You are on page 1of 14

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

BUDIDAYA MAGGOT BSF


SMK TI BALI GLOBAL SINGARAJA

HALAMAN JUDUL

Oleh:
1. Jaysen Natanel Kartiko
2. Kadek Chuk Wresly
3. Dewa Putu Riski Andika Gautama
4. Wayan Irvan Veriawan
5. Made Arya Astawa

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


TEKNOLOGI INFORMASI BALI GLOBAL SINGARAJA
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Alasan yang Mendasari Usaha..................................................................2

1.3 Urgensi Kegiatan Kewirausahaan.............................................................3

1.4 Identifikasi Peluang Usaha........................................................................3

1.5 Luaran dan Manfaat Kegiatan...................................................................4

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..........................................5

2.1 Kondisi Umum Lingkungan......................................................................5

2.2 Gambaran Umum Produk..........................................................................5

2.3 Potensi Sumber Daya................................................................................6

2.4 Analisis Ekonomi Usaha...........................................................................6

BAB III KEGIATAN PASAR DAN PEMASARAN...........................................8

3.1 Kondisi Pasar.............................................................................................8

3.1.1 Pasar Sasaran...........................................................................................8

3.1.2 Peluang Pasar..........................................................................................8

3.2 Rencana Pemasaran...................................................................................8

3.2.1 Pemasaran Secara Langsung...................................................................8

3.2.2 Pemasaran Secara Digital........................................................................8

BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.............................9

4.1 Anggaran Biaya.........................................................................................9

4.2 Jadwal Kegiatan......................................................................................10

BAB V KESIMPULAN........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan merupakan sikap dan jiwa yang selalu aktif serta kreatif yang
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha untuk meningkatkan
pendapatan melalui kegiatan usaha. Seseorang yang memiliki sikap dan jiwa
wirausaha tidak akan pernah merasa puas dengan sesuatu yang telah dicapai,
melainkan akan terus berusaha mencari peluang meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Peluang akan dapat diperolehnya dengan cara berinovasi dan
berkreasi, kemudian memanfaatkan peluang tersebut untuk mengembangkan
usaha yang dijalani. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian kewirausahaan adalah usaha atau bisnis yang dijalani dengan
sikap dan jiwa yang aktif serta kreatif dalam mengelola sumber daya dan
memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan berkembangnya
usaha. Berwirausaha adalah profesi yang terus berkembang seiring waktu, hal ini
ditandai dengan meningkatnya kesadaran kalangan muda untuk bekerja sebagai
wirausaha.

Berdasarkan pengertian dari kewirausahaan di atas, siswa didorong untuk


memiliki jiwa dan sikap wirausaha agar tercipta individu-individu yang kreatif
dan kaya akan inovasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan sebuah usaha
sesuai dengan visi dan misi SMK TI Bali Global Singaraja. Untuk itu, siswa
diajak untuk merintis usahanya sendiri agar nantinya siswa dapat memunculkan
dan menumbuhkan jiwa serta sikap seorang wirausaha.

Rencana kewirausahaan dalam bidang pembudidayaan maggot adalah sebuah


inisiatif yang menjanjikan dalam industri pertanian dan pakan ternak. Maggot,
atau larva lalat hitam (Black Soldier Fly), memiliki potensi besar sebagai sumber
protein dan lemak yang dapat digunakan dalam pakan ternak, pupuk organik, dan
bahkan pengolahan sampah organik. Rencana ini akan mencakup langkah-langkah
untuk mengembangkan fasilitas pemeliharaan maggot, termasuk pemilihan lokasi
yang strategis, pengadaan larva awal, dan pengaturan sistem pemeliharaan yang

1
efesien. Selain itu, pemasaran produk-produk berbasis maggot juga akan menjadi
fokus penting, dengan tujuan memasok peternak dan petani dengan pakan
berkualitas tinggi yang lebih ramah lingkungan.

1.2 Alasan yang Mendasari Usaha


Alasan yang mendasari dari usaha budidaya maggot ini diantaranya:

a. Pengelolaan Sampah Organik


Sampah organik kerap kali menjadi masalah bagi lingkungan sekitar
terutama di daerah pemukiman dan pasar. Sampah berupa sisa makanan
dan bahan makanan yang membusuk contohnya. Sampah-sampah ini dapat
menimbulkan bau yang tak sedap dan penyakit akibat bakteri. Dibutuhkan
pengelolaan sampah organik yang baik agar tidak menimbulkan masalah.
Maggot menjadi salah satu solusi dalam mengelola sampah organik.
Maggot dipilih menjadi solusi karena murah, ramah lingkungan dan
efektif. Maggot dapat berfungsi sebagai pengurai sampah organik dan
dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan sampah organik. Selain itu,
maggot juga dapat mendatangkan keuntungan karena dibutuhkan oleh para
peternak dan petani sebagai pakan hewan dan pupuk.
b. Permintaan Pasar Tinggi
Dilihat dari keadaan pasar, permintaan terhadap maggot sangatlah tinggi.
Para peternak dan penghobi burung dan ikan hias mencari pakan yang
murah namun memiliki kandungan protein yang tinggi untuk menekan
biaya pakan. Akan tetapi produksi maggot masih terbilang minim,
sehingga tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Guna memenuhi
permintaan pasar, maka skala produksi harus ditingkatkan.
c. Modal yang Dibutuhkan Minim
Modal yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha budidaya maggot
bisa dikatakan cukup minim. Walaupun begitu, keuntungan yang diperoleh
bisa berkali-kali lipat lebih tinggi dari modal yang dikeluarkan.

Karena alasan-alasan di atas, kami menemukan sebuah peluang yang cukup


besar dalam hal produksi maggot. Hal itu yang mendasari kami untuk membangun
sebuah usaha budidaya maggot.

2
1.3 Urgensi Kegiatan Kewirausahaan
Berikut adalah urgensi kegiatan kewirausahaan ini dan menjadi alasan kenapa
kegiatan kewirausahaan ini harus direalisasikan, diantaranya:

a. Masalah Sampah Organik


Sesuai dengan alasan yang disebutkan di atas, sampah organik terutama
yang berasal dari daerah pemukiman dan pasar harus dikelola dengan baik.
Agar sampah organik tidak terbuang sia-sia dan malah menimbulkan
masalah bagi lingkungan, maka sampah-sampah organik harus dikelola
dan dimanfaatkan.
b. Produsen yang Masih Sedikit
produsen maggot yang masih sedikit membuat peluang dalam
mendapatkan pasar sangat besar. Jika tidak segera mengambil peluang
tersebut maka akan ada calon-calon produsen yang akan siap menguasai
pasar.

1.4 Identifikasi Peluang Usaha


Dalam membangun, mengelola, dan mengembangkan sebuah usaha,
kemampuan dalam mengidentifitkasi peluang usaha sangat dibutuhkan. Kami
mencoba untuk mengidentifikasi peluang dari budidaya maggot ini. Kami mencari
tahu persoalan apa yang ada pada masyarakat karena peluang dapat berasal dari
persoalan yang ada pada masyarakat. Setelah melakukan pencarian dan riset di
media sosial, artikel-artikel dan dengan turun dan bertanya langsung kepada
masyarakat, kami menemukan beberapa persoalan yang ada pada masyarakat
diantaranya:

1. Permintaan pasar terhadap maggot sangat tinggi sedangkan produksi


masih minim. Ini yang menjadi masalah atau persoalan prioritas.
2. Peternak unggas, burung, dan ikan kesulitan mencari pakan hewan yang
murah namun memiliki kandungan protein tinggi.
3. Sampah organik yang bau dan berpotensi menimbulkan penyakit.

Setelah menemukan peluang dari persoalan yang ada pada masyarakat,


ditemukan solusi dari persoalan tersebut, diantaranya:

3
1. Menambah produksi maggot lewat usaha budidaya maggot.
2. Menawarkan peternak unggas, burung, dan ikan untuk memakai maggot
sebagai alternatif sumber protein selain dari pakan pabrikan.
3. Sampah organik dapat diurai oleh maggot.

Adapun kelayakan usaha budidaya maggot ini adalah:

1. Tidak membutuhkan modal yang besar namun dapat menghasilkan


keuntungan yang besar serta memiliki peluang kerugian yang minim.
2. Memiliki pasar yang luas terutama bagi petani, peternak dan orang yang
memelihara ikan dan burung.
3. Bisa dilakukan dalam skala rumahan.
4. Tidak memiliki dampak negatif bagi lingkungan.
5. Menjadi solusi bagi sampah organik.
6. Dapat dikembangkan menjadi usaha yang lain seperti budidaya ikan yang
menggunakan maggot sebagai pakannya.

1.5 Luaran dan Manfaat Kegiatan


Luaran atau outcome dari usaha budidaya maggot adalah maggot itu sendiri
baik yang kering maupun yang segar, pupuk kasgot (bekas maggot) dan benih
maggot. Namun tidak menutup kemungkinan akan ada luaran lain dari budidaya
ini. Misalnya membuka usaha sampingan baru seperti ternak lele (dengan pakan
maggot) disertai dengan sayuran hidroponik atau sayuran dengan media tanam
kasgot. Manfaat yang diharapakan dari budidaya maggot ini diantaranya:

1. Mengurangi dan mengatasi masalah sampah organik.


2. Memenuhi permintaan pasar.
3. Mendapatkan penghasilan.
4. Mampu menyerap tenaga kerja.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umum Lingkungan
Sampah telah menjadi masalah hampir di banyak wilayah khususnya juga di
Buleleng, terutama di tempat tempat umum seperti pasar, pemukiman, dll.
Sampah ini tidak hanya terbatas pada sampah plastik (non-organik), namun
sampah organik juga dapat membawa banyak masalah seperti membawa banyak
penyakit, menimbulkan bau yang tak sedap, memproduksi gas metana dan
pemanasan global. Oleh karena itu kami berniat membuat sebuah usaha yang
mana dapat membantu mengurangi jumlah sampah organik terutama di Buleleng.

2.2 Gambaran Umum Produk


Maggot atau belatung merupakan larva yang dihasilkan dari lalat Black
Soldier Fly atau BSF. Siklus hidup Black Soldier Fly (BSF) terdiri dari telur,
larva, larva dewasa, prepupa, pupa dan menjadi lalat dewasa yang berlansung
selama sekitar 41 hari.

5
BSF yang dikenal sebagai lalat tentara ini, adalah keuarga lalat yang memiliki
tubuh yang lebih panjang dan besar. Meskipun dari keluarga lalat, namun BSF
tidak menularkan bakteri, penyakit, bahkan kuman kepada manusia.

Justru sebaliknya seperti halnya belatung, maggot berguna secara ekologis


dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik. Maggot mengonsumsi sayuran
dan buah. Tak hanya buah dan sayuran segar, maggot pun mengonsumsi sampah
sayuran dan buah. Oleh karenanya manggot sangat cocok digunakan dalam
pengelolaan sampah khususnya mereduksi sampah organik.

Nantinya, produk yang akan kami hasilkan adalah berupa maggot yang sudah
dikeringkan. Alasan kami memilih maggot yang sudah dikeringkan menjadi
produk utama dari usaha ini karena maggot yang sudah dikeringkan akan
membuat produk lebih awet dan dapat disimpan dalam waktu yang lama
dibandingkan menjual maggot dalam bentuk segar atau fresh dikarenakan mereka
berpotensi menjadi prepupa (fase kepompong). Hal ini menambah nilai jual dari
produk. Produk akan dijual dalam bentuk pouch dan toples dan produk akan dijual
menurut berat yang sudah ditentukan.

Produk kami nantinya akan diberi merk yaitu “OhMaggot!”. Nama merk ini
dipilih karena terdengar seperti “oh my god!” dan akan membuat masyarakat
mudah mengingat merk produknya.

2.3 Potensi Sumber Daya


Dengan kondisi lingkungan di atas dapat diperkirakan usaha maggot dapat
berjalan dengan baik, dikarenakan pakan maggot yang bisa didapat dengan
mudah, sehingga dapat memperkecil modal usaha.

2.4 Analisis Ekonomi Usaha


Dengan Metode SWOT

STRENGTH (Kekuatan)

1. Biaya produksi rendah: Penggunaan limbah organik sebagai bahan pakan


membantu mengurangi biaya produksi.
2. Nilai Nutrisi Tinggi: Maggot memiliki kandungan protein dan nutrisi yang
tinggi, menjadikannya pilihan pakan berkualitas tinggi untuk ternak.

6
3. Dampak Lingkungan Positif: Usaha ini membantu dalam pengelolaan
limbah organik, memberikan kontribusi positif pada lingkungan.

WEAKNESSES (Kelemahan)

1. Ketergantungan pada Sumber Bahan Baku: Ketersediaan limbah organik


sebagai bahan pakan mungkin tidak stabil, mempengaruhi konsistensi
produksi maggot.
2. Kesulitan Skalabilitas: Peningkatan produksi dapat sulit
diimplementasikan tanpa skala yang cukup besar, mengingat faktor-faktor
seperti ruang dan pengelolaan yang diperlukan.

OPPORTUNITIES (Peluang)

1. Kurangnya Pemasok Maggot di Pasaran: Kurangnya pemasok maggot di


pasaran membuka peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belum
terpenuhi. Hal ini dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam
penyediaan maggot.
2. Peningkatan Permintaan Pakan Alternatif: Pertumbuhan industri
peternakan dan permintaan akan pakan alternatif memberikan peluang
untuk memperluas pasar produk maggot.

THREATS (Ancaman):

1. Persepsi Keamanan Pangan: Kekhawatiran tentang keamanan pangan atau


stigmatisasi terhadap konsumsi larva dapat menghambat penerimaan
produk maggot sebagai sumber pakan.

7
BAB III
KEGIATAN PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Kondisi Pasar


3.1.1 Pasar Sasaran
Banyaknya peternak khususnya peternak unggas dan ikan yang mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pakan ternak yang kaya akan protein dan lemak
dengan harga yang terjangkau akan menjadi pasar sasaran utama dalam usaha
budidaya maggot BSF.

Selain menjadi pakan ternak yang kaya akan protein dan lemak, sisa
pencernaan maggot BSF (kasgot) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
guna meningkatkan kesuburan tanah atau media tanam sehingga akan menjadi
suatu produk yang dapat dipasarkan kepada para petani.

3.1.2 Peluang Pasar


Saat ini usaha budidaya maggot masih memiliki peluang yang sangat
menjanijikan. Mulai dari minimnya modal yang dibutuhkan, perawatan yang
mudah, hingga permintaan pasar yang belum terpenuhi.

3.2 Rencana Pemasaran


3.2.1 Pemasaran Secara Langsung
Kami akan melakukan kegiatan pemasaran secara langsung dengan
menawarkan produk kami kepada masyarakat umum khususnya para peternak
unggas dan kicaumania.

3.2.2 Pemasaran Secara Digital


Kami berencana untuk melakukan kegiatan pemasaran secara digital
melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, dan
lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya pemasaran menjadi lebih
murah.

8
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1.1 Anggaran Biaya

NO Jenis Pengeluaran Jumlah Sumber Dana (RP)


Pengeluaran Sekolah Lainnya
(RP) (Pribadi)
1. Peralatan Penunjang 91.8%
1) 1 buah Bundling Rp.
kandang BSF dengan 6 3.148.000,00
Biopond plastik merk
Magobox
(Rp.2.749.000,00) +
Ongkir (Rp. 399.000,00)
2) 5 buah Karung (Rp. Rp. 25.000,00
5.000,00)
3) 2 buah Container Box Rp. 100.000,00
Shimpo 8 liter (Rp.
50.000,00)
4) 4 buah Baskom Kotak Rp. 80.000,00
(Rp. 20.000,00)
2. Bahan Habis Pakai 4.8%
1) 1 pak standing pouch Rp.25.000,00
(Rp. 25.000,00)
2) Bahan Media Rp. 50.000,00
Penetasan telur BSF
seperti dedak, pelet
3) 20 Toples 1kg (Rp. Rp. 100.000,00
5000,00)

9
3. Perjalanan
1) -
4. Lain-lain 3.4%
1) Publikasi (pembuatan Rp. 100.000,00
merk + stiker)
2) Laporan Rp. 25.000,00
Jumlah Rp. Rp.
3.653.000,00 3.653.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Table 1.2 Rencana Kegiatan

No Uraian Kegiatan 2024 2023


Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembuatan
Proposal
2 Pemberian Dana
3 Usaha Dimulai
4 Pembelian Barang
5 Pengembangan
Usaha
Menjual Kasgot
Menjual Telur BSF
Menjual Maggot
Fresh
6 Pemgembalian
Dana (Rp.
456.625.00)
Rp. 456.625.00
Rp. 456.625.00

10
Rp. 456.625.00
Rp. 456.625.00
Rp. 456.625.00
Rp. 456.625.00
Rp. 456.625.00

11
BAB V
KESIMPULAN
Dalam bab ini, kami akan merangkum semua informasi yang telah
disajikan dalam proposal bisnis kami.

Proposal ini menggambarkan rencana bisnis yang berfokus pada ternak


maggot sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan limbah organik dan sumber
protein alternatif. Riset mendalam kami mengindikasikan bahwa ada peluang
besar dalam industri ini, baik dalam aspek keberlanjutan lingkungan maupun
potensi keuntungan yang tinggi.

Larva maggot merupakan alternatif akan ternak yang belum banyak


diketahui dan masih sedikit yang menjual di sekitar Provinsi Bali dan beberapa
media online. Larva maggot ini sangat disukai kalangan peternak, seperti peternak
ayam dan pembudidaya ikan lele. Dengan berbagai proses pembudidayaan ulat
maggotini akan dapat menghasilkan ulat maggot yang berkualitas. Dan dengan
berbisnis atau membuka usaha seperti dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat nantinya.

Dengan infrastruktur yang direncanakan dengan baik, tim kami siap untuk
mejalankan misi pada bisnis ini, kami yakin bahwa bisnis ternak maggot ini
memiliki peluang sukses yang besar. Kami juga telah merancang strategi
pemasaran yang komprensif untuk mengenalkan produk kami ke pasar.

12

You might also like