Manusia
1. Hak Azasi Manusia
Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang
HAM, khususnya dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:
a. Kodrati, artinya hak asasi manusia merupakan pemberian
dari Tuhan kepada manusia agar hidup terhormat.
b. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi
semua semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
c. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau
perbedaan lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak
dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain
e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau
hak ekonomi, sosial dan budaya.
Secara umum hak asasi manusia dapat dibedakan menjadi hak
asasi pribadi atau personal rights, hak asasi ekonomi atau
property rights, hak asasi politik atau politial rights, hak
persamaan hukum atau rights of legal equality, hak asasi sosial
dan kebudayaan atau social and culture rights, dan hak asasi
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
hukum atau procedure rights.
2. Gagasan Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI 1945
UUD 1945 memuat ketentuan mengenai HAM yang terdapat
dalam pasal 27 sampai 34 seperti di bawah ini:
a. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, ’Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’;
b. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan’;
c. Pasal 28 yang berbunyi, ‘Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang’;
d. Pasal 29 Ayat (2) yang berbunyi, ‘Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu’;
e. Pasal 30 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
f. Pasal 31 Ayat (1) yang berbunyi, ‘Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran’;
g. Pasal 34 yang berbunyi, ‘Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara’.
3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya
terjadi dalam dua bentuk, yaitu
a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau
pengucilan yang langsung maupun tidak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin,
bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik
secara individual maupun kolektif dalam semua aspek
kehidupan.
b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani pada
seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan
dari seseorang atau orang ketiga.
Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM
yang berbahaya dan mengancam nyawa manusia.
b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM
yang tidak mengancam keselamatan jiwa manusia,
akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera
ditanggulangi.
4. Upaya Pemajuan dan Penegakkan serta Penanganan
Masalah Hak Asasi Manusia di Indonesia
a. Pemajuan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia
Pemerintah Indonesia dalam proses penegakan HAM ini
telah melakukan langkah-langkah strategis, yakni dengan
1. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang
HAM sebagai Penjabaran UUD 1945
2. Terbentuknya lembaga - lembaga independen yang
menangani masalah HAM yang pembentukannya
diatur UU
 Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM)
 Pembentukan Pengadilan HAM
b. Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
5. Aplikasi Materi tentang Hak Asasi Manusia dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
a. Prinsip Pembelajaran HAM di SD
 Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga
pembelajaran HAM diupayakan secara konrkit pula.
 Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain.
 Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip
active learning.
 Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam
suasana yang menyenangkan.
 Kelima, pembelajaram HAM di SD berpusat pada anak.
Artinya anak menjadi subjek pelaku yang aktif di dalam
belajar.
 Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengalami, bukan saja
melihat atau mendengar melainkan seluruh panca
inderanya dan mental psikologis anak aktif mengalami
sendiri dalam kegiatan yang memuat nilai-nilai HAM.
b. Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
1) Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran dengan dimulai dari
contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus-kasus dan
fenomena sejenis untuk ditarik kesimpulan umum.
2) Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum
menuju penarikan kesimpulan khusus.
3) Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan
konteks kehidupan sehari-hari anak.
4) Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu
pendekatan pembelajaran dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam
belajar.
5) Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan
dengan memberikan ksempatan pada anak untuk
mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang
dihadapinya.
6) Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa
menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada.
7) Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan
yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan
kehidupan sehari-hari anak.
8) Pendekatan behavioristik dengan menciptakan
lingkungan yang kondusif anak belajar HAM.
c. Materi Pembelajaran HAM di SD
Materi HAM di SD dikembangkan sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Materi HAM di SD dibelajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran lain yang sudah ada melalui
pendekatan tematik.
d. Perencanaan Pembelajaran HAM di SD
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran HAM di SD
sangat ditentukan oleh perencanaan yang baik

KEGIATAN BELAJAR 2
Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat
Multikultur
1. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Ada dua hal yang perlu dicermati, yaitu wilayah yang
menjadi wadah atau tempat dan isi dalam hal ini bangsa.
a. Integrasi Wilayah.
b. Integrasi Bangsa.
 Kesatuan dapat terwujud dalam beberapa aspek kehidupan
yaitu:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan sosial budaya
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
pertahanan keamanan
 Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia yaitu :
1. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia
Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.yaitu:
Sumpah Pemuda, Pancasila dan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia yaitu :
a) Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat
Indonesia.
b) Geografis
c) Munculnya penyakit kultural pada masyarakat
Indonesia
d) Melemahnya nilai budaya bangsa
2. Problema Keberagaman Masyarakat Multikultural
Berikut ini berbagai penyakit budaya yang dapat merusak
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yaitu :
1. Prasangka
Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun
negatif berdasarkan keyakinan stereotipe atau
pemberian label kita tentang anggota dari kelompok
tertentu.
2. Stereotipe
Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap
seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subyektif,
hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain.
3. Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa
manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung
mementingkan diri sendiri, namun karena harus
berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah
sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan).
4. Rasisme
Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin
yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih
superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang
lainnya
5. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-
bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok
dominan terhadap kelompok subordinasinya.
a. Makna Multikulturalisme
Multikulturalisme pada dasarnya adalah
pengakuan adanya perbedaan dan penghargaan.
b. Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan
oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai
berikut :
 Keadaan geografis
 Pegaruh kebudayaan asing
 Penerimaan masyarakat terhadap
perubahan
 Keadaan transportasi dan komunikasi
 Perbedaan kondisi alam
c. Wujud Keberagaman Masyarakat Indonesia
 Keberagaman Suku Bangsa
 Keberagaman Agama
 Keberagaman Ras
 Keberagaman Golongan
3. Model Pembelajaran untuk Materi yang Berkaitan
dengan Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultural di Sekolah Dasar
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru tentu saja
menganalisis dokumen kurikulum PPKn sekolah dasar
yang termaktub dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD). Guru harus mengklasifikasikan KI dan KD yang
terdapat dalam ketentuan tersebut kedalam tematema besar,
salah satunya berkaitan dengan Persatuan dan kesatuan
dalam keberagaman. KI dan KD yang menjadi muatan
materi di setiap tingkatan,
Langkah berikutnya tentu saja menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan. Salah satu model
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk materi
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah
bermain peran. Model ini dirasakan tepat karena berupaya
memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

KEGIATAN BELAJAR 3
Konsep Nilai, Moral dan Norma
 Konsep Nilai, Norma, dan Moral
 Nilai
Nilai adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik
kenyataan-kenyataan lainnya. Nilai bersumber pada budi
yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem
merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping
system sosial dan karya.
Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar atau
kriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria
kebermanfaatan, ketidakbermanfaatan, atau disebut pula
harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang
berupaya berjunjung tinggi untuk memeliharanya. Nilai
tidak dapat dilihat secara konkrit melainkan tercermin
dalam pertimbangan harga yang khusus yang diakui oleh
individu. Oleh karena itu, ketika seseorang menyatakan
bahwa sesuatu itu bernilai maka seyogyanya ada argumen-
argumen baik dan tidak baiknya.
Macam-macam nilai menurut kriteria :
1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di
dalam masyarakat serta berhubungan dengan sikap
dan tindakan manusia di dalamnya
2. Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari
akal manusia (rasio, cipta, dan budi), yang mutlak
dibawa sejak lahir.
3. Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber
melalui unsur rasa yang terdapat pada setiap diri
manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan
nilai “estetika”.
4. Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber
dari kehendak maupun kemauan (karsa, etik).
5. Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai
ketuhanan disimpan dalam sebuah agama.
 Moral
Moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk,
yang menyangkut tingkah laku/ucapan dan perbuatan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia, apabila
yang dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka
orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula
sebaliknya.
 Norma
Norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang
artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis
maupun tidak tertulis. Namun ada yang menyatakan
bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin “Mos” yang
merupakan bentuk jamak dari kata mores, yang memiliki
arti kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat. Biasanya
norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
tertentu, misalnya etnis atau Negara tertentu. Namun, ada
juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi
semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau
kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang
berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan
sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma memiliki
kekuatan dan sifatnya memaksa.
 Ciri yang melekat pada norma yaitu :
1) Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali
Norma Hukum.
2) Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di
dalamnya.
3) Norma merupakan kesepakatan bersama anggota
masyarakat
4) Anggota masyarakat wajib menaati norma yang
berlaku.
5) Anggota masayarakat yang melanggar norma
dikenakan sanksi
6) Norma dapat mengalami perubahan sesuai
perkembangan masyarakat
 Macam-macam norma berdasarkan sifatnya :
1. Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada
umumnya terbagi menjadi 2 macam :
 Norma Formal
 Norma Non Formal
2. Beberapa norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya
terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya
 Cara (Usage)
 Tata Kelakuan (Mores)
 Adat Istiadat (Custom)
 Hukum (Law)
 Norma Mode (Fashion)
3. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari
sumber dan sanksinya, antara lain :
 Norma Agama
 Norma Kesusilaan
 Norma Kesopanan
 Norma Hukum
 Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma
Secara sederhana dapat kita simpulkan tentang kedudukan
nilai, moral, serta norma sebagai berikut :
1. Nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi
dibalik kenyataan kenyataan lainnya. Menilai berarti
menimbang, suatu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu yang lain kemudian untuk
selanjutnya diambil keputusan.
2. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk,
yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.
3. Norma merupakan kebiasaan umum yang menjadi
menjadi acuan atau ketentuan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.
 Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
1. Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
2. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama
Warga Negara
3. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan
Komitmen Bela Negara

KEGIATAN BELAJAR 4
Pancasila dan Kewarganegaraan Global
1. Pancasila dalam Kehidupan Bernegara
a. Sejarah Perumusan Pancasila
 Asal Mula Pancasila
Asal mulanya atau sebab terjadinya, maka
Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab:
a) Causa Materialis (asal mula bahan)
b) Causa Formalis (asal mula bentuk)
c) Causa Efisien (asal mula karya)
d) Causa Finalis (asal mula tujuan)
 Proses Perumusan Pancasila
Sidang Gelombang Pertama
Sidang ini berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945
sampai 1 Juni 1945, untuk membahas rumusan
dasar negara Indonesia merdeka.
Sidang Gelombang Kedua
Persidangan BPUPKI yang kedua ini berlangsung
antara 10 sampai 17 Juli 1945 untuk membahas
penyusunan rancangan Undang-Undang Dasar.
Pada tanggal 10 Juli 1945 dilakukan perumusan
akhir isi dasar negara.
b. Nilai-Nilai Pancasila
1) Klasifikasi nilai-nilai Pancasila
a) Nilai dasar
b) Nilai instrumental
c) Nilai praksis
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural
memiliki tiga dimensi, yaitu:
a) Dimensi idealisme
b) Dimensi normatif
c) Dimensi realitas
2) Makna Nilai-nilai Pancasila
a) Nilai Ketuhanan
b) Nilai Kemanusiaan
c) Nilai Persatuan
d) Nilai Kerakyatan
e) Nilai Keadilan
c. Kedudukan Pancasila
1) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pembukaan UUD NRI 1945 memuat dasar negara
Pancasila yang berbunyi “Maka Disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia Itu Dalam Suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,Yang
Terbentuk Dalam Suatu Susunan Negara Republik
Indonesia Yang Berkedaulatan Rakyat Dengan
Berdasar Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan
Indonesia Dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijiksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Serta Dengan
Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Indonesia.”
2) Pancasila sebagai Ideologi Nasional
1) Sebagai sumber motivasi
2) Sebagai sumber semangat dalam berbagai
kehidupan negara
d. Pembelajaran Materi Pancasila di SD
1) Materi Pembelajaran Pancasila di SD
Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor
37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi
Dasar yang terkait dengan materi Pancasila dalam
mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar.
2) Perencanaan Pembelajaran Pancasila di SD
a) Menganalisis substansi kajian kurikulum.
b) Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam
silabus yang dikembangkan.
c) Pengembangan silabus disesuaikan dengan
potensi anak, sarana dan prasarana sekolah, serta
kemampuan guru.
d) Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana
pembelajaran (RP).
2. Kewarganegaraan Global
a. Pengertian Warga Negara Indonesia
Dalam pasal 26 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang.
b. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global
c. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara
Global
1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic
Knowledge)
2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
3) Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)
3. Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi
Globalisasi itu menunjukkan adanya suatu proses
pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan segala
perangkat peraturannya yang bersifat universal atau
menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas wilayah
negara.
2) Karakteristik Globalisasi
Beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia
menurut Komalasari (2008:105).
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi 41 global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa
semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung.
c. Peningkatan interaksi budaya melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita serta olah raga
internasional).
e. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
bidang lingkungan hidup, masalah pemanasan bumi,
masalah pencemaran, memberantas terorisme.
3) Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia
a) Aspek Politik
b) Aspek Ekonomi
c) Aspek Sosial Budaya
d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan
4) Pengaruh Negatif bagi Indonesia
a) Aspek Politik
b) Aspek Ekonomi
c) Aspek Sosial Budaya
d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan
5) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi
Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh
bangsa kita dalam mengahadapi globalisasi ini yaitu :
Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh
globalisasi dalam semua aspek kehidupan.
Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa
disaring terlebih dahulu.
Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut,
yaitu kita mengambil hal-hal positif dari globalisasi
dan membuang hal-hal negatifnya.
Dari ketiga alternatif tersebut, sikap terbaik yang
mesti kita ambil adalah sikap selektif. Dengan sikap
seperti itu kita dapat mengambil keuntungan dari
globalisasi dan terhindar dari dampak buruknya,
karena semua pengaruh globalisasi yang kita terima
telah melalui proses penyaringan terlibah dahulu.
6) Pembelajaran Materi Globalisasi di SD
Dengan materi globalisasi dari sekian banyak model
pembelajaran, yang paling sesuai adalah model
pembelajaran koperatif dengan teknik make a match.
2 Daftar materi yang sulit 1. Pemajuan dan penegakan hak asasi manusia
dipahami di modul ini 2. Karakteristik warga negara global
3. Pembentukan produk hukum yang mengatur HAM sebagai
penjabaran UUD 1945
3 Daftar materi yang sering 1. Penegakan hak asasi manusia
mengalami miskonsepsi 2. Karakteristik warga negara global

You might also like