You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah

Dalam kepustakaan antropologi, terdapat tiga pesifikasi kajian (dengan


konsep/item masing-masing) berkaitan hubungan masyarakat manusia dengan
lingkungan laut. Pertama, ialah antropologi maritim yag penekananya pada
aktivitas kepelayaran dan pengetahuan serta teknologi dan infrastruktur
berkaitan pelayaran. Kedua, antropologi marin yang kajiannya menekankan pada
aktivitas pemanfaatan sumber daya laut, terutama penangkapan ikan, serta
berbagai pranata yang berkaitan dengannya antara lain agama dan kepercayaan,
mitologi dan cerita rakyat, seni dan seremoni. Ketiga, antropologi penangkapan
ikan/perikanan yang menekankan studinya pada aktivitas, pengetahuan,
kelompok kerja, dan saran prasarana serta berbagaipranata berkaitan
dengannya. Spesifikasi kajian seperti ini mengikuti arah pengembangan yang di
tempuh oleh setiap bidang ilmu yang dimaksudkan untuk pedalaman
pemahaman pada fenomena yang dikaji serta penajaman pendekatan teoritis
yang diterapkan dan dikembangkan. Adapun konsep-konsep budaya maritim
atau budaya perikanan serta unsur-unsur yang ada didalamnya perlu dikaji
lebih dalam lagi, oleh karna itu kami menulis makalah ini untuk mengkaji
masalah kebudayaan maritim.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami sebagai penulis mengambil suatu


kebijakan dalam hal bagaimankah konsep kebudayaan maritim itu?Apa saja
unsur-unsur kebudayaan maritim?
1.3 Tujuan penulisan

1. mengetahui tentang konsep kebudayaan maritime


2. Agar mahasiswa indonesia turut berpartisipasi dalam mengenal
kebudayaan maritim
3. Mengetahui tentang unsur-unsur kebudayaan maritime
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PENGERTIAN KEBUDAYAAN


Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini Tersebar dan meliputi banyak kegiatan social


manusia. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Mengacu kepada realitanya, kebudayaan ialah kehidupan
masyarakat manusia itu sendiri, yang berbeda dengan dunia kehidupan
binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Perbedaan ialah manusia memperoleh kebudayaan melalui peroses belajar


dalam lingkungan masyarakatnya dan hanya dapat hidup dengan
kebudayaannya itu. Binatang memperoleh cara hidupnya (bukan budaya) melalui
pewarisan genetika berupa instink atau naluri yang alamiah belaka. Itulah
sebabnya dunia kehidupan (cara hidup) binatang sifatnya general dan
homogen. Sebaliknya, disebabkan oleh pola-pola pendidikan dan sejarah serta
kondisi lingkungan alam yang berbeda-beda, maka kebudayaan atau dunia
kehidupan masyarakat manusia sifatnya berbeda-beda (diversity/heterogenity)
di antara berbagai masyarakat suku bangsa di dunia dari dahulu hingga
sekarang.

II.2 WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan dapat dianalisis dalam tiga wujud/


rupa yakni : Wujudideasional/kognitif/mental berupa klasifikasi pengetahuan,
pendapat, nilai keyakinan /kepercayaan, pandangan hidup refleksi dan intuisi
yang berkait membentuk satu kesatuan menyeluru di sebut “sistem budaya”.
Wujud tindakan/praktik pola meliputi komponen-komponen interaksi
manusia, kelompok atau organisasi sosial yang berkait membentuk satu kesatuan
menyeluru di sebut “sistem sosial” Wujud budaya kebendaan buatan manusia
berupa segala sarana dan prasarana fisik yang diciptakan dan diperlukan
dalam berbagai bidang kehidupan manusia disebut budaya material. Ada saling
keterkaitan secara vertikal antar ketiga sistem budaya sosial dan kebendaan
buatan manusia, yakni dari atas bersifat mengendalikan dan dari bawah bersifat
prasyarat/menentukan.

Sifat saling keterkaitan antarketiga sistem itu disebut hubungan sibernetik.


Dalam proses kehidupan masyarakat manusia sehari-hari, sistem budaya
selalu atau seharusnya menjadi pedoman pembuatan keputusan atau
bertindak, berikut sistem budaya bersama sistem sosial mempedomani dan
mewadahi praktik berkarya dengan rekayasa dan penggunaan teknik-teknik
tertentu. Sebaliknya, budaya material menjadi prasyarat/menentukan
diintesifkannya sistem sosial, yang selanjutnya menyumbang kepada
pengokohan sistem budaya.

Sistemketerkaitan dari ketiga wujud kebudayaan analogi pula dengan sistem


organisme tubuh manusia, yakni sistem budaya analogi dengan pikiran dan hati,
sistem sosial dengan struktur tubuh dengan proses fisiologi dan gerakan anggota
badan atas perintah pikiran dan hati, budaya material dan karya dengan
kondisi kebertahanan tubuh reproduksi untuk survival. Dengan pikiran dan hati
maka proses fisiologi dan tindakan dapat terarahkan, berikut tercapainya
kondisi jasmaniah dan berlangsungnya regenerasi dengan baik. Hanya dengan
budaya maka kehidupan manusia menjadi manusiawi.

II.3 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Kebudayaan mempunyai unsur-unsurnya yang saling terkait secara fungsional


membentuk satu kesatuan menyeluruh (holistic). Diantara sekian banyak
unsur kebudayaan dari setiap suku bangsa pendukungnya berbeda-beda, terdapat
tujuh unsur umum (cultural universal) yang ditemukan dalam setiap
kebudayaan di manapun dan kapanpun di dunia ini. Ketujuh unsur umum
kebudayaan tersebut, menurut koentjaranungrat sebagai berikut :

 Sistem pengetahuan (knowledge)


 Sistem bahasa (languages)
 Sistem organisasi sosial (social organization)
 Sistem mata pencaharian hidup (economy)
 Sistem peralatan hidup (technology)
 Sistem religi dan kepercayaan (religion and belief)
 Sistem kesenian (art)

Unsur sistem pengetahuan mengenai gagasan, pemaknaan, klasifikasi


pengetahuan, pandangan dunia, ideologi, keyakinan, nilai, norma, dan moral.
Dalam konteks analisis tiga wujud kebudayaan, sistem pengetahuan,
merupakan wujud pertama dan karena itutermasuk dalam sistem budaya.
Sebagai sistem budaya, pengetahuan berfungsi sebagai pedoman bagi manusia
dalam interpretasi lingkungan dan pengalaman serta pedoman bagi bertingkah
laku.
Dengan fungsi tersebut, berarti tidak ada tindakan dan pola kesatuan hidup
manusia yang muncul begitu saja tanpa acuan pengetahuan pelakunya. Bahasa
merupakan unsur kebudayaan yang berfungsi vital bagi berlangsunya komunikasi
dalam rangka pergaulan dan kehidupan bersama manusia. Bahas berfungsi
sebgai media komunikasi secara lisan dan tulisan serta penyimpanan informasi
pengetahuan dalam bentuk buku, jurnal, dan media elektronik. Setiap unsur
kebudayaan saling keterkaitan membentuk satu kesatuan kebudayaan yang
menyeluruh.

Jadi untuk mengkaji dan membangun salah satu unsur harus dipahami dan
dilihat dalam konteks keseluruhannya, bukan secara parsial. Lagi pula, setiap
unsur kebudayaan mengandung dan dapat dsecara lisan dan tulisan serta
penyimpanan informasi pengetahuan dalam bentuk buku, jurnal, dan media
elektronik. Setiap unsur kebudayaan saling keterkaitan membentuk satu
kesatuan kebudayaan yang menyeluruh. Jadi untuk mengkaji dan membangun
salah satu unsur harus dipahami dan dilihat dalam konteks keseluruhannya,
bukan secara parsial. Lagi pula, setiap unsur kebudayaan mengandung dan
dapat dalam tiga wujud kebudayaan.
BAB III
METODE PENULISAN

III. 1 JENIS TULISAN

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan teknik penulisan yang


bersifat kajian pustaka atau library research. Penulisan ini dilakukan dengan
jalan membaca literature dan tulisan-tulisan para pakar.

III. 2 OBJEK TULISAN

Adapun objek tulisan dalam makalah ini adala kebudayaan maritim dan unsur-
unsur kebudayaan maritim.

III. 3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam usaha menyelesaikan makalah ini informasi yang dikumpulkan dalah


informasi yang berkaitan dengan kebudayaan maritim dan unsur-unsur
kebudayaan maritim dan mengumpulkan beberapa tulisan yang mendukung
dalam penulisan makalah ini.

III.4 PROSEDUR PENULISAN

Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian meyeleksi data- data tersebut


agar memperoleh informsai yang relevan dengan masalah yang dikaji. Kemudian
menyajikan masalah tersebut dan menarik kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN

IV. 1 KONSEP KEBUDAYAAN MARITIM

Mengacu pada konsep kebudayaan dikemukakan sebelumnya, maka


kebudayaan bahari dipahami sebagai “sistem-sistem ideasional/ kognitif/
mental, prilaku/tindakan, dan krya/sarana dan prasarana yang digunakan oleh
masyarakat pendukungnya (masyarakat maritim) dalam rangka pengelolaan
pemanfaatan sumber daya alam dan merekayasa jasa-jasa lingkungan laut
bagi kehifupan” konsep budaya maritim tersebut mengenai semua bidang
aktivitas pelayaran, perikanan, pertambangan, industri priwisata, pemukiman,
pengawasan, dan pengamanan wilayah, pendidikan dan penelitian, seni dan
olah raga, dan sebagainya.

Seperti hanya budaya kelompok/segmen masyarakat lainnya didarat, budaya


maritim juga dicirikan dengan sifat-sifat kreatif inovatif, terbuka, dinamis,
berubah dan berkembang, bertahan, homogen dan berbeda, interkonektif dan
holistik. Diasumsikan bahwa proses dinamika dan perubahan berlangsung
karena unsur-unsur budaya sebelumnya sudah tidak atau kurang berfungsi
dengan baik, sebaliknya kebertahanan tradisi dapat terjadi karena fungsi
unsur-unsur budaya tertentu masih memadai dalam pemecahan masalah,
pemanfaatan sumberdaya, dan pemaknaan akan dunia kehidupan bahari.

IV. 2 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN MARITIM

Kebudayaan bahari terdiri dari bagian unsur-unsur yang seling terkait


membentuk salah satu kesatuan menyeluruh (holistic). Unsur-unsur tersebut
berupa sistem-sistem ideasional/kognitif/mental (gagagsan, pengetahuan,
kepercayaan, nilai, norma, moral, emosi, dan perasaan kolektif, refleksi/intropeksi
diri, intuisi), bahasa, kelompok/organisasi sosial, ekonomi teknologi, seni dan
religi berkaitan pengololaan dan pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa laut.
Setiap unsur kebudayaan maritim tersebut mengandung dan dapat di analisis
dalam tiga wujud kebudayaan, yakni sistem budaya, sistem sosial, dan budaya
material.

1. Sistem Ideasional/Kognitif/Mental

a. Ide/Gagasan

gagasan/ide-ide dalam budaya maritim (perikanan kenelayanan, palayaran)


tentu sangat luas. Berkenan dengan pemanfaatan sumberdaya dan
rekayasa jasa-jasa laut, dalam kebudayaan maritim bugis, bajo,
makassar, mandar, dan buton mengakar beberapa gagasan utama
saling terkait yang banyak menjadi pedoman bagi keputusan/pilihan
prilaku usaha nelayan.

Sejak kurang lebih dua dakade terakhir ternyata juga sudah ada
sebagian nelayan berubah pandangan ketika diperhadapakan pada
berbagia realita, seperti populasi tripang, mutiara, dan beberapa spesies
biota bernilai ekonomi tinggi lainnya yang sudah menjadi biota langakah
akibat eksploitasi manusia. Kemudian diketahui pula adanya
banyak tempat terutama di indonesia bagian timur merupakan milik
komunal setempat, sedemikian juga adanya kawasan lindung dimana-
mana dikuasai pemerintah yang tidak boleh dimasuki nelayan.

b. sistem pengetahuan

sistem pengetahuan kebaharian dapat dikategorikan atas dua kategori,


yakni pengetahuan pelayaran, pengetahuan kondisi lingkungan dan
sumber daya laut, dan pengetahuan lingkungan sosial budaya. Bagai
masyarakat maritim, ketiga subsistem pengetahuan tersebut salaing
terkait secara fungsional antara satu dengan yang lainnya.
 Pengetahuan pelayaran
 Pengetahuan tentang lingkungan dan sumber daya laut
 Pengetahuan tentang lingkungan sosial

Pengetahuan akan kategori-kategori lingkungan social difungsikan oleh


masyarakat maritim (sebagai individu atau kelompok) acuan dalam
menentukan sikap dan langkah pembuatan keputusan.

c. Sistem Nilai

Sistem nilai merupakan bagian inti dari system budaya


(ideasional/kognitif/mental) yang saling terikat dengan sistem-sisitem
gagasan, pengetahuan, kepercyaan,normal/aturan, dan lain-lain dalam
kebudayaan bersangkutan. Sistem nilai berfungsi sebagia pedoman bagi
setiap individu atau kelompok (komunitas) dalam menentuakan sikap,
tindakan, dan mamaknai segala hal yang di anggap baik atau layak
dalam hubungan manusia dengan lingkungan, bekehidupan bersama,
berekonomi, berkesenian dan lain-lain.

d. Sistem Norma/Aturan

sistem norma/aturan dalam setiap kebudayaan, termaksud


kebudayaan maritim, tentu saja berfungsi mengatur secara khusus
perangkat-perangkat tindakan kelompok atau individu dalam sumua
bidang kehidupan. Untuk kegiatan-megiatan pelyaran dan perikanan,
misalnya ada berbagai bentuk norma/aturan adat rekayasa kelompok
atau komunitas setempat yang tradisional sifatnya dan ada pula
bentukan pemerintah yang formal siftanya. Diasumsikan bahwa
norma/aturan, baik inforamal traidsiaonal maupun foramal yang baru,
beradsarkan pada pandangan dan nilai-nilai budaya yang dianut.
2. Bahasa

Bahasa yang digunakan masyarakat maritim banyak berebda dengan yang


digunakan masyarakat didarat meskipun berasal dari suku bangsa yang sama.
Perbedaan itu bukan dari segi tata bahasa / gramtikannya, tetapi dalam hal
perbendaharaan dan pemaknaan kata-kata yang diucapkan sehari-hari
menamai unsur-unsur dan gejala alam fisik dan flora-fauna yang
dimanfaatkan, lingkungan sosial untuk bergaul dan bekerjasama, sektor kerja dan
teknologi yang diterapkan dan lain-lain.

3. Oragnisasi Sosial

Dalam masyarakat maritim, kelompok kerja/organisasi sosial yang merupakan


salah stu unsur universal kebudayaan membutuhkan secara mutlak,
bahkan melebihi masyarakat petani, peternak, pemburu dan peramu, pekerja
sektor informal dan formal, dan sebagainya yang ada didarat. Bagi masyarakat
nelayan dan pelayar dalam sebuah tingkat peradaban, menurut bahan etnografi
kelompok kerja/organisasi sosial itu mempunyai multifungsi yang kompleks.
Sekurang-kurangnya ada empat fungsi utama yang berkaitan dari kelompok
kerja/organisasi sosial mutlak diperlukan, yakni:

1. Meringankan dan menyederhanakan pekerjaan berat dan rumit dilaut


2. Mekanisme perolehan modal dan pemasaran tangkapan
3. Wadah dan media pembelajaran pengetahuan, keterampilan kerja, dan
kepribadian kebaharian.
4. Lembaga dan media tolong menolong dan sekuritas sosial.
5. Mekanisme distribusi resiko bahaya kerugian ekonomi dan bahaya
maut serta meringankan beban psikologis dan tanggung jawab sosial.

4. Sistem Teknologi Kebaharian

Salah satu pembeda utama antara kebudayaan masyarakat maritim dan


darat yang sekaligus menjadi keunikan yang mencolok ialah komleksitas
tipe/bentuk dan variasi teknologi digunakan. Kompleksitas tipe dan variasi
teknologi kebaharian tersebut menunjukkan perbedaan dari daerah suku bangsa
ke dareah suku bangsa lainnya di dunia. Bebagai faktor yang menyumbang
kepada diversitas dan variasi tipe teknologi kebaharian ialah faktor
kreativitas dan inovatif lokal, sifat proses difusi unsur-unsur teknologi kebaharian
yang cepat, dan sikap keterbukaan masyarakat maritim merespons perubahan
dari luar.

5. Seni Kebaharian

Kebudayaan maritim juga tidak luput dari unsur kesenian, terutama seni-seni
arstektur/konstruksi kapal/perahu dan layar, ukir dan gambar dengan motif-motif
dan waran cet, lagu dan musik. Perahu-perahu jawa dan bali, india dan cina
banyak dicirikan dengan ukiran dan gambar binatang dengan kombinasi warna
cet. Ukiran dangambar tersebut selain berfungsi seni, juga memuat makna akan
gagagsan dunia dan keyakinan religius.

6. Sistem Religi dan Kepercayaan

Pada esensinya, unsur religi dari suatu kebudayaan berfungsi untuk pemenuhan
kebutuhan manusia akan hubungan atau kesatuannya dengan tuhan yang
maha kuasa, pencipta alam semesta dan segala isinya. Berikut, agama secara
ideal dipahami sebagai yang berfungsi regulasi berkehidupan bersama,
berhubungan dengan dan pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai
berkah dari-Nya. Agama dengan demikian, dipahami sebagai pdoman
kehidupan masyarakat manusia untuk selamat dunia dan akhirat,

7. Sistem Ekonomi Kebaharian

Konsep sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi kebaharian, dipahami sebagai


saling keterkaitan antara subsistem –subsistem produksi, distribusi, dan omsumsi
dari satu sektor ekonomi dan keterkaitannya dengan pranata-pranata sosial
budaya lokal yang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal.
BAB V
PENUTUP

V. 1 KESIMPULAN

Dari hasil penulisan dan penelitian yang telah kami lakukan kami menarik suatu
kesimpulan sebgai berikut :

1. Konsep kebudayaan maritim dipahami sebagai system ideasional,


prilaku dan sarana dan prasarana yang digunakan masyaraka
pendukungnya dalan rangka pengelolaan sumber daya alam.
2. Unsur-unsur kebudayaan maritime saling terkait membentuk salah satu
kesatuan menyeluruh.
3. Bahasa budaya maritim berbeda dengan bahas budaya masyarakat
darat itu dilihat dari segi tata bahasanya sehari-hari yang diucapkan.
4. Sistem teknologi maritim berbda dengan teknologi darat dimana
perbedaannya diliat dari tipe dan variasi teknologinya.
5. Seni kebaharian dan di darat berbeda dari corak cet dan arsitektur, seni
kebaharian lebih mencolok dimana arsitektur di kapal atau perahu banyak
gambar-gambar binatang.

V. 2 SARAN-SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan, saya juga mengajukan beberapa


saran-saran sebagai berikut:

1. Kami harapkan partisipasi mahasiswa untuk lebih mengenal


kebudayaan maritime
2. Kami juga mengharapkan agar dosen lebih banyak memberitahukan
mahasiswa bagaimana kebudayaan maritim itu
3. Mengadakan pelestarian kebudayaan maritim.
DAFTAR PUSTAKA
Radi A.Gany, dkk. 1999. Kerangka kebijakan pengembangan pola ilmiah pokok
universitas hasanuddin. Ujung pandang : unhas

Tim pengajar WSBM Universitas Hasanuddin. Himpunan materi kuliah Wawasan


Sosial Budaya Maritim (WSBM). Makassar : unhas

http://budaya.com

http://kebudayaan.com
Makalah Wawasan Sosial Budaya Bahari
Maritim

Unsur-unsur Kebudayaan Maritim

Disusun Oleh :

Dzikri Ikhlasul Naufal ( D011181514 )

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019

You might also like