Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI - Rozi NM
SKRIPSI - Rozi NM
Disusun Oleh:
ROZI NUR MADANI
4.21.18.1.22
Disusun Oleh:
ROZI NUR MADANI
4.21.18.1.22
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul
“RANCANG BANGUN ALAT PELEPAS LABEL NOT GOOD IN MOLD
LABELLING PRODUK CONTAINER MB CREME 40 GR BERBASIS
ELECTROPNEUMATIC GUNA MENGURANGI COST PEMBELIAN
MATERIAL DI PT COSMETIC MIRROR INDONESIA ” yang dibuat untuk
melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan pada Program Studi
Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan
atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai
untuk mendapatkan gelar S.Tr / Sarjana Terapan di lingkungan Politeknik Negeri
Semarang maupun di perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang
sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Semarang,
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “RANCANG BANGUN ALAT PELEPAS LABEL NOT
GOOD IN MOLD LABELLING PRODUK CONTAINER MB CREME 40 GR
BERBASIS ELECTROPNEUMATIC GUNA MENGURANGI COST
PEMBELIAN MATERIAL DI PT COSMETIC MIRROR INDONESIA” dibuat
untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan pada Program
Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Semarang dan disetujui untuk diajukan dalam sidang
ujian skripsi.
Semarang, Juli 2022
Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “RANCANG BANGUN ALAT PELEPAS LABEL NOT
GOOD IN MOLD LABELLING PRODUK CONTAINER MB CREME 40 GR
BERBASIS ELECTROPNEUMATIC GUNA MENGURANGI COST
PEMBELIAN MATERIAL DI PT COSMETIC MIRROR INDONESIA” telah
dipertahankan dalam ujian wawancara dan diterima sebagai syarat untuk menjadi
Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawtan Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang pada tanggal
Tim Penguji
Penguji I Penguji II Penguji III
Ketua Sekretaris
Nama Nama
NIP. NIP.
Mengesahkan
Ketua Jurusan Teknik Mesin
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “RANCANG BANGUN ALAT
PELEPAS LABEL NOT GOOD IN MOLD LABELLING PRODUK CONTAINER
MB CREME 40 GR BERBASIS ELECTROPNEUMATIC GUNA
MENGURANGI COST PEMBELIAN MATERIAL DI PT COSMETIC
MIRROR INDONESIA” Penyusunan skripsi tidak terlepas dari bantuan serta
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Carli, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I sekaligus ketua tim
penguji.
2. Bapak Padang Yanuar, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
sekretaris tim penguji.
3. selaku Penguji I sidang skripsi.
4. selaku Penguji II sidang skripsi.
5. selaku Penguji III sidang skripsi.
6. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga saya yang telah mendukung
dan mendoakan.
7. PT Cosmetic Mirror Indonesia sebagai tempat penelitian skripsi.
8. Teman-teman Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
angkatan 2018 atas bantuan, dukungan, dan kebersamaanya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini dan semoga
dapat bermanfaat bagi Industri, Pihak Akademik, serta semua pihak maupun
pembaca.
Semarang, Juli 2022
v
ROZI NUR MADANI
ABSTRAK
vi
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Contents
vii
SKRIPSI.....................................................................................................................1
SKRIPSI....................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMBANG.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Tujuan........................................................................................................3
1.5 Manfaat......................................................................................................3
2.2 Perancangan...............................................................................................5
2.4 Pembobotan...............................................................................................8
2.6 Electropneumatic.....................................................................................10
viii
2.7 Jig dan Fixture.........................................................................................11
2.8 Timer.......................................................................................................12
2.9 Heater......................................................................................................13
2.11 Radiasi.....................................................................................................15
2.12 Polypropylene..........................................................................................16
2.13 Solidworks...............................................................................................16
3.4 Perancangan..................................................................................................23
3.5 Pembuatan....................................................................................................35
3.6 Pengujian......................................................................................................43
ix
4.2 Data Produksi Container MB Creme 40 GR...........................................45
5.1 Analisis....................................................................................................52
5.2 Pembahasan.............................................................................................55
BAB 6 KESIMPULAN..........................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................57
LAMPIRAN...........................................................................................................58
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMBANG
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebab permasalahan adalah adanya debu atau kotoran yang menempel pada
dinding mold atau material produk sehingga masih terdapat black point pada
permukaan base/cap container. Produk yang terdapat black point akan
dikategorikan sebagai produk Not Good (NG) dan akan dijual ke pengepul. Dalam
satu kali produksi rata-rata terdapat produk NG sebanyak 721 pcs. Efek yang
1
2
Solusi pemecahan masalah yang diberikan yaitu merancang alat pelepas label
menggunakan cutter yang dilengkapi dengan heater FSR-4 berbasis
electropneumatic untuk melepas label produk NG sehingga produk dapat di-
crusher dan digunakan kembali. Perancangan alat ini akan berpengaruh terhadap
pembelian material yaitu perusahaan tidak harus membeli material baru untuk
menggantikan material produk NG karena material produk NG dapat digunakan
kembali.
a. Bagaimana solusi yang diberikan terkait produk NG hasil produksi mesin IML
yang tidak bisa dimanfaatkan kembali?
b. Bagaimana cara kerja alat pelepas label container MB Creme 40 GR?
c. Bagaimana dampak yang diberikan akibat adanya alat pelepas label container
MB Creme 40 GR?
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengenai proses pelepasan label pada
produk container MB Creme 40 GR yang telah dinyatakan NG oleh bagian QC.
Pemecahan masalah bertujuan untuk mengurangi cost pembelian material
container MB Creme 40 GR dengan memanfaatkan produk NG untuk digunakan
3
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Road Map dapat membantu menetapkan prioritas untuk perbaikan dan memandu
pelaksanaan perbaikan. Road Map digunakan sebagai pedoman berdasarkan
jurnal– jurnal terkait dengan kasus yang diangkat dalam penelitian ini dan telah
diteliti pada anilisis kasus yang serupa sebelumnya, diantaranya :
4
5
2.2 Perancangan
Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Perancangan Model Shigley's (Budynas, 2008)
6
b. Definition of Problem
c. Synthesis
Alternatif konsep produk pada tahap sintesis kemudian dipilih untuk dianalisis
dan dioptimalisasikan lebih lanjut. Analisis dilakukan untuk menilai kinerja
sistem memuaskan atau tidak. Skema sistem yang telah dianalisis kemudian dapat
direvisi, diperbaiki, atau dibuang. Analisis dilakukan proses perhitungan untuk
mengetahui alat pelepas label container MB Creme 40 GR yang dibuat sudah
memenuhi spesifikasi dan standar yang ditentukan.
e. Evaluation
Hasil pada tahap analisis dan sintesis dievaluasi atau dinilai terhadap spesifikasi
yang telah ditentukan. Evaluasi dilakukan untuk mendapat desain terbaik meliputi
fungsi, proses pengerjaan, keamanan, serta biaya, sehingga pada proses
penggunaan alat diharapkan mampu bekerja dengan baik dan sesuai dengan
tujuan awal.
f. Presentation
Alternatif desain yang telah dirancang akan dilakukan penilaian untuk mencari
desain terbaik berdasarkan pembobotan yang telah ditetapkan. Dalam menentukan
desain alat pelepas label container MB Creme 40 GR akan disajikan 2 macam
alternatif. Penilaian alternatif desain meliputi beberapa kriteria, antara lain
kontruksi paling baik dari alat pelepas label container MB Creme 40 GR yang
akan mempengaruhi kekuatan dan biaya pembuatan alat. Pada alternatif desain
8
2.4 Pembobotan
tidak lebih penting dari faktor yang lain. Sebagai contoh faktor A tidak lebih
penting dari semua faktor kecuali dengan faktor E.
Penggunaan aluminium profil pada perancangan alat pelepas label ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2017) yang membahas tentang
rancang bangun mesin CNC 3 axis menggunakan motor stepper menggunakan
aluminium profil 30 [mm] x 60 [mm] sebagai kerangkanya. Dalam penelitian ini
alumunium profil 30 [mm] x 60 [mm] digunakan sebagai kerangka alat pelepas
label.
10
2.6 Electropneumatic
Pada saat ini, pneumatic digunakan hampir diseluruh cabang industri mulai dari
industri makanan, minuman, obat-obatan, hingga industri manufaktur. Hal ini
disebabkan oleh udara bertekanan merupakan media kerja yang cepat, sehingga
kecepatan kerja yang tinggi dapat tercapai. Selain itu elemen kerja yang
dibutuhkan mempunyai konstruksi komponen yang sederhana sehingga harganya
lebih murah. Kurniawan (2019) mengatakan sistem pneumatic adalah semua
sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja. Semua sistem yang menggunakan
tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk
menghasilkan suatu kerja disebut sistem pneumatic. Dalam penerapannya, sistem
pneumatic banyak digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai
dari penyusunan, pencengkraman, pencetakan, pengaturan arah benda kerja,
pemindahan atau transfer, penyortiran sampai dengan pengepakan barang.
Pneumatic merupakan salah satu komponen utama yang penting karena proses
naik-turun heater yang memanfaatkan fluida udara sangat bergantung pada supply
udara dari kompresor dan solenoid valve sabagai kontrol udaranya. Silinder
pneumatic yang digunakan pada rancang bangun alat pelepas label adalah silinder
pneumatic double acting tipe DPC MAL200 dengan spesifikasi panjang stroke
200 [mm] dan diameter bore 20 [mm] seperti yang terlihat pada Gambar 2.3. yang
berfungsi untuk menggerakkan rumah heater.
12
Jig adalah perangkat, di mana komponen dijepit di lokasi tertentu, sehingga alat
pemotong dipandu untuk melakukan satu atau lebih operasi. Jig, adalah perangkat
independen, diikat ke meja alat mesin. Fixture juga merupakan perangkat yang
diikat ke meja alat mesin, seperti mesin penggilingan, dan dalam kasus operasi
memutar di mesin bubut, fixture diikat ke chuck atau faceplate. (Venkataraman,
2015). Fixture adalah alat khusus yang berfungsi mengarahkan, memegang,
menahan benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama
proses pemesinan. Dalam perancangan alat pelepas label container MB Creme 40
GR, fixture berfungsi sebagai dudukan produk yang akan dilepas labelnya.
2.8 Timer
a. On Delay
b. Off Delay
Off Delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor
yang akan berfungsi menunda waktu Off jika kontaktor bekerja (on).
13
Fungsi timer AC 220V ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati
dari solenoid valve, dimana solenoid valve inilah yang nantinya menghubungkan
ke silinder pneumatic. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat
sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC
menjadi NO. (Susanto, 2013)
Timer delay relay yang digunakan pada rancang bangun alat pelepas label
berbasis electropneumatic yaitu timer delay relay type Omron H3CR yang terlihat
pada Gambar 2.4 Mekanisme kerja timer delay relay adalah ketika footswitch
ditekan maka akan memberikan sinyal ke solenoid valve dan menggerakkan
piston pneumatic sehingga timer aktif. Seting waktu yang ditentukan akan bekerja
menghitung waktu kemudian akan berhenti secara otomatis dan memberikan
sinyal ke solenoid valve untuk menarik piston pneumatic.
2.9 Heater
mengelilingi elemen pemanas yang dipisahkan dari elemen pemanas, dan bahan
pendukung terdiri dari bahan padat granular yang tembus cahaya ke energi radiasi
dalam panjang gelombang puncak energi yang diradiasikan oleh elemen pemanas
pada suhu operasi. Dalam penelitian ini heater digunakan sebagai media pemanas
container MB Creme 40 GR yang akan dilepas labelnya. Spesifikasi heater yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini:
dT
Q=m. Cp. (2.6)
dt
Baja karbon ASTM A36 merupakan baja karbon rendah jenis plain carbon steel
yang banyak digunakan di industri manufaktur dan kontruksi. Berbeda dengan
baja paduan yang ditambahkan paduan lain dalam konsentrasi tertentu untuk
menaikkan sifat mekanik dan meningkatan ketahanan korosi, baja ini hanya berisi
karbon dan sedikit mangan serta pengotor. Baja ini mempunyai kepekaan
terhadap retak las yang rendah bila dibandingkan dengan baja karbon jenis
lainnya (Rusnaldy, 2017). Material ASTM A36 ini seringkali digunakan untuk
kontruksi dasar, base plate, cabinet, pipe, tubing, dan housing. Tabel 2.3 berikut
merupakan sifat mekanik material ASTM A36.
Kebutuhan poros yang digunakan dalam rancang bangun ini dapat ditentukan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
T =F . l (2.7)
π 3
T= . d . τg (2.8)
16
τt max
τg=0 , 8 (2.9)
v
16
2.11 Radiasi
Radiasi termal adalah energi yang dipancarkan oleh materi yang suhunya tidak
nol. Energi medan radiasi diangkut oleh gelombang elektomagnetik. Transfer
energi secara konduksi dan konveksi memerlukan adanya media penghantar,
sedangkan radiasi tidak memerlukan media penghantar. Radiasi yang dipancarkan
oleh permukaan berasal dari energi panas materi, disebut emisivitas E. Radiasi
juga dapat terjadi pada permukaan dari lingkungannya. Tingkat di mana radiasi
datang pada satuan luas permukaan disebut sebagai irradiasi G. Menururt
Bergman (2011) dalam bukunya yang berjudul “Introduction to Heat Transfer 6th
Edition” menjelaskan bahwa sebagian atau semua dari irradiasi dapat diserap oleh
permukaan, sehingga meningkatkan energi panas material. Laju energi radiasi
yang diserap per satuan luas permukaan dapat dipengaruhi oleh sifat permukaan
yang disebut absorptivity.
2.12 Polypropylene
2.13 Solidworks
Cycle time adalah waktu aktual yang dihabiskan untuk menghasilkan item atau
menyediakan layanan, diukur dari awal tugas pertama hingga akhir tugas terakhir.
Cara untuk memperkirakan cycle time suatu kasus adalah dengan melihat jumlah
waktu yang dilakukan dalam suatu proses dibagi dengan banyaknya proses yang
dilalui, sehingga didapat cycle time rata-rata dari proses yang diamati (Dongen,
2008). Dalam penelitian ini, cycle time digunakan untuk mencari rata-rata produk
yang dapat diproses untuk menentukan jumlah penghematan yang dilakukan.
18
Break Even Point (BEP) adalah salah satu alat utama dari analisis Cost Volume
Profit (CVP). BEP bukanlah target akhir dengan sendirinya, tetapi adalah salah
satu alat penting yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. BEP
atau titik impas dapat didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama
dengan total variabel dan biaya tetap. BEP dapat dihitung melalui dua pendekatan,
yakni pendekatan BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah. Menurut Wijana
(2016), BEP dalam unit dapat dihitung dengan rumus:
¿ Cost
BEP= (2.13)
Contribution Margin
¿ Cost
BEP ( p , X )=
C (2.14)
1−
p
Keterangan : 𝐵𝐸𝑃(𝑝, 𝑋) = Break Even Point [Rp], 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 = Biaya Tetap
[Rp], 𝑋 = Volumen Produksi [Unit], 𝑝 = Price / Harga [Rp/Unit], 𝐶 = Cost / Biaya
[Rp/Unit].
BAB III
METODE PENELITIAN
Suatu tindakan serta langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan penyebabnya telah diketahui. Metode penelitian menggunakan
metode Root Cause Analysis untuk menganalisa permasalahan pada hasil produksi
mesin IML serta mengetahui solusi pemecahan masalah tersebut.
19
20
Identifikasi masalah dalam hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk penyelesaian permasalahan yang terjadi. Identifikasi masalah
terbagi menjadi dua yaitu studi lapangan dan wawancara.
a. Studi Lapangan
b. Wawancana
a. Man
Sebab akibat dari faktor man yaitu kerjasama antar operator yang melakukan
packing hasil produksi yang kurang terampil sehingga terjadi penumpukkan hasil
produksi pada conveyor.
22
b. Methode
c. Money
Hasil produksi mesin IML yang digolongkan sebagai produk NG tidak dapat
digunakan kembali sebagai material produksi karena terdapat lapisan label yang
menempel pada produk. Produk NG tersebut dijual kepada pengepul seharga Rp.
6.500/kg sedangkan harga beli material baru yaitu Rp. 24.200/kg, maka
perusahaan rugi sebesar Rp. 17.700/kg untuk menggantikan material produk NG.
Rancang bangun alat pelepas label akan mengurangi pengeluaran tersebut karena
label produk NG dapat dilepas dan dapat digunakan kembali sebagai material
produksi sehingga perusahaan tidak perlu membeli material tambahan.
d. Machine
e. Material
f. Environtment
Kondisi lingkungan yang kurang baik dapat berpengaruh bagi operator. Ruang
gerak pada proses packing yang kurang membuat operator tidak nyaman sehingga
mengganggu konsenterasi saat proses sortir produk NG. Berdasarkan identifikasi
masalah yang ada guna memecahkan masalah yang ditimbulkan maka dilakukan
penataan ulang layout tempat packing untuk memberikan ruang gerak yang lebih
baik bagi operator.
Faktor penyebab permasalahan yang terjadi yaitu produk hasil mesin IML yang
dikategorikan sebagai produk NG tidak dapat digunakan kembali sebagai material
produksi sehingga perusahaan harus membeli material baru sebagai pengganti
material produk NG untuk mencapai target produksi. Proses aksi cepat yang dapat
diberikan pada permasalahan diatas adalah memberikan solusi yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lapangan. Solusi yang diberikan yaitu rancang bangun Alat
Pelepeas Label Container MB Creme 40 GR supaya material produk NG dapat
digunakan kembali sebagai material produksi.
Proses tindakan perbaikan dari solusi yang diberikan adalah dengan menyiapkan
data pendukung untuk dapat dilakuakan proses selanjutnya. Data yang dibutuhkan
untuk melakukan proses perbaikan adalah dimensi mesin yang diinginkan,
kebutuhan komponen, material yang tersedia.
24
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah
terhadap buku buku, literatur literatur, catatan catatan dan laporan laporan yang
ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 2013). Studi pustaka
dibuat baik perhitungan secara teknis dan non teknis, serta mengumpulkan teori
teori yang berkaitan dan berhubungan dengan pemecahan permasalahan. Studi
pustaka rancang bangun alat pelepas label meliputi dari dasar teori dan dasar
perhitungan.
a. Dasar Teori
Dasar teori merupakan materi – materi dasar yang berkaitan dengan pembuatan
alat pelepas label. Dasar teori didapatkan dari jurnal – jurnal penelitian, buku, dan
literatur lain yang berhubungan dengan kasus terkait seperti teori mengenai
heater, alumumium profil, jig, electropneumatic, radiasi, solidworks, timer, dan
cycle time.
b. Dasar perhitungan
Setelah didapatkan dasar teori yang menunjang rancang bangun alat pelepas label,
selanjutnya adalah membuat perhitungan rancang bangun alat pelepas label yaitu
perhitungan spesifikasi silinder pneumatik yang diperlukan, spesifikasi heater,
dan energi yang diperlukan untuk melepas label.
25
3.4 Perancangan
a. Konsep Desain
Konsep desain merupakan garis besar bentuk rencana desain yang akan dibuat.
Konsep desain disesuaikan dengan komponen yang akan dipilih sesuai spesifikasi
yang ada di pasar. Konsep desain dan komponen yang telah dipilih selanjutnya
dilakukan proses desain secara 3D menggunakan software Solidworks.
b. Desain 3D
c. Pemilihan Material
Pembuatan alternatif desain pada Alat Pelepas Label dilakukan untuk membuat
variasi desain dengan kelebihan masing–masing. Pembuatan alternatif desain
bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin alternatif yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah, untuk kemudian dicari alternatif yang
terbaik. Pembuatan alternatif desain rancang bangun bangun alat pelepas label
dilakukan dengan malakukan diskusi dengan supervisor departemen produksi,
supervisor departemen quality control, karyawan sub divisi maintenance,
karyawan moldshop, dan karyawan departemen research and development.
Altenatif desain dibuat berdasarkan pada kemudahan handling, penghematan
tempat, bentuk sederhana dan komponen yang sudah tersedia di industri.
a. Alternatif Desain 1
b. Alternatif Desain 2
Tahap ini dilakukan untuk menentukan metode yang digunakan untuk memilih
aternatif desain dari rancang bangun alat pelepas label. Metode yang digunakan
pada pertimbangan desain adalah binary dominance matrix. Metode ini dipilih
karena pertimbangan seleksi dilakukan dengan penilaian pembobotan tertinggi
berdasarkan pengerjaan, biaya pembuatan, konstruksi mesin, safety dan
pengoperasian. Alternatif desain akan dipilih desain yang dianggap memenuhi
aspek fungsi, pengerjaan, konstruksi, perawatan, dan biaya. Langkah untuk
pemberian bobot penilaian dan pemiligan ditunjukkan pada Tabel 3.1 sebagai
berikut:
Keterangan =
0 = Suatu kriteria tidak lebih penting dibanding kriteria yang lain.
0,5 = Suatu kriteria sama pentingnya dibanding kriteria yang lain.
1 = Suatu kriteria lebih penting dibanding kriteria yang lain.
Contoh kriteria D dibanding kriteria B diberikan nilai 1, itu berarti kriteria D yaitu
perawatan lebih penting dibandingkan pengerjaan atau kriteria B. Sebaliknya
kriteria B diberi nilai 0 terhadap kriteria D, itu berarti kriteria B tidak lebih baik
dibandingkan kriteria D. Kriteria A dibandingkan kriteria B diberi nilai 0,5 yang
berarti keduanya sama pentingnya dalam proses perancangan alat pelepas label.
Alternatif 1 Altermatif 2
No Kriteria Bobot Skor Nilai Skor Nilai
A Fungsi 0,2 8 1,6 8 1,6
B Pengerjaan 0,15 8 1,2 8 1,2
C Konstuksi 0,25 7 1,75 9 2,25
D Perawatan 0,3 8 2,4 8 2,4
E Biaya 0,1 9 0,9 8 0,8
Jumlah 40 7,85 41 8,25
Beban yang diterima piston pneumatic antara lain terdiri dari beberapa komponen
yaitu heater, rumah heater, dudukan rumah heater, baut, dan pelurus gerakan
piston pneumatic. Beban tersebut dapat dicari menggunakan persamaan di bawah
ini (Sutisna, et al., 2017).
F=m x g (2.15)
Massa dari komponen diukur menggunakan alat ukur neraca, sehingga diketahui
berat dari masing-masing komponen pada Tabel 3.3 berikut :
Berdasarkan Table 3.3 di atas diketahui piston pneumatic mendapat beban dari
lima komponen dengan total 14,6312226 [N]. Dengan kebutuhan gaya yang
diketahui, maka spesifikasi minimal diameter bore piston matic dapat ditentukan
berdasarkan rumus pada Persamaan (2.3) sebagai berikut :
F=P x A
π 2
F=P x xD
4
3 , 14
14 , 6312226 [ N ] =3 x 10 [ Pa ] x
5 2
xD
4
14 , 6312226 [ N ] =235500 [ Pa ] x D
2
√
2 14,6312226[ N ]
D=
N
23550 [ 2 ]
m
−3
D=7 ,88 x 10 [m]
D=7 ,88 [mm]
spesifikasi piston pneumatic yang dibutuhkan untuk rancang bangun alat pelepas
label yaitu minimal bore 7,88 [mm] dengan stroke 200 [mm]. Setelah didapatkan
spesifikasi piston pneumatic yang sesuai untuk rancang bangun alat pelepas label
maka dilanjutkan pencarian piston pneumatic yang tersedia di warhouse. Tidak
terdapat piston pneumatic yang sesuai dengan spesifikasi tersebut, maka
digunakan piston pneumatic dengan diameter bore 20 [mm] dan panjang stroke
200 [mm] tipe DPC MAL 20 x 200. Berdasarkan Persamaan (2.4) maka gaya
maksimal yang dihasilkan oleh piston pneumatic tersebut untuk gerakan maju
yaitu :
π 2
F=P x xD
4
3 , 14
F=3 x 10 [ Pa ] x
5 2
x 0 , 02[m]
4
F=94 ,2 [N ]
Berdasarkan persamaan (2.5) maka gaya maksimal yang dihasilkan oleh piston
pneumatic tersebut untuk gerakan mundur yaitu :
π 2 2
F=P x x ( D −d )
4
3 , 14
F=3 x 10 [ Pa ] x
5 2
x (0 ,02 [m]¿¿ 2 x 0 , 01[m] )¿
4
F=70 , 65[ N ]
V Rumah Heater=P x l x T
3
V Rumah Heater=0 ,1 x 0 , 1 x 0 , 1[m ]
3
V Rumah Heater=0,001 [m ]
m=ρ . V
m=1,293
[ ]
Kg
m
3
. 0,001 [ m3 ]
m=0,001293 [kg]
Q=0,001293 [ Kg ] .1000
[ J
Kg ℃ ]
.
230−26 [℃]
120 [s]
Q=2,1981
[]
J
s
=2,1981[Watt ]
34
Dengan parameter di atas maka dapat ditentukan poros yang dibutuhkan untuk
rancang bangun alat pelepas label sebagai berikut :
T =F . l
T =40,49568 [ N ] . 420 [ mm ]
T =17008,1856 [N . mm]
τt max
τg=0 , 8 .
v
35
518[ Mpa ]
τg=0 , 8 .
6
π 3
T= . d . τg
16
3 ,14 3 N
17008,1856 [ N .mm ] = . d . 69 , 07 [ ]
16 mm
2
√
17008,1856[ N . mm]
d= 3
13,555
mm[ ]
N
2
d=10,7858[mm]
Beberapa komponen yang digunakan dalam rancang bangun alat pelepas label
dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
3.5 Pembuatan
Proses pembuatan rancang bangun alat pelepas label dilakukan dalam beberapa
tahapan antara lain :
37
a. Pembuatan Mekanik
1. Frame
Frame atau kerangka alat pelepas label terbuat dari material alumunium profil
30 [mm] x 60 [mm] dengan total panjang 5260 [mm]. Frame dibuat dengan
ukuran panjang 540 [mm], lebar 230 [mm], dan tinggi 680 [mm]. Frame
burfungsi sebagai kerangka utama alat pelepas label dan tempat pemasangan
meja alat pelepas label. Untuk memudahkan proses assembly, frame dirakit
menggunakan connector jangkar alumunium profil. Gambar 3.8 di bawah
merupakan desain frame alat pelepas label.
38
2. Meja
Meja alat pelepas label terbuat dari pelat alumunium dengan ketebalan 10
[mm] dan ukuran panjang 540 [mm] serta lebar 230 [mm]. Terdapat tiga
lubang pada meja alat pelepas label, satu lubang berdiameter 9 [mm] di bagian
tengah meja untuk jalur masuknya baut M8 yang mengikat dudukan produk
dan dua lubang berdiameter 5 [mm] yang mengapit lubang 9 [mm] untuk jalur
masuknya baut M4 yang mengikat pelurus dudukan piston. Meja alat pelepas
label dibuat dengan proses machining menggunakan mesin milling dan mesin
bor. Gambar 3.9 berikut merupakan desain meja alat pelepas label.
3. Dudukan Produk
Pelurus gerakan piston terbuat dari baja ASTM A36 berdiameter 8 [mm]
dengan panjang 420 [mm] yang diproses menggunakan mesin bubut. Piston
pneumatic saat bergerak cenderung akan berputar, sehingga dibuatlah pelurus
gerakan piston untuk menahan gerakan piston pneumatic supaya tidak
berputar. Pelurus gerakan piston dibuat dua buah pada sisi kanan dan kiri
piston pneumatic. Desain pelurus gerakan piston terlihat seperti Gambar 3.11
berikut.
40
Dudukan pelurus gerakan piston terbuat dari pelat alumunium dengan panjang
60 [mm], lebar 30 [mm]. dan tebal 5 [mm]. Dudukan ini berfungsi untuk
menahan pelurus gerakan piston supaya tetap lurus dan tidak terjadi
kemiringan. Pelurus gerakan piston terbuat menggunakan mesin milling dan
mesin bor. Terdapat dua lubang berdiameter 7 [mm] untuk jalur masuknya
baut M6 yang mengikat bersama dudukan piston dan satu lubang berdiameter
8,5 [mm] sebagai tempat pelurus gerakan piston. Gambar 3.12 merupakan
desain dudukan pelurus gerakan piston.
6. Poros Penyangga
mesin bubut. Gambar 3.13 merupakan desain poros penyangga dalam rancang
bangun alat pelepas label..
8. Rumah Heater
42
Terdapat dua rumah heater dengan ukuran yang berbeda yaitu 100 [mm] x
100 [mm] x 100 [mm] dan 120 [mm] x 120 [mm] x 100 [mm]. Rumah heater
yang lebih kecil berada di dalam rumah heater besar. Diantara keduanya
terdapat lapisan gasbul yang berfungsi untuk menahan energi panas keluar
dari rumah heater. Komponen ini terbuat dari pelat besi 1 [mm]. Pembuatan
rumah heater menggunakan mesin bending. Gambar 3.15 berikut merupakan
desain rumah heater.
b. Pembuatan Elektrikal
Perakitan rancang bangun alat pelepas label dilakukan setelah dua proses
sebelumnya selesai yaitu pembuatan mekanik dan pembuatan elektrikal. Tahap
perakitan meliputi penggabungan komponen mekanik rancang bangun alat
pelepas label dengan komponen elektronik sesuai dengan rancangan yang telah
dibuat. Perakitan menggunakan baut head cap screw yang dipasangkan pada
lubang ulir setiap komponen alat pelepas label dan connector jangkar alumunium
profil untuk menggabungkan rangka alat pelepas label yang menggunakan
alumunium profil. Tujuan akhir perakitan yaitu agar rancang bangun alat pelepas
label dapat segera dilakukan pengujian. Gambar 3.19 (a) merupakan salah satu
proses perakitan kerangka alat pelepas label dan Gambar 3.19 (b) merupakan
perakitan elektrikal alat pelepas label.
45
Gambar 3.19. (a). Proses Perakitan Frame (b). Proses Perakitan Sistem Elektrikal
3.6 Pengujian
Tahap pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang diperoleh sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan pada rancang bangun
alat pelepas label ini meliputi pengujian kualitas dan pengujian cycle time.
a. Pengujian Kualitas
Pengujian cycle time bertujuan untuk mengetahui proses pelepasan label dengan
menggunakan alat pelepas label. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengamati,
46
menghitung, dan mencatat waktu yang diperlukan untuk proses pelepasan label
dengan menggunakan alat pelepas label sebanyak 30 kali menggunakan alat ukur
stopwatch. Produk yang diuji adalah produk base/cap container MB Creme 40
GR yang telah dinyatakan NG oleh operator. Parameter pengujian yang
digunakan yaitu temperature heater yang diatur melalui temperature control
sebesar 200℃, dengan waktu pemanasan 15 detik. Hasil yang diharapkan dari
pengujian cycle time adalah data cycle time proses pelepasan label menggunakan
alat pelepas label.
47
BAB 4
DATA DAN HASIL PENELITIAN
Produk container berfungsi sebagai kemasan produk bedak seperti yang terlihat
pada Gambar 4.1 berikut
Berdasarkan tabel di atas, total jumlah produksi sebanyak 1.550.000 pcs dengan
total jumlah NG sebesar 11.527 pcs dan rata-rata jumlah produk NG sebesar 721
pcs. Dengan massa produk container 24,80 gram, maka total jumlah material NG
sebesar 17,881 kg. Harga jual material NG kepada pengepul sebesar Rp. 6.500
dan harga beli material baru sebesar Rp. 24.200.
49
a. Temperature 190℃
20 detik
3 50 3 47 6%
4 50 4 46 8%
5 50 6 44 12%
Rata-Rata 50 4,8 45,2 9,6%
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa pada temperature 190℃ dengan
waktu pemanasan 10 detik semua spesimen gagal untuk dilepas. Hal itu terjadi
karena label masih sangat lengkep dengan container. Temperature 190℃ dengan
waktu pemanasan 15 detik menghasilkan rata-rata 1,8 atau 3,6% container yang
labelnya dapat dilepas dengan baik, sedangkan sisanya masih sangat lengket
dengan container. Temperature 190℃ dengan waktu pemanasan 20 detik
menghasilkan rata-rata 4,8 atau 9,6% container yang labelnya dapat dilepas
dengan baik, sedangkan sisanya masih sangat lengket menempel pada container.
b. Temperature 200℃
15 detik 3 50 47 3 94%
4 50 48 2 96%
5 50 46 4 92%
Rata-Rata 50 46,8 3,2 93,6%
1 50 41 9 82%
2 50 40 10 80%
20 detik 3 50 42 8 84%
4 50 43 7 86%
5 50 39 11 78%
Rata-Rata 50 41 9 82
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa pada temperature 200℃ dengan
waktu pemanasan 10 detik menghasilkan rata-rata 32 atau 64% container yang
labelnya dapat dilepas dengan baik, sedangkan sisanya masih ada bagian yang
lengket dengan container. Temperature 200℃ dengan waktu pemanasan 15 detik
menghasilkan rata-rata 46,8 atau 93,6% container yang labelnya dapat dilepas
dengan baik, sedangkan sisanya masih ada bagian yang lengket dengan container
dan ada bagian yang mulai meleleh. Temperature 200℃ dengan waktu
pemanasan 20 detik menghasilkan rata-rata 41 atau 82% container yang labelnya
dapat dilepas dengan baik, sementara sisanya sudah mulai meleleh.
c. Temperature 210℃
2 50 42 8 84%
10 detik 3 50 40 10 80%
4 50 40 10 80%
5 50 41 9 82%
Rata-Rata 50 40,4 9,6 80,8%
1 50 33 17 66%
2 50 29 21 58%
15 detik 3 50 31 19 62%
4 50 32 18 64%
5 50 31 19 62%
Rata-Rata 50 31,2 18,8 62,4%
1 50 25 25 50%
2 50 23 27 46%
20 detik 3 50 26 24 52%
4 50 21 29 42%
5 50 25 25 50%
Rata-Rata 50 24 26 48%
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa pada temperature 210℃ dengan
waktu pemanasan 10 detik menghasilkan rata-rata 40,4 atau 80,8% container
yang labelnya dapat dilepas dengan baik, sedangkan sisanya masih ada bagian
yang lengket dengan container. Temperature 210℃ dengan waktu pemanasan 15
detik menghasilkan rata-rata 31,2 atau 62,4% container yang labelnya dapat
dilepas dengan baik, sedangkan sisanya ada bagian yang mulai meleleh.
Temperature 210℃ dengan waktu pemanasan 20 detik menghasilkan rata-rata 24
atau 48% container yang labelnya dapat dilepas dengan baik, sementara sisanya
sudah mulai meleleh.
Pengujian cycle time bertujuan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
melepas label produk NG container MB Creme 40 GR menggunakan alat pelepas
label. Pengujian dilakukan 3 kali dengan 10 kali pengambilan data cycle time pada
setiap pengujiannya dengan parameter temperature dan waktu optimal untuk
proses pelepasan label yaitu 200℃ dan waktu pemanasan 15 detik. Hasil
pengujian seperti terlihat pada Tabel 4.6 berikut.
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui cycle time tertinggi sebesar 106,4
[s], cycle time terendah sebesar 104,1 [s], dan rata-rata cycle time proses pelepasan
label adalah 105,3 [s]. Sedangkan suhu container tertinggi sebesar 80,2 ℃, suhu
container terendah sebesar 78,4℃, dan rata-rata suhu container yaitu 79,56℃.
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis
54
55
Analisis energi yang digunakan bertujuan untuk mengetahui jumlah energi yang
dibutuhkan untuk melepas label NG mesin IML. Pengujian dilakukan pada
temeprature 200℃ dan waktu pemanasan produk 15 detik. Berdasarkan pengujian
yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti terlihat pada Tabel 4.6 yaitu
temperature rata-rata produk pada saat pelepasan label sebesar 79,56 ℃ dengan
rincian seperti ditunjukkan pada Gambar 5.2 berikut.
80
79.5
79
78.5
78
77.5
Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke- Data ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
q } rsub {rad} = {q} over {A} = ε {E} rsub {b} left ({T} rsub {s} right ) - αG= εσ( {T
q } rsub {rad} = 0,97 . 5,67 x {10} ^ {-8} left [{W} over {{m} ^ {2} {K} ^ {4}} rig
q } rsub {rad} =1905,27 [ {W} over {{m} ^ {2}} ¿
Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan hasil fluks radiasi dari alat pelepas
W
label sebesar 1905,27 [ ]
2 . Untuk mengetahui energi yang digunakan untuk
m
melepas label dapat dikalikan dengan luas penampang produk dengan perhitungan
sebagai berikut :
56
2
A=π . r
2 2
A=3 ,14 .0 ,08 [m ]
2
A=0,020096[m ]
Q=q ”rad . A
Q=1905 , 27
[ ]
W
m
2
. 0,020096 [ m2 ]
Q=38,2884 [ W ]
Berdasarkan perhitungan di atas, untuk satu kali proses pelepasan label
membutuhkan energi sebesar 38,2884 [W]. Produk container MB Creme 40 GR
memiliki dua bagian yaitu bagian base dan bagian cap sehingga untuk melepas
label pada satu container membutuhkan energi sebesar 76,5768 [W].
Tujuan utama dalam rancang bangun alat pelepas label ini yaitu untuk mengurangi
cost pembelian material produksi dengan memanfaatkan produk NG agar dapat
diolah kembali. Berdasarkan hasil pengujian cycle time pada Tabel 4.6 diketahui
rata-rata dalam satu kali proses pelepasan label membutuhkan waktu 105,3 detik
dengan rincingan seperti pada Gambar 5.2 di bawah ini.
Artinya dalam satu sift dapat dilakukan pelepasan label sebanyak 275 pcs.
Sebelum adanya improvement perusahaan mengalami kerugian sebesar :
Jam Kerja
Jumlah Produksi=
Cycle Time
28.800 detik
Jumlah Produksi=
105 , 3 detik
Jumlah Produksi=275 pcs /hari
Massa Container=275 pcs x 24 , 80 gram
Massa Container=6.820 gram=6 , 82 kg
Massa Container 1 Bulan=6 , 82 kg x 26 hari
Massa Container 1 Bulan=177 , 32 kg
Penghematan= (177 ,32 kg x Rp . 24.200 )− ( UMK )
Penghematan=Rp . 4.291 .144−Rp. 2.311.000
Penghematan=Rp . 1.980.144
Penurunan Cost =Kerugian Perusahaan−Penghematan
58
4,500,000
4,000,000
3,500,000
2,319,983
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0
Sebelum Improvement Setelah Improvement
Analisis break even point digunakan agar perusahaan mencapai titik impas
dimana jumlah pendapatan dapat menutupi semua biaya pengeluaran perusahaan.
Biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rancang bangun alat pelepas
label telah ditunjukkan pada Tabel 3.5 dengan total biaya sebesar Rp. 4.953.570.
Kebutuhan material dan harga di atas merupakan estimasi yang didapatkan
berdasarkan data lapangan. Harga yang tercantum merupakan harga yang diambil
dari sumber – sumber website dan berdasarkan harga pasaran, maka BEP dapat
dihitung menggunakan Persamaan 2.13 :
59
¿ Cost
BEP=
Contribution Margin
Rp . 4.953 .570
BEP=
Rp . 1.980.144
BEP=2 ,5 bulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
titik BEP yaitu 2,5 bulan.
Dalam perhitungan design stress harus diketahui yield strenght dari material
alumunium profil. Berdasarkan Tabel 5.1 mengenai mechanical properties dari
alumunium profil, diketahui yield strength aluminium profil sebesar 276 [MPa].
Gambar 5.6. Von Mises Strees pada Frame Alat Pelepas Label
Yield Strength
Safety Factor=
Working∨Design Stress
276 [Mpa ]
6=
Working∨Design Stress
276[ Mpa]
Design Stress=
6
Design Stress=46 [ Mpa]
5.2 Pembahasan
standar, hal ini menjelaskan bahwa faktor man tidak terlalu berpengaruh pada
masalah yang timbul, namun untuk meningkatkan kualitas operator maka
dilakukan pelatihan packing dan kerjasama antar operator.
Faktor permasalahan yang bersumber dari material masih dilakukan penelitian
sampai saat ini oleh Divisi Maintenance dan vendor pembuat mesin mesin IML.
Hasil sementara dari penelitian yaitu adanya debu atau kotoran yang terperangkap
pada produk container yang berasal dari material produksi atau pada dinding
mold. Belum ada penelitian yang lebih pasti mengenai hasil sementara yang
didapat sehingga belum dilakukan improvement untuk faktor material.
Proses sortir hasil produksi masih dilakukan dengan metode manual yaitu diamati
secara visual oleh operator untuk menentukan produk NG atau tidak. Hal tersebut
terkadang mengakibatkan adanya kesalahan sortir oleh operator yaitu produk baik
digolongkan sebagai produk NG dan sebaliknya. Oleh karena itu untuk
meminimalisir hal tersebut maka dilakukan pelatihan sortir produk untuk operator
dan penambahan alat bantu berupa kaca pembesar.
Kondisi mesin IML pada saat sebelum adanya rancang bangun alat pelepas label
tetap running saat menunggu penambahan material baru. Hal tersebut
mengakibatkan mesin bekerja lebih lama dari yang seharusnya. Adanya alat
pelepas label dapat mengurangi waktu tunggu saat penambahan material baru.
Kondisi ruang kerja yang sempit membuat ruang gerak operator menjadi terbatas
sehingga mengakibatkan operator kehilangan konsenterasi dan menjadi penyebab
kesalahan sortir produk NG atau tidak.
telah dilakukan didapatkan alternatif desain dua memiliki penilaian paling tinggi
sehingga alternatif desain dua terpilih menjadi desain yang digunakan.
Kesimpulan dari rancang bangun alat pelepas label NG hasil mesin IML adalah
sebagai berikut :
1. Rancang bangun alat pelepas label NG hasil mesin IML merupakan solusi dari
pemecahan masalah di departemen produksi PT Cosmetic Mirror Indonesia
untuk meningkatnya cost pembelian material produksi karena produk NG.
Rancang bangun alat pelepas label mampu dioperasikan sesuai tujuan, yaitu
melepas label NG dari container sehingga container dapat digunakan kembali
sebagai material produksi.
2. Pengujian temperature pemanasan di rancang bangun alat pelepas label
menggunakan parameter temperature pemanasan 190℃, 200℃, dan 210℃
dengan waktu pemanasan untuk tiap temperature sebesar 10 detik, 15 detik,
dan 20 detik. Hasil pengujian menunjukkan dengan temperature pemanasan
200℃ dan waktu pemanasan 15 detik memiliki hasil terbaik dengan
persentase keberhasilan sebesar 93,6% dan cycle time pelepasan label sebesar
105,3 detik, sehingga rancang bangun alat pelepas label mampu menurunkan
cost pembelian material sebesar 46,05% / bulan.
65
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
67