You are on page 1of 16

MODUL 1

PENGARUH BATAS UKUR TERHADAP HASIL PENGUKURAN


Praktikan: MUHAMMAD BIMA PUTRA
AMARKHAN (F1B021135)
Asisten: Nurholis Majid (F1B020111)
Tanggal: 25 September 2023
FBS2124 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM
Abstrak

1. PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini terdapat tujuan yang ingin perubahan masukan atau variabel yang
dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh batas diukur.
ukur terhadap hasil pengukuran tegangan dan  Resolusi : perubahan terkecil dalam
arus serta dapat mempergunakan alat ukur nilai yang diukur yang mana instrumen
ampermeter dan voltmeter dengan benar. akan memberi respon atau tanggapan.
 Kesalahan : penyimpangan variabel
2. DASAR TEORI yang diukur dari harga (nilai) yang
2.1 Pengertian Alat Ukur Listrik sebenarnya. (Waluyanti, Sri. 2008: 50)
Alat ukur listrik merupakan peralatan Dilihat dari cara menentukan nilai ukurnya,
yang diperlukan oleh manusia. Karena besaran maka alat ukur/uji listrik dibedakan menjadi
listrik seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dua, yaitu :
dan sebagainya tidak dapat secara langsung  Alat pengukur Analog (menggunakan
ditanggapi oleh panca indera. Untuk mengukur jarum penunjuk), Pembacaan nilai
besaran listrik tersebut, diperlukan alat ukurnya dilakukan dengan mengalikan
pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke penunjukan jarum dengan konstanta
dalam besaran mekanis yang berupa gerak ukurnya. Misalnya jarum menunjukkan
dengan menggunakan alat ukur. Perlu disadari angka 12,5. Sedang konstanta ukurnya
bahwa untuk dapat menggunakan berbagai adalah 10 volt. Maka nilai ukurnya adalah
macam alat ukur listrik perlu pemahanan 125 volt.
pengetahuan yang memadai tentang konsep –  Alat ukur Digital, pembacan nilai ukur
konsep teoritisnya. Dalam mempelajari dapat dilakukan secara langsung
pengukuran dikenal beberapa istilah, antara (Waluyanti, Sri. 2006).
lain:
 Instrumen : adalah alat ukur untuk
menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
 Ketelitian : harga terdekat dengan mana
suatu pembacaan instrumen mendekati
harga sebenarnya dari variabel yang
diukur.
 Ketepatan : suatu ukuran kemampuan Gambar 1.1 Alat ukur analog dan digital
untuk hasil pengukuran yang serupa
 Sensitivitas : perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap
Alat ukur besi putar (moving iron)
memiliki anatomi yang berbeda dengan
kumparan putar. Seperti diperlihatkan dalam
2.2 Alat Ukur Kumparan Putar Gambar 1.3.
Meter dasar sistem D’Arsonval
menggunakan magnet permanen dan kumparan
putar. Oleh karena itu meter D’Arsonval lazim
disebut pula sebagai Permanen Magnet Moving
Coil (PMMC). Yang diperlihatkan pada
Gambar
1.2. Gerakan jarum sistem D’Arsonval ini
membutuhkan daya yang sangat rendah dan
arus kecil untuk penyimpangan jarum pada
skala penuh (Widodo, Sapto. 2013: 202).

Gambar 1.2 Konstruksi alat ukur kumpar putar

Persamaan untuk torsi yang menyebabkan


jarum bergerak adalah:
T=BxAxIxN
Di mana
T = Torsi
B = Kerapatan fluksi magnet dalam Wb/m2
Idp = Arus di dalam kumparan putar dalam
amper
N = Jumlah lilitan kumparan putar
Gambar 1.2 memperlihatkan
konstruksi meter dasar kumparan putar
(PPMC) yang disederhanakan untuk
memudahkan memahami sistem mekanisasi
pergerakan jarum meter. Pada poros
kumparan putar diberi pegas lembut
sedemikian sehingga agar jarum meter dapat
kembal ke posisi semula setelah arus yang
menyebabkan timbulnya torsi pada kumparan
putar tidak ada. Alat ukur PPMC diterapkan
pada ampermeter, voltmeter dan ohmmeter.
Alat ukur berbasis kumparan putar
merupakan alat ukur presisi dengan ketelitian
tinggi. Tingkat ketelitian alat ukur ditentukan
oleh spesifikasi meter dasar PPMC.
Karakteristik meter dasar PPMC yang
penting yang menentukan kelas ketelitiannya
adalah:
 Arus nominal meter dasar yang
dinyatakan dalam mikroamper atau
miliamper.
 resistan dalam meter yang merupakan
resistan dari kumparan putar yang
dinyatakan dalam ohm.

2.3 Alat Ukur Besi Putar


MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
inti besi lunak terikat tetap pada rangka koil
magnet dan inti besi lunak lainnya bebas
berputar pada poros

Gambar 1.3 Konstruksi Meter Besi Putar


tipe Induksi

Konstruksi alat ukur besi putar terdiri


atas enam bagian, yaitu (1) koil, (2) inti besi
yang dapat berputar bebas pada poros, (3)
poros, (4) jarum penunjuk, (5) skala ukur, dan
(6) pegas. Alat ukur besi putar adalah alat ukur
besaran listrik yang beroperasiberdasarkan
interaksi antara medan magnet listrik yang
besarnya proporsional dengan arus yang
melewati koil magnetnya dan inti besi (core)
yang terbuat dari bahan feromagnetik. Elemen
utama alat ukur besi putar adalah:
 Measuring circuit, yang mengubah
besaran yang akan diukur,
 Measuring mechanism, yang terdiri dari
sistem besi putar.
Arus listrik yang mengalir ke koil
membangkitkan medan magnet yang akan
menarik inti besi (core) yang dicekam oleh
poros ke dalam koil. Torsi yang bankit pada
inti besi proporsional dengan kuadrat arus
yang masuk ke koil. Kemudian aksi ini
diteruskan oleh poros dan pegas yang
membangkitkan torsi lawan yang proporsional
dengan sudut rotasi pada poros. Jika torsi dan
torsi-lawan berinteraksi maka poros yang
dilengkapi dengan jarum penunjuk akan
berputar dalam lebar sudut tertentu yang
proporsional dengan kuadrat besaran yang
diukurnya. Jika torsi dan torsi lawan seimbang
maka jarum akan kembali ke posisi semula.

Gambar 1.4 Alat ukur besi putar tipe repulse

Alat ukur besi putar tipe

repulsi
diperlihatkan dalam Gambar 1.4. Meter ini
terdiri dari dua vane silinder dari besi lunak
yang terpasang pada koil magnet. Salah satu
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
yang dilengkapi dengan jarum penunjuk. Kedua terhadap hasil pengukuran (Sutarya, Dede.
inti besi tersebut berada di dalam medan 2008: 16).
magnet yang dibangkitkan oleh koil magnet.
Koil magnet untuk ampermeter terdiri dari 2.5 Ampermeter
kawat berukuran besar dengan sedikit lilitan. Amperemeter adalah alat yang digunakan
Koil magnet untuk voltmeter terdiri dari kawat untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya
penghantar kecil dengan jumlah lilitan banyak. alat inidipakai oleh teknisi elektronik dalam
Arus yang mengalir pada koil magnet alat multitester listrik yang disebut avometer
menginduksi kedua tabung vane menjadi gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter
magnet dan gaya tolak (repulsi) antara dua dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas
magnet vane yang sama menghasilkan gerakan susunan mikroamperemeter dan shunt yang
rotasi yang proporsional. Torsi yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian
dibangkitkan pada poros proporsional dengan baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus
kuadrat arus yang mengalir pada koil magnet. yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya
lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet
akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin
besar arus yang mengalir maka semakin besar
Gambar 1.5 Alat ukur besi putar tipe rupulsi pula simpangannya. (Putra. 2014: 7).
Rumus Amperemeter :
Gambar 1.5 memperlihatkan konstruksi P = V.I
sebuah meter besi putar tipe rupulsi. V = Tegangan (volt)
Ampermeter besi putar memiliki ketelitian I = Arus (amper)
rendah, lazimnya digunakan pada amperemeter P = Daya (watt)
panel, dan voltmeter panel (Widodo, Sapto.
2013: 207).

2.4 Thermocouple
Thermocouple merupakan sistem
pengukuran temperatur. Elemen sensor
temperatur (measuring junction) menghasilkan
beda tegangan atau electromotive force (emf),
yang kemudian emf yang dihasilkan Gambar1.7 Alat Ukur Ampermeter
dibandingkan dengan skala konversi tertentu
menjadi unit temperatur.
2.6 Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat untuk
mengukur tegangan listrik yang dipasang secara
pararel pada elemen yang hendak diukur.
Tegangan adalah sebuah besaran dengan satuan
Volt (V) untuk perbedaan potensial, atau
Gambar 1.6 Sistem Pengukuran Temperatur perbedaan energi listrik di antara dua titik.
dengan Thermocouple Misalnya perbedaan energi potensial untuk
menggerakkan elektron dan mengalirkan arus
Elemen sensor sebuh thermocouple listrik. Voltmeter memiliki nilai skala terkecil
merupakan dua jenis logam konduktor yang sebesar 1 volt. Tegangan dan arus mempunyai
berbeda yang disebut termo-element, satu sama karakteristik yang berbeda untuk rangkaian seri
lain diisolasi kecuali pada bagian junction. dan pararel. Pada rangkaian seri tegangan
Kabel ekstensi thermocouple yang dapat merupakan penjumlahan dari tegangan
digunakan adalah selasang kabel yang komponen-komponen yang terdapat pada
mempunyai karakteristik temperatur-emf rangkaian sedangkan nilai arus konstan
relative terhadap thermocouple-nya sehingga sepanjangan rangkaian. Pada rangkaian
pada saat digunakan tidak memberikan pararel/bercabang nilai tegangan akan sama
pengaruh negative (penyebab kesalahan) pada masing-masing cabang sedangkan nilai
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
arus merupakan pemnjumlahan dari nilai arus - Langkah Percobaan Arus
masing-masing cabang. (Chusni,2019:22).

Gambar 1.8 Alat Ukur Voltmeter

3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Ampermeter Low Impedance (1 buah)
2. Kabel Konektor (4 buah)
3. Kit Praktikum (1 buah)
4. Lampu 25 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
5. Lampu 40 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
6. Lampu 60 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
7. Lampu 100 watt/220 volt-240 volt (2
buah)
8. Voltmeter High Impedance (1 buah)

3.2 Langkah Percobaan


- Gambar rangkaian

Gambar 1.9 Rangkaian Percobaan

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


- Langkah Percobaan Tegangan 4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Hasil Pengukuran Arus
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arus

4.1.1 Perhitungan Pengukuran Arus 1A


Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Iukur = 0,10 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
𝑃
 Ihitung =
𝑉
25
= 200
= 0,12 A

%Error =𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟 × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.10
= 0.12 × 100%
= 16%
4.1.2 Perhitungan Pengukuran Arus 2A
Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Iukur = 0,08 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
𝑃
 Ihitung =
𝑉
25
= 200
= 0,12 A

%Error =𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟 × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.08
= 0.12 × 100%
= 33%
Tabel 4.2 Perhitungan Arus 1 A dan 2 A

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dianalisa


bahwa pada batas ukur 1A dan 2A, didapatkan
nilai arus yang semakin besar apabila nilai
beban yang digunakan semakin besar pula. Di
mana
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
nilai arusnya berbanding lurus dengan nilai Berdasarkan gambar 1.11 dapat dianalisa
beban, hal ini sesuai dengan persamaan berikut bahwa semakin besar nilai beban, maka (I) hitung nya
: P = V.I akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Dapat
Nilai ukur arus pada batas ukur 1A dan dilihat bahwa nilai I hitung berbanding lurus dengan
2A mengalami perubahan yang tidak terlalu nilai beban, hal ini sesuai dengan persamaan:
signifikan karna pengaruh batas ukur pada
masing masing pengukuran. 𝑃
Ihitung =
Untuk nilai tegangannya bernilai tetap 𝑉
dikarenakan tegangan tersebut berasal dari 4.1.3 Regresi Linier Batas Ukur 1 A
sumber. Dimana tegangan dihubungkan secara Tabel 4.3 Regresi Linier Batas Ukur 1 A
paralel pada rangkaian
Nilai I hitung berbanding lurus dengan No X Y X2 X.Y
beban, dimana semakin besar beban yang 1 25 0.10 625 2.5
digunakan maka nilai I hitungnya juga akan 2 40 0.15 1600 6
semakin besar. 3 60 0.23 3600 13.8
Persentase Error didapatkan untuk 4 65 0.25 4225 16.25
mengetahui alat ukurnya presisi atau tidak. Hal 5 85 0.33 7225 28.05
ini sesuai dengan persamaan: 6 100 0.39 10000 39
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
%Error = × 100% 7 125 0.49 15625 61,25
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 8 140 0.56 19600 78.4
 Grafik Hubungan Beban terhadap Batas 9 160 0.64 25600 102.4
Ukur 1A dan 2A
10 200 0.79 40000 158
HUBUNGAN BEBAN TERHADAP total 1000 3.93 128100 506.1
BATAS UKUR 1A dan 2A
1 0 56 0,64
0,79
Persamaan Regresi Linier:
0,25 0,33 0,39 0 49
0,8 0,1 0 15
0 61
y=a+b𝑥
0,6 0,26 0,44 0,47
, 0,22 0,23 0,29
0,4 ,
0 08 01
0,2
0 25 40 60 65 85 100 125 140 160 200 Mencari Variabel a:

1A 2A (∑y)(∑X2)−(∑X)(∑Xy)
a
𝑛 (∑X2)−(∑X)2
Gambar 1.10 Grafik Hubungan Beban
terhadap Batas Ukur 1A dan 2A
Berdasarkan gambar 1.10 dapat di Analisa (3.93) (128100)−(1000)(506.1)
bahwa seiring dengan meningkatnya nilai
a= 10(128100)−(1000)2
beban yang digunakan, makan nilai arusnya
juga semakin besar. Hal ini membuktikan −2.667
bahwa daya berbanding lurus dengan arus yang a = 281000
dimana sesuai denga persamaan :
a = -9,491103202
P = V.I
 Grafik Hubungan Beban terhadap I hitung
Mencari Variabel b:
Hubungan daya beban terhadap I 𝑛∑(Xy)−(∑X)(∑y)
b=
hitung 𝑛 (∑X2)−(∑X)2
1
1,1 0,62 0,7 0,8 10(506.1) −(1000)(3.93)
0,9
0,12 0,2 0,3 0,32
0,42 0,5 b= ( ) ( )
0,7 10 128100 − 1000 2
0,3
0,5
0,1
-0,1 1131
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200 b = 281000
I hitung b = 0,00402491103

Grafik 1.11 Grafik Hubungan Daya terhadap I Mencari regresi linier:


hitung y=a+b𝑥
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
y = -9,491103202+ 0,00402491103𝑥

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


4.1.4 Regresi Linier Batas Ukur 2 A 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan
Tabel 4.4 Regresi Linier Batas Ukur 2 A Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Tegangan
No X Y X2 X.Y
1 25 0.08 625 2
2 40 0.10 1600 4
3 60 0.22 3600 13,2
4 65 0.23 4225 14.95
5 85 0.26 7225 22.1
6 100 0.29 10000 29
7 125 0.44 15625 55
8 140 0.47 19600 65.8
9 160 0.61 25600 97.6
10 200 0.79 40000 158 4.2.1 Perhitungan Pengukuran Tegangan
total 1000 3.49 128100 461.65 Batas ukur 300 V
Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
Persamaan Regresi Linier : V = 200 V
y=a+b𝑥 Iukur = 0,10 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Mencari Variabel a : Penyelesaian 𝑃:
 V
hitung =
𝐼
(∑y)(∑X2)−(∑X)(∑Xy) 25
a = = 0,10
𝑛 (∑X2)−(∑X)2
= 250 V
(3.49) (128100)−(1000)(461.65)
a= 10 (128100)−(1000)2 %Error =
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟
 × 100%
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
−14.431 250−200
a= 28.000 = × 100%
250
a = -0,515392857 = 20%
4.2.2 Perhitungan Pengukuran Tegangan
Batas ukur 750 V
Mencari Variabel b : Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 135V
𝑛∑(Xy)−(∑X)(∑y) Iukur = 0,10 A
b=
𝑛 (∑X2)−(∑X)2 Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian 𝑃:
10(461.65) −(1000)(3.49)  V
b= 10(128100)−(1000)2 hitung =
𝐼

1126.5 25
b = 281000 = 0,10
= 250 A
b = 0,008793911
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟
 %Error = × 100%
Mencari regresi linier : 𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
250−135
y=a+b𝑥 = × 100%
250
y = -0,515392857+ 0,008793911𝑥 = 46%

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Tegangan batas
 Grafik Hubungan Beban terhadap V
batas ukur 300 dan 750
hitung
Hubungan daya beban terhadap V hitung

500
400 250 266 261 260 257 256 255 250 250 253
300
200
100
0
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200

V hitung
Berdasarkan tabel 4.4 dapat di Analisa
bahwa pada batas ukur 300V dan 750V di
dapatkan nilai tegangan yang konstan karna
Grafik 1.13 Grafik Hubungan Daya terhadap V
Voltmeter terhubung langsung secara parallel
hitung
pada sumber
Dari gambar 1.13 Hubungan daya
pada kedua batas ukur tersebut didapat
terhadap tegangan hitung di atas, dapat di
nilai tegangan yang berbeda, hal ini disebabkan
analisa bahwa walaupun semakin besar beban
karna kurangnya presisi pada alat ukur
yang digunakan nilai tegangan hitung bersifat
tersebut. Namun nilai pada alat ukurnya
fluktuatif karna hal ini disebabkan oleh
bersifat konstan walaupun nilai beban terus
penggunaan rumus V=P/I. Hal ini bisa terjadi
bertambah.
karena tegangan hitung akan tergantung dengan
Persentase Error didapatkan untuk
total daya dan nilai arus dimana kenaikan arus
mengetahui alat ukurnya presisi atau tidak. Hal
yang diperoleh tidak konstan atau bisa juga
ini sesuai dengan persamaan: terjadi karena human error sehingga
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟
%Error = × 100%
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 mempengaruhi dalam perhitungan nilai
tegangan hitung.
 Grafik Hubungan Beban terhadap Batas
Ukur 300V dan 750V 4.2.3 Regresi linier batas ukur 300 V
Tabel 4.7 regresi linier batas ukur 300V
No X Y X2 X.Y
HUBUNGAN BEBAN TERHADAP
BATAS UKUR 1 25 200 625 5000
2 40 200 1600 8000
300 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
200
3 60 200 3600 12000
100 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 4 65 200 4225 13000
0
5 85 200 7225 17000
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200
6 100 200 10000 20000
300V 750V 7 125 200 15625 25000
8 140 200 19600 28000
Gambar 1.12 Grafik Hubungan Daya terhadap 9 160 200 25600 32000
I hitung 10 200 200 40000 40000
total 1000 2000 128100 200000
Berdasarkan gambar 1.12 dapat di Analisa
bahwa seiring dengan meningkatnya nilai
Persamaan Regresi Linier :
beban yang digunakan, nilai tegangannya tetap
y=a+b𝑥
konstan karna Voltmeter dihubungkan secara
parallel pada sumber tegangan.
Mencari Variabel a :
pada kedua batas ukur tersebut didapat
nilai tegangan yang berbeda, hal ini disebabkan
(∑y)(∑X2)−(∑X)(∑Xy)
karna kurangnya presisi pada alat ukur tersebut a=
atau bisa juga karena human Error Namun 𝑛 (∑X2)−(∑X)2
nilai pada alat ukurnya bersifat konstan
(2000) (128100)−(1000)(200000)
walaupun nilai beban terus bertambah. a= 10 (128100)−(1000)2

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


a = 200

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


Mencari Variabel b : 5. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran arus listrik, beban yang
𝑛∑(Xy)−(∑X)(∑y)
b= digunakan sebesar 25 Watt di ukur
𝑛 (∑X2)−(∑X)2 dengan batas 1 A didapatkan nilai 0,10 A.
Apabila menggunakan batas ukur 2 A
10(200000) −(1000)(2000)
b= 10(128100)−(1000)2 maka didapatkan nilai 0,08 A. Pada
percobaan ini didapatkan arus yang
b=0 semakin meningkat sesuai dengan
bertambahnya beban. Pengukuran arus
menggunakan ampere meter di pasang
Mencari regresi linier :
secara seri terhadap beban pada suatu
y=a+b𝑥
rangkaian. Sementara persen error yang
y = 200 + 0 𝑥
diperoleh cenderung fluktuatif,
4.2.3 Regresi linier batas ukur 750 V
dikarenakan alat yang digunakan kurang
Tabel 4.8 regresi linier batas ukur 750V
presisi sehingga dalam membaca alat ukur
No X Y X2 X.Y kurang tepat atau terjadinya error. Pada
1 25 135 625 3375 pengukuran arus listrik didapatkan bahwa
2 40 135 1600 5400 batas ukur 1 A lebih presisi dibandingkan
3 60 135 3600 8100 dengan batas ukur 2 A karena arus yang
4 65 135 4225 8775 mengalir pada rangkaian nilainya dibawah
5 85 135 7225 11475 1 A. Batas skala yang ditunjuk jarum pada
6 100 135 10000 13500 batas ukur
7 125 135 15625 16875 1 A lebih akurat dibandingkan dengan
batas ukur 2 A.
8 140 135 19600 18900
2. Pada pengukuran tegangan pada batas 300
9 160 135 25600 21600
V maupun 750 V kita mendapatkan
10 200 135 40000 27000 tegangan konstan yaitu 200 V pada batas
total 1000 1350 128100 135000 ukur 300 V dan 135 V pada batas ukur
750
Persamaan Regresi Linier : V. Hal ini dikarenakan voltmeter yang
y=a+b𝑥 dihubungkan secara parallel terhadap
sumber sehingga tegangan yang terukur
Mencari Variabel a : akan selalu konstan. Sementara presentase
error yang diperoleh cenderung fluktuatif,
(∑y)(∑X2)−(∑X)(∑Xy) alat yang digunakan kurang presisi
a= sehingga dalam membaca alat ukur
𝑛 (∑X2)−(∑X)2
kurang tepat atau terjadinya error.
(1350) (128100)−(1000)(135000) Pengukuran dengan menggunakan batas
a= 10 (128100)−(1000)2 ukur 300 V lebih presisi dibandingkan
dengan batas ukur 750 V, sebab tegangan
a = 135 yang mengalir pada rangkaian parallel
tersebut adalah 200 V.

DAFTAR PUSTAKA
y=a+b𝑥
Mencari Variabel b : y = 135 + 0 𝑥

𝑛∑(Xy)−(∑X)(∑y)
b=
𝑛 (∑X2)−(∑X)2

10(135000) −(1000)(1350)
b= 10(128100)−(1000)2

b=0

Mencari regresi linier :


MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
Anonim, 2022. “Modul
Praktikum
Pengukuran Besaran
Listrik”. Teknik
Elektro Fakultas
Teknik. Universitas
Mataram.
Chusni, Muhammad Minah.
2021. Pengenalan
Alat Ukur.
Pendidikan Fisik,
UIN Sunan Gunung
Djati, Bandung.
Hyat, William.2010.
Rangkaian Listrik I.
Erlangga, Jakarta.
Sutarya, Dede. 2008. Analisis
Kerja Thermocouple
W3Re25 pada Suhu
Penyinteran 1500°C.
Waluyanti, Sri. 2008. Alat
Ukur dan Teknik
Pengukuran. Jakarta:
Pusat Perbukuan,
Departemen
Pendidikan Nasional

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133


MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2023 / F1B022133
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135

You might also like