Professional Documents
Culture Documents
Struktur Beton 2 - Konsep Bangunan Tahan Gempa - 2022
Struktur Beton 2 - Konsep Bangunan Tahan Gempa - 2022
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
STRUKTUR BETON 2 :
KONSEP BANGUNAN TAHAN GEMPA
Agar bangunan tetap survive pada gempa besar, maka bangunan harus
mempunyai daktilitas yang baik
FORCE REDUCTION FACTOR (R)
Dengan penerapan konsep tersebut, maka pada
saat gempa kuat terjadi, elemen-elemen struktur
bangunan tertentu yang dipilih diperbolehkan
mengalami plastifikasi (kerusakan) sebagai sarana
untuk pendisipasian energi gempa yang diterima
struktur
Elemen-elemen tertentu tersebut umumnya adalah
elemen-elemen yang perilaku plastifikasinya
daktail dan tidak mudah runtuh
Salah satu cara untuk menjamin plastifikasi yang
diinginkan terjadi → desain kapasitas
CAPACITY DESIGN (DESAIN KAPASITAS)
Kasus runtuhnya suatu bangunan, disebabkan oleh beberapa hal :
1. Penyebab ke-1 : tidak jelasnya konsep bangunan tahan gempa yang
dipakai
2. Penyebab ke-2 : menurut Paulay (1988) adalah begitu jeleknya desain
dan detail penulangan elemen kolom dan balok
3. Penyebab ke-3 : tidak adanya sistem penyerapan energi yang terencana
dengan baik pada proses desain
4. Penyebab ke-4 yang mengakibatkan penyebab ke-3 adalah selain tidak
diterapkannya hierarki kerusakan juga tempat-tempat yang dapat
berfungsi melakukan penyerapan energi juga tidak jelas
CAPACITY DESIGN (DESAIN KAPASITAS)
WCSB → column sway mechanism, kolom lemah balok kuat → mengakibatkan struktur
runtuh total (totally collapse) sehingga dilarang untuk dipakai
SCWB → struktur bergoyang menurut beam sway mechanism
Pada gempa besar struktur tetap rusak tetapi tidak runtuh total
HIERARKI KERUSAKAN STRUKTUR
Prinsip SCWB akan mengakibatkan struktur bergoyang menurut beam
sway mechanism. Pada SCWB, balok sengaja dibuat lebih lemah
daripada kolomnya, sehingga apabila level beban terlampaui, maka
akan terjadi sendi-sendi plastik yang umumnya terjadi pada ujung-
ujung balok dan ujung-ujung kolom tingkat dasar. Di tempat-tempat
itulah kemudian detail tulangan didesain dan dipasang dengan baik
sehingga menjadi elemen yang daktail/ulet/liat.
Dengan sifat elemen yang daktail, maka elemen struktur akan dapat
bertahan pada deformasi inelastik yang cukup besar tanpa adanya
penurunan kekuatan yang berarti
DAKTILITAS
Struktur inelastik akan mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada
struktur yang direncanakan pada level beban elastik. Pada level
pembebanan tertentu elemen struktur sudah mulai retak-retak akibat
adanya regangan baja-tarik yang cukup besar. Pada intensitas beban
tertentu, maka rengangan baja-tarik sudah semakin besar sehingga
retak beton juga semakin besar.
DAKTILITAS
Akibat beban siklik sebagaimana beban gempa, maka pada tempat
yang momen-momennya besar (umumnya di ujung-ujung balok)
regangan tarik baja tulangan akan berganti-ganti untuk momen
negatif pada tepi atas dan momen positif pada tepi bawah. Apabila
regangan tarik baja tulangan tersebut sudah sedemikian besar, maka
biasanya beton sudah mulai rusak akibat retak-retak besar berganti-
ganti. Daerah yang rusak tersebut disebut daerah sendi plastik. Agar
elemen struktur masih mampu/dapat menahan beban (tidak runtuh
getas/brittle) maka tempat tersebut harus daktail atau elemen
mempunyai daktilitas yang baik
DAKTILITAS
Kesimpulannya elemen struktur beton boleh relatif kecil dan
berperilaku inelastik, tetapi elemennya harus daktail
Bagaimana supaya elemen beton menjadi daktail yaitu pada tempat-
tempat yang diperuntukkan terjadi sendi plastik, tulangan lentur dan
tulangan gesernya harus didesain secara khusus
DAKTILITAS
Daktilitas adalah kemampuan suatu elemen untuk berdeformasi
secara inelastik secara berkelanjutan akibat beban siklik tanpa
adanya penurunan kekuatan yang berarti
u
=
y
Daktilitas simpangan adalah rasio antara simpangan ultimit (∆u)
dengan simpangan leleh (∆y)
DAKTILITAS
Pada gambar 10.7(a) menggambarkan perilaku hubungan
antara beban dan simpangan (load-displacement relationship)
untuk struktur daktail dan getas. Struktur yang daktail mampu
berdeformasi inelastik secara berkelanjutan tanpa adanya
penurunan kekuatan yang berarti. Sebaliknya, struktur yang
getas/brittle kekuatannya akan segera menurun secara tajam
setelah kekuatan puncak
Gambar 10(b) adalah hubungan beban dan simpangan akibat
beban bolak balik. Hubungan antara beban dan simpangan
ditunjukkan oleh garis lengkung/non-linier putus-putus yang
membentuk suatu siklus tertutup yang disebut hysteretic loops
DAKTILITAS
Secara umum daktilitas dibagi menjadi 3 level yaitu elastik penuh
(elastic response), daktilitas terbatas (restricted/limited ductility) dan
daktilitas penuh (fully ductility) dengan nilai-nilai daktilitas seperti
pada gambar. Nilai See, Sel dan Sef berturut-turut adalah kebutuhan
kekuatan untuk struktur elastik, struktur daktilitas terbatas dan
daktilitas penuh.
Pada daktilitas penuh, desain beban/kebutuhan kekuatannya relatif
lebih kecil daripada daktilitas terbatas, tetapi elemennya harus
didesain lebih daktail/liat
DAKTILITAS
Secara teoritik semakin tinggi tingkat daktilitas maka akan semakin baik, baik dalam
keberlanjutan menahan beban maupun keberlanjutannya dalam disipasi energi
(a) Daktilitas penuh :
0-1 : fase elastis
1-2 : fase plastis → mengalami permanent drift
akibat gempa
2-3 : struktur mengalami penurunan kekuatan dalam
menahan beban gravitasi dan lateral
3-4 : struktur sudah tdk memiliki kekuatan dalam memikul
beban lateral namun masih mampu memikul beban
gravitasi
4-5 : fase keruntuhan
nilai daktilitas (displacement ductility = 3,5-8,0)
(b) Daktilitas terbatas :
0-1 : fase elastis
1-2 : fase plastis
2-3 : kehilangan kekuatan dalam menahan beban
gravitasi dan lateral
3-4-5 : runtuh
nilai daktilitas (displacement ductility = 1,5-3,5)