You are on page 1of 4

BAB 2

PERKEMBANGAN AGAMA HINDHU-BUDDHA DI


INDONESIA

Disusun Oleh :
“Kelompok 2”
1. Labib Abiyyu Daffa
2. Luna Maria Anggraini
3. Marcella Aulia Putri Nurdiansyah
4. Marisa Puspita Sari
5. Muhammad Pasha Aditya
6. Muhammad Raeisa Pratama
7. Muhammad Restu Fitranto
8. Nabila Bima Hafizah
9. Naretta Jauza Putri
10. Natasya Maulina Putri
11. Nayla Putri Dinata
12. Nur Davi Kurniawan

X.1

2023
A. TEORI TENTANG MASUKNYA AGAMA HINDU-BUDDHA

Agama Hindu dan Buddha yang berasal dari India sudah masuk ke Nusantara
ratusan tahun lampau. Pengaruh dua agama ini cukup kuat di bumi Nusantara. Hal ini
bisa dilihat dari peninggalan-peninggalan candi, bangunan, serta sejarah banyak
kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang sempat eksis di berbagai wilayah di Nusantara.
Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur
perdagangan. Pada masa tersebut, sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara,
Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama Tiongkok
dan India yang merupakan pusat agama Hindu dan Buddha terbesar di Asia.

1) Teori Masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Nusantara

Menurut para sejarawan, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-Buddha di
Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:

 Masyarakat Nusantara Berperan Pasif


Orang India dan Tiongkok datang ke Nusantara, kemudian menyebarkan
agama Hindu-Buddha kepada masyarakat lokal.

 Masyarakat Nusantara Berperan Aktif


Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari
agama tersebut secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar
agama tersebut.

Dari dua cara tersebut, muncul empat teori tentang masuknya agama Hindu-
Buddha. Tiga teori menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang berperan
pasif dan satu teori lainnya menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang
berperan aktif. Berikut ini adalah teori-teorinya:

 Masyarakat Nusantara Berperan Aktif

Teori Arus Balik

Teori Arus Balik dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Teori ini berasumsi bahwa
perkembangan ajaran Hindu-Buddha yang pesat di India, kabarnya sampai terdengar
sampai ke Nusantara, dan kemudian menarik minat para kaum terpelajar di Nusantara
untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan pulang ke Nusantara, mereka
mulai menyebarkan agama baru yang mereka pelajari di sana sebagai pemuka agama
dan pendeta.

 Masyarakat Nusantara Berperan Pasif

Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta
tersebut adalah kasta Waisya, kasta Ksatria, kasta Brahmana, dan kasta Sudra. Kasta
Brahmana merupakan kasta tertinggi.
Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh N.J.Krom. Teori ini menyebutkan bahwa para
pedagang yang beragama Hindu-Buddha lah penyebar utama agama tersebut di
Nusantara. Karena perdagangan pada zaman dahulu menggunakan jalur laut dan
bergantung pada angin. Ketika para pedagang ini menetap di Nusantara, mereka
berinteraksi sekaligus memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada
masyarakat.

Teori Kesatria

Teori Kesatria dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens. Pada zaman
masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang
berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke
Nusantara untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di
Nusantara dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha
yang sebelumnya mereka anut.

Teori Brahmana

Teori Brahmana dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum
brahmana diundang datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa
dengan ajaran agama Hindu dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan
para kaum brahmana untuk mengajarkan agama Hindu-Budha tersebut untuk raja dan
rakyatnya di Nusantara.

Teori Sudra

Menurut teori ini, kaum Sudra merupakan golongan yang dipandang rendah dalam
masyarakat India. Teori ini dikemukakan oleh Van Faber. Teori Sudra beranggapan
bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan Sudra atau budak yang
datang ke Indonesia untuk memperbaiki taraf hidupnya. Mereka menetap dan
terjadilah asimilasi dan akulturasi dengan penduduk sekitar. Lambat laun masyarakat
Indonesia yang pada awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme berganti jadi
memeluk agama Hindu atau Buddha.

Adapun beberapa, kekurangan-kelebihan dari teori tersebut. Yaitu :

Kelebihan dan Kelemahan Teori Ksatria

Kelebihan teori ksatria: yakni semangat berpetualang untuk menaklukkan daerah lain
hanya di miliki oleh para ksatria.

Kekurangan teori ini: adalah tidak ada bukti secara tertulis mengenai kedatangan
ksatria dari India tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Brahmana

Kelebihan teori Brahmana yaitu :kaum Brahmana merupakan golongan yang paling
tahu dan mengerti tentang ajaran agama Hindu, sehingga mereka yang berhak dan
mampu menyebarkannya.

Kelemahan Teori Brahmana: yakni menurut aturan atau ajaran Hindu Kuno di India
menegaskan bahwa seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan, apabila
dilanggar maka kehilangan status kastanya.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Waisya

Kelebihan : Berdasarkan fakta sejarah, kelompok dagang (waisya) banyak yang


melakukan interaksi dengan masyarakat pribumi untuk melakukan transaksi jual beli,
mereka memanfaatkan situasi ini untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha di
Indonesia.

Kekurangan atau kelemahan : Teori waisya


yaitu para pedagang yang datang tidak menguasai huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta, karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh kaum brahmana.

You might also like