You are on page 1of 53
Tiar Anwar Bachtiar PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ‘UNTUK MU'ALLIMIN PESANTREN PERSATUAN ISLAM Tiar Anwar Bachtiar PEDOMAN PENULISAN KARVA TULIS ILMIAH ‘UNTUK MU'ALLIMIN PESANTREN PERSATUAN ISLAM Per: Tar Arma Bachtis ty Design apo: st unit Gass 2 Banding Trp (22) 520082, san 978-62352601-1-2 ©2020 Ta omar Bata Ha padding dang Undong ‘terbitan pram alee Pers Pos anon 2020, ‘gma 2 1 arin en snp up ak npn tia ‘nl am Ps tas oe a se pn ‘er meng aor ag eg ot a nds py ‘env as oar 80 dba ‘a tra ata ds pe) gna ay ‘Sr ia un ana pang boa nab ton nt ‘ei 20) bemonana dengan en en sa megane page ‘tin engines as Rega aa gone ples fejou peg an st capes So ‘inane Cottam Ke2Otaber 2021 Diarang menguts, mempebanyk, don menarjemahlan sbagansa eseutan but tanya in terse dan ane kee pan el dengan menyebttan smbeye deg nos iegla ea KATA PENGANTAR Pui syukur sudah separutnya dipanjatkan kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan berbagai nikmat tiada terperi. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah bagi Nabi Muhammad Saw yang telah mengantarkan ‘kita sampat pada hidayal-Nya. Semoga para pengikut nya tetap mendapat bimbingan dan hidayah Allah Swt sampai akhir zaman nan ‘Membuat karya tulis-atau biasa disebut “Paper” Sebelum menyelesaikan jenjang Mu’allimin telah men- jadi tradist sejak lama di hampir seluruh Pesantren Per satuan Islam (Persis). Jka tidak menus tugas akhir in, rasanya kurang lengkap menjadi alumni Pesantren Per sis. Walaupun sudah menjadi tradisi sudah cukup lama, kelihatannya penulisan karya ilmiah ini belum menjadi Perhatian serius untuk dijadikan wahana melatihkan keterampilan menulis sebagai salah satu ciri khas lulu- ‘san Pesantren Persis, 66 Membaca dan ‘menulis memang — Soda sehrusnya mend idettas san schaatcene yng menekun dan menghayatigjenn lam Bukola bi membaca dan menulis, —— 2dalah nt dar way pertoms yong lh St forunkan kepads Nabi Maharnmad Saw? Sejak tahun 2009, penulisdiserahi tugas mengasuh mata pelajaran Karya Tulis di Pesantren Persis 19 Bentar GGarut. Setelah dtimbang.-timbang, penulis meminta ke pada mudir agor pelajaran ini jangan langsung diberikan di kelas tga, tapi harus diberikan sejak Kelas dua Pertim Pangan penulis, kalau langsung diberikan di Kelas tga seringkali santri kaget dan belum terbiasa menulis. Oleh sebab itu, sebagai ajang untuk melatih dan membiasakan rmenulis, sejak kelas dua sudah mulai dilatihkan persia pan menuja pembuatan “Karya Tuli” ci elas tga, Sebagal mata pelajaran baru yang sama sekali tidak ada modelnya, mengajarkan mata pelajaran ini tentu bu tuh improvisasi. Sambil berjalan mempersiapkan dan ‘merancang berbagal program pelatihan menulis pada setiap semester, penulis herusaha pula untuk membuat, semacam buku panduan sebagai “leh-oleh” selama me ‘megang mata pelajaran ini. Harapannya, mata pelajaran, ini dapat disebariuaskan Ke pesantren-pesantren Persis. Jain hingga suatu saat nanti keterampilan menulis bisa menjadi salah satu trade mark Pesantren Persis yang. baru, disamping trade mark lain yang sudah ada. Setelah dipikirkan, diuji-coba, dan dipertimbang: kan akhirnya penulis berusaha untuk membuat pan- dduan yang multifungsl Selain dapat dijadikan pegan sgan oleh santri, juga oleh pengajar yang nantinya akan, membimbing santri dalam mata pelajaran ini, Sebab, seringkali Karena berbagai faktor banyak pembimbing yang tidak terlalu paham mata pelajaran ini, Bila per Dimbingnya tidak terlalu paham seluk beluk menulis sebuah karya tulls,terutama untuk tingkat Muallirin, seringkalisantri menjadi kurang mendapatkan manfaat dari pelajaran ini secara maksimal. Padahal kalau ajang, ‘menus “karya tulis" ini dimaksimalkan, ini akan men jadi keterampilan Iuar biasa yang dimiliki santri selepas ulus dari Muvallimin, Apakah buku ini bisa multé-fungst seperti yang d harapkan? Penulis hanya berusaha. Mudab-mudahan ‘apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan. Para ppengguna buku inilah yang nantinya akan bisa member! ‘kan penilaian. Oleh sebab itu, penulisan buku ini tidak Dersifat final, Di masa-masa yang, akan datang bila dira- sakan ada kekurangan, masukan-masukan, dan ketidake sesuain lainnya, buku ini tentu akan segera direvisi agar bisa lebih baik dan lebih sempurna, Walaupun buku int tidak tebal, tapi karena harus dliyj-coba terlebih dahulu proses penulisannya cukup ‘memakan waktu, terutama jeda waktu untuk mengeval- uasi Konsep-konsep dasar yang dibuat dalam buku ini. Lebih kurang sekitar dua tahun setelah penulis meme ‘gang mata pelajaran “Karya Tuli,” buku ini bar bisa di mncurkan ke publik ‘Tentu saja dalam prosesnya banyak pihak yang telah berkontribusi. Yang paling berjasa adalah para santri Muvallmin Pesantren Persis 19 Bentar Garut yang, selama ink telah menjadi *kelinei percobaan” penulis dalam mata pelajaran yang sama sekali baru ini Kepa- dda mereka penulis ingin memohonkan maaf dan peng- hhargaan yang setinggHingginya. Mudirul“Am, Mudir Mo‘allimin, dan seluruh kolega penulis yang sama-sama ‘kut membimbing santri membuat karya tus setiap ta- hhunnya juga telah ikut mernberikan warna dalam pe- ryempurnaan tulisan inl. Kepada mereka, penulis juga ‘mengucapkan banyak terima kasih. Terkhir untuk Keli aga, anak dan istri tercinta, dukungan mereka sangat berarti bagi penulis ‘Akhir Kalam, semoga pekerjaan Kecll ink menjadi mal jariah yang terus mengalir pahalanya sampai pen- ulis telah meninggalkan alam yang fana ini, Demian pula, semoga Allah Sit. memberikan balasan setimpal kepada semua pihak yang telah ikut terlibatatas tert: nya buku ini, alld ya’bhudzu bi aidind ld ma ft khai- un li-tsiami wa Muslim, Wassalam, ‘Viar Anwar Rachtiar DAFTAR ISI KATA PENGANTAR, ‘BAB: KARYA ILMIAH, METODE ILMIAH, DAN [BEBERAPA MODEL PEMBELAJARANNYA... ‘A. Karya Talis limiah.. mn B. Metode imiah, 16 ©. Standar fimiah Penulisan Karya Tulis Untuk Tingkat b, ‘Mallimin ‘Model Pembelajaran Mentls.rcssssssssssssnnne 83 ‘BABII: LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ‘TULIS ILMIAH., a A. Menentukan Topik. a1 BL Merumuskan Masalah. .-1--onenenoneonen dS (. Membuat Kerangka Pikir ms D. Menentukan Metode dan Mengumpulkan Dataeou 52 E. Mengolah dan Menyusun Data 55 F. Menulis Laporan. Saeene 3B) BAB IV: PENULISAN LAPORAN HASIL. PENELITIAN.. 61 A. Struktur Penulisan LapOratevsennsnsen a 1. Pendahuluan.... 2 ‘A Latar Belakang Masalah.... ve 68 B.Perumusan Masala, a 6 C.Tujuan Penelitan, 64 D.Metode Penelitan a von E, Sistematika Penulsan. 6 2, Deskripsi Konsep dan Teor ar) 3. Pembahasan Masala n 4, Simpulann 1 8. Ketentuan Teknis Penyajian Laporan. ” 4. Ketentuan Jumlah dan Format Halaman. “ 2, Penulisan Bab dan Sub-Bab, ons 3. Penomoran Halaman, : 4 Teknik Kutipan 5. Penulisan Daftar Pustaka. 6. Lembar Pelengkap Awal LAMPIRAN 1: FORMAT HALAMAN DAN MARGE 2 seeasae Paper adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang. diindonesiakan. Secara definisi bahasa paper berart -ertas.” Adapun secara istlah biasa digunakan, baik dalam bahasa aslinya (Inggris) maupun dalam bahasa Indonesia, sebagai tulisan yang ditujukan untuk kepent- ingan kerja ilmiah. Sebanding dengan istlah ini adalah ‘kata “makalah” yang berasal dari bahasa Arab; magdlah i Pesantren Persis pada umumnya, istilah “paper” ini dfibakukan sebagai nama untuk suatu tugas iimiah akhir bagi santri yang duduk di banghu kelas 3 Mvalimin, 1s tilah ini sebanding dengan “skripsi” untuk tugas akhir dd tingkat St, “tess” untuk tugas akhir di tingkat 82, dan “¢isertasi" untuk tugas akhir di jenjang 83. Penulisan paper atau tugas akhir pada setiapjen- Jang pendidikan manapun seringkali dianggap sesuatu yang memberatkan oleh sebagian orang, Padahal, sering all anggapan itu lebih banyak disebabkan oleh mitos, oe Menuli adalah salah satu kemahian | Derbahasa yang sangat penting dalam dunia imu pengetahuan, limu pengetahuan berkembong dan tersebarluaskarena para lama mena Seandbinya tidak ada tulsa, hampir bisa bagisantr. Setiap santri yang memnilih satu topikterten- tu harus mengerti dan menguasai metode dalam disip- Tew emer ci 2 lin bersangkutan untuk menjamin tulsannya memilikt nilai “imiah,” Prosedur-prosedur dalam ilmu yang ber- sangkutan harus dilkut secara ketatsehingga penelitian benar-benar dilakukan dengan tepat. Pekerjaan ini memang bukan pekerjaan yang mu- dah bagi santei setingkat Mu’allimin yang baru saja ma ‘suk ke “pekarangan” ima pengetahuan. Jangankan wn- tuk memahami metode-metode secara rigid, bahkan un- ‘tuk memahami apa ilmu yang tengah dihadapinya pun banyak yang masih kesulitan. Banyak santri yang masih belum mengerti substansi setiap imu dan nubungannya ‘dengan yang lain sehingga bagi kebanyakan santri untuk menekuninya secara mendalam dan rigid juga bukan pe- kerjaan mudah, Tambahan lagi, perkembangan pemikiran santsi yang masih tergolong usia remaja belum sampai pada ta hap kemampuan abstraksi yang tnggt. Pada umumaya mereka masih berpikir verbal, prakts, dan cenderung artfisil (tidak mendalam. Sementara itu, setiap disip lin imu blasanya berisi sekumpulan abstrakst menge na berbagal hal dalam disiplin imu yang bersangku- tan. Konsep-konsep, teori-teori, dan kaidah-kaidah yang merupakan elemen-elemen yang ada dalam setiap imu pengetahuan semuanya berbentukabstraksi yang sering. kali belum dapat ditangkap secara cepat oleh santri yang, masih usia remaja, Kenyataan-Kenyataan ini Kelihatan- nya menggambarkan etapa sulitnya “memaksakan santri yang masih usia remaja untuk melakukan peneli- tian ilmiah, Xesulitan ini memang benar bila penelitian dmiah yang harus dilakukan santri harus dengan standar il- ‘miah yang sangat tinggi seperti penemuan sumber-surm- ber primer paling berkualitas, masalah yang diangkat sangat krusial,sistematika pemaparannya sangat logis, pendekataan yang dilakukan presisinya sangat tinggi dan semisalnya, Kalau tuntutannya sedemikian tinggi me ‘mang bukan untuk dikerjakan santr ingkat Muvallimin, Namun, kalau kadar keilmiahan bagh sante tingkat Muallimin ini disesuaikan dengan tingkat perkemban- {gannya, sepertinya tidak akan terjadi-masalah yang be- sar, Bahkan, int akan menjadi langkah awal yang baik dalam membangun sikap dan mental keilmuan sante di ‘masa yang akan datang. Untuk menentukan seberapa tinggi standar yang hharus diberikan kepada santri saat menilis karya tulis Ta en cr 25 limiah, sebelumnya harus dirumuskan dulu target dan tujuan penulisan karya ilmiah bagi santri Mu’allimin. ‘Mempertimbangkan perkembangan intelektualitas sant- 1, penelitian ilmiah yang dilakukan santri Mu‘alimin ‘akan lebih tepat kalau ditujukan untuk hal-hal berikut. 1. Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap suatw ma- salah yang berkaitan dengan imu pengetahuan; 2, Meningkatkan daya nalar terhadap berbagai fenom- ena yang terjai di sekitarnya; 3, Menambah wawasan dalam dunia ilmu pengetahuan; 4. Meningkatkan keterampilan dalam menguasai satu lisipin imu; 5, Meningkatkan minat baca dalam suatu bidang imu; ‘Memperiuas wawvasan komunikasi melalui pengala- ‘man diskusi, debat, dan presentast ilmiah; 17. Mengenal sifacsifet ilmiah, jujur, optimis, terbuka, pemberani,toleransi, kreatif, dan kits; 8. Mengenal minat dan potens!diri untuk menentukan stud lanjut yang paling memungkinkan baginya. Tujuan-tujuan ai atas jelas bukan tuuan sesung: ‘guhnya dari sebuah proses penelitian ilmiah, Sejatinya penelitian imiah ditujukan untuk menemukan satu pengetahuan baru, menguji teoriteori yang sudah ma pan, dan mengevaluas! imu pengetahuan yang sudah fda, Tujuan-tujuan ini pasti tidak akan dapat diwujud kan dalam penelitian yang dilakukan santri yang baru ‘menginjak sekolah tingkat menengah. Jangankan seko Jah tingkat menengah, bahkan penelitian tingkat sarja- 26 patman Pendens Tai za Gkripsi) sekalipun kadar Keilmiahannya masih pada taraf yang rendah, Penelitian yang dilakukan mahasiswa ‘1 dlanggap sebagai latihan penelitian tahap awal. Lati- han ini kemudian diperdalam saat mengambil stud lan- Ju ai tingkat $2; dan pada saat studi $3 barulah tahap penelitian masuk ke dalam ranah yang memadai untuk disebut sebagai “asl karya ilmiah” yang sesunggunnya. Itupun baru permulaan, Otortasilmiah yang sesungguh- nya didapat saat yang bersangkutan melakukan Kembali Derbagairiset setelah selesai studi S3-nya. Oleh sebab demikian, saat menentukan kadar il: dbagi santa yang akan menulis paper harus didasar kan pada tujuan di atas dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektulitas santri yang masin verbal, praktis, dan belum memilik tingkat abstraksi yang tinggi. ‘Untuk itu, penulis mengusulkan standar kellmiahan bagi santri Mu‘allimin ditetapkan sebagai berikut. Pertama, topik yang akan dibahas oleh santr sebat- Jknya topik-topik yang sehar-hari dialami, dihadapi, atau disaksikan. Cara berpikir yang verbal dan praktis akan lebih mudah mencerna hal-hal yang terjadi di sekeliling- ‘aya, Apapun disiplinilmu yang akan didalami oleh ma- sing-masing sant, sebaiknya dicari hal praktis sebari- ‘harl yang dapat dicakup oleh ilmu tersebut, Misalnya disiplin yang disenangi adalah ilmu fq agar masalah yang akan diperdalam dalam disipin imu {ni memungkinkan untuk dikerjakan secara cepat dan ‘menyenangkan, hendaklah diplih masalah praktis yang sering, basa, atau pernah dihadapi oleh santri. Mungkin ror eat ter | 27 ‘masalah praktis yang menarik bagi santri bersangkutan. adalah mengenai *kerudung gaul” yang biasa disaki kan di sektarnya, Jadikanlah masalah ini sebagai topik ‘dalam paper yang akan dibuat sepanjang santri mampu, ‘menemukan sumbersumber untuk menunjang topile ‘yang dipilihnya int Santri yang lain bisa jadi lebih meminati sejarah Islam. Topik yang herkaitan dengan sejarah memang, seringkali agak sult untuk ditubungkan dengan fenom- ena aktual. Maka untuk topik ini, santel yang bersangkt- ‘an dianjurkan untuk meri topiksejarah yang paling ‘iminatinya atau yang tengah hangat diperbincangkan saat itu, Umpamanya, saat int tengah ramai dibiearakan ‘orang mengenat gerakan Syaikh Muhammad bin Abdul ‘Wahhab (Wahab) yang selalu dikait-kaitkan dengan ter- orisme. Santri dapat merlin copik sarah dakwah Sya- ‘kh Ibn Abdul Wahhab ini sebagai bahasan pokok dalam. ppapernya. Tentu saja dengan kedalaman yang tidak ter- lau kompleks. Mungkin juga ada santri yang lebih menyenang imu hhadis.aingin mencoba melakukan penelitian mengenai ke- sahihan suatu hadi. Agar papernya dapat dkerjakan lebin ‘menyenangkan,pilihlah hadis-hadis yang berkaitan dengan. ‘masala yang tejad dl sekellingnya. Misalnya, saat akan ‘menulis papernya, ia tengah dihadapkan pada pertentan- ‘gan di kampungnya mengenai tarawih. Ada yang menggu- _gatkeabsahan tarawih dengan rakaat 4-43; hadi yanglebih shahih mengatakan teknisnya 2-22-23. Kalau dirasa mam ‘pu mengerjakan taki hadi ini dan membandingkannya dengan hadi ain, ia boleh memiih opi ini 28 sor Peek Tae ch 6 Kemampuan menulis yang dimiliki tidak ada teorinya. Modalnya hanya dua: (1) kemauan yang kuat untuk (2) membiasakan terus-menerus menulis. Demikian seterusnya den- gan topik-topik lain. Dalam hal Ini sebaiknya permbimbing ikut rmenyelami pengalaman_Kese- hrarian santri per individu untuk ‘memastikan Kira-Kita topik apa ‘yang tepat baginya. Bila perlu, pembimbing harus mengek- splorasi minat dan kemampuan Santri yang bersangkutan untuk menjadi bahan_pertimbangan dasar menentukan topik mana yang tepat baginya, edua, metode yang digu- nnakan untuk membahas ma- salah yang telah dipilih sebat- kya dicari yang paling seder- hhana dan mudah dicerna, Kalau ada teori yang ingin digunakan, pilihlah teoriteori yang sifatnya ‘umum untuk -menyelesatkan ‘masalah-masalah secara umum. Demikian pula metodenya. Car- ilah yang sederhana. Teori dan ‘metode khusus yang teralu rig id dan kompleks akan menyulit kan santri menyelesaikan ma- salah yang diplinnya. Kalau pil than metodenya umum, maka saat masalah dirumuskan pun hharus bersifat uum dan seder- ama Be 29 hana pula. Jangan terlalu menyentuh masalah-masalah yang butuh penyelesaian dengan metode dan teori yang unit. Pembimbing harus dapat membantu santri untule menemukan metode yang sederhana, namun logis dan. ™memang ada dalam disiplinilmu yang bersangkutan. Pemilihan metode dan teori yang sederhana sema- fam ini semata-mata memang diujukan untuk melatih, santri mengenal dunia ilmu pengetauan yang ingin dige lutinya, Pengenalan tentusaja harus dimuali dengan hal sedethana, umum, dan mudah dicerna. Jangan sampai Pada tahap awal santri jutsru dihadapkan pada hal-hal yang rumit sehingga membuatnya malah tidak meny. ‘enangi imu pengetahuan, ‘Misalnya, ada santsi yang memilih topik berkenaan dengan ilmu sosal 1a ingin mengangkat masalah "kecen derungan santritingkat Mu'allimin mengaksesfilm-film Porno saat mengakses internet” la ingin mengetahui pakah sebagian besar yang mengakses internet di an tara teman-temannya di Mu'allimin tempat ia berseko Jah atau di pesantren lain memiliki kecenderungan itu atau tidak. Masalah seperti ini sangat mungkin diteliti oleh santri Mu’allimin, Saat masalah sudah dirumuskan, santri dibantu oleh pembimbing hendaknya memilih, Dagaimana cara *“mengumpulkan dan menyusun data” ‘untuk menjawabnya, Dalam penelitian iim sosial sema ‘cam ini, banyak sekali metode yang dapat digunakan, Di antara sekian banyak metode yang paling mudah di ‘junakan adalah metode survey sederhana. Teknik dan cara-caranya dapat dibaca dalam bukubuku mengenai ™metode survey. Pembimbing dapat membantu menye 30 erhanakan proses penggunaan metode survey ini untuk. rmenggali data yang diperiukan. Irgindigetting. Ponpenaen tent sja hares ‘mull dengan al {ederhana mu, Sonimudah deena. eg, dalam menyaian stomata pebshasan nendnknyagunakan ute uruan yang masuk kal Oo {Shmerrn pana yng berg. Sang rumit dan berbelielt. Fembimbing Seba trerangsang sat yang bersangktan untuk memaks alban logknya dengan mengjukan prtnen per jan ngs menangoc ona yang ye ala Tagtanya dapot memberikan jwaban sisters tas mmmalah yang dlongeatya, lah bas kemampun nya dal menyelstean masala Asal sistemata it trash dalam bates metode dan or daar spins Sng besangkatan,hendakiy pembimbingmialoskan papernya, arta 3 ‘Keempat, berkenaan dengan sumber-sumber ke- ppustakaan yang harus diakses, peran besar pembimbing sangat diharapkan. Pada umumnya banyak santrl yang, tidak memiliki wawasan Iuas mengenai sumber-sumber kepustakaan menyangkut topik yang dlpilihya, Bahkan sebelum santri mulai melakukan riset, hendaknya per Dimbing telah memberikan alternatif bacaan yang paling, ‘mudah diakses dan paling mudah dipahami oleh santr Jangan memberikan alternatifbahan pustaka yang rumit hingga tidak dapat dimengerti oleh santri saat membaca dan menelaahnya. Kalau sumber bersangkuten dalam Dbahasa asing (Arab atau Inggris),usahakan sumber terse Dbut dapat dibaca dan dimengert oleh santr Pemilihan bahan bacaan sangat penting dalam proses penelitian yang akan dilakukan oleh santri, meng Ingat salah satu tujuan penulisan paper ini adalah mer perluas daya jangkau bacaan santrl terhadap suatu di- siplin ilmu, Jangan sampai ada paper yang sama sekali tidak menggunakan referensi. Sebaiknya buku yang, di sgunakan sebagai referenst minimal 10 buah dalam topik yang relevan dengan peneliian sant, Pembiasaan untuk membaca buku-buku sumber untuk penulisan sebuah karya tulis ilmiah harus sudah diperkenatkan kepada santri sejak awal agar pada saat nya sani tidak terlalu terbebani, Untuk poin ini, jangan sampai santridiberi Kelonggaran untuk menggunakan satu atau dua sumber referensi saa. Kalau ini dibiarkan Diasanya santri cenderung memilit-mlih untuk memin dahkan ist buku ke dalam papernya, bukan melakukan rset 32 Pereneta D, MODEL PEMBELAJARAN ‘MENULIS standarstandar di atas, sek alipun kadarya tidak telalu tinggi luntuke ukuran paper, tetap akan menjadi sesuatu yang menyulit kan, Sepert yang sudah dijelaskan. ‘di bagian terdahulu, persolannya, adalah pada proses pembelaja ran yang maksimal. Pembela jaran pertama mengenai keter- fampilan menulisnya sendiri; dan berikutnya pembelajaran tentang bagaimana proses logis pembua- tan sebual karya tlis yang dise Dbut“llmiab.” Berikut akan dikupas secara sepintas metode pernbel Jaran keterampilan menulis dan ppenulisan karya ilmiah berdasar kan pengalaman pemulis, balk saat Delajar ataupun mengajar enulissangat teresan ke tka membaca, pengantartaison untowioyo dala alah sta umpulan novelnya, Hampir Se buat Subverst Di aki pengan Taryaiamengatakan baka rs ja isa bet produ meni any ia era mens: et tv mets dan keg, meni OT Tera) Rene Sec Penulis tertegun sejenak, Saat membaca tulisan ini, sebetulnya penulis sendiri sudah cukup terblasa ments lis. Beberapa tulisan sudah dimuat di majalah, koran, ddan tablotd, baik yang berskala sangat lokal maupun nasional. Penulis merenung-tenung apa yang diucapkan ‘Kuntowioyo. Ternyata setelah dibatinkan, pengelaman yang sama juga dialami penulis. Kemampuan menilis yang dimiliki tidak ada teorinya. Modalnya hanya dua; (@) kemauan yang kuat untuk bisa menulis; serta @) ‘membiasakan terus-menerus meni ‘tas dorongan yang kuat itu, penulis tergerak un- tuk mencari sekolah-sekolah dan pelatihan-pelatihan ‘menulis. Memang akhirnya ditemukan. Namun, sepan- jang yang penulis ikuti, baik sekolah-sekolah menulis, pelatihan-pelatihan menulis, dan sejenisnya, fungsi uta rmanya bukan meningkatkan kemampugn menulis ita sendiri, melainkan memupuk motivast dan kemauan ‘menulis agar terpelihara terus. Berbagai pelatihan yang dlikuti memang cukup ampuh untuk terus memelihara ‘motivasi menulis Monivast ini sesungguhnya bisa pula ditumbuhkan, dan dipelihara tanpa harus melalui sekolah dan pelati- han. Kesadaran dan kesabaran untuk terus mau menulis dapat pula dilakukan. Hanya saja, untuk mempertah- fankan kesadaran ini harus ada komunitas yang dapat mengingatkan saat terjadi futdr (putus semangat) men- ‘lis, Bagi sebagian orang yang berkarakter kuat, tidak masalah tidak ada komunitas. Pada umumnya orang sep- ert ini dapat memelihara motivasi secara konstan. Prin- sipnya motivasi menulis dapat terus terjaga Di kelaskelas pembelajaran formal, pemeliharaan ‘motivasi dapat dilakukan dengan berbagal cara sesuai ‘dengan kreativitas guru. Metode pemberian reward dan kompetis agar sant terus bersemangat untuk menulis, dapat dilakukan. Caranya bisa bermacam-macam. Bisa jadi guru memberikan hadiah bagi santri yang menulis: nya Konstan, mengikutkannya pada lomba-lomba menu- lis, memberikan pojian atas hasil Karyanya, mendorong- nya untuk mempublikasikan tulisannya lewat mading, bulletin, dan majalah pesantren, dan seribu satu cara lainnya, Seiap guru tentu akan memaliki cara-cara yang, berbeda dalam memperlakukan santri-santrinya. Di sini dituntut keeativitas tinggi dari guru untuk mendorong, sant santrinya adar bersemangat untuk terus-menerus: menus. Tara ca 38 ‘Tujuan dari pemelinaraan motivasi dan seman {gat in adalah agar yang bersangkutan terus-menerus ‘mau menulis. Inlah inti dari “belajar menulis.” Menu: lis adalah sejenis keterampllan sama seperti membaca, Derenang, bersepeda, menyetir mobil, dan semisalnye, Kemampuan menulis hanya bisa muncul melali prac ficing Gatihan dan prektil). Adalalt omong kosong, se seorang bisa menulls tanpa melalui proses latihan dan prakik secara berkesinambungan. Disinilah penulisbaru sadar akan ueapan Kuntowi joyo di atas. Selama ini, penulis memiliki kemampuan ‘membuat berbagaijenis tulisan, bukan karena sekolah dan pelathan menus yang dik, melalnkan arena iatihan dan kebiasaan menulis yang hampir tidak putus sejak duduk di bangieu Muallimin. Setelah membaca tulisan Kuntowijoyo, kenangan penulis kembali saat masa-masa di Muvallimin. Waktu itu, hampir setiap hari, penulis mewajibkan iri untuk ‘menuliskan apa saja pada sebuah buku tulis yang di slapkan khusus. Temanya beragam Mulai dari masalah- ‘masalah yang dibahas di kelas sampai masalah-masalah pplitk aktualselaluditkuti penulis melalui koran-koran, Saat itu, televisi masih terlalu mewah dan bukan penye- bar informasipolitk utama, “Mengkut saran dari crainer menulis pada beberapa pelatihan yang ditkut, saat menuliskan apa saja,struk- (ur dan ejaan tidak pernah menjadi perhatian pertama. Yang terpenting adalah terbiasa dulu menuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. Keblasaan ini sangat 195 Pen enn penting, Sebab, Kendala utama menulis adalah ketidak- Iampuan menuangkan pikiran melalui Kate-kata dan alimat yang tertuliskan. Pada umumnya Ketidakmam- ‘puan ini terjadi karena tidak terbiasa, Oleh sebab itu, angat penting membiasakan dahulu menuangkan apa ‘yang dalam pikiran ke dalam kertas-kertas putih Kosong, Di masa-masa selanjutnya kebiasaan ini menjadi sangat penting dan dominan dalam membangun Kemampuan ‘mengamas pikiran dalam kata-kata, Latihan semacam ini bisa dilakukan selama be- Derapa bulan, Selama masa waktu itu, santri jangan terlalu disibukkan dengan struktur dan ejaan. Biarkan pikiran mengalir apa adanya, Biarkan pula kertas-kertas kkosong terisisecara alam oleh pikiran-pikiran apa saja yang melints, Jangan dibebani dengan tema-tema spe- sifik yang malah akan membuat pikiran terintimidasi sehingga kedekatannya dengan tinta dan Kertas men- jadi buyar. Jangan pula hasil dar aliran pikiran awal ini idicela, Sebab, hampir bisa dipastikan, hasi-hasltulisan tahap awal ini akan “buruk” atau “sangat buruk”Jangan pula santri berkeei! hati karena semua orang pasti akan ‘melalui tahap ini, Sama seperti anak yang baru belajar nak sepeda, pada takap aval pastl akan terjatuh dan uka-tuka, Dorong terus santsi untuk terus mencari berbagal Informasi agar pikiranaya tidak kosong. Membaca buku, rmenonton berita dan diskusl, mengunduh artikel dari internet, dan sebaginya dapat dilakukan. Namun, harus ‘angat “diharamkan” menjiplak dan menyontek. Selain ini bukan perbuatan yang baik, hasilnya pun akan san- rach ce 37 ‘gat buruk bagi perkembangan kemampuan menuils in Seberapa pun banyak tulisan yang dibuat, kalau itu hasil ‘menyontek tidak akan berpengaruh pada peningkatan kemampuan menulis sama sekal. Seberapa pun banyak tlisan yang dibuat, 4 \ Kalau tu asi rmenyontek tidak akan ber- ‘pengaruh pada peningkatan kemampuan smenulis sama Z ‘kal, Setelah berjalan agak lama dan kelihatan ada hasllnya, barulah santri dapat diajak untuk mengenali ddan memperbaiki tullsannya sendiri. Standar balk dan buruknya tulisan pada tahap awal ini adalah keberteri- ‘man strukturkalimat, Pada tahap awal menulis, sering- kali struktur kalimat tidak beraturan, karena hanya mengikuti apa yang muncul dalam pikiran, Seringkali ‘de-ide yang muncul dalam pikiran tidak berstruktur se cara langsung. Butuh proses kedua untuk membetulkan strukturnya, Bahkan penulis senior yang sudah mahir setlipansewaktwvakt strukurKlimataya tidak er control 28 | ener Pennine as Memperbaiki tulisan inl dinamakan proses “edit: ing.” Guru yang punya keserapatan waktu luang henda- knya dapat memeriksa kallmat-kalimat yang dituliskan Jangan ganggu idenya. Biarkan santri menemukan dan ‘menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, Alam piki- ran santri bisa jadi berbeda sepenuhnya dengan alam pikiran guru. Periksa dan tunjukkan saja kesalahannya ‘membuat kalimat. Di lain waktu santri diminta untuk bisa memperbaiki kalimatnya, Jangan biarkan sant memperbaikinya saat mulai menulis. Ini akan sangat rmengganggu prosesnya menuangkan ide. Biarkan santri rmenyelesaikan dulu tlisannya. Setelah selesai mintalah dia sendiri yang memeriksa hasltulisannya, roses ini dapat dilakukan beberapa waktu sam- bil terug membiasakan santri memolis. Ingat, Kebiasaan ‘meniiissantri tetap harus dipertahankan. Jangan sam pai sant diberi waktu untuk menghentikan Kebiasaan, menulisnya, Kalau menulis berhenti, artinya berhentt pula “proses belajar menulis.” Menulis harus terus di Jakukan sepanjang pelajaran menilis masih ada Sambil belajar menulls dan memperbaiki tlisan, ‘mulailah kenalkan santri kepada berbagai jenis dan ra- gam penulisan, balk yang fiksi maupn non-fiksi, Ajak santri untuk membedakan jenis-jenis tulisan yang ber- seliweran di depannya, Perlihatkan kepada santri apa Deda fiksi dan non-fiks, Tunjukkan apa beda antara nov- ‘al, roman, cerpen, cerbung, cerita berbingkai, dan pu ‘untuk kategorifksi Tunjukkan pula apa beda tulisan-tu- lisan di koran dan majalah dengan tulisan dalam buku Dbuku dalam kategori non-iks hae te 39 Untuk mengenali berbagal tulisan ind, santr bisa igjak berwisata mengenali berbagai jenis culisan itu ‘melalui tlisan-tulisannya langsung. Sebagian pasti per- ‘nah dibaca santri, namun bisa jad! la tidak mengetahul apa jenis dan modelnya.Ajaklah santri untuk melinat bu- Jexbuku novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan ‘semisalnya. Ajak pula santri untuk ditunjukkan jnis-jen- istulisan dalam surat kabar. juga perthatkan buku-buku non-fiksi dan jenisjenis karangan ilmiah lainnya, Untuk beberapa jens rlisan yang ringan dan bisa dilatihkan kepada santri untuk tahap awal, guru bisa rmelatihkannya; misalnya jenis eerpen (untuk fiksi), ar- tikel opint di koran, berta,resensl, dan laporan kegiatan. (untuk non-fks). Jenis ens tulisan ini sifatnya pendek ‘Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan- nya. Oleh sebab itu, guru dapat mengajarkan dan mel- atinkan pada santr pada tahap-tahap berikutnya setela santri mengenal berbagai jenistuisan, Sesuai dengan target, pada tahap akhir pelajaran arya tus lesiah ini, sant dikenallkan pada apa yang disebut “Karya Tulis Iimiah.” Santri dikenalkan pada arekater, proses, dan teknik penulisannya yang tent Derbeda dengan jenis tulisan lainnya. Setelah dikenal- kan, santri mulai diatin untuk membuat tulisan dalam. genre karya tulis lmiah, Kalau tahaptahap int dilall dengan balk. insy@ Allah, pelajaran menuliskarya ilmiah Dbukan sesuatu yang berat. Pada bagian berikutnya, akan, dibahas mengenai angkab-langkah dan teknis penyusu- nan karyatulis miah. () 40 | estar Pen iy Teh ° > BAB IIL + LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYAILMIAH A. MENENTUKAN TOPIK ‘Langkah pertama dalam penulisan karya ilmiah adalah menentukan topik yang akan dituis. Dalam ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988: 958), “topik" didefinisikan sebagal pokok pembicaraan dalam disk si, ceramah, karangan, dan sebagainya. Dalam penger- tdan lain, topik adalah tema pokok atau gagasan utama. Dalam penulisan karya tuls, topik inilah yang akan ‘menjadi acuan pertama dalam mengerjakan bagian- Dagian berikutnya, Kalau bagian inl belum ditemukan, bisa dipastikan tidak akan pernah ada bagian-bagian Derikutnya dari suatu karya tus. leh sebab itu, sangat penting, untuk menemukan toplk sebelum memulal ‘melakukan perelitian dan penulisan karyailmiah, Seringkali_ yang menjadi masalah adalah kebingungan memilih topik. Bukan karena tidak ada roc AY topik yang bisa dlangkat, melainkan just karena terial Dbanyak topik yang harus dipilih.-Pemilihan”inilah yang, Diasanya membingungkan. Kalau tah prinsip dasar dalam memilih topik sebetulnya tidak perla bingung. Bahkan, topik yang ingin cenderung akan sangat :melimpah dalam otak kita kalau prinsip in dipegang, Prinsip dasar dalam memilih topik adalah pertama, paling disenangi dan kedua, paling dikuasa,Jangan ambil resiko memaksakan diri memilih sesuatu. yang, tidak disenangi Int akan menjadi Kendala awal yang paling, brat dalam penyelesaian karya tulis. Tanpa kesenangan, terhadap topik yang dipilih, menvlis akan menjadi Deban. Selain itu, seringkali menulis tanpa kesenangan. ‘akan menghilangkan rub karya yang dituliskan, Memilih materi yang paling dikuasai juga akan ‘semakin mempermudah proses penulisan. Sekalipun ada, satu topik yang sangat disenangi, tapi kalau sama sekal tidak dikuasal sebaiknya dihindari. Kala waktunya agak pajang boleh saja, tapi Konsekuensinya, topik yang dlipilth harus dipelajari terlebih dahulu. Kalau waka ppenyelesaian tugas akhir hanya sebentar, sebaiknya ‘dihindaritopik-topik yang tidak dikuasai Bagi santr-santri Muvallimin yang pelajarannya di ‘pesantren sangat variatif, pemlihan topik dapat merujule kepada pelajaran-pelajaran yang diajarkan sejak kelas satu, Dari sekian banyak pelajaran dan topik-topik yang dlibahas pada setiapsesinya,pasti akan ada yang menarik. ‘Tidak mungkin dari sekian banyak pelajaran dan topik pelajaran yang disampalkan tidak ada”satupun yang, (42 | para Pre kay Th disenangi, kecuall yang bersangkutan termasuk sant “pemalas" yang memang tidak pernah puaya niat untuk. Delajar. Materi-materipelajaran apa saja yang disenangi dan sudah disampaikan dapat menjadi bahan dasar untuk menentukan topik tertentu yang akan dijadikan Dahan penulisan tugas ahi. Kalau sulit menemukannya dalam materi-meteri pelajaran, pergaulan dan kehidupan seharv-harl yang ialami dapat juga dijadikan inspirast_menemukan, topik. Saat jalan jalan ke pasar, perjalanan dari rumah ke pesantren, di lingkungan sekitar, di mesjid, atau di mana, Saja tempat sehari-hari dikunjungl, kalau diperhatikan, Dalkcbaik sebetulnya menyediakan banyak sekali. topik yang bisa diangkat. Sebagiannya mungkin tidak disenangi, tapi sebagian yang lain past akan ada yang sesuai dengan hati dan pikiran. Yang sesuai dengan hath ddan pikiran inilah yang potensial untuk dijadikan topik. Setelah ada persambungan dengan hati dan pikiran solanjutnya pertimbangankan kerumitannya atau, tingkat kesulitannya. Kalau ternyata suit, itu pertanda Dbahwa topiitu tidak dikuasai, ni sebaiknya ditiggalkan, saja. Car lagi topik yang lan, Dari kriter-krteria datas, dapat misalnya dlambil beberapa contoh kasus berikut, Sejak masuk ke pesantren, Zaid sangattertarik ada ustadz_pengajar fig. Cara’ menjelaskanaya Ssangat atraktif dan mudah dicera,Inlah Kemudian yang membuat Zaid menjadi eangat senang dengan Delojaran yang satin. Dia past akan mengkitidengan ars or] A3 bik semua materi yang dieampaikan sejak membahas ‘masalah bersuci(thaharah) sarmpai masalah-masalah ‘mu’amalah Karena senang itu pula nila fqihnyaselaly Dagus. Mt pertanda bawa dia memang menguasai pelajaran in dengan balk ‘Seat harus membuat paper, mulailah ia meni topikapa_yang_akan_diangkatnya, Domain be ‘emanya past tentang figih karena ini pelajaran yang paling disukai dan dikuasainya. Hanya Saja, Zaid agak Sedikt-harus berpikir bagian fin yang mana yang harus diangkatnya menjadi topik. Setelah beberapa ‘waktu dipikrkan, akhimnya ditemukan juga. Di antara Ssekian banyak masalah gin yang dikuacainy ada satu rmasalah yang paling menark minatnya, yatu masalsh ‘menikahkan wanita yang hami di luar nah Beberapa waktu yang flu, ustadz yang mengalar fig pernah menyinggungnya saat membehas temo ‘mundkahit. Selain caranya yang selalu traktif dalam ‘menjelaskan,kiankemari Zaid Kian sering menyaksikan ‘wanita-wanita hamid ur nikal, kemudion dinkahkan Untuk menutupiaib keluarga, Hanya saja, Zaid sering ‘mendengar ada pendapat yang berbeda, Satu pendapat ‘menyatakan boleh meniahkan mereka asal dengan Taki-laki yang benar-benar menghamlinya, Sementara ppendapat lain_menyatakan tidak oleh dinkahkan Sampai anakya lahie Sedikt pengetahuan, rasa ingin tahu yang bes ‘dan dapat mengakses rjukan yang diperiukan akhimya ‘menuntun Zaid untuk memutuskan bahwa topik yang ‘dpilnnya adalah tentang “meniabkan wanita. ham 4d Iuar nikal.” Topik int dianggap topik yang akan sdikuasainya dengan balk. Sebelum ity.yang paling ‘penting topikini sangat menark minat dan perhatiannya Dengan kata lain, Zaid sangat menyukal tpi ni ‘Agar lebih. jelas, Zaid kemudian mencoba ‘memformulas-kan topikini menjadi judul karya tulsnye ‘anti Ada beberapaaltenatfjudul yang sudah terekam alam pikrannyar *Hu-kurm Menikahkan Warita Hamil {i Luat Nikah* “Pro-Kontra Kebolehan Menikahkan Wanita Hamil i Luar Nikah"“ikhlaf Ulama Mengensi ‘Menikahkan Wanita Hamil di Luar Nikah” dan beberapa judul yang lain. Setelah bertanya kepada kepads embimbingaya, Zaid disarankan untuk memilih judul yang paling sesuai dengan masalah yang akan diuruskannyo, ‘Kini masalahnya, bagaimana masalah dirumuskan dai topik yang sudah didapat? Berikut penjelasannya, B, MERUMUSKAN MASALAH Setelah topik ditemukan, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah-masalah pokok yang lebih Fini, Saat dituliskan dalam proposal atau laporan hasil penelitian, masalah-masalah ini iasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Tekniknya akan dibahas pada ‘bab berikutnya. Bagian ini hanya akan menjelaskan pik ran dasar mengenai apa yang dimaksud dengan mer: ‘muskan masalah, ‘Merumuskan masalah adalah membatasi topik ‘yang sudiah dipilih. Dalam kasus topik yang diplih Zaid 4 atas, "Menikahkan Wanita di Luar Nikah,” banyak sekall masalah-masalah turunan (rincian) dari topik itu Te B45 ‘Misalnya dari topik in ada masalah-masalah turunan se- Dagai berikut: » Dagalmana hukumnya menurut Islam, » kalau boleh ataupun tidak menurut hukum Islam apa dasar dalilnya apa pendapat para ulama salaf(hdasik) mengenai ma- salah i Dbagaimana pendapat ulama-ulama Khalaf (kontempo- ren, Dagaimana pula menurut UU Perkawinan di Indone sia, apakah boleh kalau niatnya hanya untuk menutup aib eluarga, pakah ketentuan dan aturan nikahnya sama dengan nikah biasa,. apakah dengan dinikahkan dosa zinanya terhapus- an, bagiamana status nasab anak yang dilahirkannya nant, kalau lakiaki yang menghamilinya tidak mau, apak- ah oleh dinikahkan kepada laki1aki lain, kalau Kejadian dinikahkan kepada yang bukan meng- hhamilinya, bagaimana status pernikahan dan status analy » dan lain sebagainya. Pada satu topik, akan muncul beragam masalah, Kalau mau diperpanjang, contoh masalah di atas ma- 45 Pea ern an Tih sih dapat diperpanjang, terutama kalau dikaitkan den- gan masalah lain. Dari sekian banyak masalah itu, tentu soja tidak semua masalah harus diangkat dalam karya tulis. Kalau semuanya harus dijawab, tentu saja tidak ‘akan dapat dipastikan apakah arya tulls yang bersang- otan akan selesa, Selain belum tentu setiap masala d@iketahul dan dikuasai, kalau semua masalah dibahas, entah berapa lama penelitian dan penulisan dapat dis- clesaikan. Bisa jadi dalam waktu yang sudah ditetapkan, {gas akhir ini tidak akan pernah bisa diselesaikan. Oleh sebab itu, dari sekian banyak masalah yang ‘mungkin ada dalam topik yang sudah ditentukan, pil Deberapa masalah yang memungkinkan untuk diker- jakan, Dalam kasus Zaid datas, karena sejak aval yang disenanginya masalah figih, sebaiknya Zaid memokus- yan topiknya pada masalah-masalahfikih Itupun harus ddsesuaikan dengan taraf kemampuannya dalam meny- ‘lesaikan persoalan ini, Jangan memaksakan diri men: ‘emukan masalah yang rumit dan tidak mungkin diker jakan, Sesuai dengan minat,kesenangan, dan bidang yang dikuasainya, Zaid akhirnya memutuskan untuk mer Datas topik yang dipilihnya pada masalah-masalah: Apa ‘rukum nikah wanita hail di uar nikal menurut Islam? ‘Apakah ada perbedaan pendapat dt kalangan lama? Apa ‘dasar dali! masing-masingnya? dan Pendapat mana yang paling kuat? Melihat pilinan masalahnya,topik yang, su- ddah diambil Zaid difokuskan pada masala penentuan Jnukum menikahkan wanita harail di luar nikab ditin- jau dari segifigih Islam. Plihan ini sudah tepar, karena “aA rT fokusnya jelas dan memungkinkan untuk dikerjakan dalam wakea yang tidak terialu lama. Oleh sebab itu, te- pat pula kalau Zaid menjudul karangannya dengan “Hu- ‘kum Menikahkan Wanita Hamil di Luar Nikah Menurat Figih slam.” ‘Topik-topik yang lain pun modelnya sepertt ini. Setiap toplk past akan memiliki banyak sekali perma salahan. Untuk tahap awal mencari masalah yang tepat, ‘semua masalah boleh dituiskan satu per satu. Setelah terbaca kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan

You might also like