You are on page 1of 59
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRAKONSEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTAT JAYA SURABAYA aE SURABAYA EVIYANTI NIM. P27824621016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. BADAN PENGEMBANGAN DAN PENDERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN TAHUN 2021 LEMBAR PENGESAHAN Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Prakonsepsi ini dilaksanakan sebagai dokumen /laporan praktik Blok Il yang telah dilaksanakan 4i Puskesmas Putat Jaya Surabaya periode praktik tanggal 8 November s/d 20 November 2021 Surabaya, 16 November 2021 Ge NIM. 27824621016 Pembimbing Pendidikan II Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 skyatun, SST Kharisma K, S.SiT., M.Keb ‘NIP. 197601112008012008 NIP. 1981032322008012014 Mengetahui, fi as. Ketua Program Studi & r ivi Pratar 3S’ Keb 3 NIP. 197905242002122001 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Prakonsepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Putat Jaya Surabaya Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. drg Bambang Hadi Sugit, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya 2. Tu Astuti Setiyani, SST., M-Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. 3. Ibu Evi Pratami, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya 4. Ibu Kharisma K,SSiT., M.Keb, selaku Pembimbing Pendidikan 1 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. 5. Ibu Ani Media H, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Pendidikan 2 Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. 6. dr. Ayu Ekanita Hendrayani, selaku Kepala Puskesmas Putat Jaya. 7. Thu Askyatun, SST, selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Putat Jaya. 8. Selurub pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih ada banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk menyempurnakan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya, Surabaya, 16 November 2021 Penulis ii DAFTARISI LEMBAR PENGESAHAN..... KATA PENGANTAR .. DAFTAR IST oo BAB I PENDAHULUAN.. 1.1 Latar Belakang .. 1.2. Tujuan..... 1.3 Tempat dan Waktu Praktik... BAB II TINJAUAN TEORI. 2.1 Tinjauan Teori Pranikah (Calon Pengantin).......... . cesses 4 2.2 Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan ... ~ _ — 16 2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Holistik Pada Calon Pengantin .26 41 dengan Perencanaan Kehamilan BAB III TINJAUAN KASUS. BAB IV PEMBAHASAN 000. cnet events AT BAB V KESIMPULAN..... 49 49 49 5.1 Kesimpulan. 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA, sv . ve 50 LAMPIRAN iit BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu. sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar ‘mencapai target SDGs di tahun 2030 (Kemenkes, 2019). Prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung. Tujuannya adalah menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi- yang. sehat dan berkualitas. Hal tersebut dapat mengurangi angka kesakitan, angka kematian ibu dan bayi baru lahir, Dalam ‘mencapai suatu tujuan seorang ibu harus siap fisik, mental, sosial ekonomi schingga dalam menanggapi suatu masalah ibu dapat menangani dengan baik. Program ini dilaksanakan oleh semua negara di dunia, Utamanya negara berpenghasilan rendaah dan menengah yang biasa disebut Low and Middle Income Country (LMICs) salah satunya Indonesia. Negara yang telah bethasil melaksanakan program ini adalah Italia, Belanda, Amerika Serikat untuk negara maju dan Bangladesh, Filiphina, Sri Lanka untuk negara berpenghasilan menengah rendah(WHO. 2013). Asuhan prakonsepsi memiliki potensi untuk memberikan dampak positif bagi 208 juta kehamilan di seluruh dunia setiap tahun (Dean et al., 2013), Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat persiapan pranikah dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka panjang yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015). Kesiapan menikah terdiri al s kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial (Sari, 2013). Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin, maupun nifas. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam perencanaan kehamilan, Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk SOAP. 2.2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan. b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan. c. Mahasiswa mampu mengatasi masalah potensial pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan. 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir ‘manajemen kebidanan fe. Mahasiswa mampu membuat perencanaan tindakan berdasarkan analisa yang telah ditentukan. f. Mahasiswa mampu melakukan asuhan komprehensif sesuai dengan rencana yang telah disusun. g. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari prosedur yang telah dilakukan, h. Mahasiswa mampu membuat pendokumentasian menggunakan metode SOAP. 1.3 Tempat dan Waktu Praktik Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Prakonsepsi dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Putat Surabaya, pada tanggal 8 November 2021 s/d 20 November 2021 BABIT TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Pranikah (Calon Pengantin) 2.1.1 Definisi Pranikah Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama, Imbuhan kata pra yang memiliki makna_sebelum, sehingga arti dari pranikah adalah sebelum menikah atau sebelum adanyanya ikatan perkawinan (lahir batin) antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri (Setiawan, 2017). Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan, Akat tetapi, berdasarkan UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak, Oleh karena itu, BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk pria. Selain itu, umur ideal yang ‘matang secara biologis dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Sedangkan, pasangan yang akan melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin (Setiawan, 2017). Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikann sebelum kehamilan dengan sa an mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung (Varney, 2007). 2.1.2 Tujuan Asuhan Pranikah Menurut Kemenkes (2018), penyelenggaraan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil (prakonsepsi) atau pranikah bertujuan untuk: 1. Menjamin keschatan ibu schingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas. 2. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi bara Tahir. 3. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi. 4, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.1.3 Persiapan Pranikah, Dalam Pelatihan Peer Konselor Kota Depok (2011) dan Kemenkes (2015), persiapan pernikahan meliputi_kesiapan fisik, kesiapan ‘mental/psikologis dan kesiapan sosial ekonomi 1, Kesiapan Fisik Secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik apabila telah selesai fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20 tahun. Persiapan fisik pranikah meliputi_pemeriksaan status Kesehatan, status gizi, dan laboratorium (darah rutin dan yang dianjurkan). 2. Kesiapan Mental/Psikologis Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan suda merasa siap untuk mempunyai anak dan siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anak. 3. Kesiapan Sosial Ekonomi Dalam menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan tidak hanya membutubkan kasih sayang orang tua namun juga sarana yang baik untuk membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi status gizi calon ibu, seperti status sosial ekonomi yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan anemia, 2.1.4, Pelayanan Kesehatan Pranikah Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014) dan telah tertulis dalam buku saku Kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin maupun bagi penyuluhnya yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota telah menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan, sarana, prasarana, dan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan sebelum hamil sesuai standar yang telah ditentukan. Di Surabaya telah diatur dalam Surat Edaran Walikota Surabaya perihal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), beberapa kegiatan program pendampingan 1000 HPK yang berkaitan dengan pranikah adalah dengan pemeriksaan keschatan calon pengantin meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta penyuluhan Kesehatan reproduksi calon pengantin, Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur (PMK No. 97 tahun 2014). Gerakan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan atau Gerakan 1000 HPK merupakan upaya Pemerintah dalam perbaikan gizi anak. Periode ini disebut golden periode atau waktu yang kritis dimana jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen (Menkokesra RI, 2013). Indikator yang menjadi tujuan dari gerakan 1000 HPK adalah menurunkan jumlah BBLR, stunting, wasting, overweight, anemia, meningkatkan ASI eksklusif selama 6 bulan (Menkokesra RI, 2012). Menurut Kemernkes (2015) dan PMK No. 97 tahun 2014, kegiatan pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil atau persiapan pranikah sebagaimana yang dimaksud meliputi: ik Pemeriksaan fisik yang dilakukan minimal _meliputi 1, Pemeriksaan Fis pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas) ddan pemeriksaan status (menanggulangi masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia). Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, sebagai berikut: BB (kg) IMT = (TB (m)?* Keterangan: BB = Berat Badan (kg) ‘TB = Tinggi Badan (m) Dari hasil pethitungan tersebut dapat diklasifikasikan status gizinya sebagai berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan IMT Kategori IMT Kurus | Kekurangan berat badan tingkat erat | < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan | 17,0- 18,4 Normal 18,5 — 25,0 Gemuk | Kelebihan berat badan tingkat ringan | 25,1 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27.0 Sumber: Depkes. 2011. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Jakarta: Depkes RI Jika seseorang termasuk kategori a. IMT < 17,0. Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau kurang Energi Kronis (KEK) berat. b. IMT 17,0~ 184: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan (Depkes, 2011). Menurut Supariasa. dkk, (2014), pengukuran LILA pada kelompok Wanita Usia Subur (usia 15-45 tahun) adalah salah satu deteksi dini yang mudah untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ambang batas LILA WUS. dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LILA < 23,5 em atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan anak (Supariasa, dkk, 2014). Pemeriksaan Penunjang Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi ‘medis, terdiri atas pemeriksaan darah rutin, darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin yang diuraikan sebagai berikut (Kemenkes, 2015): Pemeriksaan darah rutin Meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Pemeriks: in hemoglobin untuk mengetahaui status anemia seseorang. Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya satu atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi_ hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan dibawah 12 g% pada wanita. Pemeriksaan darah yang dianjurkan Meliputi gula darah sewaktu, skrining thalassemia, malaria Cc, TORCH (daerah endemis), hepatitis B, — hepatiti (Toxoplasma, rubella, ciromegalovirus, dan herpes simpleks), IMS (ifilis), dan HIV, serta pemeriksaan lainnya sesuai dengan indikasi Pemberian Imunisasi Pemberian imuni i dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status TS hasil_pemberian imunisasi dasar dan Janjutan, Status TS sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh, Dalam hal status imunisasi belum mencapai status TS saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin. ‘Tabel 2.2 Perlindungan Status Imunisasi TT. Status cpr | Imerval Pemberian Lama Perlindungan TTL Langkah —awal— pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit Tetanus TT | 4 minggu setelah TT 1 | 3 tahun TIM | 6bulansetelah TT | 5 tahun TTIV | Ttahunsetelah TTI | 10 tahun TTV | Ttahunsetelah TTIV | >25 tahun *) Sumber: Kemenkes, RI. 2018. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat, Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementrian Agama, **) Yang dimaksud dengan masa perlindungan > 25 tahun adalah, apabila telah mendapatkan imunisasi TT lengkap mulai dari TT 1 sampai TT 5 Tabel 2.3 Skrining Status TT Wanita Usia Subur [Ro] Rivayat mons TT—] Pernah Tidak Dimoniaat | Keampotan Stawr ] DPTDPr-WBDUTATT 1 A_| Rivayat Imanisast DPT-HB saat ba Bayi yang Tahir mal thon 1960 sats TTaya dinitang ar B | Riwayar BIAS 1) Untuk WOS yag bir stra bun 1973 8d 1976 Kelas 6 dos) 3] Untuk WUS yang Tair sara 1977 281987 Kelas 62 dass) Ks TF] Uonuk WOR yang aie tahun 1989 Kelas 3] Vink WOS yang ahr tahun 1960 a Kells 1 Kelis 3 s Keli Kelas 5 Kelas Untuk WUS yang ahr 7] Untuk WUS yang obir tahun 1992 84 sharang a Kelas Kean Kelas 3 ‘C_] Saat Calon Penganiin D | Stat Hamil Hamil | ’b. Hamil? ‘¢ Hamil ‘Hamil E_| Lainain (Regitan KampanyeiOx Dif) 10 (Sumber: Kemenkes, 2014). Keterangan tabel: 1) Bagi WUS yang lahir sebelum tahun 1973, pertanyaan yang, diajukan hanya pada riwayat calon pengantin (C), Hamil (D), dan lain-tain (E). 2) Vaksinasi DPT 3 dosis dimulai sejak 1977 sd sekarang, 3) Vaksinasi anak SD/MI (BIAS) DT dan TT tahun 1984- 1997: kelas 1 laki-laki dan perempuan (DT 2 dosis) dan elas 6 perempuan. 4) Vaksinasi anak SD/MI (BIAS) DT dan TT tahun 1998- 2000: kelas 1 (DT) s/d 2-6 (TT). 5) Vaksinasi anak SD/MI (BIAS) DT dan TT tahun 2001- sekarang: kelas 1, 2, dan 3. 6) Vaksinasi catin dan ibu hamil (2 dosis) dimulai sejak tahun 1984 sd 2000-tahun 2001 s/d sekarang harus diskrining terlebih dahulu 7) Interval minimal pemberian TT: TT 1 ke TT 2 = 4 minggu, TY 2 ke TT 3 = 6 bulan, TT 3 ke TT 4 = 1 tahun, TT 4 ke ‘TTS =1 tahun, Suplementasi Gizi Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui, penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi, serta defisiensi asam folat. Dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah. Konseling/ Konsultasi Kesehatan Pranikah Konseling pranikah dikenal dengan sebutan pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah, terapi pranikah, maupun program persiapan perikahan. Konseling pranikah merupakan suatu proses konseling yang diberikan kepada calon pasangan untuk mengenal, memahami dan menerima agar mereka siap ul secara lahir dan batin sebelum memutuskan untuk menempuh suatu perkawinan (Triningtyas, dkk, 2017). Bimbingan konseling pranikah merupakan kegiatan yang diselenggarakan kepada pihak-pihak yang belum menikah, sehubungan dengan rencana pernikahannya. Pihak-pihak tersebut datang ke konselor untuk membuat keputusannya agar lebih mantap dan dapat melakukan penyesuaian di kemudian hari secara baik (Latipun, 2010). Bimbingan konseling pra nikah mempunyai objek yaitu calon pasangan suami istri dan anggota keluarga calon suami istri, Calon suami istri atau lebih tepatnya pasangan laki-laki dan perempuan yang dalam perkembangan hidupnya baik secara fisik maupun psikis sudah siap dan sepakat untuk ‘menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius (penikahan). Anggota keluarga calon suami istri yaitu individu-individu yang mempunyai hubungan keluarga dekat, baik dari pihak suami maupun istri (Zulaekha, 2013). Menurut Kemenkes (2015), informasi pranikah yang dibutuhkan sebelum memasuki jenjang pernikahan meliputi: 1) Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Catin perlu- mengetahui mengetahui informasi_keschatan reproduksi untuk menjalankan proses fungsi perilaku reproduksi yang sehat dan aman. Catin perempuan akan menjadi calon ibu. yang harus mempersiapkan kehamilannya agar dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas. Catin laki-laki akan menjadi calon ayah yang harus memiliki kesehatan yang baik dan berpartisipasi dalam 12 2) perencanaan keluarga, seperti menggunakan alat kontrasepsi serta mendukung kehamilan dan persalinan yang aman. Laki-laki dan perempuan mempunyai_risikomasalah Kesehatan reproduksi terhadap — penularan___penyakit. Perempuan lebih rentan terhadap masalah_kesehatan reproduksi yang terjadi_—pada_saat berhubungan seksual,hamil, melahirkan, nifas, keguguran, dan pemakaian alat kontrasepsi, karena struktur alat reproduksinya lebih rentan secara sosial maupun fisik tethadap penularan infeksi menular seksual. Laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menjaga _kesehatan reproduksi. Hak dan kesehatan reproduksi seksual Hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap laki-laki dan petempuan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya. Hak inii menjamin setiap pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah, jarak, dan waktu memiliki anak serta untuk ‘memperoleh informasi kesehatan reproduksi. Informasi yang perlu diketahui natra lain: a) Kesehatan reproduksi, permasalahan, dan cara ‘mengatasinya b) Penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindung dari infeksi meular seksual (IMS), HIV- AIDS, dan infeksisaluran reproduksi (ISR), serta memahami cara penularannya, upaya pencegahan, dan pengobatan. c) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, dan tanpa paksaan serta mengetahui dan memahami efek 13 3) samping dan komplikasi dari masing-masinng alat dan obat kontrasepsi. 4) Catin lakidaki dan perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan. Catin perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan agar sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan, persalinan, nifas, serta memperoleh bayi yang sehat. e) Hubungan suami istri harus didasari rasa cinta dan kasih sayang, saling menghargai. dan menghormati pasangangan, serta dilakukan dalam kondisi dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan. Perilaku yang harus dihindari dalam aktivitas seksual antara lain: a) Melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi dan ‘masa nifas b) Melakukan hubungan seksual melalui dubur dan mulut karena berisiko dalam penularan penyakit dan merusakorgan reproduksi. Kesetaraan gender dalam keschatan reproduksi Gender adalah pembagian dalam peran kedudukan dan tugas antara lakilaki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat laki-laki dan perempuan yang dianggap pantas sesuai norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat. Kesetaraan gender adalah suatu dan kondisi (kualitas hidup) adalah sama, laki-laki dan perempuan bebas mengembangkan kemampuan_personil mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotip, peran gender yang kaku. Penerapan kesetaraan gender dalam pernikahan: 4 a) Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain, misalnya: Dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga dilakukan secara bersama dan tidak memaksakan ego masing-masing (J) Suami-istri saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga, pengasuhan, dan pendidikan anak. (2) Kehamilan merupakan tanggung jawab bersama laki- Jaki dan perempuan. (3) Laki-laki mendukung terlaksananya pemberian ASI eksklusif b) Pernikahan yang bahagia harus terbebas dari hal-hal di bawah ini: (1) Kekerasan secarafisik (memukul, _menampar, menjambak rambut, menyudut dengan rokok, ‘melukai, dan lain-lain).. (2) Kekerasan secara psikis (selingkuh, —menghina, komentarkomentar yang merendahkan, membentak, ‘mengancam, dan lainlain) (3) Kekerasan seksual (4) Penelantaran rumah tangga. Cara merawat organ reproduksi untuk menjaga kesehatn dan fungsi organ reproduksi perlu dilakukan_ perawatan baik pada laki-laki dan perempuan, antara lain: a) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. (1) Menggunakan/ pakaian dalam yang menyerap keringat dan cairan, (2) Bersihkan organ kelamin sampai bersih dan kering. (3) Menggunakan celana yang tidak ketat (4) Membersihkan organ kelamin setelah BAK dan BAB. 1s Cara merawat organ reproduksi perempuan antara k a) Bersihkan organ kelamin dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan. b) Sebaiknya tidak menggunakan cairan pembilas vagina karena dapat membunuh bakteri baik dalam vagina dan memicu tumbuhnya jamur. ) Pilihlah pembalut berkualitas yang lembut dan mempunyai daya serap tinggi. Jangan memakai pembalut dalam waktu lama, Saat menstruasi, ganti_ pembalut sesering mungkin. 4) Jika sering keputihan, berbau, berwarna, dan terasa gatal, serta keluhan organ reproduksi lainnya —segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan, 2.2 Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan 2.2.1 Definisi Perencanaan Kehamilan dan Prakonsepsi Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013). Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikann sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung (Varney, 2007). 16 2.2.2 Konsepsi_ merupakan istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan proses terjadinya — pembuahan. Fertil (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dengan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Proses fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi sprematozoa dan ovum, dan diakhiri dengan fusi_ materi genetik. Kehamilan terjadi ketika hasil konsepsi mengalami nidasi (implantasi) pada dinding uterus. Schingga untuk dapat terjadinya kehamilan perlu ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2010). Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014). Asuhankebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi_ biomedik, perilaku, dan kesehatan social pada perempuan dan pasangannya sebelm terjadi konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang. bertujuan untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan social uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang harus.dilaksanakan sebelum terjadinya Konsepsi atau pada masa kehamilan dint untuk ‘mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016). Faktor Yang Mempengaruhi Kesubur Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita Gstri) untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang mampu menghamilkannya (Handayani, dk, 2010). Ma a subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga bila perempuan 7 tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, dkk , 2013). Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi (Purwandari, 2011). Menurut Saifuddin, dkk (2010), untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan_ pasangan usia subur antara lai ae (Sumber: Purwandari, 2011) 1, Umur Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk Kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun (Prawirohardjo, 2010). Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan beresiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat dan persalinan premature, Sedangkan pada usia >15 tahun kondisi fisik mulai melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut. Usia reproduktif perempuan yang terbaik pada usia 20 tahunan, selanjutnya kesuburan bertahap menurun pada usia 30 tahun, terutama setelah 35 tahun (American Society for Reproductive Medicine, 2012). 2. Frekuensi Senggama Fertiisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara spermatozoa dan ovum, akan terjadi bila koitus (senggama) 18, berlangsung pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam organ reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung. Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu 1x24 jam, sehingga bila kiotus dilakukan-pada waktu tersebut kemungkinan besar bisa terjadi_pembuahan, Hal ini berarti walaupun suami_ istti mengadakan hubungan seksual tapi tidak bertepatan dengan masa subur istri yang hanya terjadi satu kali dalam sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan dan tidak akan terjadi kehamilan pada istri. 3. Lama Berusaha Penelitian mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan, bahwa 32.7% seorang istri akan hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan pertama, 72.1% dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12 bulan pertama, dan 93,4% dalam 24 bulan pertama. Waktu rata~rata yang dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan adalah. 2,3-2.8 bulan. Jadi lama suatu pasangan suami istri berusaha secara teratur merupakan faktor penentu untuk dapat terjadi kehamilan (Khaidir, 2006), 2.2.3 Persiapan Kehamilan BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang sehat diantaranya: 1, Pemetiksaan kesehatan Pemeriksaan Kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari pelayanan Kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. 19 2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam, Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat badan. Berat badan yang sehat ‘membantu pembuahan dan kehamilan membuat lebih. nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar- benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi abli gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan Karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan. 1, Menghentikan kebiasaan buruk Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba, dapat menyebabkan berbagai_masalah selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada perempuan maupun laki- Jaki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan 20 lapisan rahim menjelang kehamilan, Bagi laki-laki, rokok berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemauan sperma membushi sel telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa, . Meningkatkan asupan makanan bergizi Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan makanan dan nutrisi yang dikonsumsi, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang, memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan pewarna, Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik, dan cacat kongenital. Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos dengan nutrisi yang dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus _memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung : a, Protein Berfungsi untuk meningkatkan produksi_ sperma. Makanan sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe. b, Asam folat Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang Kol, seledri, wortel, 21 buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi. Konsumsi berbagai Vitamin 1) Vitamin A Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat. 2) Vitamin D Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matabari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, ‘minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon. 3) Vitamin E Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh- tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge. 4) Vitamin B6 Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya —_etidakseimbangan —hormon, _padahal keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol. 5) Vitamin C Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang 22 mempengaruhi kesehatan system reproduksi . Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai merah. Cukupi zat seng Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng ‘membantu_produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan hasil lauU/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), bij an (biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu. Cukupi zat besi Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur) ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zatbesi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang sering kali dikelubkan oleh ibu hamil. Sumbemya: kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya ati, daging merah, zat besi. Fosfor Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di susu, dan ikan teri Selenium (Se) Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan, Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih, kuning (elur, seafood, jamur, dan semangka. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang 23 3, terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk Kesehatan jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga ‘menyeimbangkan endokrin yang sehat Membatasi Kafein Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein yang dapat memperburuk Kesehatan menjelang persiapan Kkehamilan. Rekomendasi dari pakar_kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan. Hindari konsumsi 1) Daging mentah, karena berisiko mengandung virus penyebab toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin, 2) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat mengandung virus _penyebab toksoplasma. 3) Daging ayam dan telur % matang atau mentah, kemungkinan ada bakteri salmonella penyebab diare berat. 4) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada ‘makan ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas air maupun rantai makanan, Persiapan secara psikologis dan mental Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini, Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda 24 kehamilan, pilihlah kontrasepsi_ yang sesuai_untuk meneapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, watlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya Agar kehamilan yang akan dijalani tidak ~menimbulkan ketegangan, hindari hal-hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat _merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah — studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi Kesehatan reproduksi. Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan, Ibu harus mendapat dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan keluarga sehingga semakin siapuntuk menjadi ibu baru, Perencanaan financial/keuangan Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan Kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat Kehamilan sebagian besar disebabkan Karena ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan. Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri Karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan Kehamilan ini, diantaranya mencakup biaya 25 Kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter/bidantenaga Kesehatan Jainnya _mengenai Kesehatan reproduksi ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan saran mengenai masalah yang — dikeluhkan. Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan keluarga yang perlu mendapat perhatian, Selain itu, jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka ibu disarankan untuk meminta bantuan, KDRT yang tidak diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk selama kehamilan (BKKBN, 2014), 2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Holistik Pada Calon Pengantin dengan Perencanaan Kehamilan 23. Pengkajian Data Subjektit Biodata / Identitas Hal utama yang penting dikaji pada pasangan prakonsepsi antara lain: a, Nama Untuk mengenal dan mengetahui pasien, nama harus jelas dan lengkap agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (Ambarwati, 2011). b, Umur Perempuan Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun (Prawirohardjo, dkk, 2010). Pada umur <20 tahun, fisiologis alat reproduksi belum sepenuhnya matang dan psikologis masih belum stabil akibatnya meningkatkan risiko mengalami 26 penyulit saat hamil (Sukaesih, 2012). Sedangkan pada umur >35 tahun, fungsi a lat reproduksi dan organ lainnya sudah menurun, apalagi wanita yang hamil pertama pada usia ini, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani, 2012). Kesuburan pria ini diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan perkembangan organ reproduksi pria, rata-rata umur 12 tahun, Perkembangan organ reproduksi ria ‘mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ reproduksi. Semakin ta usia seseorang maka kesuburan juga menjadi berkurang (RSUA, 2013). Usia laki- laki 240 tahun semakin meningkatkan risiko kelainan baik fisik maupun psikis pada keturunananya (McGrath, dkk, 2014). Agama Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien (Manuaba, 2012) Suku Data ini bethubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien. Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, Karena tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku seseorang. Pekerjaan Pendapatan seseorang berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memenuhi Kebutuhan hidup, salah satunya adalah Kebutuhan nutrisi. Kondisi nutrisi yang kurang baik dapat 27 2, » menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil, gangguan pertumbuhan janin dalam uterus, BBLR, dan premature. (Reeder. dk, 2011). g. Alamat Untuk mengetahui dimana ibu bertempat tinggal, mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama, memudahkan untuk menghubungi keluarga, petunjuk pada saat kunjungan rumah. Keluhan Utama Calon pengantin datang untuk melakukan pemeriksaan sebelum menikah dan untuk persiapan pranikah. Riwayat Menstruasi Hal utama yang perlu dikaji adalah menarche, siklus menstruasi dan gangguan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang merupakan thap kematangan organ-organ seksual perempuan dan tanda siklus masa subur telah mulai (Yusuf, dkk, 2014). Siklus menstruasi dan gangguan mentruasi dapat mempengaruhi masa subur (Indriarti, dk, 2013). a. Usia menarche: umumnya remaja wanita mengalami menarche uusia 12-16 tahun, b. Siklus menstruasi: siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus ‘menstruasi 28 hari. ¢. Lama menstruasi: normalnya menstruasi berlangsung 3-7 hati (Ramaiah, 2006), sedangkan menurut Proverawati & Misaroh (2009) lama mestruasi berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari. d. Keluhan saat haid: umumnya mengeluh nyeri haid/ dismenorea (Kusmiran, 2012), 28 e Pengeluaran sekret: keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna putih, dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai adanya kemungkinan infeksi alat genital. (Saifuddin, 2010). 4, Riwayat Kesehatan Klien a Riwayat kesehatan sekarang Dikaji_calon pengantin pria dan wanita apakah pernah menderita gejala yang mengarah pada penyakit hipertensi, DM, Asma,TBC, Hepatitis, jantung, PMS, TORCH, dan HIV/AIDS, memiliki alergi tertentu, memiliki riwayat penyakit gondongan. Riwayat Kesehatan dahulu Dikaji calon pengantin wanita dan pria apakah pernah menderita gejala yang mengarah pada penyakit hipertensi, DM, Asma,TBC, Hepatitis, jantung, PMS, TORCH, dan HIV/AIDS, memiliki alergi tertentu, memiliki_riwayat penyakit gondongan, Riwayat Kesehatan keluarga Dikaji dalam keluarga calon pengantin pria dan wanita apakah ada yang menderita penyakit dengan gejala yang mengarah pada penyakit hipertensi, DM, Asma, TBC, Hepatitis, jantung, PMS, TORCH, dan HIV/AIDS. Riwayat Gynekologi Calon pengantin wanita apakah memiliki riwayat penyakit Kesehatan repoduksi seperti kista ovarium, mioma uteri, kanker payudara Riwayat Ketergantungan Dikaji Apakah memiliki kebiasaan seperti merokok, konsusmsi makanan berlemak, konsumsi alkohol dan NAPZA, sedang dalam masa penyembuhan dan pengobatan penyakit apapun dan tidak mengonsumsi obat-obatan. 29 Rin vat Penyakit Keluarga (RPK) Hipertensi Penyakit hipertensi diakaitkan dengan peningkatan persalinan prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin serta insiden mortalitas perinatal yang lenih tinggi. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang paling sering. Tekanan darah harus distabilkan sebelum konsepsi dan kemudian dipantau ketat selama masa kehamilan, Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat. Diabetes Melitus (DM) Telah terbukti adanya suatu hubungan antara hiperglikemia pada sekitar waktu konsepsi dengan kelainan pembentukan organ, terutama tuba nueral, jantung, dan ginjal. Komplikasi yang dapat timbul selama masa kehamilan —meliputi preeklamsia, polihidramnion, dan persalinan prematur. Oleh Karena itu, wanita yang menderita diabetes melitus perlu mendapat Konseling dan memantau disbetesnya dengan cermat, baik sebelum masa prakonsepsi maupun sepanjang masa usia subur (Varney, 2007; Prawirhardjo, 2010). Penyakit ginjal Pada perempuan sebelum konsepsi, terdapat perubahan adaptif| ginjal untuk mempersiapkan kehamilan, Pada fase luteal setiap siklus menstruasi, aliran darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) meningkat hingga 10-20%. Jika kehamilan terjadi, perubahan hemodinamik ini terus berlanjut. Pada pertengahan trimester kedua, aliran darah ke ginjal meningkat hingga 70-80% jika dibandingkan wanita tidak hamil, menyebabkan peningkatan LFG hingga 55%. (Wicaksono, dkk, 2017). Sedangkan pada laki-laki gagal ginjal kronis, 30 terjadi kegagalan dalam pembuangan limbah tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas sperma dan kesuburan. Asma Wanita dengan riwayat asma saat hamil dapat berkurang gejalanya atau bertambah keparahannya, Untuk menghindari bertambah parahnyapenyakit, hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan emosional tetap stabil (Agustina, 2015). Asma juga merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan secara genetik. . Anemia dan Thalassemia Pada perempuan dengan riwayat penyakit anemia atau thalassemia akan bertambah buruk saat kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat, Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi_ penurunan konsentrasi haemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. (Prawirohardjo, 2010) Pada lak-laki terapi androgen pada anemia dapat meningkatkan — produksi eritropoetin namun dapat menimbulkan gejala prostatisme atau pertumbuhan yang cepat dari ca prostat. Hemofilia Hemofilia A (defisiensi faktor VII) dan Hemofilia B (defisiensi faktor IX) diwariskan secara X-linked recessive. Perempuan dari keluarga penderita hemofilia umumnya adalah pembawa (carrier) yang asimptomatik. Namun 10-20% perempuan pembawa dapat beresiko terhadap komplikasi perdarahan yang bermakna karena penurunan faktor VIII atau IX di bawah jumlah minimal untuk — mempertahankan Keseimbangan hemostatik. Hemofilia dapat menyebabkan 31 infertilitas, namun sejumlah kecil penderita mungkin mempunyai cukup folikel-folikel untuk hamil. Pada laki-laki dengan Hemofilia lebih sering terjadi, gejala perdarahan dalam waktu terus menerus dan lebih cepat karena darah tidak dapat menggumpal tanpa pengobatan. Hal tersebut dapat mengganggu saat berhubungan seksual dan dapat menurunkan penyakit hemofilia pada keturunannya (Darmono, 2012). Jantung Penyakit jantung —pada_——kehamilan. akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Kehamilan dapat memperberat penyakit jantung, Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi. Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan jantung, stres pada perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan dekompensasi jantung. Tanda dan gejala penyakit jantung (palpitasii, frekuensi jantung sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan penatalaksaan yang tepat (Paramita, dkk, 2016). Pada laki-laki penyakit arteri koroner dapat menyebabkan masalah dengan ereksi. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya pengerasan pembuluh darah penis dan jantung. Hepatitis Hepatitis dapat terjadi pada setiap wanita atau pasangan dan mempunyai pengaruh buruk bagi janin dan ibu saat terjadi kehamilan. Pengaruhnya dalam kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. (Prawiroharjo, 2010) IMS. Infeksi menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleg bakteri, virus, parasit, atau jamur yang penularannya terutama 32 melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular sekusual merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). IMS seperti gonore, klamidiasis, sifilis, tikomoniasis, herpes genitalis, kondiloma akuminata, bacterial vaginosis, dan infeksi HIV. j. TORCH Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Kelima jenis penyakit yang disebutkan di atas merupakan penyakit yang dapat menjangkiti pria maupun wanita dan dapat berpengaruh burukpada janin yang, dikandung. Toksoplasmosis merupakan infeksi_ yang disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Penyakit ini sering diperoleh dari tanah atau kotoran kucing yang terinfeksi toksoplasma, atau memakan daging dari hewan terinfeksi yang belum matang sempurna, Gejala yang sering muncul meliputi: demam, nyeri tot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar limfe. Wanita yang dalam usia reproduksinya bila terkena toxoplasmosis dapat menimbulkan aborsi dan gangguan fertilitas. Janin bisa terinfeksi melalui saluran plasenta. Infeksi parasit ini bisa menyebabkan keguguran atau cacat bawaan seperti kerusakan pada otak dan fungsi mata (Prawirohardjo, 2010). 6. Reneana Kehamilan Dan Riwayat Imunisasi TT Calon penganti wanita dan pria sepakat tidak berniat untuk menunda kehamilanya, Dikaji apakah Calon pengantin wanita rutin mengikuti imunisasi saat kecil, status TTS lengkap. 7. Riwayat Psikososial Budaya dan Spiritual Kondisi psikologis individu yang perlu di kaji saat premarital psychological screening amara Iai kepereayaan diri kedua pihak sebelum membangun sebuah 33 keluarga, kemandirian masing-masing calon dalam memenuhi kebutuhan hidup sahari-hari misal_bekerja atau kendaraan dan tempat tinggal pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada orang tua, kemampuan komunikasi antara kedua belah pihak yang dapat membantu menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga serta penentuan pengambil keputusan dalam keluarga, efek masa lalu yang belum terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara terbuka antara kedua pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga, seberapa jauh keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut (Kemenkes, 2013). 8. Riwayat Seksual Dikaji pola seksual calon pengantin pria dan wanita apakah pemah melakukan hubungan seksual pranikah atau perilaku seksual berisiko, melakukan kekerasan seksual, menderita IMS/HIV. 9. Riwayat Pernikahan ‘Mengetabui riwayat pemikahan dulu dan berapa lama usia pemikahan, alasan berpisah. Tujuannya mengetahui jumlah pasangan sebelumnya dan hubungan dengan pasangan sebelumnya yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan pasangan sekarang, 10. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi (Felicia, 2015). 34 b. Eliminasi Dikaji tentang BAK 4-5 kali per hari, warna kuning jerami. BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning trengguli. cc. Istirahat/tidur Tidur/istirahat pada malam hari sangat baik dilakukan sekitar 7-8 jam dan istirahat siang sekitar 2 jam (Varney, Kriebs, & Gegor, 2007). 4. Aktifitas Dikaji pola aktivitas calon pengantin pria dan wanita apakah pernah terpapar panas di area organ reproduksi, baik dari pekerjaan maupun perilakunya. 2.3.2 Data Objektif 1. Keadaan umum a. Kesadaran komposmentis (Manuaba, 2012), b. Tanda-tanda vital, normal jika 1) Tekanan Darah Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg 2) Nadi Pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk mengetahui pulsus defisit (denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadisehingga denyut jantung lebih tinggi dari denyut nadi). Dilakukan pula pemeriksaan frekuensi nadi. Kondisi takikardi (Genyut jantung lebih cepat dari kecepatan normal), dapat dijumpai_ pada Keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, gagal jantung, dehidrasi, dll. Normal antara 80-110 x/menit. 35 3) Suhu Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta ‘membantu menentukan diagnosis penyakit. Normal antara 36,0°C — 37,0°C. 4) Respirasi Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama, kedalaman, dan tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-24 kali per menit (Uliyah, dkk, 2009). ¢. Antropometri 1) Berat badan Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi mengalami amenore dan berat badannya dibawah normal, ia harus diindikasikan untuk meningkatkan asupan kalori, Sebaliknya, apabila ia mengalami obesitas, ia harus dianjurkan untuk mengurangi asupan kalori supaya berat badannya turun sampai rentang normal pada saat konsepsi, karena obesitas dalam masa kehamilan meningkatkan resiko preeklampsia dan gangguan tromboembolisme. Wanita juga harus dianjurkan untuk meningkatkan asupan asam folat sebesar 400 mg per hari (Kemenkes, 2015; Vamey, 2007) Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan Kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu mempertahankan Kesehatan sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010). 2) Tinggi badan TB yang normal yaitu >145cm. Pada calon ibu yang memiliki TB <145 cm (low high) akan meningkatkan resiko panggul sempit (Laming dkk, 2013). Ukurang BB 36 dan TB digunakan juga untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus : Berat Badan Indeks Massa Tubuh = esr Dengan klasifikasi Kategori IMT Giwinr) ‘Kekurangan beratbadan ingkat berat__< 17.0 Kurs —Kekurangan berat badan tngkat ringan 17,0184 ‘Norma 185-250 ‘Obesitas ekstrem (las 3 > 40 (sumber : Depkes RI, 2011; Varney, 2007) 3) Lingkar lengan atas (LILA) Ukuran LILA normal yaitu >23,5em. Jika < 23,5 cm merupakan indikator Ibu kurang gizi sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR (Maryam, 2016). 2. Pemeriksaan Fisik a Wajah Keadaan muka pucat merupakan salah satu tanda anemia (Mariana, dk, 2013). Sedangkan oedem pada muka bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul dan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluban fisik yang lain (Prawirohadjo, 2010) Leher Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda adanya infeksi pada Klien, Pembengkakan vena jugularis untuk mengetahui adanya kelainan jantung, dan kelenjar tiroid untuk menyingkirkan penyakit Graves dan mencegah tirotoks si Payudara Tidak terdapat benjolan/masa yang abnormal. 37 a Abdomen. abnormal dan ada tidaknya nyeri Genitalia Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan, lecet, kutil seperti jengger ayam pada daerah vulva dan vagina, Tidak terdapat tanda-tanda keputihan patologis, Ekstremtas Tidak ada odema, CRT < 2 detik, akral hangat, pergerakan bebas (Sugiarto, dkk, 2017). 3, Pemeriksaan Penunjang a Pemeriksaan laboratorium 1) Albumin Untuk — menyngkitkan proteinuria (yang dapat mengindikasikan picloneffitis atau penyakit ginjal kronis) 2) Reduksi urin Untuk menyingkirkan glikosuria (yang dapat dikaitkan dengan diabetes melitus). 3) Hemoglobin Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan diberikan terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dati sampel darah, 4) Golongan darah dan rhesus 5) HbsAg 6) HIV/AIDS 7) IMS (Sifilis) Pemeriksaan tambahan Jika diperlukan : TORCH, USG, pemeriksaan gigi, tes sperma, tes tuberculosis. 38 2.33 2.3.4 2.3.5 Perumusan diagnosis dan masalah 1. Diagnosis Pasangan usia subur dengan perencanaan pernikahan dan kehamilan. 2. Keluhan dan masalah Masalah yang sering muncul pada Klien prakonsepsi adalah kurang pengetahuan —-mengenai_—_persiapan—_kehamilan (prakonsepsi). 3. Kebutuhan Konseling persiapan kesehatan prakonsepsi untuk pasangan. Diagnosa dan masalah potensial Tidak ada Kebutuhan tindakan segera Tidak ada Perencanaan Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam pengkajian, meliputi: 1. Jelaskan hasil pemeriksaan R/ menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti sangat penting agar calon ayah dan ibu memahami Kondisinya dan dapat mengambil Keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi 2. Berikan KIE tentang Kesehatan reproduksi, persiapan pernikhan, dan persiapan kehamilan sesuai_panduan konseling calon pengantin yang telah ditentukan oleh Kemenkes (2014) RY meningkatkan pengetahuan _pasi gan tentang kesehatan reproduksi dan prakonsepsi. 3. Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat untuk prakonsepsi. 39 23.7 2.3.8 R/Disarankan mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas. Selain itu asam folat mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi (CDC, 2006). Implementasi Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan dari tujuan asuhan yang diberikan dapat berupa evaluasi tindakan dan evaluasi proses. Kriteria hasil: 1. Calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali mengenai penjelasan yang diberikanmengenai__hasil pemeriksaannya. v Calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang diberikan mengen ersiapan kehamilan 40 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI KELOMPOK SASARAN CATIN Pengkajian Tanggal Pengkajian : 16 November 2021 Pukul 10.00 WIB Tempat Puskesmas Putat Jaya Surabaya Oleh Eviyanti 3.1 Data Subjekti! 3.1.1 Biodata Nama :Nn.“R” (Tn. “Mt” Umur — : 24 Tahun 25 Tahun Agama — : Islam fisiam Status: Belum pernah menikah —_/Belum pernah menikah Suku: Jawa /Indonesia Jawa/Indonesia Pendidikan: SMA (SMA Pekerjaan : Karyawan swasta Wiraswasta Alamat —: Banyu Urip /Dukuh Kupang 3.1.2 Keluhan Utama Klien datang dengan memeriksakan Kesehatan untuk persiapan pernikahan, Rencana menikah pada tanggal 28 November 2021 3.13 Riwayat Haid Menarche 212 tahun. Siklus + 28-30 hari Lama haid 16-7 hati Dismenorhea —_: Tidak ada Banyaknya haid —: 2-3 kali ganti pembalut /hari al 3.14 3.15 3.1.6 3.17 3.18 3.19 Flour albus : Tidak ada HPHT + 26 Oktober 2021 Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Klien sehat tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti (talasemia hemofilia, dan RH faktor), penyakit menular seksual (PMS) dan tidak ketergantungan obat-obatan apapun. Klien dan calon suami mengatakan tidak ingin menunda kehamilan. Status TT sudah lengkap TTS. Klien juga mengatakan telah melakukan vaksin Covid- 19 dosis ke 2 (lengkap) Riwayat Penyakit Terdahulu (RPT) Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, tidak ada alergi dan tidak memiliki riwayat penyakit_ menular (HIV, Hepatitis, IMS) dan penyakit keturunan seperti (talasemia, hemofilia, dan RH faktor). Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) Keluarga klien sehat, tidak memiliki riwayat penyakit menular (HIV, Hepatitis, IMS) dan penyakit keturunan seperti (talasemia, hemofilia, dan RH faktor). Riwayat Sosial Ekonomi (RSE) Pendidikan terakhir SMA, Klien saat ini bekerja sebagai karyawan swasta, tidak pernah mengkonsumsi seperti narkoba/obat- obatan terlarang, tidak merokok, tidak minum alkohol dan tidak pernah melakukan seks bebas. Sexu: ty (Aktivitas Seksual) Klien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah, Pernikahan Alasan memilih untuk menikah karena kemauan kedua pasangan dan keputusan dari keluarga. 42 3.1.10. Riwayat Psikososial dan Spiritual Dalam adat kebiasaan klien tidak ada kebi an yang merugikan, Klien sudah siap secara lahir dan batin melaksanakan pernikahan dan tidak ada paksaan. Catin bahagia dan kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui. 3.1.11 Aktivitas : Klien bekerja swasta dan setiap hari ‘melakukan aktivitasnya di kantor tempainya bekerja setiap hari senin-sabtu pukul 08.00-15.00 WIB. b. Nutrisi : Klien makan 3 kali hari dengan menu nasi, lauk, dan sayur. Minum 7-8 gelas /hari, tidak ada alergi dan pantangan dalam makanan, ¢. Eliminasi : BAB 1 kali. hha ‘hari, tidak ada keluhan. d. Personal Hygiene : Mandi 2 kali /hari, keramas tiap 3. kali i, tidak ada keluhan dan BAK 7-8 kali /minggu, ganti celana dalam 2-3 kali /hari saat setelah mandi dan saat dirasa lembab atau kotor. ¢. Hubungan Seksual : Klien mengatakan tidak pernah berhubungan seksual f. Istirahat Aidur : Klien mengatakan jarang tidur siang dan malamnya tidur selama 7-8 jam. g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan : Klien mengatakan tidak perah merokok, tidak pernah minum beralkohol dan tidak pernah ‘menggunakan obat-obatan terlarang, 3.2 Data Objektif 3.2.1 Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis, Tanda-Tanda Vital Tekanan darah — : 120/80 mmHg Suhu 236.6 °C 43 3.2.2 3.2.3 3.24 Nadi + 80 kali /menit Respirasi : 20 kali /menit Antropometri BeratBadan —: 55 kg Tinggi Badan: 157 em IMT : 22,31 kg/m? (Normal) LILA 225m Pemeriksaan Fi Kepala — : Kulit rambut bersih, warna hitam. Wajah Tidak pucat, dan tidak ada oedema pada muka Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih Mulut —: Bibir tidak sianosis, tidak pucat, Iembab dan tidak ada karies gigi Leher Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid maupun kelenjar limfe Dada Pernafasan teratur, tidak ada retraksi dinding dada, Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tidak ada nyeri tekan Genetalia_: Tidak dilakukan pemeriksan Ekstremitas © Atas Normal, tidak ada kelainan, tidak ada keterbatasan gerak, © Bawah : Normal, tidak odem, tidak ada keterbatasan gerak, refleks patella +/+, varises tidak ada. Program Ther Tidak ada, yang Diperoleh Pemeriksaan Penunjang (laboratorium pada tanggal 16-11-2021) a. Pemeriksaan golongan darah dan Rhesus : AB* b. HB: 12 g/dL c. HIV :Non Reaktif d. IMS: Non Reaktif 44 e. Reduksi: Negatif f. Protein : Negatif g. HBSag : Negatif GDA :104 mg/dL i. Hasil Kuesioner SRQ-20 : Didapati 1 Jawaban Ya dari 20 pertanyaan (Tidak adanya masalah psikologis) 3.3 Assesment. Klien usia 24 tahun dengan prakonsepsi (catin) dan keadaan umum baik. 3.4 Penatalaksanaan Tanggal 16 November 2021, Pukul 10.00 WIB 1. Meminta persetujuan Klien untuk dilakukan pengkajian dengan menjalin omunikasi interpersonal Klien bersedia dan menyetujui untuk dilakukan pengkajian, 2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Klien, bahwa kondisi Klien dalam keadaan sehat. Klien mengerti bahwa kondisinya saat ini dalam keadaan sehat. 3. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi, kehamilan dan perencanaan kehamilan seperti: a, Pemeriksaan kesehatan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dan ‘meningkatkan asupan makanan bergizi b. Mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat seminggu sekali. Klien mengerti dengan penjelasan yang disampaikan dan berencana untuk Jangsung hamil setelah menikah dan sudah mulai _mempersiapkan kehamilannya dari sekarang. 4, Memberikan konseling tentang pentingnya asupan gizi seimbang pada calon pengantin, meliputi: a. Konsumsi gizi seimbang (untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh catin perlu mengonsumsi lima kelompok Pangan yang beraneka ragam setiap hari/setiap makan. Kelima 45 kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Proporsinya dalam setiap kali makan dapat digambarkan dalam “isi piringkw b. Menjaga agar tubuh tetap sehat dengan membiasakan minum air putih 8 gelas/hari (ukuran gelas 230 mL) atau 2 literfhari, karena asupan cairan yang cukup dapat mencegah sembelit dan mencegah terjadinya dehidrasi, menghindari minum teh/kopi setelah_makan Karena dapat menghambat penyerapan zat besi, serta membatasi konsumsi garam, gula dan Jemak/minyak, terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat memicuterjadinya _ hipertensi, mengkonsumsi gula dan leak yang berlebih juga dapat memicu terjadinya diabetes melitus dan obesitas. Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan mengenai asupan gizi pada catin Menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, menggunakan masker saat keluar dari rumah dan menjaga jarak dengan orang lain. Klien mengerti dan mau melakukannya, Melakukan skrining dan konseling imunisasi TT secara lengkap sampai ‘TTS untuk memberikan perlindungan terhadap Tetanus Toksoid, Klien mengerti mengenai Imunisasi TT. Melakukan konseling mengenai 1000 HPK (Hari Pertama Kehamilan) dalam pereneanan kehamilan, Klien mengerti mengenai 1000 HPK. Memberikan surat keterangan sehat untuk persyaratan menikah pada klien Klien menerima surat keterangan sehat. 46 BABIV PEMBAHASAN Dari hasil asuhan yang dilakukan pada Nn. “R” usia 24 tahun, yang merupakan Kategori usia reproduksi sehat. Hal ini sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo (2010) yaitu usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, Sementara itu menurut Saifuddin (2014) di luar usia reproduksi (20-35 tahun) kehamilan dapat berpotensi menyebabkan kelahiran preterm, Intrauterine Growth Retardation (IUGR), persalinan sectio caesarea, perdarahan masa nifas, BBLR, dan premature. Dari penjelasan kasus tersebut diperoleh hasil bahwa usia calon pengantin tersebut termasuk dalam masa reproduksi sehat sehingga diharapkan jika terjadi kehamilan berjalan lancar dan tidak ada komplik tekanan darah : 120/80 mmHg, suhu : 36,6 °C, nadi : 80 kali /menit dan Didapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal. pernapaan : 20 kali /menit, Pada riwayat menstruasi Nn. “R” menarche usia 12 tahun, lama 6-7 hari, siklus 28-30 hari, ganti pembalut 2-3 kali, lama haid 6-7 hari, tidak mengalami ismenorhea saat haid hari pertama sampai hari kedua. Hal ini sesuai dengan teori menurut Proverawati dan Misaroh (2009) bahwa usia menarche normal adalah usia 12-16 tahun, siklus haid 21-32 hari dan lama haid rata-rata pada wanita adalah 3-7 hari. Sehingga dari tinjauan kasus dan teori tersebut, memiliki kesinambungan. Pada pemeriksaan antropometri Nn, “R” di dapatkan berat badan 55 kg, tinggi badan 157 em, IMT adalah 22,31 kg/m? dan LILA 25 cm. Menurut Kemenkes RI, IMT normal adalah 18,5~25,0. Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. LiLA kurang dari 23,5 em maka interpretasinya adalah KEK (Romauli, 2011). Dalam hal ini IMT dan LILA Na. “R” masuk dalam kategori normal, Dari hasil pemeriksaan laboratorium Nn, “R” pada tanggal 16 November 2021, Hb : 12 gr/dl, golongan darah : AB, RH +, reduksi urine : negatif, protein urine: negatif, HbsAg : non reaktif, HIV/AIDS : Non Reaktif, shifilis : non reaktif, a7 GDA 104 mg/dL. Hal ini sesuai dengan pemeriksaan penunjang sebelum kehamilan yang tertuang dalam Permenkes RI No 97 Tahun 2014 yaitu pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya. Sehingga dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan, telah sesuai dengan teori dalam permenkes RI No 97 Tahun 2014. Dari asuhan kebidanan prakonsepsi pada Nn. “R” penatalaksanaan yang ikan yaitu_ memberikan informasi pranikah seperti persiapan kehamilan dan imunisasi TT. Selain itu pada perencanaan kehamilan, persiapan gi penatalaksanaan juga dilakukan pemberian informasi mengenai PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, karena untuk mencapai kualitas kesehatan keluarga yang baik dalam rumah tangga, anggota keluarga harus menerapkan PHBS. 48 BABV KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Nn. “R” dapat disimpulkan bahwa Nn. “R” sehavtidak memiliki penyakit menular. Dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan yaitu ditemukan hasil negatif. Schingga dalam persiapan kehamilan Nn. “R” dalam batas normal 5.2 Saran 1 Bagi calon pengantin diharapkan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebelum menikah, Melakukan pemeriksaan calon pengantin ke tenaga kesehatan guna mendeteksi adanya kelainan dan segera dilakukan penatalaksaan jika ditemukan kelainan sehingga saat ibu menikah dan hamil ibu dalam kondisi yang optimal. Bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ‘wawasan mengenai asuhan prakonsepsi kepada calon pengantin. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat’ memberikan tambahan ‘wawasan dan literatur mengenai asuhan prakonsepsi pada calon pengantin Bagi instansi pelayanan Kesehatan diharapkan dapat_mempertahankan kinerja dalam menangani calon penganti dengan baik dan meningkatkan KIE tentang pentingnya pemeriksaan pranikah pada catin, 49 DAETAR PUSTAKA Ajen. 2010. From Single To Couple. Jakarta : Gagas Media. Agustina, W. 2015. Respon Imun pada Penderita Asma Selama Kehamilan. Jurnal Timu Kesehatan. 4 (1). 58-66. Amarudin, 2012. Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas Sperma Pada Pria dengan Masalah Infertilitas Studi Kasus Kontrol di Jakarta tahun 2011 Tesis. Jakarta: Univeritas Indonesia. Ambarita, E. M., dkk. 2014. Hubungan Asupan Serat Makanan dan Air dengan Pola Defekasi Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 9 (1): 7-14. American Society for Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility. Alabama: American Society for Reproductive Medicine. BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat BKKBN dan UMM. Diakses dari http://dp2m.umm.ac, BKKBN. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21-25 Tahun, Diunduh di 25. Budiman. 2011. Hubungan Usia, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Minum Alkohol, Dan Konsumsi Obat-obatan dengan Kualitas Sperma Di Fertility Centre RSIA Melinda Bandung. Skripsi. CDC. 2006. Recommendation to improve preconception health and health care United state : a report of the CDC/ATSDR preconception care work grup and the select panel on preconception care. Depkes. 2011. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Jakarta: Depkes RL. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Kemenag. 2010. Pegangan Calon Pengantin, Jakarta : Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementerian Agama. Dinkes Prov, Jawa Timur. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Fatimah, S. 2011. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Anemia Defisiensi Besi. Jumal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 — 152. Felicia, dk. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di PSIK FK Unsrat Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 3 (1): 1-7. Fitriyah, Imroatul. 2014. Gambaran Perilaku Higiene Menstruasi pada Remaja Puiri di Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Skripsi : FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 50 Hawkins, A. J., dkk. 2015. Is Couple and Relationship Education Effective for Love Income Participants? A Meta-Analytic Study. Journal of Family Psychology. 29 (1): 59-68. Idrissi, K. E., dkk. 2015. Effecr of Physical Activity on Sex Hormones in Women: A Systematic Review and Meta-Analysis of randomize Controlled Trials. Breast Cancer Research. 17 (139): 4-11. Imanda, R. Desvita. 2016. Menjalani Pernikahan antar Ras. Vol.5, No.2. Jurnal Empati. Pp.378-384 Katherine, C., dkk. 2013. Preconception Care: Among Maryland Women Giving Birth 2009-2011. Article. Maryland Departement of Health and Mental Hygine Center for Maternal and Child Health Kemenkes RL. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin; Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian Agama. Kemenkes, R. (2019). Strategi Penurunan AKI dan Neonatal, Retrieved from Kementrian Kesehatan Republik _—Indonesia_—_—_website: hitps:/-kesmas kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021517-di- rakesnas-2019_-dirjen-kesmas-paparkan-strategi-penurunan-aki-dan- neonatal Sari, F. (2013). Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya Terhadap Usia Menikah. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, Vol 5 No 1, 61-69. 51 LAMPIRAN ‘SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) ‘Saya yang bertanda anganditawah ii Nama, 2 Ree Dai Jenin Kslenin Porspven Umutanggallahie 24 febvw No.Telp 089 5m 27) tog SekolabKelas - ‘Dengan insets meralespondnpusen untuk epetngan Pendidikan Akademi Matasiswi Po Pein Profs idan, Juan KehidannPoltekes Kemenks Surabaya tuk diberkan Asuian Kebidaan Holistk Pada Pakonspi, Demikalah penyataan ‘enjuan ini ayn ost dengan KeadaanKesadaran sya sedi tana felanan macpan lesan ar mara Mahasiswa Profi Bidan Responden 52 Self Reporting Questionnaire (SRQ-20) Nama: Reve Dui ‘Tanggal Ve-W-se0t Alamat: Bay ump te Talay sp aah = aE Petunjok: Bacalsh petusjuk ini seluuhnya scbelum mulsi mengisi, Petanyean berkut berhubungan dengan maslsh yang. mungkin mengganggu Anda sclama 30 Inari terakhir, Apabila, Anda mengaggap ponrnyatan itu beraku bagi Anda dan ‘Anda mengalami maslah yang disebutkan dalam 30 har trait, berth tanda pada Kolom Y. Sebaliknya, apabila Anda mengangeap pemyataan itu idk berlaku bagi ‘Anda dan Anda tidak mengalami masash yang disebutkan dalam 30 har terabhir, berilh tanda pada Kolom T. Jka Anda tidak yakin tentang jawabannya, beilah jawatan yang paling sesui diantaraY dan T. Kami tegaskan bowa,javaban Anda bersifitrahasia, dan akan digunakan hanya untuk membantu pemecchan meslah Anda, No. Perianyaan Ya] Tidak | Apa ana sigan qa 7 | Apa ate Flap atm? 3 | Apa rand ak ap? | Apa ants maak mej? S| Apakah anda merasa cemas, tegang dan khawatir? 6 | Apakah tangan anda gemetar? 7 3 3 S “Apakah anda mengalani gangguan pence? “Apakah anda werasa sult berfikr jeri? “pak ada merase dak bahagi? TO” | Apakah anda bh seing menangis? ‘Apalah anda merase sult wniok menikmati ativias shaban? Kish sispap gs 53 ‘tape meg ae SAD g ‘AS RESEKATANKOTASURABAYA @ Lusietoama romans puar rk were 5 Rene Dud sma Nef / 2 i ae ene wot Bary ue urip eens sor = 54 55

You might also like