You are on page 1of 2

Nama : Sulthon Abdillah Muhammad

NIM : 220902071
Mata Kuliah : Teori Sosiologi Untuk Kesejahteraan Sosial
Dosen : Drs. Bengkel M.Si

TEORI STRATIFIKASI
Stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan dan
pengelompokan suatu kelompok sosial secara bertingkat. Dalam komunitas tersebut ada strata
tinggi, strata sedang dan strata rendah. Pembedaan dan pengelompokan ini didasarkan pada
adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga atau
bernilai secara sosial,ekonomi, politik, hukum, agama dan budaya maupun dimensi lainnya
dalam suatu kelompok sosial. Simbol-simbol tersebut misalnya, kekayaan, pendidikan,jabatan,
kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan, dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok
sosial pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu pula akan ada
stratifikasi sosial dalam kelompok sosial tersebut. Di dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas
Sosial (2016), dijelaskan bahwa kita harus melihat teori ini berdasarkan pada perspektif teori-
teori sosiologi agar dapat memahaminya dengan jelas. Contohnya antara lain:

1. Teori fungsionalisme struktural, tokoh dari teori ini adalah Emile Durkheim. Teori ini
menjelaskan bahwa masyarakat bekerja di dalam suatu sistem stratifikasi yang bekerja
sesuai dengan kebutuhan sosial yang ada. Apabila salah satu fungsi tidak bekerja dengan
baik, maka sistem sosial akan berantakan
2. Teori konflik, tokoh dari teori ini adalah Karl Marx. Teori ini menjelaskan bahwa
kelompok di dalam masyarakat dapat terbentuk oleh karena perbedaan kepentingan
3. Teori interaksionisme simbolik, tokoh dari teori ini adalah Herbert Blumer. Teori ini
menjelaskan bahwa perbedaan pola tingkah laku dan interaksi akan membentuk dan
memunculkan perbedaan kelompok di dalam masyarakat

Ada beberapa dampak yang muncul akibat dari stratrifikasi sosial. Kamanto Sunarto
menjelaskan di buku Pengantar Sosiologi, bahwa dampak yang muncul akibat stratifikasi sosial
adalah adanya ketidaksamaan gaya hidup karena simbol di dalam masyarakat yang membentuk
status seseorang Di dalam buku The Social Construction of Reality, dijelaskan bahwa orang
cenderung menunjukkan kepada orang lain mengenai apa yang telah dicapainya menggunakan
simbol-simbol untuk menunjukkan stastusnya. Contohnya seperti gaya berbicara, cara menyapa,
cara berpakaian, dan sebagainya.

Stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan sifatnya, yaitu:

1. Stratifikasi sosial Tertutup → seseorang memiliki pembatasan atau bahkan tidak


dimungkinkan pindah ke lapisan sosial lainnya. Contoh: kasta di India

2. Stratifikasi sosial Terbuka → setiap orang dalam masyarakat memiliki peluang yang sama
dalam meningkatkan status sosialnya. Status sosial bisa naik, tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat turun karena sebab tertentu. Status seseorang dipengaruhi oleh usahanya sendiri. Contoh:
Karyawan naik jabatan, maka status sosialnya akan meningkat.

3. Stratifikasi sosial Campuran → Seseorang mungkin saja terlahir dari keluarga yang tergolong
pada pelapisan sosial tengah atau bawah. Namun dengan usahanya yang maksimal, seperti
mampu menempuh pendidikan tinggi, dia berubah naik strata sosialnya menjadi lebih baik.
Contoh: Pada masyarakat Hindu Bali.

You might also like