You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang

progresif dan irrefesibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektolit

sehingga terjadi uremia (M. Clevo Rendi & Margareth, 2012). Gagal

ginjal kronis berdasarkan National Kidney Foundation : kidney dialysis

outcome quality initiative (NKF:K/DOQI) di klasifikasikan menjadi 5

stadium, yaitu : stadium 1 di tandai dengan nilai gromerular filtration rate

(GFR) > 90, stadium 2 GFR 60-89, stadium 3 GFR 30-59. Sedangkan

pada stadium 4 GFR 15-29 dan stadium 5 GFR <5 (Black, 2014).

Ketika massa ginjal yang tersisa tidak dapat lagi menjaga

lingkungan internal tubuh, maka akibatnya ginjal berada pada posisi

penyakit ginjal stadium lima atau End Stage Renal Disease (ESRD)

(Black, 2014). Ginjal berada pada posisi gagal ginjal kronis stadium lima

atau End Stage Renal Disease (ESRD) adalah kerusakan fungsi ginjal

yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu

memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan

elektrolit berakibat peningkatan ureum (Smeltzer et al, 2010).

1
Gagal ginjal kronis merupakan masalah kesehatan yang signifikan

dan terus berkembang di Amerika Serikat. Gagal ginjal kronis menempati

posisi kesembilan dari 15 penyebab utama kematian yang terjadi di

Amerika Serikat pada tahun 2015 (Murphy et al, 2017). Berdasarkan data

Centers For disease Control and Prevention (CDC) tahun 2017,

diperkirakan sebesar 15% orang dewasa di Amerika Serikat menderita

gagal ginjal kronis yaitu sekitar 30 juta orang. Berdasarkan United States

Renal Data System (USRDS) tahun 2017, tercatat sebanyak 87,3%

individu di Amerika Serikat mulai terapi penggantian ginjal dengan

hemodialisis, 9,6% dengan dialisis peritoneal, dan 2,5 % menerima

transplantasi ginjal.

Di Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronis berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, populasi penduduk

Indonesia pada umur ≥ 15 tahun yang telah terdiagnosis penyakit ginjal

kronis mencapai 3,8%. Data ini terjadi peningkatan dimana pada hasil

RISKESDAS sebelumnya pada tahun 2013 hanya 2.0%. Sedangkan

berdasarkan data data dari Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun

2016, jumlah diagnosa penyakit utama pasien hemodialisis di Indonesia

pada tahun 2016 yaitu sebanyak 90% pasien dengan gagal ginjal kronis

stadium V. Kemudian diikuti sebanyak 8% pasien dengan gagal ginjal

akut dan sebanyak 2% pasien gagal ginjal akut pada gagal ginjal kronis.

2
Gagal ginjal kronis stadium lima atau ESRD akan berdampak

terhadap kematian kecuali dilakukan terapi pengganti ginjal, terapi

pengganti ginjal yang dimaksud adalah transplantasi dan dialisis (Jameson

& Loscalzo, 2013). Terapi dialisis ini ada dua yaitu dialisis peritoneal dan

hemodialisis, proses pembersihan pada dialisis peritoneal sangat lambat

dibandingkan dengan hemodialisis (Jameson & Loscalzo, 2013).

Salah satu efek yang terjadi pada gagal ginjal kronik dapat

menyebabkan tidak tereliminasinya sisa metabolik oleh ginjal dan

menumpuk dikulit, yang mengakibat kan rasa gatal atau biasa disebut

dengan pruritus (Hurst, 2015). Pruritus merupakan sensasi kulit yang tidak

menyenangkan yang menyebab kan keinginan untuk menggaruk. Pruritus

uremik adalah pruritus yang paling sering terjadi pada klien gagal ginjal

kronik (GGK) dengan kadar ureum yang tinggi dan tidak terlihat pada

gagal ginjal akut. menurut Harlim dan Paulus (2012). Pruritus bervariasi

dalam hal durasi, lokalisasi, dan tingkat keparahannya. Setiap orang pasti

pernah mengalami rasa gatal yang berlangsung singkat dan dirasakan

setempat saja, atau bisa juga dirasakan pada seluruh permukaan tubuh

(Graham-Brown, 2005).

Ada beberapa terapi yang digunakan baik dalam bentuk obat-

obatan maupun krim untuk mengatasi masalah pruritus (gatal) seperti

kortikosteroid topical untuk mengurangi rasa gatal, serta krim emolien

atau pun body lotion yang dapat menjaga kelembapan kulit (Brunner and

suddarth, 2013).

3
Virgin Coconut Oil efektif menyerap jenis vitamin dan mineral

yang larut dalam lemak, seperti magnesium dan kalsium. Beberapa studi

telah menunjuk kan bahwa MCT/MCFA (medium chain fatty acid) dalam

kandungan minyak kelapa bisa memecah dan mencerna lipid seutuhnya

dengan meningkatkan efisiensi enzim yang berhubungan dengan

metabolism (Quamila, 2018). Penggunanaan VCO secara topical akan

bereaksi dengan bakteri-bakteri kulit menjadi asam lemak bebas seperti

yang terkandung dalam sebum, sehingga dapat melindungi kulit dari

bahaya mikroorganisme patogen (Cahyati et al. 2015).

Berdasarkan penelitian Cahyati et al (2015) yang menggunakan

VCO terhadap ruam popok pada bayi yang dilakukan selama lima hari,

VCO dioleskan dua kali sehari pada pagi dan sore hari setelah mandi.

Menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan antara ruam popok

setelah diberikan intervensi VCO dengan sebelum diberikan Intervensi

VCO.

Berdasarkan hasil survey awal dan wawancara yang dilakukan

peneliti sebagai survey pendahuluan pada 10 orang klien gagal ginjal

kronik dengan hemodialisis di Semen Padang Hospital, semuanya

memiliki keluhan pruritus dengan gejala yang berbeda-beda, tiga orang

mengatakan rasa gatal dirasakan hampir diseluruh tubuh, tujuh orang

mengatakan rasa gatal hanya didaerah tertentu terutama dibagian

punggung dengan frekuensi yang dialami hilang timbul. Untuk

penanganan pruritus (gatal) enam orang mengatakan jika rasa gatal timbul

4
hanya digaruk ataupun dibiarkan saja, dua orang mengatakan jika rasa

gatal timbul akan mengoleskan minyak kayu putih dan dua orang lagi

mengatakan menggunakan lotion untuk mengurangi gatal yang dirasakan,

dan belum ad

Berdasarkan fenomena dan penjelasan diatas sehingga penulis

tertarik menyusun Laporan Ilmiah Akhir tentang Asuhan Keperawatan

pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan

melakukan terapi inovasi VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap Pruritus

pada pasien CKD di Semen Padang Hospital .

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisis dengan melakukan terapi inovasi VCO

(Virgin Coconut Oil) terhadap Pruritus pada pasien CKD di Semen

Padang Hospital .

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengakajian keperawatan yang komprehensif pada Ny. Y

dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Semen

Padang Hospital .

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. Y dengan gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis di Semen Padang Hospital

5
c. Membuat intervensi keperawatan pada Ny. Y dengan dengan gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Semen Padang Hospital

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. Y dengan gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Semen Padang Hospital

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. Y dengan gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis di Semen Padang Hospital

f. Menerapkan terapi inovasi VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap

Pruritus pada Ny. Y dengan gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis di Semen Padang Hospital .

C. Manfaat

1. Bagi Instansi Pendidikan

Laporan ilmiah akhir ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi

fakultas keperawatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan kesehatan.Selain itu juga dapat digunakan sebagai acuan di

perpustakaan sehingga berguna untuk menambah ilmu pengetahuan

mengenai masalah gangguan perkemihan khususnya asuhan

keperawatan pada klien dengan CKD.

2. Bagi Klien

Klien dengan CKD diharapkan bisa mendapatkan penanganan yang

tepat, sehingga dapat mengurangi terjadinya resiko komplikasi dan

mempercepat proses penyembuhan penyakit, serta meningkatkan

asuhan keperawatan yang komprehensif.

6
3. Bagi Penulis Selanjutnya

Laporan ilmiah akhir ini diharapkan untuk menambah wawasan dalam

mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan

menginformasikan data, meningkatkan pengetahuan dalam bidang

keperawatan serta dapat menjadi bahan masukan bagi penulis ilmiah

lainnya.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Laporan akhir ilmiah ini dapat menjadi alternatif pemberian asuhan

keperawatan khususnya pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialysis di Semen Padang Hospiual

You might also like