You are on page 1of 56
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS, PUTAT JAYA SURABAYA mate EU TUINZN EVIYANTI NIM. P27824621016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. [BAAN PENGEMBANGAN DAN PENDERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA. JURUSAN KEBIDANAN PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN TAHUN 2021 LEMBAR PENGESAHAN sebagai dokumen /laporan praktik Blok I yang telah dilaksanakan 4i Puskesmas Putat Jaya Surabaya periode praktik tanggal 25 Oktober s/d 6 November 2021 Surabaya, | November 2021 Eviyant ‘NIM. 27824621016 Kharisma K, $.SiT.,M.Keb Ani Media Haru v NIP. 1981032322008012014 NIP. 197802142002122001 Mengetahui, Kepala Program Studi Evi Pratami, SST.. M.Keb NIP. 197905242002122001 sel KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya gga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Putat Jaya Surabaya Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: drg Bambang Hadi Sugit, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Thu Astuti Setiyani, SST., M-Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Ibu Evi Pratami, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Ibu Kharisma K,SSiT., M.Keb, selaku Pembimbing Pendidikan 1 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Ibu Ani Media H, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Pendidikan 2 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. dr, Ayu Ekanita Hendrayani, selaku Kepala Puskesmas Putat Jaya. Ibu Askyatun, SST, selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Putat Jaya. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih ada banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk menyempurnakan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya, Surabaya, 1 November 2021 Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ...... eee = i KATA PENGANTAR ... DAFTAR IS BAB I PENDAHULUAN.. 11. Latar Belakang 1.2. Tujuan..... 1.3. Tempat dan Waktu Praktik BAB II TINJAUAN TEORI...... 2.1, Tinjauan Teori Remaja 22. Tinjauan Teori Keputihan.. 2.3, Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Remaja... BAB III TINJAUAN KASUS....... 31 BAB IV PEMBAHASAN...... 43 BAB V PENUTUP. = : sree 46 5.1, Kesimpulan. 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA .... LAMPIRAN iit BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa perkembangan seksualitas yang terpenting berawal dari masa remaja, masa remaja akan mempengaruhi kesehatan seksualitasnya untuk masa kedepannya, Remaja (adolescent) berasal dari bahasa Latin yang berarti tumbuh menjadi matang, Proses yang berubah menjadi matang ini bukan hanya bentuk dari segi fisik melainkan juga dalam bentuk sosial dan emosional. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang bermula dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya ditandai dengan datangnya pubertas. Terdapat beberapa perubahan, baik dari segi fisik, emosional, maupun sosial yang terjadi pada seorang perempuan yang mengalami pubertas, yang berawal dengan datangnya menstruasi pada perempuan (Irianti & Herlina, 2011). Berdasarkan WHO, remaja merupakan penduduk yang berusia dalam periode 10-19 tahun, menurut Peraturan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, seorang remaja merupakan penduduk yang berusia dalam periode 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), periode usia remaja ialah 10-24 tahun yang tidak memiliki ikatan pernikahan. Di Indonesia jumlah kelompok perempuan yang berusia 10-19 tahun menurut sensus tahun 2015 sebanyak 21,7 juta atau 17,1% (Kemenkes RI, 2016). Remaja mengalami kematangan organ reproduksi yang ditandai dengan menstruasi. Semakin dini usia kematangan reproduksinya, Masalah Kesehatan reproduksi menjadi focus pethatian yang utama pada remaja. Keputihan patologis sering terjadi pada remaja, namun tidak disadari atau diperhatikan. Keputihan sering dianggap tidak serius atau sebagai suatu hal yang normal. ‘Namun, pada kenyataannya keputihan dapat dikatakan normal (fisiologis) dan dikatakan tidak normal (patologis) (Sibagariang & Pusmaika, 2010). Penelitian Abrori, D Hernawan & Ermulyadi (2015), faktor yang dapat mempengaruhi kejadian keputihan pada remaja yaitu pengetahuan yang kurang mengenai vulva hygiene, gerakan membersihkan vagina dan penggunaan celana dalam yang ketat. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10 sampai hari ke 16 menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangganya dan pada infeksi penyakit hubungan kelamin) (Manuaba, 2009) Bagi remaja perempuan penting sekali sejak dini merawat genetalia secara tepat untuk mengurangi resiko keputihan. Keputihan akan membawa dampak yang berbahaya bagi remaja yaitu infeksi, penyakit radang panggul, infertilitas dan gangguan psikologis (Sugiharti, 2011). Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja meliputi beberapa hal yaitu penggunaan cairan pembersih vagina, celana ketat, personal hygiene dan pemakaian panty liner (Azizah & Widiawati, 2015). Penggunaan cairan pembersih vagina akan mengganggu pH dan bakteri baik sehingga bakteri jahat berkembang pesat dan vagina akan rentan terjadi keputihan (Triyani & Ardiani, 2013). Pemakaian celana yang ketat juga dapat menghambat aliran udara sehingga keringat sulit diserap dan bakteri mudah berkembang yang akan menyebabkan keputihan (Ali, 2011). Personal Hygiene yang kurang pada area genetalia menyebabkan kuman, parasit dan virus berkembang dengan pesat di daerah sekitar kemaluan wanita (Indriyani, 2012). Selain itu, pemakaian panty liner dapat meningkatkan populasi Eubacterium Species di vagina dan menurunkan jumlah Lactobacillus Species di vagina sebagai flora normal sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya keputihan (Persia, A., 2015). 1.2, Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan akses dan pelayanan asuhan kebidanan holistik pada remaja dengan Fluor Albus. 1.1.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan pengkajian pada reamaja dengan pendeketan holistik 2. Mampu melakukan Analisa data pada remaja dengan pendekatan holistik 3. Mampu melakukan perencanaan pada remaja dengan pendekatan holistik 4, Mampu melakukan implementasi pada remaja dengan pendekatan holistik 5. Mampu melakukan evaluasi pada remaja dengan pendekatan holistik 6. Mampu melakukan kajian kasus-kasus remaja 7. Mampu melakukakn reflektif praktik pada kasus reamaja 1.3. Tempat dan Waktu Praktik Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Putat Surabaya, pada tanggal 25 Oktober 2021 sid 06 November 2021 BABIT TINJAUAN TEORI 2.1. Tinjauan Teori Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013), Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai saat ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relatife lebih mandiri. Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubub, ‘minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011). Menurut WHO (Who Health Organization) remaja merupakan periode usia 10 sampai 19 tahun, Menurut PBB (Perserikatan Bangsa- Bangsa) usia remaja berada dikisaran usia 15 sampai 24 tahun, Sedangkan, menurut The Health Resources Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), remaja akhir (18-21 tahun) (Kusmiran, 2011). Lain lagi menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. remaja digolongkan dalam rentang usia antara 11-20 tahun, yang terbagi menjadi tiga tahapan perkembangan yaitu: Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) umur 11-13 tahun, b. Masa remaja pertengahan (Middle Adolecence) umur 14-16 tahun cc. Masa remaja lanjut (Late Adolescence) umur 17-20 tahun Remaja yaitu individu yang berusia 10 sampai 24 tahun yang merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa dimana individu tersebut mengalami perubahan-perubahan secara fisik, maupun psikologis, serta masa dimana individu tersebut dituntut untuk bertanggung jawab, 2.1.2 Tahapan Remaja Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu: 1. Remaja awal (Early Adolescence) usia 11-13 tahun Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa, Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak. 2, Remaja madya (Middle Adolescence) 14-16 tahun Pada tahap ini remaja sangat membutubkan teman-teman, Remaja merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya, Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana, Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas seksual yang mereka inginkan. 3. Remaja akhir (Late Adolesence) 17-20 tahun Tahap ini lah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu : a. Minat yang makin mantap tethadap fungsi-fungsi intelek. b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang dan dalam pengalaman-pengalaman yang baru. cc. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. dd. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri. e. Tumbuh “dinding” yang memisabkan diri pribadinya (private self) dan publik. 2.1.3 Ciri-ciri Remaja Ciri remaja menurut (Putro, 2017), yaitu: ‘a. Masa remaja sebagai periode yang penting Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini menimbulkan_perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru, b. Masa remaja sebagai petiode peralihan Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak,status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya c. Masa remaja sebagai petiode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Sclama awalmasa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun. ‘Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri- sendiri, namun masalah masa remaj sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki: maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri_masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja_akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada tahun-tahun awalmasa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompokmasih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja_ yang mendua_ ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas ego pada remaja. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal ‘Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi Keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja, Remaj dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sen h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan yang th, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman_keras, menggunakan obatobatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka, 2.1.4 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu a. Kegelisahan Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak impian dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal ini menyebabkan remaja mempunyai impian yang sangat tinggi, namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi oleh perasaan gelisah b. Pertentangan Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua, Pertentangan yang sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut. c. Mengkhayal Keinginan dan impian remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Terkadang khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. d. Akitivitas berkelompok Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama. e. Keinginan mencoba segala sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High Curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal yang belum pernah dialami sebelumnya. 2.1.5 Karakteristik Perkembangan Remaja a. Perkembangan Psikososial Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009), menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri. Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk ‘mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diti sebagai lawan terhadap difusi peran.Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat. Emosionalitas Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalamiperiode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja akhirSementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan kebimbangan. Perkembangan Kognitif Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009), remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan citi periode berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti _kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah, Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih dari dua kategori variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi atau inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi 10 sistem, atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis, Perkembangan Moral Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009), masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain, Meteka memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah dirus: akibat tindakan yang salah. Namun demikian, — mereka mempertanyakan peraturan-peraturan moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak ‘mematuhi peraturan tersebut. Perkembangan Spiritual Pada saat remaja mulai manditi dati orang tua atau otoritasyang lain, beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan konflik pada periode pergolakan ini, Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap konsep keberadaan Tuhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain dapat menyebabkan mereka _mempertanyakan kepercayaan mereka senditi tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas mereka. Perkembangan Sosial Untuk memperoleh —kematangan penuh, —_remaja harusmembebaskan diri_ mereka dari dominasi keluarga dan 1 menetapkansebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua.Namun,proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari rema ‘maupun orangtua.Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapimereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami tanggungjawab yang terkait dengan kemandirian, 2.1.6 Perubahan Fisik pada remaja Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjaddi melalui perubahan baik internal maupun eksternal. a. Perubahan Internal Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah : 1) Sistem pencernaan Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot — otot di perut dan dinding — dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. 2) Sistem Peredaran Darah Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan encapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah ma ng. 3) Sistem Pernafasan Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang padausia tujuh belas tahun, anak laki—laki mencapai tingkat kematangan 2 baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan, 4) Sistem Endoktrin Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja menyebaabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa 5) Jaringan Tubuh Perkembangan kerangka bethenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang. b. Perubahan Eksternal Perubahan dalam tubuh seseorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja ini sangat pesat, Perubahan yang terjadi dapat dilihat pada fisik lar anak, Perubahan tersebut ialah : 1) Tinggi badan Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata—rata anak laki- laki kira kira setahun setelahnya, Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat. 2) Berat badan Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan petubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak bagian-bagian tubuh yang hanya B 4) 5) mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badanmenimbulkan ketidakidealan badan remaja, _jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, makan bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk/ gembrot (gemuk pendek). Proporsi Tubuh Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh, yang semakin proporsional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan proporsi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endo morfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular), Organ seks/ Ciri seks primer Baik laki—laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).. Ciri-citi seks sekunder Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja, Ciri sekunder tersebut antara lain aki ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki: sedangkan pada wanita ditandai dengan membesarnya payudara Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10-1] tahun. Perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas, dimana daerah putting susu dan sekitamya mulai membesar, Kemudian rambut pubis muncul. Pada sepertiga anak remaja, 4 pertumbuhan ramut pubis terjadi sebelum tumbuhnya payudara rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia 12-13 tahun, tumbuhnya rambut bervariasi Iuas, Pengeluaran secret vagina terjadi pada usia 10 -13 tahun. Keringat ketiak mulai diproduksi pada 12-13 tahun, karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan keringat ketiak mempunyai bau khas. Menstruasi terjadi pada usia 11-14 tahun, Pematangan seksual penuh remaja perempuan ter i pada usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan seksual penuh terjadi pada usia 17-18 tahun. 2.2, Tinjauan Teori Keputihan 2.2.1. Pengertian Keputihan Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukore adalah semua pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi klinik berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ reproduksi. Pengertian lebih Khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida pada genetalia wanita dan disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida albicans (Manuaba, 2001). Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 saat menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual, Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit hubungan seksual) (Manuaba, 2001). Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah ‘menstruasi, mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stress 15 2.2.2. berat, fau_mengalami kelelahan, Adapun cairan yang keluar berwama jemnih atau kekuningan dan tidak berbau. Selain itu, keputihan jenis ini juga tidak disertai rasa gatal dan perubahan warna. Keputihan semacam ini merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan Tindakan medis tertentu (Manuaba, 2010). Keputihan patologis disebabkan oleh beberapa hal meliputi bakteri, jamur, benda asingg, luka pada vagina, kotoran dari lingkungan, air yang tidak bersih, pemakaian tampon atau panty liner. Patofisiologi Keputihan bukan merupakan penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh Karena itu untuk mengetahui adanya suatu penyakit perlu dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi pewaraan gram (untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenias bakteri penyebab), dan pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2001). Menurut Ababa (2003), penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga rahim. Infeksi ini dapat disebabkan oleh: 1, Bakteri (kuman) a. Gonococcus Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual, yang paling sering ditemukan yaitu gonore. Pada Jaki ki penyakit ini menyebabkan kencing nanah, sedangkan pada perempuan menyebabkan keputihan, 16 b. Chlamydia trachomatis Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan penyakit gonore. c. Gardnerella vaginalis Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwama putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina. 2. Jamur Candida Candida merupakan penghuni normal rongga mulut, usus besar, dan vagina, Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak dapat menyebabkan keputihan yang dinamakan kandidosis vaginalis. Gejala yang timbul sangat bervariasi, tergantung dari berat ringannya infeksi. Cairan yang keluar biasanya kental, berwama putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau susu pecah, disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam. Daerah vulva (bibir genitalia) dan vagina meradang disertai maserasi, fisura, dan kadangkadang disertai papulopustular. Keputihan akibat Candida terjadi sewaktu hamil maka bayi yang dilahirkan melalui saluran vagina pun akan tertular. Penularan terjadi karena jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus, Dalam rongga mulut, jamur tersebut dapat menyebabkan sariawan yang serius jika tidak diberi pengobatan. Pada suatu saat jamur yang tertelan tadi akan menyebar ke organ Jain, termasuk ke alat kelamin dan menimbulkan keputihan pada bayi perempuan. 3. Parasit Parasit ini menimbulkan penyakit yang dinamakan tikomoniasis. Infeksi akut akibat parasit ini_menyebabkan keputihan yang ditandai oleh banyaknya keluar cairan yang encer, v7 berwama kuning kehijauan, berbuih menyerupai air sabun, dan baunya tidak enak. Meskipun dibilas dengan air, cairan ini tetap keluar. Keputihan akibat parasit ini tidak begitu gatal, namun vagina tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih bila kencing. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik perdarahan seperti buah strawberry. Bila keputihan sangat banyak, dapat timbul iritasi di lipat paha dan sekitar bibir genitalia, Pada infeksi yang telah menjadi kronis, cairan yang keluar biasanya telah berkurang dan warnanya menjadi abu-abu atau hijau muda sampai kuning. Parasit lain yang juga menyebabkan keputihan adalah cacing kremi, Cacing ini biasanya menyerang anak perempuan umur 2-8 tahun. Infeksi terjadi akibat sering bermain di tanah, atau penjalaran cacing dari lubang dubur ke alat genital, Keputihan akibat cacing kremi dasertai rasa gatal, sehingga anak sering menggaruk genitalianya sampai menimbulkan luka. Virus Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPY telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor pendamping, Keluhan yang timbul pada infeksi VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut. Pada pemeriksaan tampak gelembung-gelembung kecil bei vesikel (cairan), berkelompok, dengan dasar kemerahan yang cepat pecah dan membentuk tukak yang basah. Kelenjar limfe setempat teraba membesar dan nyeri. Pada perempuan, penyakit ini dapat disertai keluhan nyeri sewaktu kencing, keputihan, dan radang di mulut rahim, Pencetus berulangnya 18, penyakit ini ada lah stres, aktiv sek, sengatan_matahari, beberapa jenis makanan, dan kelelahan. Penyebab lain keputihan selain infeksi (Katharini, 2009) antara lain : a. Benda asing dalam vagina Benda asing di vagina akan merangsang_produksi cairan yang berlebihan. Pada anak~anak, benda asing dalam vagina berupa biji- ijian atau kotoran yang berasal dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa tampon, kondom yang tertinggal didalam akibat lepas saat melakukan senggama, cincin pesarium yang dipasang pada penderita hernia organ kandungan (prolaps uteri), atau adanya IUD pada perempuan yang ber-KB spiral. Cairan yang keluar mula-mula jemih dan tidak berbau. Tetapi jika terjadi luka dan infeksi dengan jasad renik normal yang biasanya hidup di vagina, keputihan menjadi keruh dan berbau, tergantung penyebab infeksinya. Penyakit organ kandungan Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan, tumor ataupun kanker. Tumor, misalnya papiloma, sering menyebabkan keluamya cairan encer, jernih, dan tidak berbau. Pada kanker rahim atau kanker serviks (Ieher rahim), cairan yang keluar bisa banyak disertai bau busuk dan kadang disertai darah. Penyakit menahun atau kelelahan kronis Kelelahan, anemia (kurang darah), sakit yang telah berlangsung lama, perasaan cemas, kurang gizi, usia lanjut,terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas, peranakan turun (prolaps uteri), dan dorongan seks tidak terpuaskan dapat juga menimbulkan keputihan. Keputiohan juga berhubungan dengan keadaan lain seperti penyakit 19 kencing manis (diabetes mellitus), kehamilan, memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen-progesteron seperti pil KB atau memakai obat steroid jangka panjang. Gangguan keseimbangan hormon Hormon estrogen diperlukan untuk —menjaga keasaman vagina, kehidupan Lactobacilli doderleins, dan proliferasi (ketebalan) sel epitel skuamosa vagina sehingga membran mukosa vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi. Hal hal diatas dapat terjadi karena dalam sel epitel vagina yang menebal banyak mengandung glikogen. Lactobacilli doderlein yang dalam keadaan normal hidup di vagina, akan memanfaatkan glikogen tadi selama pertumbuhannya dan hasil_metabolismenya akan menghasilkan asam_ laktat, Timbulnya suasana asam laktat akan menyuburkan pertumbuhan Lactobacilli dan Corynebacteria acidogenic, tetapi mencegah pertumbuhan bakteri lainnya. Proses diatas akan mempertahankan pH vagina yang dalam keadaan normal memang bersifat asam, yaitu sekitar 3,5~4,5. Keluarnya mucus servix (lendir leher rahim) sehingga vagina tidak terasa kering juga dipengaruhi oleh stimulasi estrogen. Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur akan berkurang pada perempuan menjelang dan sesudah menopouse (tidak haid). Akibatnya dinding vagina menjadi kering, produksi glikogen menurun dan Lactobacilli menghilang. Keadaan tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul gatal. Akibat rasa gatal di vagina, maka garukan yang sering dilakukan menyebabkan terjadinya luka—luka yang mudah terinfeksi dan -menyebabkan keputihan. Kekurangan atau hilangnya estrogen juga dapat 20 aakibatkan dibuangnya kedua ovarium (indung telur) akibat atau kanker, atau karena radii i (penyinaran) indung telur yang terserang kanker. Pada masa pubertas, remaja putri masih mengalami ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya mereka juga sering mengeluh keputihan selama beberapa tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama). e. Fistel di vagina Terbentuknya fistel (saluran patologis) yang menghubungkan vagina dengan kandung kemih atau usus, bisa terjadi akibat cacat bawaan, cedera persalinan, kanker, atau akibat penyinaran pada pengobatan kanker serviks. Kelainan ini akan menyebabkan timbulnya cairan di vagina yang bercampur feses atau air kemih. Biasanya mudah dikenali karena bau dan warnanya. 2.2.3. Gejala Keputihan 2.2.4. Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala keputihan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun faktor patologis. Gejala keputihan karena faktor fisiolog antara lain a. Cairan dari vagina berwarna kuning; b, Tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal; ¢. Jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak Gejala keputihan karena faktor patologis antara lain : a. Cairan dari vagina keruh dan kental; b, Warna kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan; ¢. Berbau busuk, amis, dan terasa gatal; d. Jumlah cairan banyak (Katharini, 2009). Pencegahan Keputihan Menurut Army (2007), beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah keputihan patologis antara lain aa a. Menjaga kebersihan, diantaranya 1) Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur 2) Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab 3) Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi pada vagina 4) Menghindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung deodoran dan bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri 5) Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina; 6) Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau cebok. b. Memperhatikan pakaian, diantaranya 1) Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti dengan yang kering dan bersih 2) Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu ketat Karena dapat meningkatkan kelembaban organ kewanitaan 3) Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya: selesai olahraga dan sel renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah dan lembab 22 4) Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karen katun menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga. cc. Mengatur gaya hidup, diantaranya 1) 2 3) 4) 5) 6) i) Menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom Mengendalikan stres, Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi Apabila mengalami keputihan yang tidak normal segera datang ke fasilitas pelayanan Kesehatan agar segera mendapatkan penanganan dan tidak _memperparah keputihan, Menurut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah keputihan antara lain : a, Menjaga kebersihan organ genitalia. Salah satunya dengan mengganti pakaian dalam dua kali sehari 23 b. Dalam keadaan haid atau memakai pembalut wanita, mengunakan celana dalam harus yang pas hingga pembalut tidak bergeser dari belakang ke depan. ¢. Cara cebok / membilas yang benar adalah dari depan kebelakang, Jika terbalik, ada kemungkinan masuknya bakteri atau jasad renik dari dubur ke alat genitalia dan saluran kencing. 4d, Menghindari penggunaan celana dalam yang ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat seperti nilon, serta tidak memakai celana yang berlapis-lapis atau celana yang terlalu tebal karena akan menyebabkan kondisi lembab disekitar genitalia, Keadaan yang lembab akan menyuburkan pertumbuhan jamur. Usahakan memakai celana dalam dari bahan katun atau kaos. e. Usahakan tidak memakai celana dalam atau celana orang lain, Karena hal ini memungkinkan terjadinya penularan infeksi jamur Candida, Trichomonas, atau virus yang cukup besar. 2.3, Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Remaja 2.2.1, Pengkajian Data subjektif a. Biodata 1) Nama — : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain 2) Umur —; remaja awal 11-13 tahun, remaja tengah 14-16 tahun, dan remaja akhir 17-20 tahun 3) Sukwbangsa —: untuk mengetahui adat istiadat schingga mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan 4) Agama : untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut sehingga mempermudah kita untuk membimbing dan mengarahkan pasien dalam berdoa. 5) Pendidikan : untuk memudahkan bidan dalam memperoleh keterangan atau dalam memberikan informasi mengenai suatu 24 hal dengan menggunakan cara yang sesuai dengan Pendidikan Klien 6) Alamat : ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan, b. Keluhan Keluhan yang dirasakan oleh remaja yang. dismenorhea adalah nyeri dan kram perut bagian bawah,rasa tidak enak badan, Jelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan. c. Riwayat Menstruasi Menarche : untuk mengetahui usia awal anak mendapatkan haid pertama kalinya Siklus : untuk mengetahui siklus haid anak teratur atau tidak 4d. Pola Fungsional Kesehatan 1) Pola Nutrisi : Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan, Untuk mencegah terjadinya dismenorhea remaja harus mengonsumsi makan bergizi seimbang dan mengurangi konsumsi makanan pedasdan asam. 2) Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah. 3) Pola Istirahat : Menggambarkan pola istirahat dan tidur, berapa jam tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. 4) Pola Aktivitas : Menggambarkan pola aktivitas schari- hari.Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. 25 5) Pola Personal Hygiene : Dikaji untuk mengetahui apakah remaja selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, saat_menstruasi: mengganti_pembalut berapa kali dalam 1 hati. Data Objektif a. Keadaan umum : bagaimanakan keadaaan pasien dengan masalah pemenuhan gizi b. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah, tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg. 2) Nadi : untuk mengetahui nadi, nadi normal berkisar antara 60-80x/menit. 3) Respirasi : untuk mengetahui pernafasan dalam 1 menit, pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30x/menit. 4) Subu : untuk mengetahui subu tubuh, dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5 ~ 37,5°C. ¢. Pemeriksaan Fisik 1) Kepala : untuk mengetahui kebersihan rambut, warna rambut, mudah rontok atau tidak. 2) Muka : untuk mengetahui wajah simetris/tidak, tampak pucat/ tidak. 3) Mata : untuk mengetahui apakah conjungtiva merah muda, sklera putih, adakah kelainan atau tidak 4) Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan ada/tidaknya kelainan pada hidung seperti polip,dll. 5) Telinga ; untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen dan kebersihan telinga, apakah ada gangguan pendengaran atau tidak. 26 2.2.2. 2.2.3. 6) Mulut : untuk mengetahui keadaan mulut bersih atau tidak, lidah bersih a wu tidak, gigi karies atau tidak. 7) Leher: untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe kelenjar tiroid, dan bendungan vena jugularis. 8) Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran, adakah nyeri/tidak 9) Abdomen : pada kasus dismenothea terdapat nyeri dan kram pada abdomen bagian bawah 10)Genetalia : untuk mengetahui kebersihan vagina, adakah tanda-tanda infeksi vagina. 11) Anus : untuk mengetahui kebersihan anus, ada hemoroid atau tidak. 12) Ekstremitas untuk mengetahui_—_bentuk,ada gangguankelainan atau tidak, oedema atau tidak, varices atau tidak 4d. Pemeriksaan Antropometri 1) BB : untuk mengetahui berat Klien. Apakah termasuk normal,gemuk, obesitas,atau kurang dari normal. 2) TB : untuk mengetahui tinggi badan klien. Apakah termasuk normal, atau kurang dari normal 3) LILA : untuk mengetahui lingkar lengan Klien. KEK apabila <23,5 em. ¢. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika terdapat kelainan saat pemeriksaan. Interpretasi Data Nn”X”usia.......tahun dengan masalah......... keadaan baik, prognosa baik. Intervensi Diagnosa : Nn, “X” usia.....tahun dengan masalah , keadaan baik, prognosa baik a Tujuan — : remaja mengetahui tentang kebutuhan gizi, , faktor resiko yang ditimbulkan jika kebutuhan gizi remaja tidak terpenuhi, serta solusi untuk mengatasi berbagai sikap remaja yang kurang peduli terhadap gizinya Kriteria: a. KU baik, kesadaran kompos mentis b. TTV dalam batas normal, menurut Romauli (201 1), yaitu: S$ :36,5-37,5°C N — :60-80 x/menit R — : 16-24 x/menit Intervensinya adalah a, Pertemuan 1 1) Jalin komunikasi interpersonal 2) Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri Ras onal: untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi pasien remaja 3) Berikan edukasi Kesehatan mengenai keterampilan hidup sehat (PKHS) Rasional : pengetahuan dan pendidikan PKHS pada remaja bertambah, mampu menerapkannya pada dirinya, 4) Ukur kecerdasan majemuk dan jelaskan hasilnya Rasional : untuk mengetahui kecerdasan pada remaja sesuai dengan kemampuannya 5) Berikan tablet tambah darah, dan menjelaskan cara meminumnya Rasional : TTD diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya anemia 6) Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya. Rasional : untuk melanjutkan intervensi selanjutnya. b, Pertemuan 2 1) Berikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja, antara lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan 28 sekunder pubertas pada perempuan beserta funsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi,. R nal : pentingnya pendidikan kespro untuk remaja, supaya siap menghadapi perubahan-perubahan yang dialami nya dalam masa pubertas ini, dan mengetahui cara mengat ya, jika kemudian hari ditemukan masalah. 2) Berikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup sehat untuk mengatasi obesitas sehingga siklus haid ‘menjadi normal Ri nal : pengetahuan dan pendidikan kesehatan mengenai gizi dan pola hidup sehat pada remaja bertambah, serta mampu menerapkan pada dirinya sehingga kesehatan semakin baik. 3) Berikan edukasi kesehatan mengenai gizi seimbang untuk remaja Rasional : pentingnya menjaga gizi seimbang untuk menjaga berat badan yang ideal, sehingga terhindar dari penyakit, 4) Berikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara rutin, minimal 30 menivhari Rasional : untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat 5) Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya Ri nal: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya. Pertemuan 3 1) Berikan pelayanan terkait Kesehatan jiwa (menggunakan pediatric symtom checklist) dan NAPZA Rasional : untuk mengetahui apakah ada gangguan psikososial pada remaja 2) Berikan pelayanan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus dan Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja. Rasional : untuk memaparkan kepada remaja mengenai penyakit tidak menular yang sedang marak terjadi, dan mencegah terjadinya kekerasan pada remaja 29 2.2.4. 225, 3) Berikan HE mengena CERDIK pola hidup sehat dengan menerapkan Rasional: menerapkan pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan bugar 4) Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya d, Pertemuan 4 1) Berikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan masalah Kesehatan penyakit menular yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti SADARI dan COVID-19 2) Lakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan Rasional : untuk menetahui a makah asuhan yang kita berikan sudah efektif dan efisien atau belum. Pelaksanaan Menurut Kemenkes RI (201 1:6). Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara: mandiri, kolaborasi dan rujukan, Evaluasi Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi Klien, Hasil evaluasi segera dicatat 30 BAB III |AUAN KASUS Pengkajian Tanggal —: 29 Oktober 2021 Pukul : 10.00 WIB ‘Tempat : Kantor Kelurahan Putat Jaya Surabaya Oleh : Eviyanti 3.1. Data Subjektif 3.1.1. Biodata Biodata Pasien Nama Nn. “S” Umur 12 tahun (25 April 2009) Agama Islam Suku /bangsa Jawa / Indonesia Pendidikan SMP Pekerjaan Pelajar Alamat Putat Jaya Timur Tembusa B / Il Biodata Orang Tua Nama orangtua ‘Tn. “M”/ Ny. “H” Umur 45 tahun / 42 tahun Pendidikan :SMA/SMA Pekerjaan Wirausaha / Tidak Bekerja Alamat Putat Jaya Timur Tembusa B / Il 3.1.2. Keluhan Utama Datang untuk vaksinasi 3.1.3. Tambahan : Merasakan tidak nyaman pada daerah kewanitaan karena keputihan yang dialaminya, cairan tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Dirasakan + 2-3 hari setelah haid. 3.1.4. Status dalam Keluarga : Anak Kandung a1 3.15. 3.1.6. 3.17. 3.18. Jumlah saudara dalam keluarga. : 3 (anak ketiga dari 3 bersaudara) Riwayat pernikahan orangtua ‘Anak dari pernikahan ke- 1 Lama Pernikahan +24 tahun Riwayat Reproduksi Remaja: Siklus menstruasi Menarche 10 tahun Haid terakhir 18 Oktober 2021 Siklus haid 28-30 hari Lamanya / durasi 5-6 hari Banyaknya 2.3 pembalut / hari Flour albus 2 Ada Dismenore Terkadang mengeluh nyeri pada bagian bawah perut di hari pertama menstruasi dan nyeri tidak mengganggu aktifitas. Riwayat Kesehatan Reproduksi : Tidak memiliki riwayat penyakit asma, penyakit jantung, diabetes mellitus, TBC, Hepatitis B, IMS, HIV/AIDS ataupun penyakit menular lainnya. 3.1.10. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien tidak ada riwayat penyakit jantung, diabetes melitus, ‘TBC, Hepatitis B, IMS, HIV / AIDS ataupun penyakit menular lainnya. 3.1.11. Aktifitas sehari-hari Kegiatan schari-hati_: Mengikuti kegiatan di rumah diantaranya sekolah secara daring dari jam 07.00 s/d 14.00 WIB, setelah sekolah pasien membantu orang tua memasak dan bersih-bersih rumah. Dimalam hari Klien mengerjakan tugas sekolah, klien mengatakan sejak pandemi tugas dari sekolah semakin banyak. Apakah merokok ‘Tidak pernah merokok. 32 Aktifitas olahraga Seksual Obat-obatan terlarang Pola makan Pola Istirahat Pola Personal Hygiene Pola Eliminasi 3.2. Data Obyektif 3.2.1 3.2.2. Keadaan Umum Kesadaran Tanda-tanda vital: Tekanan darah Suhu Nadi Respirasi Pemeriksaan Fisik Sering melakukan kegiatan fisik seperti bersepeda. ‘Tidak pernah melakukan hubungan seksual. Tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang. Makan 2 kali sehari dengan menu sesuai dengan yang tersedia di rumah, diantaranya 1 porsi terdiri dari nasi, sayur dan lauk. Sering mengkonsumsi makanan siap saji. Jarang tidur dan istirahat ketika siang hari dan tidur malam pada pukul 22.00-05.00 WIB. Mandi 1 kali sehari, mengganti celana dalam 2 kali sehari, ketika haid mengganti pembalut 2 kali sehari. BAB 1 kali sehari dan tidak ada keluhan BAB. BAK 7-8 kali sehari dan tidak ada keluhan BAK. ‘Compos mentis :100/70 mmHg, :368°C 82 kali /menit 20 kali /menit Kepala : Tidak teraba massa di kepala dan tidak ada nyeri tekan. Wajah : Tidak pucat dan tidak ada nyeri tekan. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih. 33 Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar limfe. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, pemafasan teratur Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tidak ada nyeri tekan pada perut. Punggung : Tidak ada kelainan skoliosis, lordosis dan kifosis Genetalia : Tidak dilakukan pengkajian Ekstremitas © Atas : Tidak ada kelainan polidaktili dan sindaktili, tidak odem. © Bawal efleks patella +/+, tidak odem, Pengukuran antopometti : Berat badan 42Kg Tinggi badan :147Cm IMT 2 19,43 Kg/m? (147)? LILA 24Cm Lingkar pinggang 71Cm Lingkar panggul 86 Cm Rasio Lpi/Lpa 0,82 Cm (-). Hasil skor kecerdasan majemuk 1. Kecerdasan natural, total 32 skor 2. Kecerdasan interpersonal, total 27 skor 3. Kecerdasan intrapersonal, total 27 skor Hasil Score Pediatrie Symtom Checklist (PSC), total 24 skor 3.3. Analisa Data Nn. “S” usia 12 tahun dengan keadaan Flour Albus. 34 3.4, Penatalaksanaan Tanggal Penatalaksanaan Pelaksana Jumat, 29 Oktober 2021 Pukul 10.00 WIB > Meminta persetujuan untuk dilakukan pengkajian data, Ev. Pasien menyetujui untuk dilakukan pengkajian . Menjalin komunikasi interpersonal dengan pasien Ey. Pasien kooperatif dan mengetahui maksud serta tujuan dari pengkajian yang dilakukan, . Memberikan HE tentang keputihan, macam-macam keputihan, penyebab keputihan yang diantaranya disebabkan personal hygiene yang buruk dan cara mengatasi keputihan dengan menjaga kebersihan diri serta disarankan kepada pasien untuk lebih memperbaiki- pola personal hygiene dengan mandi 2 kali sehati, tidak menggunakan celana dalam yang ketat dan mengurangi_makan- makanan siap saji seperti mie instan, gorengan dan lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya keputihan. Ev. Pasien mengerti dan bersedia menerapkannya . Mengukur kecerdasan majemuk dan menjelaskan hasilnya Ev. Pasien mengerti 35 . Menyepakati jadwal_—_pertemuan Memberikan HE tentang Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) di Rumah dan lingkungan sekitar. Ev. Pasien mengerti mengenai PKHS dan bersedia menerapkannya selanjutnya yaitu pada tanggal 30 Oktober 2021, pukul 16.00 WIB, Via WhatsApp. Ev. Pasien menyetujui pertemuan selanjutnya Perkembangan Pertemuan Ke-I Hari / Tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2021 Pukul : 16.00 WIB Tempat : Via WhatsApp Subjektif : Masih merasakan keputihan Objektif : Analisis : Nn. “S” usia 12 tahun dengan Flour Albus Tanggal Penatalaksanaan mp Pelaksana Sabtu, Memberikan | HE mengenai cara 30 Oktober 2021 mengatasi keputihan, diantaranya sering Pukul 16.00 WIB mencuci bagian luar vagina setiap hari dan menjaga agar tetap kering. Pada saat menstruasi biasakan sering-mengganti pembalut setiap 4 jam sehari dan pakaian dalam apabila sudah terasa basah dan Jembab serta mengatur gaya hidup bersih 36 untuk mencegah tumbubnya bakteri dan jamur serta dapat mengurangi_ risiko terjadinya keputihan, Ev. Pasien mengerti dan bersedia untuk menerapkannya. Memberikan HE mengenai kesehatan reproduksi remaja, antara Iain : masa pubertas, tanda-tanda pubertas primer dan sekunder pada perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi, pengelolaan menstruasi, gender dan SADARI. Ev. Pasien mengerti dan bersedia menerapkannya. Disarankan pasien untuk memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan yang lengkap mengandung kalori serta bergizi, makan sedikit tapi sering dan mengkonsumsi sayuran, buah- buahan serta’ minum-minuman yang tinggi kalori seperti susu. Mengurangi makanan siap saji seperti mie instan dan lainnya. Ev. Pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti saran yang dianjurkan, Memberikan HE mengenai gizi seimbang untuk remaja: makanan yang dikonsumsi dianjurkan merupakan_makanan yang beragam. Setiap kali makan terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, — buah- 37 buahan, dan air. Yang divisualisasikan dalam “Isi Piringku”, yaitu antara lain: * Porsi makanan pokok adalah 1/3 dari total porsi makanan di piring. * Porsi sayuran sebanding dengan porsi makanan pokok (1:1) atau 1/3 dari total porsi makanan di piring. * Porsi lauk pauk + buah-buahan 1/3 dari total porsi makanan di piring. * Batasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula, garam dan minyak. Ev. Pasien telah mengerti_ penjelasan yang diberikan mengenai gizi seimbang untuk = remaja~—sdan_bersedia menerapkannya Memberikan HE tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik secara rutin, minimal 30 menit sehari. Aktivitas fisik dapat berupa berbagai macam olahraga ringan yang dilakukan dirumah seperti melakukan pekerjaan rumah (menyapu, mengepel, dan sebagainya), berjalan kaki, dan sesekali melakukan olahraga yang, Ey. Pasien mengerti dan bersedia ssukai seperti bersepeda dll. menerapkannya. . Menyepakati — jadwal_—_pertemuan selanjutnya pada tanggal 31 Oktober 2021 pukul 14.00 WIB. 38 Ev. Pasien menyetujui _ pertemuan selanjutnya Pertemuan Ke-IIl Hari /Tanggal —: Minggu, 31 Oktober 2021 Pukul : 16.00 WIB Tempat : Rumah Nn. “S” Subjektif : Sudah mengurangi mengkonsumsi makanan siap saji, keputihan sudah mulai berkurang Objektif Hasil Score Pediatric Symtom Checklist (PSC), total 20 Analisis : Nn. “S” usia 12 tahun dengan Flour Albus TTD Tanggal Penatalaksanaan Pelaksana Minggu, 31 . Memberikan HE mengenai cara ‘Oktober 2021 menghindari keputihan pada saat Pukul 16.00 WIB menstruasi yang dapat —dilakukan dengan cara mengganti pembalut setiap 2 jam sekali atau 3 sampai 4 kali dalam sehari, Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus di ganti sesering mungkin bila sudah penuh agar terhindar dari infeksi. Ev. Pasien mengerti dan bersedia untuk menerapkannya. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang pentingnya menjaga personal hygiene. Dengan tujuan untuk meningkatkan derajat__kesehatan, memelihata kesehatan iri. dan 39 mencegah penyakit serta menciptakan kenyamanan. Ev. Keluarga pasien mengerti mengenai penjelasan yang diberikan . Memberikan edukasi_—- mengenai NAPZA. Ey. Pasien telah mengerti_mengenai penjelasan yang diberikan. . Menjelaskan hasil pelayanan terkait Kesehatan jiwa dengan Pediatric Symtom Checklist (PSC) bahwa tidak ada gangguan psikososial. Ev. Pasien telah mengerti mengenai penjelasan yang diberikan. . Memberikan —pelayanan tentang betes penyakit tidak menular (J Mellitus, Hipertensi). Ey. Pasien mengerti _mengenai penjelasan yang diberikan. Memberikan HE mengenai upaya pencegahan faktor resiko penyakit tidak menular dengan menerapkan CERDIK a. Cek kesehatan secara berkala b. Enyahkan asap rokok c. Rajin aktifitas fisik 4. Diet sehat dengan kalori seimbang e. Istirahat cukup f Kelola stress Ev. Pasien mengerti mengenai tips pola hidup sehat dengan menerapkan CERDIK dan bersedia menerapkannya 40 7. Memberikan KIE tentang pencegahan kekerasan pada remaja_—_ dengan pemberian informasi tentang faktor resiko kekerasan, dampak — dan pencegahan tindak kekerasan Ev. Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan, 8. Menyepakati jadwal —_pertemuan selanjutnya yaitu tanggal 01 November 2021 pukul 18.00 WIB via WhatsApp Ev. Pasien menyetujui _pertemuan selanjutnya, Pertemuan Ke-IV Hari / Tanggal : Senin, | November 2021 Pukul : 18.00 WIB Tempat : Via WhatsApp Subjektif ‘Sudah mengurangi makanan siap saji dan keputihan sudah berkurang. Objektif Analisis Na, “S” usia 12 tahun dengan Flour Albus Tanggal Penatalaksanaan mm Pelaksana Senin, 1 1. Memberikan informasi terkait isu November 2021 Kesehatan terkait kespro remaja yaitu Pukul 18.00 WIB. masalah kecelakaan lalu fintas dan masalah Kesehatan penyakit_menular sesuai kondisi saat ini yaitu COVID-19. Ev. Pasien mengerti__mengenai penjelasan yang diberikan, a Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan. Ev. Pasien mengerti dan mampu menjelaskan apa yang telah di dapatkan. 42 BABIV PEMBAHASAN Dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Nn. “S” dengan masalah Flour Albus dapat diambil beberapa pembahasan sebagai berikut: Pasien berusia 12 tahun, Menurut WHO (Who Health Organization) remaja merupakan periode usia 10-19 tahun, sementara menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. remaja digolongkan dalam rentang usia antara 11-20 tahun, yang terbagi menjadi tiga tahapan perkembangan yaitu: masa remaja awal /dini (Early Adolescence) umur | 1- 13 tahun, masa remaja pertengahan (Middle Adolecence) umur 14-16 tahun, masa remaja lanjut (Late Adolescence) umur 17-20 tahun. Remaja yaitu individu yang berusia 10-24 tahun yang merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa dimana individu tersebut mengalami perubahan-perubahan secara fisik, maupun psikologis, serta masa dimana individu tersebut dituntut untuk bertanggung jawab. Dengan demikian Nn “S” tergolong dalam kategori remaja awal (11-13 tahun). Berdasarkan hasil anamnesa, Nn, “S” merasakan ketidaknyaman pada daerah kewanitaan karena keputihan, cairan tidak berbau dan tidak mengalami gatal. Keputihan yang dialami oleh Nn, “S” merupakan keputihan yang normal (fisiologis), hal ini dapat dilihat dari keluhan yang disampaikan oleh Nn, “S" yaitu keputihan yang dialaminya berupa cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal serta dirasakan + 2-3 hari setelah menstruasi. Menurut Manuaba (2009) yaitu keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stress berat, atau kelelahan. Adapun cairan yang keluar tidak berwarna dan tidak berbau, Selain itu, keputihan semacam ini tidak disertai rasa gatal dan perubahan warna. Keputihan semacan ini merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis tertentu. * keputihan tidak hanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormone pada masa menjelang dan sesudah menstruasi akan Pada kasus Nn tetapi juga disebabkan karena kurangnya personal hygiene, utamanya pada daerah 43 kewanitaannya. Dilihat dari hasil anamnesa, pola personal hygiene Nn. “S” yaitu mandi | kali sehari, mengganti celana dalam 2 kali sehari, ketika haid mengganti pembalut 2 kali sehari, Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menimbulkan keputihan yang dialami oleh Nn. “S” disebabkan personal hygiene yang buruk. Adapun cara mengatasi keputihan dengan menjaga kebersihan diri serta disarankan kepada pasien untuk lebih memperbaiki pola personal hygiene dengan mandi 2 kali sehari, tidak menggunakan pakaian yang ketat dan mengurangi makan-makanan siap saji seperti mie instan, gorengan dan lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya keputihan, Personal hygiene pada saat’ menstruasi dapat dilakukan dengan cara mengganti pembalut setiap 2 jam sekali atau 3 sampai 4 kali dalam sehari. Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam atau harus di ganti sesering mungkin bila sudah penuh agar terhindar dari infeksi Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan pada remaja meliputi beberapa hal yaitu penggunaan cairan pembersih vagina, celana ketat, personal hygiene dan pemakaian panty liner (Azizah & Widiawati, 2015). Penggunaan cairan pembersih vagina akan mengganggu pH dan bakteri baik sel \2ga bakteri jahat berkembang pesat dan vagina akan rentan terjadi keputihan (Triyani & Ardiani, 2013). Pemakaian celana yang ketat juga dapat menghambat aliran udara sehingga keringat sulit diserap dan bakteri mudah berkembang yang akan menyebabkan keputihan (Ali, 2011). Personal Hygiene yang kurang pada area genetalia menyebabkan kuman, parasit dan virus berkembang dengan pesat di daerah sekitar kemaluan wanita (Indriyani, 2012). Selain itu, pemakaian panty liner dapat meningkatkan populasi Eubacterium Species di vagina dan menurunkan jumlah Lactobacillus Species di vagina sebagai flora normal sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya keputihan (Persia, A., 2015). Penatalaksanaan pada kasus Nn “S” yaitu dilakukan dengan memberikan HE tentang keputihan, berupa macam-macam keputihan, penyebab dan cara mengatasi keputihan dengan menjaga kebersihan diri meliputi mencuci bagian luar vagina setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur, pada saat masa menstruasi biasakan untuk mengganti pembalut dan celana dalam apabila sudah terasa basah dan lembab, menghindari penggunaan 44

You might also like